Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU

Veni Soraya Dewi, M.Si.

DISUSUN OLEH

Didia Seklince Meres 22.0102.0003


Yunita 22.0102.0004
Aisyah Ayu Saharani 22.0102.0014
Isnaini Chalivah 22.0102.0016
Ar raafi Luhur Saputra 22.0102.0037

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perilaku Organisasi, dengan judul “Kekuasaan dan
Politik dalam Organisasi”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Magelang, 12 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3
BAB I .........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................4
LATAR BELAKANG .............................................................................................................4
BAB II ........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .........................................................................................................................6
1. Definisi Kekuasaan Dalam Organisasi ..............................................................................6
2. Definisi Kekuasaan Menurut Para Ahli .............................................................................6
3. Perbedaan Kepemimpinan Dan Kekuasaan .......................................................................6
4. Dasar Kekuasaan ..............................................................................................................7
5. Sumber Kekuasaan Struktural ...........................................................................................8
6. Taktik Kekuasaan .............................................................................................................9
8. Beberapa Cara yang Dilakukan Manajer untuk Melindungi Diri Mereka Sendiri dan
Karyawanya .......................................................................................................................... 10
9. Definisi Politik dalam Organisasi ................................................................................... 10
10. Munculnya Politik dalam Organisasi ........................................................................... 10
11. Perilaku Politik dalam Organisasi................................................................................ 11
12. Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap Perilaku Politik ......................................... 11
13. Etika dalam Berperilaku Politik ................................................................................... 12
BAB III ..................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................ 13
Kesimpulan ........................................................................................................................... 13
Saran ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ada beberapa studi tentang kekuasaan dan politik dalam organisasi. Berbagai studi
justru menimbulkan kesimpulan yang berbeda. Kekuasaan dan politik memang seperti itu
ada dan dialami dalam setiap kehidupan, tetapi agak sulit diukur, tetapi penting dalam
bidang perilaku organisasi, karena dapat mempengaruhi perilaku orang orang-orang dalam
organisasi.
Artinya, ketika interaksi individu memengaruhi tindakan orang lain dengan
demikian munculnya interaksi tersebut merupakan pertukaran kekuasaan. Kekuasaan
adalah kualitas dalam interaksi antara dua orang atau lebih.
Politik bukan hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga terjadi
pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan pada unit
keluarga. Politik merupakan suatu jaringan interaksi antarmanusia dengan kekuasaan
diperoleh, ditransfer, dan digunakan. Politik yang dijalankan untuk menyeimbangkan
individu karyawan dan manajer, serta kepentingan organisasi. Ketika keseimbangan
tersebut tercapai, maka kepentingan akan mendorong dan mendorong kepentingan
organisasi.

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan kekuasaan dalam organisasi?
2. Apa saja definisi kekuasaan menurut para ahli?
3. Apa perbedaan kepemimpinan dan kekuasaan?
4. Apa saja dasar kekuasaan?
5. Apa sumber kekuasaan struktural?
6. Apa saja taktik kekuasaan?
7. Apa definisi politik dalam organisasi?
8. Apa saja sebab munculnya politik dalam organisasi?
9. Apa saja perilaku politik dalam organisasi?
10. Apa faktor perilaku politik?
11. Bagaimana etika dalam berperilaku politik?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi kekuasaan dalam organisasi.
2. Untuk mengetahui definisi kekuasaan menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui perbedaan kepemimpinan dan kekuasaan.
4. Untuk mengetahui dasar kekuasaan.
5. Untuk mengetahui sumber kekuasaan struktural.
6. Untuk mengetahui taktik kekuasaan.
7. Untuk mengetahui definisi politik dalam organisasi.
8. Untuk mengetahui sebab munculnya politik dalam organisasi.
9. Untuk mengetahui perilaku politik dalam organisasi.
10. Untuk mengetahui faktor-faktor perilaku politik.
11. Untuk mengetahui etika dalam berperilaku politik.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Definisi Kekuasaan Dalam Organisasi
Pada hakikatnya penggunaan kekuasaan dalam politik bertujuan untuk mengatur
kepentingan masyarakat seluruhnya atau dalam organisasi, bukan untuk kepentingan
pribadi ataupun kelompok. Konsep kepemimpinan dan kekuasaan telah melahirkan suatu
minat yang besar kadang-kadang menimbulkan kebiasaan sepanjang perkembangan
pemikiran manajemen. Konsep kekuasaan erat sekali hubungannya dengan konsep
kepemimpinan dan politik.
Kekuasaan sering kali diartikan sebagai pengaruh atau otoritas. Seseorang memiliki
kekuasaan dikatakan sebagai seseorang jika dapat berpengaruh atau seseorang mempunyai
otoritas/wewenang untuk melakukan sesuatu. Esensi kekuasaan adalah kendali atas
perilaku orang lain. Kekuasaan adalah kekuatan yang kita gunakan agar sesuatu hal terjadi
dengan cara disengaja.
2. Definisi Kekuasaan Menurut Para Ahli
1) Robbins and Judge (2008)
Kekuasaaan adalah kemampuan yang dimiliki, contoh adalah si A untuk
mempengaruhi perilaku si B, sehingga si B bertindak sesuai dengan harapan si A.
Aspek paling penting dari kekuasaan adalah fungsi ketergantungan. Semakin besar B
tergantung pada A, maka semakin besar kekuasaan A dalam hubungan tertentu.
2) Charles E. McClelland (1982)
Kekuasaan adalah satu jenis kebutuhan yang dipelajari selama periode masa kecil dan
dewasa seseorang.
3) Richard L. Daft (2006)
Kekuasaan merupakan kekuatan yang ada dalam organasasi sulit untuk diserap, tidak
bisa dilihat, tetapi memberikan efek yang dapat dirasakan. Ini lebih menekankan
pemahaman bahwa kekuasaan adalah kemapuan untuk meraih tujuan atau hasil yang
dikehendaki oleh pemegang kekuasaan.
4) Wagner and Hollenbeck (2005)
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, dan
kemampuan untuk mengatasi (bertahan dari) pengaruh orang lain yang tidak
diinginkan.
5) Luthans (2006)
Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi perilaku, mengubah peristiwa,
mengatasi perlawanan, dan meminta orang melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka
lakukan.
3. Perbedaan Kepemimpinan Dan Kekuasaan
Kekuasaan tidak memerlukan kesesuaian tujuan, hanya ketergantungan semata.
Kepemimpinan, pada sisi lain memerlukan beberapa kesesuaian diantara tujuan - tujuan
pemimpin dengan yang dipimpin.
Perbedaan kedua terkait dengan arahan dari pengaruh. Kepemimpinan
menitikberatkan pada pengaruh ke arah bawah kepada para pengikut. Hal ini dapat
meminimalkan pentingnya pola pengaruh yang lateral dan ke arah bawah. Kekuasaan tidak
demikian. Masih dalam perbedaan lainnya, riset mengenai kepemimpinan pada sebagian
besar bagian, lebih menekankan pada gaya.
Mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Seberapa suportifkah para
pemimpin yang seharusnya? Berapa banyak pengambilan keputusan yang harus dibagikan
dengan pars pengikut? Sebaliknya, riset mengenai kekuasaan menitiberatkan pada taktik
untuk memperoleh kepatuhan. Ini melampaui individu sebagai pelaksana kekuasaan,
karena kelompok sama halnya dengan para individu dapat menggunakan kekuasaan untuk
mengendalikan para individu atau kelompok lainnya.
4. Dasar Kekuasaan
1) Kekuasaan Formal
 Kekuasaan Paksaan
Dasar kekuasaan paksaan bergantung pada ketakutan atas hasil yang negatif
akibat kegagalan untuk memenuhi. Hal ini bertumpu pada penerapan, atau
ancaman penerapan, atas sanksi fisik seperti timbulnya rasa sakit, frustasi atas
hambatan pergerakan, atau mengendalikan dengan kekuatan dasar psikologis
atau kebutuhan keamanan.
Pada level organisasi, A memiliki kekuasaan untuk memaksa atas B jika A
dapat memberhentikan, menangguhkan, atau menurunkan B, mengasumsikan
B menilai pekerjaannya. Jika A dapat menugaskan aktivitas kerja kepada B
sesuatu yang tak menyenangkan, atau memperlakukan B dalam hal memalukan
B, maka A memiliki kekuasaan untuk memaksa atas B. Kekuasaan untuk
memaksa dapat juga berasal dari penahanan informasi yang penting Orang-
orang di dalam organisasi yang memiliki data atau pengetahuan yang
diperlukan oleh orang lain maka dapat membuat yang lainnya
bergantung pada mereka.
 Kekuasaan Imbalan
Kebalikan dari kekuasaan untuk memaksa adalah kekuasaan imbalan,
kepada orang orang yang patuh karena menghasilkan manfaat yang positif,
seseorang yang dapat mendistribusikan imbalan yang mana orang lain akan
memandangnya berharga akan memiliki kekuasaan atas mereka. Pemberian
imbalan ini dapat berupa keuangan-misalnya mengendalikan tingkat gaji,
kenaikan, dan bonus-atam nonkeuangar, meliputi penghargaan, promosi,
penugasan pekerjaan yang menarik, para kolega yang ramah, dan sif kerja atau
wilayah penjualan yang lebih disukai
 Kekuasaan Legitimasi
Kekuasaan yang diterima oleh sesorang sebagai hasil dari posisinya di dalam
hierarki formal suatu organisasi. Dalam kelompok dan organisasi yang formal,
kemungkinan sebagian besar akses ke salah satu atau lebih dasar kekuasaan
adalah melalui kekuasaan legitimasi. Kekuasaan ini merepresentasikan
wewenang formal untuk mengendalikan dan menggunakan sumber daya
organisasi yang didasarkan pada posisi struktural di dalam organisasi.
2) Kekuasaan Pribadi
 Kekuasaan Karena Keahlian
Merupakan pengaruh yang dikerahkan sebagai hasil dari keahlian,
keterampilan khusus, atau pengetahuan. Seiring dengan pekerjaan menjadi
lebih terspesialisasi, kita menjadi semakin bergantung pada para ahli untuk
mencapai tujuan. Secara umum diakui bahwa para dokter yang memiliki
keahlian tertentu dan itulah yang dinamakan dengan kekuasaan karena
keahlian. Sebagian besar dari kita mengikuti nasihat dari dokter kita. Para ahli
komputer, akuntan pajak, ekonomi, ahli psikologi industri, dan para ahli
spesialis lainnya yang mengerahkan kekuasaan sebagai hasil dari
keahlian mereka.
 Kekuasaan Acuan
Bentuk kekuasaan ini adalah tentang manajemen yang didasarkan pada
kemampuan untuk memberikan rasa penerimaan kepada seseorang. Pemimpin
yang memiliki kekuasaan ini sering dilihat sebagai panutan yang dikagumi,
sering memberikan apresiasi, dan berpengaruh kuat dalam kelompok
karena kepribadiannya.
5. Sumber Kekuasaan Struktural
Sumber kekuasaan struktural merupakan sumber dan penggunaan kekuasaan pada tingkat
bagian atau kelompok, khususnya departemen yang ada di dalam suatu organisasi memiliki
nilai yang tinggi dalam studi tentang perilaku organisasional. Menurut (Saunders, 1990,
Brooks, 2006) bahwa kekuasaan pada tingkat departemen, bagian atau kelompok dapat
diperoleh dari 5 (lima) sumber yang potensial, mungkin saja saling terjadi tumpang - tindih
antara lain sebagai berikut:
a) Ketergantungan
Jika departemen A bergantung pada departemen B untuk informasi atau kerjasama
lainnya untuk dapat mengerjakan tugasnya dengan efektif, maka departemen B
memiliki sumber kekuasaan terhadap departemen A
b) Kesentralan
Merupakan ukuran tingkat pentingnya suatu departemen bekerja untuk tujuan
utama organisasi Secara alternatif dapat dianggap sebagai suatu ukuran seberapa
besar departemen tersebut tidak dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Semakin
penting departemen tersebut bagi organisasinya, maka akan semakin besar
kekuasaannya
c) Sumber dana
Departemen yang menghasilkan sumber dana sendiri, khususnya jika mereka
mampu menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan departemen lainnya,
akan mendapatkan keuntungan dari sumber kekuasaan ini.
d) Ketidak berlanjutan
Berhubungan dengan tingkat pentingnya departemen tersebut. Keberlanjutan
adalah suatu ukuran seberapa mudah fungsi dari departemen tersebut digantikan
oleh yang lain. Departemen yang mudah ditutup karena dapat digantikan fungsinya,
akan memiliki kekuasaan yang rendah.
e) Menghadapi ketidakpastian
Departemen yang memiliki kemampuan menurunkan ketidak-pastian bagi
departemen yang lain, akan memiliki kekuasaan yang lebih besar. Departemen
yang memiliki kekuasaan lebih tinggi akan memiliki daya tawar (dan pengaruh
yang lebih besar dibandingkan departemen yang memiliki kekuasaan lebih rendah).
6. Taktik Kekuasaan
Untuk mendapatkan kekuasaan kita memerlukan taktik tertentu. Taktik kekuasaan adalah
cara dimana individu menerjemahkan basis kekuasaan ke dalam tindakan spesifik Menurut
Robbins dan judge dalam Wibowo (2014) mengidentifikasi adanya 9 [sembilan taktik
adalah sebagai berikut:
1 Legitimasi
Mendasarkan pada posisi kewenangan kita atau mengajukan permintaan sesuai
dengan kebijakan atau aturan organisasional
2 Bujukan yang rasional
Menunjukkan argumen yang logis dan kejadian faktual untuk menunjukkan bahwa
permintaan adalah masuk akal
3 Daya tarik yang menjadi sumber inspirasi
Membangun komitmen emosional dengan membandingkan pada nilai target,
kebutuhan, harapan, dan aspirasi
4 Konsultasi
Meningkatkan dukungan target dengan melibatkan mereka dalam memutuskan
bagai mana kita akan menyelesaikan rencana kita
5 Pertukaran
Menghargai target dengan manfaat atau keuntungan dalam pertukaran untuk
memenuhi permintaan
6 Daya tarik pribadi
Meminta kepatuhan didasarkan pada persahabatan atau loyalitas
7 Menjilat
Menggunakan bujukan, pujian, atau perilaku bersahabat sebelum membuat
permintaan
8 Tekanan
Menggunakan peringatan, permintaan berulang, dan ancaman
9 Koalisi
memperoleh bantuan atau dukungan orang lain untuk membunjuk target
untuk menyetujui.

Pelecehan seksual: ketidakseimbangan kekuasaan di tempat kerja


Pelecehan seksual yaitu segala aktivitas yang bersifat seksual yang tidak diinginkan
dan memengaruhi pekerjaan seorang individu, serta menciptakan suasana kerja yang tak
nyaman. Pelecehan seksual adalah masalah kekuasaan, yaitu seorang individu mencoba
mengancam individu lainnya. Tindakan ini salah. Dan, berbuat tidak senonoh terhadap
perempuan atau laki-laki manapun menyalahi hukum. Hal ini dapat dicegah, maka dari itu
peran seorang manager dalam mencegah pelecehan seksual sangat penting.
Beberapa Cara yang Dilakukan Manajer untuk Melindungi Diri Mereka Sendiri dan
Karyawanya
a) Memastikan suatu kebijakan aktif yang mendefinisikan apa yang merupakan pelecehan
seksual
b) Meyakinkan para pekerja bahwa mereka tidak akan berhadapan dengan pembalasan jika
mereka menyampaikan keluhan
c) Menginvestigasi seluruh keluhan, dan memberitahukan kepada departemen hukum dan
sumber daya manusia
d) Memastikan para pelanggar diberikan kedisiplinan atau diberhentikan
e) Menetapkan seminar – seminar di perusahaan untuk meningkatkan kewaspadaan dari para
pekerja atas persoalan pelecehan seksual.
7. Definisi Politik dalam Organisasi
Politik organisasi adalah tindakan individu yang dipengaruhi oleh tujuan
pencapaian kepentingan pribadi tanpa memperhatikan atau menghargai orang lain atau
organisasi. Pada umumnya apabila orang orang berkumpul dalam suatu kelompok atau
organisasi kekuasaan akan muncul. Di antara orang orang tersebut akan muncul segelintir
yang ingin membangun peluang peluang yang dapat digunakan untuk mempengaruhi orang
lain. memperoleh imbalan, atau memajukan karirnya. Maka apabila terdapat seseorang
yang merubah kekuasaan menjadi tindakan dalam organisasi, maka ia sedang sibuk
berpolitik. Bagi mereka yang memiliki keterampilan politik yang baik akan mempunyai
kemampuan menggunakan dasar-dasar kekuasaan secara efektif.
8. Munculnya Politik dalam Organisasi
1) Perubahan Struktural
Misalnya reorganisasi jabatan, dapat menggangung hubungan otoritas dan
kekuasaan. Reorganisasi seperti perubahan tugas dan wewenang juga berdampak atas
dasar kekuasaan akibat ketidak-menentuan strategis. Untuk alasan in, reorganisasi
membawa ke arah maraknya kegiatan politik dalam organisasi, Para manajer secara
aktif menawar dan menegosiasi guna memelihara wewenang dan kekuasaan yang
mereka miliki Merger dan akuisisi juga kerap membawa kegiatan politik yang bersifat
eksplosif yang sangat mungkin bisa menyebabkan terjadinya kerusakan sendi-sendi
demokrasi yang telah dibangun dengan susah payah dalam organisasi.
2) Suksesi Manajemen
Perubahan komitmen organisasional seperti rekrutmen eksekutif baru, promosi, dan
transfer karyawan punya signifikansi politik yang besar, khususnya pada level
organisasi puncak dimana ketidakmenentuan demikian tinggi dan jaringan
kepercayaan, kerjasama, dan komunikasi di antara eksekutif adalah penting. Keputusan
rekrutmen dapat melahirkan ketidakmenentuan, pertentangan wacana, dan
ketidaksetujuan. Manajer dapat menggunakan perekrutan dan promosi guna
memperkuat jaringan aliansi dan koalisi dengan menempatkan orang-orangnya sendiri
dalam posisi kunci.
3) Alokasi Sumber Daya
Alokasi sumberdaya memotong seluruh sumberdaya yang dibutuhkan bagi kinerja
organisasi, termasuk gaji. anggaran, pekerja, fasilitas kantor, perlengkapan,
penggunaan transportasi kantor dan sebagainya Sumber daya adalah penting sehingga
bahwa ketidaksetujuan untuk memprioritaskan salah satu sumber daya mungkin
mengemuka. Dalam konteks in proses-proses politik membantu
menyelesaikan dilema ini.
9. Perilaku Politik dalam Organisasi
 Perilaku Politik yang Tepat
Perilaku politis yang tepat mengacu kepada politik sehari-hari yang normal, misalnya:
• mengemukakan keluhan kepada pembina atau atasan langsung, melalui rantai
komando,
• membentuk koalisi,
• merintangi kebijakan atau keputusan organisasi dengan tidak bertindak atau
mematuhi secara berlebihan aturan-aturan dan mengembangkan kontak di luar
organisasi melalui kegiatan profesional seseorang.
 Perilaku Politik yang Tidak Tepat
Perilaku politis yang tidak tepat adalah perilaku yang melanggar aturan organisasi,
misalnya
• individu yang memainkan bola keras,
• seperti sabotase,
• pengungkapan penyelewengan,
• tidak masuk kerja dengan alasan yang dibuat-buat
10. Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap Perilaku Politik
Pada tataran individu, para peneliti telah mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian tertentu,
kebutuhan dan beberapa faktor lain yang dapat dikaitkan dengan perilaku politik seseorang.
Dalam hal sifat, kita menemukan bahwa para karyawan yang mampu merefleksi diri secara
baik (high self-monitor) memiliki pusat kendali (locus of contol) internal, dan memilki
kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan pnya kemungknan lebih besar untuk terlibat dalam
perilaku politik.
 Faktor-faktor Individu:
1. Kemampuan merefleksi diri yang baik
2. Pusat Kendali Internal
3. Kepribadian yang lincah
4. Investasi Organisasi
5. Alternatif pekerjaan lain
6. Harapan akan kesuksesan
 Faktor Organisasi
Ketika organisasi melakukan perampingan untuk meningkatkan efisiensi, pengurangan
sumber daya harus dilakukan. Terancam kehilangan sumber daya, orang bisa terlibat dalam
tindakan politik untuk mengamankan apa yang mereka miliki. Tetapi perubahan apapun,
khususnya yang mengimplikasikan realokasi sumber daya dalam organisasi secara signifikan,
berkemungkinan merangsang timbulnya konflik dan meningkatkan politisasi.
Faktor – faktor Organisasi:
1. Realokasi sumber daya
2. Peluang promosi
3. Tingkat kepercayaan rendah
4. Ambiguitas peran
5. Sistem evaluasi kerja tidak jelas
11. Etika dalam Berperilaku Politik
Pertimbangan etis haruslah merupakan suatu kriteria pengontrol dalam perilaku politik
untuk mempengaruhi pihak tertentu. Etik merupakan standar moral apakah suatu perilaku
baik atau buruk menurut norma masyarakat. Pendapat yang disampaikan Irwin (2002)
perilaku politik yang etis adalah suatu perilaku yang bermanfaat untuk individu dan
organisasi, sedangkan perilaku politik yang tidak etis adalah perilaku yang bermanfaat
untuk individu tetapi akan menciderai dan merugikan organisasi. Misalnya
 Menghargai perbedaan pendapat
 Mengutamakan kepentingan umum di bandingkan kepentingan
golongan/egoisme.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
 Kekuasaan dalam politik bertujuan untuk mengatur kepentingan masyarakat seluruhnya
atau dalam organisasi, bukan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok.
 Kekuasaan adalah kekuatan yang kita gunakan agar sesuatu hal terjadi dengan cara
disengaja.
 Politik organisasi adalah tindakan individu yang dipengaruhi oleh tujuan pencapaian
kepentingan pribadi tanpa memperhatikan atau menghargai orang lain atau organisasi.

Kekuasaan (Power) biasanya mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk


memengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Definisi tersebut
mengimplikasikan sebuah potensi tidak perlu diaktualisasikan agar efektif dan sebuah hubungan
ikatan. terpenting dari aspek terpenting dari kekuasaan adalah bahwa hal ini merupakan fungsi
fungsi (dependency). apabila Semakin besar besar B pada A, semakin besar kekuasaan A dalam
hubungan tersebut.
Kekuasaan formal biasanya didasarkan pada posisi seorang individu dalam sebuah
organisasi. Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan diri sendiri untuk memaksa
atau memberi imabalan, atau dari otoritas formal. sedangkan kekuasaan pribadi merupakan
kekuasaan yang berasal dari karakteristik individu mereka yang unik terdapat dua dasar kekuatan
Pribadi, yaitu kekuasaan karena keahlian dan juga kekuasaan rujukan.
Taktik Kekuasaan merupakan cara-cara individu mengubah landasan kekuasaan ke dalam
tindakan-tindakan tertentu. Terdapat Sembilan taktik pengaruh diantaranya legitimasi, persuasi
rasional, seruan inspirasional, konsultasi, tukar pendapat, seruan pribadi, menyenangkan orang
lain, tekanan, dan permainan.
Ketergantungan akan meningkat apabila sumber-sumber daya yang dikendalikan itu
penting, langka, dan tidak tergantikan. Koalisi merupakan sebuah kelompok informal yang
mencari bersama dengan sebuah isu yang diperjuangkan bersama. Koalisi yang berhasil terdiri
dari anggota-anggota yang sifatnya cair dan bisa berbentuk cepat, menjangkau isu yang menjadi
sasaran mereka, dan cepat pula bubarnya.
Perilaku Politik merupakan kegiatan yang tidak hanya dilihat sebagai bagian dari peran
formal seseorang dalam organisasi, tetapi yang memengaruhi, atau berusaha memengaruhi,
mendistribusi keuntungan dan kerugian dalam organisasi. Serta terdapat faktor-faktor yang
berpengaruh atau berkontribusi terhadap faktor perilaku politik yaitu faktor individu dan
organisasi
Saran
Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait
dengan kekuasaan dan politik dalam organisasi. Khususnya yang berminat untuk mengetahui lebih
jauh tentang bagaimana cara membedakan antara kekuasaan dan pemimpin yang baik dan benar.
Mahasiswa dapat mengetahui faktor faktor apa saja dalam berperilaku atau etika dalam suatu
organisasi agar kedepannya lebih memperhatikan etika dalam organisasi serta kepemimpinan serta
kekuasaan dalam organisasi. Untuk kedepannya agar lebih menjelaskan lagi lebih rinci pengertian
kekuasaan dalam politik organisasi pada pendapat para ahli
DAFTAR PUSTAKA
(Fernando, 2022)
Fernando, A. (2022). Politik Hukum Peningkatan Investasi Dan Dampaknya Terhadap Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah. Jurnal Lex Renaissance, 7(1), 55–68.
https://doi.org/10.20885/jlr.vol7.iss1.art5

Anda mungkin juga menyukai