NIM : 07011282328041
KELAS/KAMPUS : A / INDRALAYA
FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
MATKUL : PENGANTAR ILMU POLITIK
BAB I
NEGARA
PENGERTIAN NEGARA
Negara adalah suatu organisasi teritorial yang mempunyai kekuasaan hukum
tertinggi dan ditaati oleh rakyat. Para ahli yang menganggap negara sebagai
aspekutama politik menaruh perhatian pada lembaga ini. Faktanya, definisi negara
yang digunakan oleh para sarjana yang mengikuti pendekatan institusional bersifat
tradisional dan cukup sempit.
A. Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan berasal dari kata “kuasa” yang berarti kemampuan atau
kesanggupan untuk melakukan sesuatu. Kekuasaan merupakan konsep yang sangat
penting dalam ilmu sosial pada umumnya dan dalam ilmu politik pada khususnya.
Pada hal ini politik mengasumsikan inti kekuasaan politik artinya memperjuangkan
dan mempertahankan kekuasaan. Kekuasaan erat kaitannya dengan pengaruh atau
mempengaruhi, kekuasaan pada umumnya berupa relasi dalam arti terdapat satu
pihak yang meguasai dan satu pihak yang tunduk, satu pihak memberikan perintah
dan satu pihak harus patuh pada perintah tersebut.
B. Sumber Kekuasaan
Sumber sumber dalam kekuasaan dapat dilihat berdasarkan pada 2 hal yaitu:
a. Kekuasaan berdasarkan pada kedudukan.
1) Kekuasaan formal atau legal, kekuasaan dalam hal ini diperoleh karena dipilih atau
ditunjuk dan diperkuat dalam aturan maupun perundangan- undangan secara sah.
2) Kendali atas Sumber dan Ganjaran, seseorang memiliki kekuasaan untuk
memimpin dan memberikan ganjaran kepada anggota yang berada di bawahnya.
3) Kendali atas hukum dan ganjaran, umumnya berkaitan dengan hukuman maka
ganjarannya akan terkait dengan kendali atas hukuman. Biasanya kepemimpinan
seperti ini berdasarkan rasa takut.
4) Kendali atas informasi, dalam hal ini pihak yang memegang sumber informasi
dapat menjadi pemimpin.
5) Kendali ekologik, sumber ini disebut juga rekayasa terhadap situasi, contohnya
kendali dalam hal penempatan jabatan oleh seorang pemimpin.
6) Kekuasaan kepribadian, hal ini didasarkan pada kepribadian seseorang atau
sifatnya yang mempunyai keterampilan atau keahlian, maupun kharismanya.
b. Kekuasaan pada sumber politik
1) Kendali terhadap proses pembuatan keputusan, kekuasaan seseorang untuk
membuat sebuah keputusan misalnya dalam sebuah organisasi ketua atau pimpinan
mempunyai kuasa untuk menetukan sebuah keputusan akan dibuat dan dilaksanakan.
2) Koalisi kepemimpinan atas dasar kekuasaan politik, ditentukan juga akan hak dan
wewenang dalam membuat kerjasama dengan pihak lain.
3) Partisipasi pimpinan dalam mengatur partisipasi anggotanya, artinya pemimpin
mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan bentuk partisipasi dan siapa saja
yang boleh terlibat.
4) Institusionalisasi, pemimpin mempunyai kekuasaan dalam penentuan dan
penetapan sesuatu sesuai tujuan dan fungsi institusi atau lembaganya.
Selain itu sumber kekuasaan juga diperoleh melalui legitimasi, kuasa atas sumber
informasi, keuangan, keahlian atau kritikalitas, hubungan sosial dalam masyarakat
dan karakter seseorang yang hebat.
C. Jenis-Jenis Kekuasaan
1. Legitimate Power
Kekuasaan yang sah juga dikenal sebagai kekuatan posisional. Ini berasal
dari posisi seseorang memegang dalam hierarki organisasi yang tinggi dan deskripsi
pekerjaan, misalnya pekerja junior perlu untuk melapor ke manajer dan manajer
memiliki kekuatan untuk menugaskan junior mereka. Kekuasaan posisional harus
dilaksanakan secara efektif, orang yang memanfaatkannya harus dianggap telah
mendapatkannya sah. Contoh kekuasaan yang sah adalah yang dipegang oleh CEO
perusahaan.
2. Expert Power
Pengetahuan adalah kekuatan. Seorang ahli memiliki pengetahuan atau
keahlian dalam bidang tertentu. Orang-orang seperti sangat dihargai oleh organisasi
untuk memecahkan masalah keterampilan mereka. Orang-orang yang memiliki
kekuasaan ahli dapat melakukan tugas-tugas penting dan karena itu dianggap sangat
diperlukan. Pendapat, ide dan keputusan orang dengan kekuatan ahli akan dianggap
tinggi oleh karyawan lain dan karenanya sangat mempengaruhi tindakan mereka.
Kepemilikan kekuasaan ahli biasanya batu loncatan untuk sumber daya seperti
tenaga sah. Misalnya, orang yang memegang kekuasaan ahli dapat dipromosikan ke
manajemen senior, sehingga memberinya kekuatan yang sah.
3. Referent Power
Kekuatan referen berasal dari hubungan interpersonal bahwa seseorang
memupuk hubungan dengan orang lain dalam organisasi. Orang memiliki kekuatan
referensi ketika orang lain menghormati dan sama seperti mereka. kekuatan referen
muncul dari karisma, sebagai orang yang karismatik mempengaruhi orang lain
melalui kekaguman, rasa hormat dan kepercayaan orang lain memiliki untuknya.
Kekuatan referen juga berasal dari hubungan pribadi bahwa seseorang memiliki
dengan orang-orang penting dalam hirarki organisasi, seperti CEO. Ini persepsi
hubungan pribadi bahwa dia telah yang menghasilkan kekuatannya atas orang lain.
4. Coercive Power
Kekuasaan koersif berasal dari kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain melalui ancaman, hukuman atau sanksi. Seorang anggota staf junior dapat
bekerja terlambat untuk memenuhi tenggat waktu yang telah diberikan. Untuk
menghindari tindakan tersebut, kekuasaan koersif ini dimiliki oleh atasannya untuk
menghukum, atau menegur karyawan lain. Kekuasaan koersif membantu mengontrol
perilaku karyawan dengan memastikan bahwa mereka mematuhi kebijakan dan
norma-norma organisasi.
5. Reward Power
Kekuatan Reward muncul dari kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
alokasi insentif dalam suatu organisasi. Insentif ini termasuk kenaikan gaji, penilaian
positif dan promosi. Dalam sebuah organisasi, orang-orang yang memegang
kekuasaan reward cenderung mempengaruhi tindakan karyawan lainnya. kekuatan
reward, jika digunakan dengan baik, sangat memotivasi karyawan. Tetapi jika itu
diterapkan melalui kasih, penghargaan listrik dapat sangat menurunkan moral
karyawan dan mengurangi output mereka.
D. Sifat-Sifat Kekuasaan
1. Position Power
Sifat Position Power adalah kekuasaan yang sudah dimiliki oleh seseorang
pada suatu organisasi. Sifat kekuasaan ini biasanya ada pada seseorang yang
memiliki jabatan di suatu organisasi. Dalam hal ini, jabatan yang dimaksud, seperti
ketua atau dewan pembina. Apabila seseorang sudah memiliki jabatan ketua, maka ia
sudah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengarahkan anak buahnya.
2. Personal Power
Sifat Personal power adalah kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang bukan
di organisasi melainkan dalam hubungan sosialnya. Dengan kata lain, seseorang itu
sudah memiliki jabatan di lingkungan masyarakat, seperti jabatan RT, RW, Kepala
Desa, dan sebagainya. Biasanya seseorang yang memiliki sifat Personal Power ini
namanya sudah di lingkungan masyarakatnya. Hampir sama dengan seseorang yang
memiliki kuasa di suatu organisasi, individu yang memiliki Personal Power juga
harus bisa mengarahkan anggota masyarakatnya agar menciptakan hubungan yang
harmonis. Apabila pemegang kuasa tidak bisa menciptakan hubungan yang harmonis
antar anggota masyarakat, maka bisa memunculkan kesalahpahaman antar anggota
masyarakat. Oleh sebab itu, dalam sifat Personal Power pemilik kuasa harus pandai
menjaga komunikasi dengan baik kepada seluruh anggotanya.
E. Kekuasaan negara
Kekuasaan negara adalah wewenang atau hak yang dimiliki oleh suatu
negara untuk mengatur dan mengendalikan segala aspek kehidupan masyarakat di
dalam wilayahnya. Kekuasaan negara meliputi kekuasaan politik, ekonomi, hukum,
dan lain sebagainya. Negara mempunyai kewenangan tertinggi dalam mengambil
keputusan dan menetapkan aturan yang harus ditaati oleh semua warga negara.
Kekuasaan negara memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas dan
keamanan suatu negara. Adanya kekuasaan negara juga membuat negara dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk memberikan perlindungan dan keadilan bagi
rakyatnya.
Kekuasaan ini terdiri dari 3 jenis kekuasaan, yang meliputi :
1. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang
undang.
2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
3. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang.
Jenis kekuasaan tersebut dikemukakan oleh Montesqieu yang lebih dikenal dengan
'Trias Politika'.
BAB III
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK
A. Pengertian Politik
Pengertian politik adalah perilaku manusia, baik berupa aktivitas atau pun
sikap yang bertujuan mempengaruhi atau mempertahankan tatanan sebuah
masyarakat dengan menggunakan kekuasaan.
B. Sejarah Politik
Sejarah politik adalah narasi dan analisis peristiwa, gagasan, gerakan, organ
pemerintahan, pemilih, partai, dan pemimpin politik. Sejarah politik saling terkait
dengan bidang kajian sejarah lainnya, terutama sejarah diplomasi, juga dengan
sejarah konstitusi dan sejarah publik.
Secara umum, sejarah politik berfokus pada peristiwa-peristiwa yang
berkaitan dengan negara-negara dan proses politik formal. Menurut Hegel, Sejarah
Politik "adalah gagasan tentang negara dengan kekuatan moral dan spiritual di luar
kepentingan materi pelajaran : itu diikuti bahwa negara merupakan agen utama dalam
perubahan sejarah" Ini salah satu perbedaan dengan, misalnya, sejarah sosial, yang
berfokus terutama pada tindakan dan gaya hidup orang biasa, atau manusia dalam
sejarah yang merupakan karya sejarah dari sudut pandang orang biasa.
Contoh sejarah politik di Indonesia ;
Indonesia masa pemerintahan Belanda.
Pemilihan Umum di Indonesia tahun 1955.
Masa orde lama Soekarno.
Masa orde baru Soeharto.
Masa reformasi Indonesia.
Masa IPT 1965
Politik pada dasarnya merupakan suatu fenomena yang sangat berkaitan
dengan manusia, yang pada kodratnya selalu hidup bermasyarakat. Manusia adalah
makhluk sosial, makhluk yang dinamis dan berkembang, serta selalu menyesuaikan
keadaan sekitarnya. Sebagai anggota masyarakat, seseorang atau kelompok tentu
terikat oleh nilai-nilai dan aturan-aturan umum yang diakui dan dianut oleh
masyarakat itu. Oleh karena itu, politik akan selalu menggejala, mewujudkan dirinya
dalam rangka proses perkembangan manusia.
Dengan keterkaitan hal di atas, maka manusia inti utama realitas politik,
apapun pengamatan atau analisa politik tidak dapat begitu saja meninggalkan
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa hakekat politik adalah perilaku manusia, baik
berupa aktivitas atau sikap yang bertujuan mempengaruhi atau mempertahankan
tatanan suatu masyarakat dengan menggunakan kekuasaan. Penyelenggaraan
kekuasaan secara konstitusional meliputi pembagian kekuasaan politik yang meliputi
masalah: sumber kekuasaan politik, proses legitimasi, pemegang kekuasaan tertinggi,
kekuasaan kekuasaan, fungsi-fungsi kekuasaan/tugas ringan dan tujuan politik
yang mudah dicapai.
C. Pendekatan Legal/Institusional
Pengertian Teori
Teori ketergantungan adalah kelompok yang menguruskan penelitiannya pada
hubungan antara negara dunia pertama dan dunia ketiga.
Sejarah singkat teori ketergantungan
Dari ketergantungan atau kelompok ini mulai pada tahun 1960an tetapi mulai
menarik perhatian besar pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an yang dirintis oleh
Paul Baran yang kemudian disusul oleh Andre Gundar Frank. (Kelompok ini bertolak
belakang dari konsep Lanin mengenai imperialisme.
Kelompok ini berpendapat bahwa imperialisme masih hidup, tetapi dalam
bentuk lain yaitu dominasi ekonomi dari negara negara kaya terhadap negara negara
yang kurang maju (Underdeveloperd). Negara negara maju memang sudah
melepaskan tanah jajahannya tetapi tetap mengendalikan atau mengontrol
ekonominya.)
Pembangunan yang dilakukan negara - negara yang kurang maju atau dunia
ketiga hampir selalu berkaitan erat dengan kepentingan pihak Barat yaitu:
1. negara bekas jajahan dapat menyediakan sumber daya manusia dan sumber daya
alam. (Investasi dari negara negara maju diuntungkan karena negara kurang maju
dapat memberlakukan gaji atau upah yang kecil bagi tenaga kerjanya,sewa tanah
yang rendah, dan bahan baku yang murah.)
2. Negara kurang maju dapat menjadi pasar untuk hasil produksi negara maju
sedangkan produksi untuk ekspor sering ditentukan oleh negara maju. (Eksploitasi ini
menyebabkan negara kurang maju mengalami kemiskinan terus menerus karena
pengaruh strategi ekonomi dan politik dari negara maju, dan kemiskinan
mencerminkan ketergantungan itu).
(Dari kedua kaitan yang saya sebutkan yang paling ekstrim) Menurut pelopor
Teori ketergantungan Andre Gundar Frank tahun 1960-an bahwa penyelesaian
masalah itu hanyalah melalui revolusi sosial secara global. SEmentara penulis lain
seperti Henrique Cardoso 1979 menganggap bahwa pembangunan yang independen
ada kemungkinan terjadi sehingga resolusi sosial tidak mutlak harus terjadi.