Disusun oleh:
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan kepada kami
untuk dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Perilaku Organisasi yang berjudul
“Kekuasaan dan Politik” Makalah ini disusun agar pembaca dan pendengar dapat memahami
tentang Kekuasaan dan Politik melalui sajian dari berbagai sumber.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Saepudin, MA., Rektor Institut Agama Islam Bakti Negara Tegal.
2. Drs. H. Sururi, M. Hum., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
3. Agama Islam Bakti Negara Tegal.
4. Alip Toto Handoko, SE., MM., Ketua Prodi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam
Bakti Negara Tegal.
5. Alip Toto Handoko, SE., MM., Dosen Pengampu mata kuliah Perilaku Organisasi
6. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Institus Agama Islam Bakti Negara Tegal,
yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan. Semua rekan-rekan dan pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan
makalah ini agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kekuasaan
2. Untuk mengetahui kekuasaan dalam sebuah organisasi
3. Untuk mengetahui sumber dan dasar kekuasaan
4. Untuk mengetahui tipe – tipe kekuasaan
5. Untuk mengetahui sumber dan bentuk kekuasaan
6. Untuk mengetahui pengertian dari politik
7. Untuk mengetahui bagaimana perilaku politik
8. Untuk mengetahui bagaimana politik organisasional
9. Untuk mengetahui strategi politik
10. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis Kegiatan Politik Dalam Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kekuasaan
1. Pengertian kekuasan
Menurut Robbins dan Judge dalam Wibowo memberikan pengertian bahwa
kekuasaan menunjukkan pada kapasitas bahwa A harus memengaruhi perilaku B,
sehingga B bertindak menurut harapan A. Seseorang dapat mempunyai kekuasaan,
tetapi apabila tidak menggunakannya, maka menjadi kapasitas atau potensi Aspek
paling penting dari kekuasaan adalah fungsi dependen, ketergantungan. Semakin besar
B tergantung pada A, maka semakin besar kekuasaan A dalam hubungan tertentu.
Menurut Yuki dalam umam kekuasaan adalah potensi agen untuk
memengaruhi sikap dan perilaku orang lain (target person). Menurut Weber dalam
Umam (2012: 308), "mengatakan kekuasaan adalah kesempatan seorang atau
sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat atau kemauan-kemauan sendiri,
sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang
atau golongan- golongan tertentu." (Gibson, Ivancevich, Donnelly, 2012: 291)
Kekuasaan atau power adalah kemampuan membuat orang lain melakukan apa yang
diinginkan seseorang untuk mereka lakukan. Apabila dipergunakan untuk kebaikan
organisasi, kekuasaan merupakan kekuatan positif untuk mencapai efektivitas
organisasi tingkat tinggi.
Pengertian yang senada dikemukakan oleh Mcshance dan Von Glinow yang
menyatakan bahwa kekuasaan sebagai kapasitas seseorang, tim, atau organisasi untuk
memengaruhi orang lain. Kekuasaan juga diberi pengertian sebagai kemampuan
membujuk seseorang lain untuk melakukan sesuatu yang ingin kita lakukan atau
kemampuan membuat segala sesuatu terjadi atau membuat segala sesuatu dilakukan
dengan cara yang kita inginkan (Schermerhorn, Hunt, Osborn, dan Uhl Bien Bien,
2011: 278). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan adalah suatu
kapasitas dan kemampuan untuk menghasilkan dampak dan akibat pada orang lain.
Kekuasaan mengandung suatu kompetensi atau kemampuan yang belum tentu efektif
dilakukan. Bisa saja seseorang memiliki kekuasaan namun tidak digunakan olehnya.
Jadi, dia tidak akan terjadi jika tidak digunakan pemiliknya.
2. Kekuasaan Dalam Organisasi
Kekuasaan organisasi menurut Robbins dalam Sagala (2007: 48) adalah suatu
kapasitas yang dimiliki A untuk mempengaruhi perilaku B, sehingga B melakukan apa
yang mau atau tidak mau harus dilakukannya. Power bisa ada tanpa digunakan, oleh
karena itu orang dapat mempunyai power tetapi tidak memaksakan penggunaannya
Harsey dan Blanchard mengutip sejumlah pendapat para ahli mengenai power,
menurut pendapat Russell power adalah sebagai hasil dari akibat yang diinginkan,
menurut Beirstedt mendefinisikan power sebagai kemampuan menggunakan kekuatan,
sedangkan menurut Wrong membatasi arti kuasa sebagai keberhasilan mengendalikan
orang lain.
Defenisi tersebut menyiratkan: 1) Suatu potensial yang tidak perlu diaktualkan
menjadi efektif; 2) Suatu hubungan ketergantungan. Manajer memproleh power dari
sisi organisasi dan individual karena posisinya di organisasi. Konsep kekuasaan
sebagai kenyataan dalam organisasi, dengan kekuasaan peran manajer mengendalikan,
evaluasi prestasi, dan promosi diartikan sebagai pengaruh sumberdaya yang
memungkikan menimbulkan kepatuhan sebagai "potensi mempengaruhi" orang lain.
Penggunaan kekuasaan (power) menghasilkan perubahan probabilitas bahwa
seseorang atau sekelompok orang akan melakukan perubahan sesuai yang diinginkan.
Karena itu, kekuasaan (power) adalah kemampuan menggunakan kekuatan dimana
suatu kapasitas yang dimiliki A untuk mempengaruhi perilaku B, sehingga B
melakukan apa yang mau atau tidak mau harus dilakukannnya dimana kekuatan
maksimum yang dapat dilakukan A terhadap B, dikurangi dengan kekuatan
maksimum yang dapat dimobilisasi B, dengan arah yang berlawanan sebagai akibat
yang diingikan tanpa pada keberhasilan mengendalikan orang lain.
Selain itu, ada juga cara-cara mempertahankan kekuasaan. Ada empat cara,
untuk mempertahankan kekuasaa, yaitu:
Ada beberapa macam kekuasaan yang bersumber pada suatu hal, antara lain: