Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPEMIMPINAN

Dosen pendamping
Ahmad Subhan Mahardani SAP.,MM.

Disusun oleh:
1.lailia Afifah (22001081124)
2.Muhammad Ardiyansyah (22001081118)
3. Helmi Astusi(22001081469)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang
kami panjatkan puja dan puji syukur atas nikmat yang luar biasa sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Pengendalian Dalam Manajemen”.Selain itu, Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 14 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................................................... 5
BAB II.............................................................................................................................................
PEMBAHASAN.............................................................................................................................
2.1 beberapa sumber dan dasar kekuasaan..........................................................................6
2.2 Definisi kepemimpinan...................................................................................................7
2.3 Teori -Teori kepemimpinan............................................................................................7
2.4 Peran kepemimpinan.....................................................................................................9
2.5 kepemimpinan dalam islam..........................................................................................12
2.6 Model kepemimpinan kontenjinsi dan fielder................................................................13
2.7 Model kepemimpinan vroom – Yetton..........................................................................13
2.8 Teori jalur tujuan kepemimpinan...............................................................................14
2.9 Pendekatan situasional.................................................................................................14
2.10. Ada beberapa masalah kepemimpinan yang paling sering dihadapi oleh seorang leader.
......................................................................................................................................... 17
BAB III PENUTUP......................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 21
3.2 Saran........................................................................................................................... 21
BAB IV............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap organisasi pasti mengharapkan dan berupaya sekuat tenaga untuk dapat mencapai
tujuan secara efektif dan efesien. Meskipun banyak faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan maupun kegagalannya mencapai tujuan tersebut, namun untuk sebagian besar
ditentukan oleh kemampuan dan kepemimpinan yang dimiliki oleh sumber daya manusia
yang terdapat di dalamnya. Baik sebagai pekerja di lapisan bawah, menengah, maupun
mereka yang menduduki jabatan pimpinan puncak.
Menurut Greenberg dan Baron dalam Wibowo (2014: 93) kemapuan sebagai kapasitas
mental dan fisik untuk mewujudkan berbagai tugas. Menurut T. Hani Handoko
kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-
orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Kemudian Daswati (2012: 797) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Pemimpin yang
efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk berperan aktif dalam
melaksanakan peran kepemimpinan, baik peran sebagai penentu arah, agen perubahan, juru
bicara maupun pelatih untuk meningkatkan kinerja atau semangat kerja bagi
pegawai/pengikut pada sebuah organisasi. Peran tersebut mempunyai pengaruh jika para
pimpinan memiliki kemampuan menerapkan gaya kepemimpinan untuk menggerakkan
pengikut kearah pencapaian visi organisasi. Memadukan gaya kepemimpinan dengan
karakteristik pengikut, maka organisasi akan menuju pada kesuksesan.
Selanjutnya Syahrial (2009: 41) dalam penelitiannyamenyatakan bahwa Gaya
kepemimpinan yang mampu menjalankan tugas dengan baik dan membina hubungan dengan
bawahan akan lebih efektif dalam pencapaian tugas sehari-hari. Gaya kepemimpinan
menunjukkan kemampuan dari seorang pemimpin untuk dapat meningkatkan motivasi
kerja.Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang dapat mengorganisasikan
pekerjaan dengan baik sehingga dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.
1.2 Rumusan masalah
1. Menjelaskan beberapa sumber dan dasar kekuasaan
2.Menjelaskan defenisi kepemimpinan
3. Mejelaskan tentang teori kepemimpinan
4.menjelaskan peran kepemimpinan
5 .Menjelaskan kepemimpinan dalam islam
6. jelaskan model kepempinan
7. apa itu perbandingan antara beberapa pendekatan situasional
8. menjelaskan beberapa masalah lain mengenai kepemimpinan

1.3 Tujuan
1. Mengetahui beberapa sumber dan dasar kekuasaan dan dasar kekuatan
2. Mengetahui definisi kepemimpinan
3. Mengetahui teori kepemimpinan
4. Memahami peran kepemimpinan
5. Memahami kepemimpinan dalam islam
6. mengetahui model dasar kepemimpinan
7.memahami perbandingan antara beberapa pendekatan situasional
8. memahami beberapa masalah lain mengenai kepemimpinan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 beberapa sumber dan dasar kekuasaan

Kekuasaan atau power adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok
untuk memengrauhi individu lain atau kelompok lain. Kekuasaan inilah yang menentukan
siapa yang berhak dan pantas mengambil keputusan.
Kekuasaan yang berasal dari kewibawaan dan wewenang biasanya dimiliki oleh
pemimpin negara, yang kemudian disebut kekuasaan politik. Sedangkan, kharisma dan
kekuatan fisik biasanya dimiliki pemimpin organisasi, yang kemudian disebut kekuasaan
sosial.

Kekuasaan bisa didapatkan dari berbagai macam sumber. Berikut sumber-sumber


kekuasaan:
5 Sumber Kekuasaan Secara Umum
Secara umum, kekuasaan bersumber dari lima hal, yaitu:
1. pengetahuan
Pengetahuan dan kekuasaan saling terkait satu sama lain. Pengetahuan sebagai
sumber kekuasaan dibangun dalam kerangka pemahaman bahwa kekuasaan menghasilkan
ilmu pengetahuan. Begitupun sebaliknya, pengetahuan membentuk hubungan kekuasaan.
Dalam masyarakat modern saat ini, pengetahuan menjadi kontrol atas alam yang
dimungkinkan diperluas hingga ke wilayah terkecil.

Contohnya pengetahuan mengenai teknologi digital di era digital kini mampu


melekatkannya pada siapa paling mahir menggunakannya untuk mempermudah aktivitas
sehari-hari. Dialah yang kemudian berkuasa atas pemanfaatannya.
2. Ekonomi
Kekayaan merupakan sumber kuasa dan memiliki pengaruh dalam
masyarakat.Semakin banyak kekuasaan politik seseorang, semakin besar bagian seseorang
dalam kekayaan ekonomi. Begitupun sebaliknya, semakin besar bagian seseorang dalam
kekayaan ekonomi, semakin besar bagiannya dalam kekuasaan politik.
Salah satunya adalah praktik money politik dalam pemilihan umum yang kian sulit
dipisahkan. Semakin banyak kekayaan ekonomi yang dimilikinya, semakin besar pula
peluangnya meraih kekuasaan.
JabatanFakta politik menunjukkan bagaimana seorang penguasa atau pemimpin politik
memiliki kekuasaan yang besar berkat jabatan yang ada padanya.Jabatan sebagai
kekuasaan berfungsi sebagai tempat meneguhkan diri. politik menginginkan agar kekuasaan
yang dimiliki mendapat pengakuan dan legitimasi dari masyarakat untuk menguatkan
otoritasnya.
3.Jabatan sebagai kekuasaan berfungsi sebagai tempat meneguhkan diri. politik
menginginkan agar kekuasaan yang dimiliki mendapat pengakuan dan legitimasi dari
masyarakat untuk menguatkan otoritasnya.

Contoh paling nyata adalah seorang presiden Amerika Serikat, Barack Obama yang
berkulit hitam dan merupakan etnis minoritas memiliki kekuasaan amat besar karena
jabatannya sebagai presiden.

2.2 Definisi kepemimpinan

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana


seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai
visi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi
menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan
mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika,
perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.
Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga
pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perilakunya akan
lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi
mereka, dan kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok
mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam kelompok (Jusmawati,
Satriawati, dan Imran 2018).Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri
seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu
proses bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk mencapai keputusan seperti
bagaimana yang diinginkannya. Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana
mendistribusikan pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.Harbani
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud
untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan
senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu.

2.3 Teori -Teori kepemimpinan

Teori Sifat
Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang
pemimpin. Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat
kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin ditentukan
oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi
dari pengalaman dan hasil belajar.Tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan
didasarkan pada teori sifat. Teori sifat adalah teori yang mencari sifat sifat
kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang membedakan antara pemimpin dan
bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau
merupakan bakat bawaan. Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang
membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan energi,
keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri, inteligensi,
dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Namun demikian teori sifat ini tidak
memberikan bukti dan adanya indikasi kesuksesan seorang pemimpin.
2 Teori Great Man
Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir. Bennis & Nanus
menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan.
Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan
memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk
menempati posisi sebagai pemimpin. “Asal Raja Menjadi Raja” ( Anak raja pasti
memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin rakyatnya.
3. Teori Big BangSuatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin.
Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut. Situasi merupakan peristiwa besar
seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi. Pengikut adalah
orang yang mengokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
4. Tingkah LakuKeberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya
dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku kepemimpinan
tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi),
cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara
membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara
menegur dan memberikan sanksi.Antara tahun 1940-an hingga 1960-an muncul teori
kepemimpinan tingkah laku . Teori kepemimpinan tingkah laku ini mengacu pada
tingkah laku tertentu yangmembedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin.Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dapat diajarkan, maka untuk
melahirkan pemimpin yang efektif bisa dengan mendesain sebuah program khusus.
5. Teori personal situasionalKepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor,
yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta
peristiwa yang diharapkan kepada kelompok. Resistensi atas teori kepemimpinan
yang telah diuraikan sebelumnya memberlakukan asas-asas umum untuk semua
situasi. Hal ini tidak mungkin setiap organisasi hanya dipimpin dengan gaya
kepemimpinan tunggal untuk segala situasi terutama apabila organisasi terus
berkembang atau jumlah anggotanya

2.4 Peran kepemimpinan

1. Peran Mencari dan Memberi Informasi


Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya walaupun
produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika komunikasi internal dan
eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan bertahan lama karena tidak akan
dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di dalamnya jelek. Pencarian serta penyampaian atau
penyebaran informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar
sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi
yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak internal
maupun eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus betul-
betul dirancang secara efektif dan sistemik. Selain itu, seorang pemimpin juga harus
menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar
organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai orang
yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang
dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat dan
simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Peran Mempengaruhi Orang Lain

Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi


sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang
efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang
dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk
mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya,
yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap
para bawahanPengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang
untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang spesifik.
Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula
mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara pemimpin
dengan yang dipimpin. Merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia (Balai Pustaka ;1988),
pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Menurut Bass (1998) dalam Swandari (2003)
mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai
kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan
kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek
kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari
yang diharapkan.

Menurut Bass dan Avolio (1990) dalam Muchji dan Priyono (2004 ), ada 4 unsur yang
mendasari kepemimpinan transformasional yaitu:

• Charisma

Kharismatik pada pemimpin transformasional didapatkan dari pandangan pengikut, sehingga


seorang pemimpin yang berkharisma akan mempunyai banyak pengaruh dan dapat
menggerakkan serta dapat mengilhami bawahannya dengan suatu visi yang dapat
diselesaikan melalui usaha keras.

• Inspiration

Pemimpin yang inspirasional dapat mengartikulasikan tujuan bersama serta dapat


menentukan suatu pengertian mengenai apa yang dirasa penting serta apa yang dirasakan
benar, sehingga pemimpin dapat mempertinggi arti serta meningkatkan harapan yang positif
mengenai apa yang perlu dilakukan.

• Intellectual stimulation

Para pemimpin membantu bawahannya untuk dapat memikirkan mengenai masalah masalah
lama dengan cara baru.

• Individualized consideration

Seorang pemimpin harus mampu untuk memperlakukan bawahannya secara berbeda beda
namun adil, yaitu mampu memperhatikan satu persatu bawahannya dan tidak hanya
mengenali kebutuhannya serta meningkatkan perspektif bawahan, namun juga memberikan
prasarana dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif serta memberi pekerjaan yang
memberikan tantangan yang lebih. Pada kepemimpinan transformasional, bawahan akan
melakukan pekerjaan yang melebihi apa yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan adanya
pengaruh dari pimpinan.

3.Peran Membangun Hubungan


Peran pemimpin dalam membangun hubungan contohnya adalah seperti hubungan
dalam tim. Peranan kepemimpinan dalam tim Kepemimpinan didefinisikan sebagai
proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan
dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses
tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir
yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a) Memperlihatkan gaya pribadi
b) Proaktif dalam hubungan
c) Mengilhami kerja tim
d) Memberikan dukungan timbal balik
e) Membuat orang terlibat dan terikat
f) Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g) Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h) Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i) Mengakui prestasi anggota tim
j) Berusaha mempertahankan komitmen
k) Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim
Pemimpin juga harus membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai
energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan
dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif
untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang
pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti, Percaya pada orang
lain ,Keseimbangan dalam kehidupan , Melihat kehidupan sebagai tantangan ,
Sinergi ,Latihan mengembangkan diri sendiri
3 Peran Membuat Keputusan
Pemimpin memainkan peran utama dalam proses pembuatan keputusan. Karena
wewenang dan kedudukan formalnya sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dialah
yang bisa mengambil keputusan yang bersifat strategis.
Peran pemimpin dalam membuat keputusan adalah :
 Peran selaku wiraswastawan (entrepreneur): pemimpin bertanggungjawab
untuk memajukan dan menyesuaikan organisasinya dengan perkembangan
lingkungan. Peranannya selaku pengumpul informasi, suatu ketika mungkin
menemukan gagasan-gagasan baru
 Peran selaku penghalau gangguan: tidak ada suatu organisasi pun yang selalu
berjalan mulus. Suatu saat pasti akan mengalami gangguan tertentu yang
disebabkan perkembangan situasi/keadaan.
 Peran selaku pembagi sumberdaya; peran ini adalah tanggungjawab pemimpin
untuk menentukan “siapa akan dapat apa” dalam organisasi yang dipimpinnya.
Sumberdaya yang paling penting untuk diatur pembagiannya adalah waktu
yang dimilikinya. Selanjutnya pemimpin dibebani tugas untuk mengatur pola
hubungan formal yang mengatur bagaimana pekerjaan dibagi dan
dikoordinasikan
 .Peran selaku perunding; penelitian membuktikan bahwa pemimpin
menggunakan waktunya yang tidak sedikit untuk mengadakann perjanjian
demi perjanjian. Penutupan perjanjian ini nampaknya telah merupakan
tugasnya yang rutin, yang mengalir dari kedudukannya sebagai pusat syaraf
organisasi dan kewenangan yang dimilikinya dalam organisasi.

2.5 kepemimpinan dalam islam

Kepemimpinan adalah keperluan yang azasi dalam kehidupan manusia. Tugas


kepemimpinan adalah memimpin jiwa-jiwa manusia untuk tunduk dan taat kepada
Allah dan rasul-Nya, bukan sekedar hal-hal yang bersifat material, atau dengan kata
lain mendidik iman dan taqwa.
Pemimpin dalam Islam memiliki fungsi ganda yang harus dilaksanakan secara
integral. Pertama, adalah melaksanakan fungsi sebagai leader, yakni untuk
menggantikan misi kenabian dalam rangka menjaga al-din (likhilafati al-nubuwah fi
kharosati al-din). Kedua, fungsi manajerial, yaitu mengatur organisasi untuk urusan
duniawi (fi syiyasati al-dunya) (Imam al-Mawardi).
Manusia dihadirkan ke bumi adalah sebagai abdullah dan khalifatullah fi al ardh.
Kedua peran tak bisa dipisahkan, sebagai abdullah tugasnya menjadi khalifah dan
menjadi khalifah adalah dalam rangka abdullah. The two faces of the same coin. Di
bumi ada tanah, air, udara, flora, fauna, dan sebagainya, dan manusia. Jadi tugas
manusia adalah mengelola alam dan memimpin sesama manusia
2.6 Model kepemimpinan kontenjinsi dan fielder

Teori kontenjinsi dan fielder menunjukan hubungan antara orientasi pemimpin


atau gaya dan kinerja kelompok yang berbeda di bawah kondisi situsional.
Teori ini didasarkan pada penentuan orientasi pemimpin ( hubungan atau tugas ),
unsur-unsur situasi (hubungan pemimpin-anggota, tugas stuktur ,dan kekuasaan
pemimpin posisi) dan orientasi pemimpin yang ditemukan paling efektif karena
situasi berubah dari rendah sampai sedang untuk control tinggi.fielder menemuukan
bahwa tugas pemimpin beorientasi lebih efektif dalam situasi control rendah dan
moderat dan hubungan menajer beorientasi lebih efektif dalam situasi control
moderat.

2.7 Model kepemimpinan vroom – Yetton

Model kepemimpinan ini menetapkan prosedur pengambilan keputusan yang paling


efektif dalam situasi tertentu. Dua gaya kepemimpinan yang disarankan adalah
autokratis dan gaya konsultatif, dan satu gaya berorientasi keputusan bersama. Dalam
pengembangan model ini, Vroom dan Yetton membuat beberapa asumsi yaitu:
 Model ini harus dapat memberikan kepada para pemimpin, gaya yang harus
dipakai dalam berbagai situasi
 Tidak ada satu gaya yang dapat dipakai dalam segala situasi
 Fokus utama harus dilakukan pada masalah yang akan dihadapi dan situasi
dimana masalah ini terjadi
 Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam satu situasi tidak boleh membatasi
gaya yang dipakai dalam situasi yang lain
 Beberapa proses social berpengaruh pada tingkat partisipasi dari bawahan dalam
pemecahan masalah.

2.8 Teori jalur tujuan kepemimpinan

Model ini, pemimpin menjadi efektif karena efek positif yang mereka berikan
terhadap motivasi para pengikur, kinerja dan kepuasan. Teori ini dianggap sebagai
path-goal karena terfokus pada bagaimana pemimpim mempengaruhi persepsi dari
pengikutnya tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalur yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Ivancevich, dkk, 2007:205).Dasar dari path goal
adalah teori motivasi ekspektansi. Teori awal dari path goal menyatakan bahwa
pemimpin efektif adalah pemimpin yang bagus dalam memberikan imbalan pada
bawahan dan membuat imbalan tersebut dalam satu kesatuan (contingent) dengan
pencapaian bawahan terhadap tujuan sepsifik.Perkembangan awal teori path goal
menyebutkan empat gaya perilaku spesifik dari seorang pemimpin meliputi direktif,
suportif, partisipatif, dan berorientasi pencapaian dan tiga sikap bawahan meliputi
kepuasan kerja, penerimaan terhadap pimpinan, dan harapan mengenai hubungan
antara usaha –kinerja-imbalan.

2.9 Pendekatan situasional


Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi merupakan suatu teori yang
berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakan adanya asas-asas
organisasi dan manajemen yang bersifat universal, dan pandangan yang berpendapat
bahwa tiap organisasi adalah unik dan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga
harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tertentu. Dari berbagai teori yang
berkembang, berikut ini akan diuraikan empat model kepemimpinan situasional yang
paling banyak diteliti dalam beberapa tahun terakhir.
Tiga faktor situasional yang menentukan apakah seseorang memiliki peluang menjadi
pemimpin yang efektif, yaitu :
1. Hubungan pemimpin-anggota yang mengacu pada kadar keyakinan, kepercayaan,
rasa hormat para pengikut terhadap pemimpin yang bersangkutan. Variabel ini
mencerminkan penerimaan pemimpin.
2. Struktur tugas adalah Batasan dimana terdapat standar prosedur operasi untuk
menyelesaikan tugas, sebuah gambaran rinci dari produk atau jasa yang telah jadi, dan
indicator objektif mengenai seberapa baiknya tugas itu dilaksanakan, dimana
dimensi ini mencakup komponen berikut:
a. Kejelasan tujuan
b. pemecahan masalah
c. pembuktian keputusan
d. Keterincian keputusan
3. Kekuasaan posisi, yaitu faktor situasi yang dirancang untuk menentukan berapa
banyak kekuasaan yang dimiliki seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
tertentu.
Situasi kepemimpinan :
1. Telling/Directing
Situasi yang terjadi ketika bawahan tidak mampu menjalankan tugas dan tidak
mau atau takut mencoba sesuatu yang baru sehingga harus mengarahkan dan
memerintahkan apa yang harus dilakukan para bawahan tersebut. Biasanya
terjadi ketika terdapat karyawan baru yang belum mengetahui sebuah pekerjaan
yang harus dilakkannya.
2. Selling/Coaching
Situasi yang terjadi ketika bawahan memiliki kompetensi yang kurang, namun
mereka memiliki keinginan untuk bekerja yang kuat dan mau mencoba hal-hal
yang baru. Dalam hal ini pemimpin berperan memberikan saran.
3. Participating/Supporting
Situasi yang terjadi dimana bawahan memiliki kompetensi yang tinggi namun
mereka enggan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dalam situasi ini pemimpin
harus menunjukkan apa yang harus dikerjakan para bawahan dan meminta untuk
bekerjasama untuk menyelesikan pekerjaan tersebut.
4. Delegating/Observing
Situasi ini berada pada posisi dimana karyawan memiliki kompetensi dan juga
komitmen yang tinggu untuk menyelesaikan tugas sehingga pemimpin dapat
melakukan pendelegasian pekerjaan pada bawahan. Hal ini menyebabkan
pemimpin mengurangi fokusnya pada bawahan. Seharusnya dalam hal ini
pemimpin tetap memberikan dukungan walaupun sedikit karena karyawan dapat
mengerjakan tugasnya sendiri.
MODEL DASAR KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Teori kepemimpinan situasional merupakan pengembangan dari teori kepemimpinan
trait and behavior yang dianggap gagal menjelaskan model kepemimpinan yang terbaik
untuk situasi. Kunci efektifitas kepemimpinan dipandang oleh sebagian teori
kontingensi dengan memilih gaya yang benar dari pemimpin. Gaya ini tergantung pada
interaksi faktor internal dan eksternal organisasi.
Dasar model kepemimpinan situasional, adalah:
a. Kadar bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin (perilaku
tugas).
b. Kadar dukungan sosio emosional yang disediakan oleh pemimpin (perilaku
hubungan).
c. Tingkat kesiapan atau kematangan yang diperlihatkan oleh anggota dlam
melaksanakan tugas dan fungsi mereka dalam mencapai tujuan tertentu.
Empat model dasar kepemimpinan situasional yang banyak diteliti di tahun-tahun
terakhir.
1. Model Kepemimpinan Kontingensi Fielder
Teori Kontingensi Fielder merupakan hubungan antara orientasi pemimpin atau
gaya dan kinerja kelompok yang berbeda di bawah kondisi situasional. Teori ini
didasarkan pada :
- Penentuan orientasi pemimpin (hubungan atau tugas)
- Usur-unsur situasi (hubungan pemimpin dengan anggota, tugas struktur, dan
kekuasaan pemimpin)
- Orientasi pemimpin yang ditentukan paling efektif karena situasi berubah dari
rendah ke sedang untuk control yang tinggi
Dengan model kepemimpinan ini, Fidelder menemukan bahwa tugas
pemimpin berorientasi lebih efektif jika berada dalam situasi control rendah dan
moderat, sedangkan hubungan manajer berorientasi lebih efektif dalam situasi
control moderat.
2. Model Kepemimpinan Vroom - Yetton
Menetapkan prosedur pengambilan keputusan yang paling efektif dalam situasi
tertentu. Gaya kepemimpinan yang disarankan adalah autokratis dan gaya
konsultatif, dan gaya berorientasi keputusan bersama. Dalam pengembangan model
ini Vroom dan Yetton membuat beberapa asumsi yaitu :
- Model ini harus memberikan gaya yang dapat dipakai di segala situasi yang
dilalui pemimpin
- Tidak ada satu gaya yang dapat dipakai dalam segala situasi
Fokus utama harus dilakukan pada masalah yang akan dihadapi dan situasi
dimana masalah ini terjadi
- Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam satu situasi tidak boleh membatasi
gaya yang dipakai dalam situasi yang lain
- Beberapa proses social perpengaruh pada tingkat partisipasi dari bawahan
dalam pemecahan masalah
3. Teori Jalur Tujuan Kepemimpinan
Pemimpin menjadi efektif karena efek positif yang mereka berikan
terhadap motivasi para pengikut, kinerja, dan kepuasan. Teori ini dianggap sebagai
path-goal karena fokus pada bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi dari
pengikutnya tentang tujuan pekerjaan, tujuaan pengembangan diri, dan jalur yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Ivancevich, dkk, 2007:205).
Perkembangan awal teori path goal menyebutkan empat gaya perilaku
spesifik dari seorang pemimpin meliputi direktif, suportif, partisipatif, dan
berorientasi pencapaian dan tiga sikap bawahan meliputi kepuasan kerja,
penerimaan terhadap pimpinan, dan harapan mengenai hubungan antara usaha,
kinerja, imbalan.
Model kepemimpinan path goal menyatakan pentingnya pengaruh
pemimpin terhadap persepsi bawahan mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan
diri, dan jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah teori motivasi
eksperimental. Model kepemimpinan ini dipopulerkan oleh Robert House yang
berusaha memprediksi ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.
4. Model Kepemimpinan Situasional Hersey – Blachard
Dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard Robbins dan Judge (2007)
menyatakan bahwa pada dasarnya pendekatan kepemimpinan situasional dari
Hersey dan Blanchard mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan yang khusus
dari sangan direktif, partisipasif, supportif sampai laissez faire. Perilaku yang
peling efektif tergantung pada kemampuan dan kesiapan pengikut. Sedangkan
kesiapan dalam konteks adalah merujuk sampai dimana pengikut memiliki
kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu.

2.10. Ada beberapa masalah kepemimpinan yang paling sering dihadapi oleh
seorang leader.
Koordinasi yang tidak lancar bisa jadi salah satu tantangan seorang pemimpin yang
bisa berdampak negatif pada tim. Beberapa diantaranya antara lain:

1. .Anggota yang sulit diatur


Persoalan ini adalah salah satu tantangan yang paling banyak terjadi. Kamu mungkin pernah
menemui salah satu anggota yang sulit diajak kerja sama atau tak bisa diandalkan.

Tugas utamamu sebagai pemimpin adalah menghadapi mereka dengan cara yang baik.
Jangan biarkan sifat mereka justru mengendalikanmu dan membuat kepemimpinanmu
menjadi kurang bijak.

Kamu bisa coba beberapa strategi, seperti memberi feedback kepada mereka atau meminta
mereka untuk berubah. Jika tidak berhasil, kamu bisa menerapkan kepemimpinan yang lebih
asertif.
2. Menghadapi tekanan
Tantangan kepemimpinan selanjutnya adalah harus mampu menghadapi segala tekanan yang
ada.

Sebagai pemimpin, kamu pasti tidak bisa selalu bekerja dengan prima 100% setiap waktu.
Jadi, meluangkan waktu untuk sedikit bersantai bisa membantumu lebih rileks untuk atasi
tekanan.

Jangan lupa juga untuk mengatur prioritas dan waktumu dengan baik, serta temukan hobi
atau aktivitas yang bisa mengurangi stres.

3. Menghadapi tekanan
Tantangan kepemimpinan selanjutnya adalah harus mampu menghadapi segala tekanan yang
ada.

Sebagai pemimpin, kamu pasti tidak bisa selalu bekerja dengan prima 100% setiap waktu.
Jadi, meluangkan waktu untuk sedikit bersantai bisa membantumu lebih rileks untuk atasi
tekanan.

Jangan lupa juga untuk mengatur prioritas dan waktumu dengan baik, serta temukan hobi
atau aktivitas yang bisa mengurangi stres.

4. Tidak dihormati atau disukai


Sebagai pemimpin, kamu tidak bisa selalu dihormati dan disukai oleh semua orang. Apa
akibatnya jika orang tidak menghormatimu? Mereka tidak akan mendengarkan apa pun yang
kamu katakan.

Tantangan kepemimpinan yang satu ini memang cukup sulit untuk diatasi.

Namun, menurut Butter Up, kamu memang tidak harus selalu disukai sebagai pemimpin.

Pasalnya, setiap orang pasti memiliki reaksi yang berbeda atas keputusanmu. Yang penting,
kamu bisa tetap dihormati.

Usahakan untuk tetap merespon mereka secara positif, sambil coba terapkan gaya
kepemimpinan dan leadership framework yang paling cocok untukmu dan tim.

5. Masalah komunikasi
Menurut Life Hack, masalah komunikasi bisa jadi masalah nomor satu yang akan kamu
hadapi ketika memimpin.
Tantangan bagi seorang pemimpin adalah memastikan bahwa semua orang di dalam tim
memiliki pemahaman yang sama akan segala hal. Baik itu tentang deadline, standar kerja,
strategi tim, dan lainnya.

Jadi, gunakan saluran komunikasi yang efektif dan memonitor mereka secara intensif.
Misalnya dengan melakukan weekly check in untuk memastikan semua progres ada di track
yang benar.

6. Perubahan anggota
Hal ini sangat lumrah terjadi, terutama di dunia kerja. Orang-orang yang selama ini menjadi
anggota timmu mungkin saja akan memutuskan untuk pindah kerja suatu hari.

Perubahan anggota ini termasuk ke dalam tantangan kepemimpinan, karena kamu harus
mampu mempercepat penyesuaian dalam organisasi.

Pastikan proses transisi berjalan lancar dan anggota baru bisa mendapatkan training yang ia
butuhkan.

7. Menjalin hubungan baik dengan stakeholder


Menurut Center for Creative Leadership, salah satu tantangan seorang pemimpin ialah harus
mampu membangun hubungan baik dengan semua pihak.

Sebagai pemimpin, kamu perlu menjaga komunikasi yang efektif, baik secara horizontal
maupun vertikal.

Untuk melakukannya, kamu perlu mengasah interpersonal skill, termasuk empati, skill
mendengarkan, problem solving, dan lain-lain.

8. Menyampaikan kabar buruk


Apakah project timmu gagal? Apakah kamu harus memberikan penilaian buruk pada
anggotamu?

Sebagai leader, kamu harus mampu menyampaikan berita buruk ini pada atasan atau
bawahanmu secara jelas dan tanpa drama.

Dengan begitu, kamu akan bisa menemukan solusi yang tepat ke depannya.

Menurut Indeed, beberapa strategi melakukan hal ini di antaranya adalah:

Ungkapkan dengan jelas dan jujur tanpa berusaha menutupi apapun, sehingga mereka benar-
benar mengerti situasi apa adanya.
Beri mereka waktu untuk bertanya, merespons, dan mengungkapkan perasaan mereka.
Akhiri pembicaraan dengan mendiskusikan atau merekomendasikan langkah ke depannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana
seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi,
dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju
dan bersatu.
3.2 Saran
- Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi pembaca dalam pembelajaran tentang
kepemimpinan

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA
- Diana Francis. 2006. Teori Dasar Tranformasi Konflik Sosial. Alihbahasa Hindrik
Muntu, Yossi Suparyo. Yogyakarta: Quills
- Eep Saefulloh Fatah. 1994. Masalah dan Prospek Demokrasi di Indonesia. Jakarta:
Ghalia Indonesia
- James G. March and Thierry Weil, On Leadership (Malden: Blackwell Publishing,
2005)
- https://ybw-sa.org/2016/11/kepemimpinan-dalam-islam
- https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/16/00000091/sumber-sumber-
kekuasaan

Anda mungkin juga menyukai