Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

1. Dr. Rahmat Muhammad, M.Si

KEKUASAAN DAN WEWENANG


MATA KULIAH SOSIOLOGI

KELOMPOK 5
AYESSA ZEREINA MAGHFIRA C021191017
MISKAH RAMDHANI MACHMOED C021191018
NUR FADILLAH ANNISA C021191040
NADIA KUSUMAH WARDANI C021191054
RUHUL FADHILAH AZZAHRA C021191065
Psikologi B 2019

Program Studi Psikologi


Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2020
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kepada khadirat Allah Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan pertolongannyalah kami mampu menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Kekuasaan dan Wewenang” dengan baik.
Penyelesaian tugas makalah ini dalam rangka pemenuhan salah satu tugas mata
kuliah Sosiologi yang diampu oleh Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M.Si.
Kami bersyukur penyusunan makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa
dan pihak yang telah membantu.
Meski penyusunan makalah in telah dilakukan secara maksimal, kami
menyadari masih terdapat kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Besar
harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan informasi dan pemahaman
baru bagi pembaca sehingga mampu mengambil manfaat dari makalah ini.

Makassar, 1 April 2020

Kelompok 5

ii
ABSTRAK

Wewenang dan Kekuasaan

Kelompok 5, Psikologi B 2019, Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran,


Universitas Hasanuddin, Makalah, April 2020, 3 bab, 12 Halaman.

Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memberikan infornasi dan
pemahaman baru mengenai kekuasaan dan wewenang dipandang dari ilmu
sosiologi bagi para pembaca. Manusia sebagai makhluk sosial senantisa
membentuk kelompok sosial untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Kekuasaan
merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak
penguasa. Hak legal penguasa dalam mengontrol anggotanya disebut wewenang.
Tetapi kekuasaan dan wewenang bersifat dinamis. Sosiologi mengakui kekuasaan
sebagai unsur yang sangat penting dalam kehidupan suatu masyarakat. Wewenang
merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat.

Kata kunci: kekuasaan, wewenang.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial senantisa membutuhkan orang
lain dalam kehidupannya. Hubungan sosial yang terjalin kemudian
membentuk kelompok sosial. Kelompok sosial terbentuk diberbagi bidang
kehidupan mulai dari keluarga hingga pusat pemerintahan suatu Negara.
Agar tercipta harmonisasi, regulasi, dan keteraturan dalam kelompok
sosial, peran pemimpin sangat penting untuk memberikan pengaruh
kepada anggotanya.
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan dan
kelebihan yang mampu mempengaruhi orang lan untuk mencapai suatu
tujuan. Dalam prosesnya, pemimpin tidak lepas dari istilah kekuasaan.
Kekuasaan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut
(Abdulsyani, 2007:136).
Sorang pemimpin memiliki kekuasaannya masing masing namun
dibatasi dengan seberapa besar lingkup pengaruh dari kekuasaannya.
Semakin tinggi posisi seseorang, maka pengaruh kekuasaannya akan
semakin luas. Dalam mengatur anggotanya, pemimpin mempunyai
wewenang dalam mengontrol dan memberikan arahan sebagai bentuk
kekuasaan yang ia miliki. Namun, kekuasaan tidak bersifat permanen dan
dapat berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi.

B. RUMUSAN MASALAH
Sejalan dengan latar belakang diatas, berikut rumusan masalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan kekuasaan?
2. Bagaimana cara mempertahankan kekuasaan?
3. Apa yang dimaksud dengan wewenang?
4. Apa saja bentuk wewenang?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEKUASAAN
Sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang sangat penting
dalam kehidupan suatu masyarakat. Penilaian baik atau buruk senantiasa
diukur dengan kegunaannya untuk mencapai suatu tujuan yang sudah
ditentukan. Kekuasaan sendiri memiliki sifat yang netral, maka menilai
baik atau buruknya harus dilihat pada penggunanya bagi keperluan
masyarakat. Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat.
Adanya kekuasaan cenderung tergantung dari hubungan antara pihak yang
memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dengan pihak lain
yang menerima pengaruh itu, baik secara rela ataupun terpaksa.
B. HAKIKAT KEKUASAAN DAN SUMBERNYA
Hakikat kekuasaan memiliki sifat yang dapat terwujud dalam
hubungan yang simetris dan asimetris. Dalam hubungan simetris, sifat dan
hakikat kekuasaan berupa hubungan persahabatan, hubungan sehari-hari,
hubungan yang bersifat ambivalen, dan pertentangan antara mereka yang
sejajar kedudukannya. Sedangkan dalam hubungan asimetris, sifat dan
hakikat kekuasaan diantaranya popularitas, peniruan, mengikuti perintah,
tunduk pada pemimpin formal atau informal, tunduk pada seorang ahli,
pertentangan antara mereka yang tidak sejajar kedudukannya, dan
hubungan sehari-hari. Kekuasaan dapat bersumber pada bermacam-macam
faktor seperti militer, ekonomi, politik, hukum, tradisi, dan idiologi.
C. UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA
Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia
maupun antarkelompok mempunyai beberapa unsur pokok, diantaranya
sebagai berikut :
1. Rasa takut
Orang yang mempunyai rasa takut akan berbuat segala sesuatu
yang sesuai dengan keinginan orang yang ditakuti agar terhindar

2
dari segala kesukaran yang akan menimpa dirinya seandainya dia
tidak patuh. Gejala ini dinamakan matched dependent behavior
yang tidak memiliki tujuan konkret bagi yang melakukannya.
2. Rasa cinta
Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada
umumnya positif. Rasa cinta yang efesien seharusnya dimulai dari
pihak penguasa. Apabila terdapat suatu reaksi positif dari
masyarakat yang dikuasai, kekuasaan akan dapat berjalan dengan
baik dan teratur.
3. Kepercayaan
Suatu kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan
langsung dari dua orang atau lebih, satu pihak secara penuh
percaya pada pihak lainnya, dalam hal ini pemegang kekuasaan,
terhadap segenap tindakan sesuai dengan peranan yang
dilakukannya. Unsur kepercayaan ini penting ditumbuhkan untuk
melanggengkan suatu bentuk kekuasaan.
4. Pemujaan
Di dalam sistem pemujaan, seseorang atau sekelompok orang
yang memegang kekuasaan mempunyai dasar pemujaan dari orang
lain. Akibatnya adalah segala tindakan penguasa dibenarkan atau
setidak-tidaknya dianggap benar.

Apabila dilihat dalam masyarakat, kekuasaan di dalam


pelaksanaannya dijalankan melalui saluran-saluran tertentu diantaranya
sebagai berikut :
1. Militer
Penguasa akan lebih banyak mempergunakan paksaan serta
kekuatan militer di dalam melaksanakan kekuasannya. Tujuan
utamanya untuk menimbulkan rasa takut dalam diri masyarakat
sehingga mereka tunduk kepada kemauan penguasa.

3
2. Saluran ekonomi
Dengan menggunakan saluran ekonomi, penguasa berusaha
untuk menguasai ekonomi serta kehidupan rakyat, dapat
melaksanakan peraturan-peraturannya, serta menyalurkan perintah-
perintah dengan dikenakan sanksi-sanksi yang tertentu.
3. Saluran politik
Melalui peraturan politik, penguasa dan pemerintah berusaha
untuk membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh
masyarakat.
4. Saluran tradisional
Saluran tradisional ini biasanya merupakan saluran yang paling
disukai, karena ada keselarasan antara nilai-nilai yang diberlakukan
dengan kebiasaan-kebiasaan atau tradisi dalam suatu masyarakat,
sehingga pelaksanaan kekuasaan dapat berjalan dengan lancar.
5. Saluran ideologi
Penguasa-penguasa dalam masyarakat biasanya mengemukakan
serangkaian ajaran- ajaran atau doktrin-doktrin yang bertujuan
untuk menerangkan dan sekaligus memberi dasar pembenaran bagi
pelaksanaan kekuasaannya. Hal itu dilakukan agar kekuasaannya
dapat menjelma menjadi wewenang.
6. Saluran-saluran lain
Untuk lebih menyalurkan pengaruhnya, penguasa biasanya tidak
hanya terbatas menggunakan saluran-saluran seperti di atas, tetapi
menggunakan berbagai saluran lain yang berupa komunikasi massa
baik berupa iklan, pamflet, surat kabar, radio, televisi, pagelaran
musik, atau apa saja yang dapat menarik simpati massa.
D. CARA-CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN
Kekuasaan yang telah dilaksanakan melalui saluran-saluran
sebagaimana diterangkan di atas memerlukan serangkaian cara atau usaha-
usaha untuk mempertahankannya. Setiap penguasa yang telah memegang
kekuasaan di dalam masyarakat, demi stabilnya masyarakat tersebut

4
mereka akan berusaha untuk mempertahankannya. Usaha-usaha yang
dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalam
bidang politik, yang dianggap merugikan kedudukan penguasa.;
peraturan-peraturan tersebut akandigantikannya dengan peraturan-
peraturan baru yang akan menguntungkan penguasa; keadaan
tersebut biasnya terjadi pada waktu akan ada pergantian kekuasaan
dari seorang penguasa kepada penguasa yang lain,
2. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan yang akan dapat
memperkokoh kedudukan penguasa ataugolongannya, sistem-
sistem itu meliputi ideologi, agama dan lainnya,
3. Menyelenggarakan administrasi dan birokrasi yang baik, yang
dianggap lebih memudahkan kehidupan orang banyak,
4. Senantiasa mengadakan konsolidasi secara horisontal dan vertikal.

Terdapat pula cara-cara yang dilakukan untuk memperkuat kedudukan,


yaitu :
1. Menguasai bidang-bidang kehidupan tertentu
2. Penguasaan bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat yang
dilakukan dengan paksa dan kekerasan.
E. BENTUK LAPISAN KEKUASAAN
Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat-masyarakat tertentu di
dunia ini beraneka macam dengan masing-masing polanya. Menurut
MacIver, terdapat tiga pola umum pada sistem lapisan kekuasaan atau
piramida kekuasaan, yaitu sebagai berikut :
1. Tipe kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah
yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada
masyarakat berkasta, di mana hampir tak terjadi gerak sosial
vertikal.
2. Tipe oligarkis yang masing mempunyai garis pemisah yang tegas.
Di setiap lapisan juga dapat dijumpai lapisan-lapisan yang lebih

5
khusus lagi, sedangkan perbedaan antara satu lapisan dengan
lapisan lainnya tidak begitu mencolok.
3. Tipe demokratis dibuktikan oleh anggota-anggota partai politik
yang dalam suatu masyarakat demokratis dapat mencapai
kedudukan-kedudukan tertentu melalui partai.
F. WEWENANG
Wewenang merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang atau
sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan
dari masyarakat. Karena memerlukan pengakuan masyarakat, maka di
dalam suatu masyarakat yang susunannya sudah kompleks dan sudah
mengenal pembagian kerja yang terinci, wewenang biasanya terbatas pada
hal-hal yang diliputinya, waktunya dan cara menggunakan kekuasaan itu.
Wewenang dimaksudkan sebagai suatu hak yang telah ditetapkan
dalam tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan
keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah penting, dan untuk
menyelesaikan pertentangan-pertentangan. Tekanannya adalah pada hak
dan bukan pada kekuasaan. Dipandang melalui sudut masyarakat,
kekuasaan tanpa wewenang merupakan kekuatan yang tidak sah.
Kekuasaan harus mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari
masyarakat agar menjadi wewenang. Terdapat beberapa bentuk
wewenang, diantaranya sebagai berikut :
1. Wewenang Kharismatis, Tradisional, dan Rasional (Legal)
Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan
pada kharisma, yaitu suatu kemampuan khusus yang ada pada diri
seseorang karena anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang-
orang di sekitarnya mengakui akan adanya kemampuan tersebut atas
dasar kepercayaan dan pemujaan. Wewenang kharismatis akan tetap
bertahan selama dapat dibuktikan keampuhannya. Contohnya nabi,
para rasul, penguasa-penguasa terkemuka dalam sejarah, dan
seterusnya.

6
Wewenang tradisional dapat dimiliki oleh seseorang maupun
sekelompok orang. Wewenang tradisional yang dimiliki oleh
seseorang atau sekelompok orang bukan karena mereka mempunyai
kemampuan-kemampuan khusus seperti pada wewenang kharismatis,
melainkan karena kelompok tersebut mempunyai kekuasaan dan
wewenang yang telah melembaga dan bahkan menjiwai masyarakat.
Wewenang tradisional dapat juga berkurang dan bahkan hilang karena
pemegang wewenang tidak dapat mengikuti perkembangan
masyarakat.
Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan
pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat. Di dalam
masyarakat yang demokratis sesuai dengan sistem hukumnya, orang
yang memegang kekuasaan diberi kedudukan menurut jangka waktu
tertentu dan terbatas. Gunanya supaya orang-orang yang memegang
kekuasaan tersebut akan dapat menyelenggarakannya sesuai dengan
kepentingan masyarakat.
2. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi
Wewenang resmi sifatnya sistematis, dapat diperhitungkan dan
rasional. Biasanya wewenang ini dapat dijumpai pada kelompok-
kelompok besar yang memerlukan aturan tata tertib yang tegas dan
bersifat tetap. Walaupun demikian, dalam kelompok- kelompok besar
dengan wewenang resmi tersebut, bukan tidak mungkin timbul
wewenang yang tidak resmi. Sebaliknya di dalam kelompok-
kelompok yang kecil mungkin saja ada usaha-usaha untuk menjadikan
wewenang yang tidak resmi menjadi wewenang resmi, hal mana
biasanya disebabkan oleh terlalu seringnya terjadi pertentangan-
pertentangan dalam kelompok kecil tersebut sehingga untuk
mempertahankan keberadaannya diperlukan aturan- aturan yang lebih
tegas, tetap, dan mengikat.

7
3. Wewenang Pribadi dan Teritorial
Wewenang pribadi sangat bergantung pada solidaritas dan rasa
keberasamaan yang tinggi dari anggota-anggota suatu kelompok.
Struktur wewenang bersifat konsentris, artinya dari satu titik pusat lalu
meluas melalui lingkaran-lingkaran wewenang tertentu. Setiap
lingkaran wewenang dianggap mempunyai kekuasaan penuh di
wilayahnya masing-masing. Apabila bentuk wewenang ini
dihubungkan dengan bentuk yang berdasar hukum yang berlaku
seperti Max Weber, maka wewenang pribadi lebih didasarkan pada
tradisi daripada peraturan-peraturan.
Pada wewenang teritorial, maka wilayah tempat tinggal memegang
peranan yang sangat penting. Pada wewenang teritorial ada
kecenderungan untuk mengadakan sentralisasi wewenang yang
memungkinkan hubungan yang langsung dengan para warga
kelompok. Walaupun dikemukakan pembedaan antara wewenang
priadi dan teritorial, namun dalam berbagai keadaan kedua bentuk
wewenang tersebut dapat saja hidup secara berdampingan.
4. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh
Wewenang terbatas adalah wewenang yang sifatnya terbatas dalam
arti tidak mencakup semua sektor atau bidang kehidupan, akan tetapi
hanya terbatas pada salah satu sektor atau bidang saja. Misalnya,
seorang jaksa di Indonesia memiliki wewenang atas nama negara
menuntut seorang warga masyarakat yang melakukan tindak pidana,
akan tetapi jaksa tersebut tidak berwenang untuk mengadilinya.
Suatu wewenang menyeluruh berarti wewenang yang tidak dibatasi
oleh bidang-bidang kehidupan tertentu. Contohnya adalah apabila
setiap negara mempunyai wewenang yang menyeluruh atau mutlak
untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Jadi, terbatasnya atau
menyeluruhnya suatu wewenang bersifat tergantung dari sudut
penglihatan pihak-pihak yang ingin menyorotinya.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang sangat penting
dalam kehidupan suatu masyarakat. Penilaian baik atau buruk senantiasa
diukur dengan kegunaannya untuk mencapai suatu tujuan yang sudah
ditentukan. Kekuasaan sendiri memiliki sifat yang netral, maka menilai
baik atau buruknya harus dilihat pada penggunanya bagi keperluan
masyarakat. Hakikat kekuasaan memiliki sifat yang dapat terwujud dalam
hubungan yang simetris dan asimetris. Kekuasaan yang dapat dijumpai
pada interaksi sosial antara manusia maupun antarkelompok mempunyai
beberapa unsur pokok, diantaranya rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, dan
pemujaan. Kekuasaan di dalam pelaksanaannya dijalankan melalui
saluran-saluran tertentu diantaranya saluran militer, saluran ekonomi,
saluran politik, saluran tradisional, saluran ideologi, dan saluran lainnya.
Kekuasaan yang telah dilaksanakan melalui saluran-saluran memerlukan
serangkaian cara atau usaha-usaha untuk mempertahankannya. Kekuasaan
menurut MacIver memiliki tiga tipe umum yaitu tipe kasta, tipe oligarkis,
dan tipe demokratis. Wewenang merupakan kekuasaan yang ada pada
seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau
mendapat pengakuan dari masyarakat. Perbedaan antara kekuasaan dan
wewenang ialah bahwa setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak lain
dapat dinamakan kekuasaan.

B. SARAN
Untuk kesempurnaan pembuatan makalah ini, pembaca diharapkan
memberikan masukan-masukan agar makalah ini kedepannya bisa
mendekati kesempurnaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (2007). Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Damsar. (2015). Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Kencana.

Sarwono, S. W. (2001). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Soekanto, S. dan Budi Sulistyowati. (2017). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai