Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MANAJEMEN LPAI
“Otoritas Dalam LPI dan Perencanaan Dan Pengorganisasian”
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Tugas Kelompok

DOSEN PENGAMPU : Drs. Abdul Khalis Razak, M.Pd


DISUSUN OLEH :

Azizah Nadillah (3120170028)


Firdalillah (3120170052)
Hani Saripah (3120170017)
Wardiansyah (3120170056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
UNIVERSITAS AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas membuat makalah mata kuliah Manajemen LPAI tentang
“Otoritas Dalam LPAI dan Perencanaan dan Pengorganisasian” dengan sebaik-
baiknya.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu, saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi kepuasan
bagi para pembaca.

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................II


DAFTAR ISI ...................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN .....................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 OTORITAS
- Definisi ororitas ............................................................................................7
- Sumber otoritas..............................................................................................10
- Tipologi otoritas............................................................................................11
- Politik organisasi...........................................................................................11
2.2 PERENCANAAN
- Arti perencanaan............................................................................................12
- Pentingnya dan Langkah-langkah perencanaan............................................15
- Jenis-jenis perencanaan.................................................................................17
2.3. ORGANISASI
- Definisi organisasi.........................................................................................20
- Prinsip dan bentuk organisasi........................................................................21
- Bentuk-bentuk organisasi..............................................................................24
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN ................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zaman yang modern ini tidak berlebihan apabila kita membicarakan lagi
bahwa seluruh proses administrasi dan manajemen harus dikaitkan secara
langsung dengan bagian integral dari usaha pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tanpa ada keterkaitan langsung tersebut, tidak akan
mengherankan apabila dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam organisasi
terjadi kesimpangsiuran yang pada gilirannya akan menimbulkan berbagai macam
hal negarif seperti tumpang tindih, duplikasi, dan ketidakjelasan arah yang
kesemuanya berakibat pada pemborosan.
Karena hal itu tidak boleh dibiarkan terjadi, diperlukan penyelenggaraan
berbagai fungsi manajerial dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang setinggi
mungkin.Bahwasannya telah umum diketahui bahwa seluruh usaha pencapaian
tujuan organisasi mutlak perlu didasarkan pada suatu kebijaksanaan dasar yang
dikenal pula dengan istilah strategi organisasi. Peranan yang dimainkan oleh
strategi tersebut yaitu sebagai penentu arah yang harus ditempuh oleh organisasi
bersangkutan.suatau kebijaksanaan dasar hanyalah mengatur hal-hal yang sangat
pokok saja dengan menggunakan pendekatan yang holistik, dan komprehensif.
Hal-hal yang bersifat teknis, apalagi yang bersifat operasional, tidak perlu diatur
dalam strategi tersebut. Akan tetapi, kebijaksanaan dasar haruslah sedemikian
rupa pendekatan dan sistematika sehingga tidak sulit untuk dijabarkan lebih
lanjut. Penjabaran yang dimaksud dilakukan dengan perencanaan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi otoritas dan sumber otoritas?
b. Apa manfaat otoritas dalam manajemen?
c. Apa arti perencanaan dan bagaimana langkah-langkahnya?

4
d. Apa definisi organisasi dan bagaimana bentuk dan prinsip dalam
organisasi?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui dan memahami definisi otoritas dan sumber otoritas.
b. Mengetahi dan memahami manfaat otoritas dalam manjemen.
c. Mengetahui dan memahami pentingnya perencaan dan langkah-
langkahnya.
d. Mengetahui dan memahami organisasi ,bentuk dan prinsip-prinsip
organisasi.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Otoritas

1. Pengertin Otoritas

Otoritas (authority) dapat dirumuskan sebagai kapasitas atasan,


berdasarkan jabatan formal, untuk membuat keputusan yang mempengaruhi
perilaku bawahan. Otoritas merupakan bukti di dalam keseluruhan bidang
masyarakat (Longecker & Pringle, 1981:216). Dalam kehidupan organisasi,
manajer bertindak sebagai pengambil keputusan.

Konsep otoritas di sini mencakup ide tentang power atau kemampuan untuk
menjamin kerelaan dangan perintah atasan. Otoritas dapat disebut sebagai
institutional power untuk menekankan hubungannya dangan organisasi formal dan
membedakannya dan tipe power yang lain. Oleh karenanya, Buford, Jr. & Bedeian
(1988: 66) mendefinisikan otoritas sebagai kekuasaan legal atau syah untuk
melakukan perintah mengkomando tindakan dari yang lain.

Banyak orang memahami bahwa otoritas adalah sebuah bentuk kekuasaan


seseorang atas diri orang lain. Pada waktu seseorang memiliki otoritas, misalnya
di dalam lingkup pekerjaan tertentu, maka kekuasaan menjadi mutlak miliknya.
Baik itu kekuasaan untuk mengatur, mengontrol atau memutuskan sesuatu. Tentu
saja jika digunakan oleh orang yang tidak tepat atau memiliki motivasi yang tidak
baik, maka otoritas tersebut tidak berfaedah untuk membangun sebuah sistem
malah meruntuhkannya. Bukan hanya itu, otoritas di tangan orang yang tidak
tepat, akan dapat disalahgunakan untuk menjajah orang lain, mencari keuntungan
sendiri dan menghasilkan perlakuan atau tindakan semena-mena. Betapa baiknya
otoritas untuk tujuan yang baik dan betapa buruknya otoritas untuk tujuan yang
menyimpang. Otoritas haruslah berada di tangan orang yang tepat, yang mampu
menggunakannya secara bertanggung-jawab.

6
Praktek tangan besi yang menguasai orang lain yang diperlihatkan oleh
rezim-rezim militer di dunia, negara-negara komunis yang demikian ketatnya
mengontrol informasi dan sangat campur tangan terhadap hak-hak sipil warga
negaranya, adalah sebuah contoh buruk penggunaan otoritas pemerintahan.
Demikian juga dengan pimpinan perusahaan yang berlaku sekenanya dengan
menempatkan diri sebagai penguasa atas karyawan dan staf tanpa mempedulikan
kepentingan, usulan ataupun keluhan mereka, adalah contoh buruk mengenai
pemanfaatan otoritas. Dari situlah kemudian muncul kata otoriter, untuk
menggambarkan pelaksanaan otoritas di dalam diri seorang pemimpin yang
berorientasi pada kekuasaan dan pemaksaan kehendak atas diri orang lain. Dalam
konteks ini, siapa yang melawan atau berseberangan sikap dengan pemegang
otoritas, pasti akan menghadapi konsekuensi hukum. Bisa jadi, orang mengikuti
pemimpin, bukan karena pengaruh yang dimilikinya melainkan karena otoritas di
dalam dirinya.

Lain halnya jika otoritas digunakan dengan cara yang benar. Segala
sesuatu pasti akan berjalan dengan baik, di dalam sebuah sistem pemerintahan,
pekerjaan atau bahkan lingkup pelayanan. Otoritas bermanfaat untuk membuat
semua berada di dalam langgam kerja yang dinamis. Semua orang tunduk dan taat
serta tidak bisa bersikap semau-maunya sendiri. Aturan ditegakkan dan menjadi
acuan bersama. Pemimpin yang mengendalikan situasi, menggunakan otoritas
dengan bertanggung-jawab dan tidak menempatkan diri sebagai alat kekuasaan
untuk mempengaruhi orang lain. Otoritas digunakan untuk membuat semua sistem
bekerja dengan baik dan mencapai tujuan sebagaimana ditetapkan bersama.
Dalam konteks ini juga berlaku seorang pemimpin diikuti karena otoritas yang
dimilikinya dan bahkan karena pengaruh yang dimilikinya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, baik buruknya otoritas, serta


akibat yang ditimbulkannya, tidak ditentukan oleh otoritas itu, melainkan oleh
orang yang mendapatkan atau menggunakan otoritas tersebut.

7
Dalam konteks kepemimpinan, seseorang yang menggunakan otoritas sebagai alat
kekuasaan, bukanlah pemimpin. Sebab, kepemimpinan adalah pengaruh dan
bukan otoritas. Otoritas dapat menghasilkan pengaruh. Sebaliknya, pengaruh
dapat menghasilkan otoritas. Perbedaanya adalah, jika pengaruh lahir dari otoritas,
maka pengaruh tersebut hanya bersifat sementara selama seseorang memiliki
otoritas di dalam dirinya. Orang-orang akan mengikuti dan berada di dalam
pengaruhnya semata-mata karena otoritas yang dimilikinya. Akan tetapi, jika
otoritas lahir dari pengaruh, maka pengaruh tersebut bersifat jangka panjang.
Orang-orang akan mengikuti seorang pemimpin yang memiliki pengaruh yang
kuat sekalipun tidak lagi memiliki otoritas tertentu. Ketika seorang pemimpin
mampu membangun suatu pengaruh yang kuat di kalangan pengikutnya, maka
dengan sendirinya pemimpin itu mendapatkan otoritas dari orang-orang yang
dipimpinan-nya. Otoritas (authority) adalah hal yang berbeda dengan pengaruh
(influence). Otoritas memang dapat melahirkan pengaruh. Tetapi ketaatan yang
timbul dari pengaruh semacam itu adalah sementara. Pengaruh semacam itu
muncul akibat otoritas yang ada di dalam diri seseorang. Saat tidak lagi
memilikinya, maka otomatis dirinya tidak lagi berpengaruh pada orang lain.

Seorang pemimpin yang diikuti karena otoritas, tidak akan mampu


bertahan lama. Pemimpin seperti ini hanya diikuti karena otoritas yang
dimilikinya. Itu sebabnya, pada diktator dunia, melakukan berbagai macam cara
untuk mempertahankan dirinya selalu berada di dalam kekuasaan, supaya otoritas
tersebut tidak pindah kepada yang lain. Mereka cenderung mempertahankan
otoritasnya dengan cara-cara kekerasan, menyebar teror dan intimidasi melalui
kekuasaan. Lain halnya jika pemimpin memiliki otoritas akibat pengaruh positif
dirinya di lingkungan tempatnya berada. Sekalipun sudah tidak memiliki otoritas
dan tidak memiliki jabatan, orang masih dapat mengikutinya dan menjadikannya
teladan bahkan mendengar perkataannya. Jika seorang pemimpin memiliki
pengaruh yang kuat, orang-orang yang berada di dalam wilayah pengaruhnya,
sebetulnya telah memberikan otoritas kepada pemimpin itu dengan sendirinya.

8
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa otoritas
itu berhubungan dengan kekuasaan yang dimilliki seseorang atau sekelompok
orang yang memiliki hak, wewenang dan legitimasi untuk mengatur, memerintah,
memutuskan sesuatu, menegakkan aturan, menghukum atau menjalankan suatu
mandat bahkan untuk memaksakan kehendak. Melalui pengertian tersebut,
otoritas memiliki kaitan yang sangat erat dengan kekuasaan yang dimiliki oleh
seseorang.

2. Sumber Otoritas

Tingkat otoritas manajerial tertinggi di puncak menurun sampai ke bawah


dalam organisasi. Garis otoritas ini dikenal sebagai rantai komando (chain of
command). Rantai komando ada jika seseorang menjadi bawahan dan yang lain.
Rantai konsep komando, sebagaimana ditunjukkan oleh Buford, Jr. & Bedelan
(1988: 67), sangat terkait dangan dua prinsip manajemen populer yang lain yakni
pinsip skalar dan prinsip kesatuan komando.

 Prinsip skalar menyatakan bahwa garis otoritas yang tegas dan manajer puncak
ke masing-masing jabatan bawahan mempengaruhi komunikasi dan pengambilan
keputusan.

 Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa untuk meminimalisasi konflik


dan memaksimalisasi tanggungjawab terhadap hasil seseorang harus melapor
kepada atasan tunggal.

3. Tipologi Otoritas

Line functions berupa fungsi-fungsi yang memiliki tanggungiawab


langsung untuk melaksanakan tujuan organisasi. Para pegawai dalam rantai
komando langsung yang memerintah mereka yang melaksanakan tujuan
organisasi disebut sebagai line. Line dalam sistem persekolahan dangan demikian
mencakup direktur kurikulum, direktur murid untuk kegiatan lapangan, dan
direktur hubungan masyarakat. Pemimpin program dan proyek dapat

9
dipertimbangkan sebagai line tergantung sejauh mana staf spesialis yang melapis
kepadanya dan terlibat dalam layanan langsung kepada klien.

Dalam konteks ini, line authority berhak dan bertugas memberi komando
tidak terbatas. Otoritas untuk semua aktifitas mengikuti. rantai komando. Tidak
seperti otoritas line, individu dan departemen yang menyusun staf tidak memberi
perintah; daripada, hanya memberi advis (advice). Pada hakikatnya, tugas staf
adalah mengkaji persoalan dan memberi informasi khusus yang membantu line
manager bekerja lebih baik. Bagian staf atau individu lantas melaksanakan
functional authority, yang terbatas kepada program-program, praktik, kebijakan,
atau hal lain yang terspesialisasi.

4. Politik Organisasi

Teoritisi organisasi tertentu melihat organisasi sebagai arena pertempuran


politik (Pfeffer & Salancik, 1978). Departemen, pekerjaan staf manajemen
memanfaatkan tugas dan tujuan kepegawaian untuk mencapai agenda sendiri yang
nampak atau tidak nampak. Hubungan yang baik dangan pihak luar yang kuat
dinilai sangat penting bagi penegakan departemen dan individu. Menurut
perspektif politik, sulit untuk menentukan efektifitas organisasi secara
keseluruhan. Kepentingannya lebih banyak sejauh kelompok internal berhasil
dalam memenuhi tuntutan kelompok kepentingan eksternal tertentu. Dalam dunia
sekolah pihak luar tersebut dapat berupa lembaga penyelenggara sekolah,
orangtua murid dan masyarakat usaha lokal. Foster (1986:137) menunjukkan
bahwa model politik cenderung mencakup pengertian tentang kultur dan loose
coupling, walau hal itu langsung memfokus kepada proses sebagai negosiasi
kolektif dalam lembaga, pengembangan koalisi dan kelompok kepentingan, dan
persaingan tmtuk supremasi dan kontrol organisasi.

10
2.2 Arti Perencanaan

Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya, merencanakan bererti mengupayakan
menggunakan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam
(natural saources) dan ssumber daya lainya (Other Sources) untukmencapai
tujuan yang telah dibuat sebelumnya.
Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud
perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa
(who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how).
Jadi perencanaan yaitu “proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya. Rencana dapat berupa rencana informal atau
secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu. Rencana formal adalah merencanakan bersama anggota korporasi,
artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
“Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas integratif yang berusaha
memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu
sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
Berdasarkan definisi tersebut, perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik
berikut:
1. Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan dating
2. Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yaitu
serangkaian tindakan di masa yang akan datang dan akan di ambil oleh
perencana
3. Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi
merupakan unsur yang amat penting dalam setiap perencanaan.

11
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya. Merncanakan berarti mengupayakan
penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainya
untuk mencapai suatu perencanaan. perencanaan dalam pengertian ini
menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu
dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya .

2.3 Hakikat dan Pentingnya Perencanaan


Perencanaan Salah satu alasan utama menempatkan perencanaan sebagai
fungsi organik manajerial yang pertama ialah karena perencanaan merupakan
langkah kongkret yang pertama-tama diambil dalam usaha pencapaian tujuan.
Artinya, perencanaan merupakan usaha konkretitasi langkah-langkah yang harus
ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakkan dalam strategis
organisasi.Terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi cara yang digunakan
para ilmuan dalam mendefinisikan perencanaan, kerangka acuan konseptual yang
biasanya mendasari pemikiran dalam membuat definisi perencanaan berangkat
dari hal-hal berikut seperti.
a. Efektifitas manajerial seseorang sangat ditentukan oleh
kemahirannya,termasuk perencanaan.
b. Definisi yang dirumusakan diharapkan mempunyai makna operasional
dalam mengemudikan dan menjalankan roda organisasi.
c. Dapat membuat perencanaan seefisien mungkin sehingga dapat
memberikan kegunaan yang optimal bagi suatu organisasi.
d. Rencana yang dihasilkan oleh kegiatan perencanaan harus dapat dijadikan
sebagai landasan penyelenggaraan berbagai fungsi manajerial
lainnya.Karena itulah definisi yang paling umum dibuat tentang
perencanaan mengatakan bahwa perencanaan merupakan usaha sadar dan
pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang
hal-hal yang dikerjakan dimasa depan oleh suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

12
Adapun pentinganya dari perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Lahir sebagai hasil pemikiran yang bersumber pada hasil penelitian yang
telah dilakukan.
b. Manusia tidak boleh menyerah pada masa depan yang tidak menentu,
melainkan menciptakan masa depan.
c. Sebagai acuan untuk mempermudah usaha yang akan dilakukan dalam
pencapaian tujuan yang bersangkutan.
Selain itu, Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-
program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuan-
tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan
keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya
bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia
usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
a. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinyakesalahan dalam pembuatan keputusan.
b. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan
b. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas
c. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
d. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
e. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi
f. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
h. Menghemat waktu, usaha, dan dana

13
2.4 Proses dan Langkah-Langkah Perencanaan
Menurut Louis A Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang
dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan mengambil
keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi
tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang
dimaksud.
1. Prakiraan (forecasting): Prakiraan merupakan suatu usaha yang sistematis
untuk meramalkan/memperkirakan waktu yang akan datang dengan
penarikan kesimpulan atas fakta yang jelas diketahui.
2. Penetapan Tujuan (establishing abjective): Penetapan tujuan merupakan
suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai mealului
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemograman (programming): Adalah suatu aktivitas yang dilakukan
dengan maksud untuk menetapkan:langkah-langkah utama yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, Unit dan anggota yang
bertanggung jawab untuk setiap langkah, Urutan serta pengaturan waktu
setiap langkah
4. Penjadwalan (Scheduling): Adalah penetapan atau penunjukan waktu
menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam
pekerjaan.
5. Penganggaran (budgeting): Adalah suatu aktivitas untuk membuat
pernyataan tentang sumber daya keuangan yang disediakan untuk aktivitas
dan waktu tertentu.
6. Pengembangan Prosedur (developing procedure): Merupakan suatu
aktivitas menormalisasikan caara, teknik dan metode pelaksanaan suatu
pekerjaan.
7. Penetapan dan interpretasi kebijakan (establishing and interpreting
policies): Adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat
berdasarkan kondisi manajer dan bawahanya akan bekerja. Suatu

14
kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk
permasalahan yang timbul berulang semi suatu organisasi.
Berdasarkan aktivitas perencanaan diatas, berikut ini adalah langkah langkah
penting dalam pekerjaan perencanaan :
a. Menjelaskan Permasalahan
b. Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang yang
direncanakan
c. Analisis dan klasifikasi informasi
d. Menentukan dasar perencanaan dan batasan
e. Menentukan rencana berganti
f. Memilih rancana yang diusulkan
g. Membuat urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan
h. Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rancana yang diusulkan

2.5 Jenis-Jenis Perencanaan


1. Perencanaan strategis
Perencanaan strategis adalah kegiatan manajemen organisasi yang
digunakan untuk menetapkan prioritas, memfokuskan energi dan sumber daya,
memperkuat kinerja operasional. Perencanaan strategis juga memastikan bahwa
karyawan dan pemangku kepentingan lainnya bekerja menuju tujuan bersama dan
menetapkan kesepakatan tentang hasil yang diinginkan, serta menyesuaikan arah
organisasi saat terjadi perubahan. Ini adalah suatu upaya kedisiplinan yang
menghasilkan keputusan dan tindakan mendasar untuk membentuk organisasi
tersebut mengetahui tentang siapa yang dilayani organisasi tersebut, apa yang
dilakukan organisasi tersebut, dan mengapa harus melakukan hal tersebut.
Perencanaan strategis yang efektif tidak hanya mengartikulasikan ke mana suatu
organisasi berjalan dan tindakan yang diperlukan untuk membuat kemajuan, tetapi
juga bagaimana ia akan tahu jika ini akan terus menerus berhasil.
Proses Perencanaan Strategis:

15
1. Penentuan Misi dan Tujuan: Perencanaan strategis dimulai dengan penentuan
misi untuk organisasi. Tujuan utama organisasi yang telah ditetapkan harus
didefinisikan dengan jelas. Perencanaan strategis berkaitan dengan hubungan
jangka panjang organisasi dengan lingkungan eksternalnya. Jadi, misi bisnis harus
cermat dalam memperkirakan  dampak sosial organisasi dan eksternal

2. Analisis Lingkungan: Untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman, analisa


lingkungan eksternal organisasi perlu dilakukan. Catat  faktor penting yang
mungkin memengaruhi kegiatan organisasi kedepannya.

3. Penilaian Diri Sendiri: Pada langkah berikutnya, kekuatan dan kelemahan


organisasiperlu dianalisa. Analisis semacam ini akan memungkinkan perusahaan
untuk memanfaatkan kekuatannya dan untuk meminimalkan kelemahannya.
Perusahaan dapat memanfaatkan peluang eksternal dengan berkonsentrasi pada
kapasitas internalnya. Dengan menyesuaikan kekuatannya dengan peluang yang,
perusahaan dapat menghadapi persaingan dan mencapai pertumbuhan.

4. Pengambilan Keputusan Strategis: Keputusan strategis kemudian dibuat dan


dievaluasi. Setelah itu, keputusan strategis dibuat untuk mengimprovisasi kinerja
operasional. Organisasi harus memilih pilihan yang paling sesuai dengan
kemampuannya. Misalnya, untuk berkembang, suatu perusahaan harus masuk
ke segmen pasar baru atau menjual produk baru namun tetap di pasar yang sudah
ada. Pilihan strategi tergantung pada lingkungan eksternal, persepsi manajerial,
sikap manajer terhadap risiko, strategi masa lalu dan kekuatan manajerial juga
efisiensi.

5. Implementasi dan Pengendalian Strategi: Setelah strategi ditentukan, strategi


itu harus diterjemahkan ke dalam rencana operasional. Program dan anggaran
dikembangkan untuk setiap fungsi. Rencana operasional jangka pendek disiapkan
untuk menggunakan sumber daya secara efisien. Kontrol harus dikembangkan
untuk mengevaluasi kinerja sebagai strategi yang mulai digunakan.

16
Jika terdapat hasil aktual berada di bawah ekspektasi, strategi harus ditinjau atau
dikaji ulang. hal ini dan disesuaikan dengan perubahan di lingkungan eksternal.

Sebagai salah satu perencanaan strategis, penting juga dalam suatu organisasi
memliki sistem pencatatan keuangan atau akuntansi yang baik. Bisa dipastikan,
jika alur pencatatan keuangan dalam suatu organisasi tidak baik maka organisasi
atau bisnis tersebut tidak akan bertahan lama.

2. Perencanaan Operasional

Perencanaan operasional adalah bagian dari rencana kerja strategis. Ini


menggambarkan cara-cara jangka pendek mencapai tonggak dan menjelaskan
bagaimana, atau apa sebagian, rencana strategis akan dimasukkan ke dalam
operasi selama periode operasional yang diberikan, dalam kasus aplikasi
komersial, satu tahun fiskal atau istilah lain anggaran yang diberikan. Rencana
operasional adalah dasar untuk, dan pembenaran dari sebuah permintaan anggaran
operasi tahunan. Oleh karena itu, rencana strategis lima tahun akan membutuhkan
lima (5) rencana operasional didanai oleh lima anggaran operasional.
Rencana operasional harus menetapkan kegiatan dan anggaran untuk
setiap bagian organisasi untuk 1 berikutnya - 3 tahun. Mereka menghubungkan
rencana strategis dengan kegiatan organisasi akan memberikan dan sumber daya
yang diperlukan untuk membebaskan mereka.
Terdapat dua jenis utama dari rencana yaitu rencana strategis dan rencana
operasional. Rencana strategis merupakan rencana yang dirancang untuk
mencapai tujuan yang luas yaitu untuk melaksanakan tugas-tugas suatu organisasi.
Sedangkan rencana operasional merupakan rencana yang memberikan rincian
tentang bagaimana rencana strategis itu akan dilaksanakan.

Adapun bentuk Rencana operasional terdiri dari:


1)      Rencana sekali pakai (single-use plans), dikembangkan untuk mencapai tujuan
khusus dan dibubarkan bila rencana ini telah selesai dilaksanakan. Contoh:
program, proyek

17
2)       Rencana tetap (standing plans), merupakan pendekatan yang telah dibakukan
untuk menangani situasi yang berulang kali terjadi dan yang dapat dengan mudah
diantisipasi. Contoh: kebijakan, peraturan.

Langkah-langkah Perencanaan Operasional:

1. Menetapkan tujuan: Sering sebuah organisasi mempunyai banyak tujuan,


maka harus memilih diantara banyak tujuan tersebut, tujuan dapat
dirumuskan sesuai dengan maksud misi dan sasaran yang dikehendaki.
Tentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki, tujuan yang
besar akan sukar dapat dicapai dengan sumber daya yang sangat terbatas,
maka harus menetapkan tujuan yang terbaik bagi organisasi.
2. Memahami atau merumuskan keadaan saat ini: Rencana adalah
menyangkut kegiatan dimasa yang akan datang, apa yang dapat dilakukan
dimasa yang akan datang sangat ditentukan pula keadaan atau posisi
organisasi pada saat ini. Oleh karena itu organisasi harus mengetahui,
memahami dan kemudian merumuskan posisinya saat ini. Untuk
keperluan itu diperlukan data dan informasi yang relevan dengan tujuan
organisasi.
3. Mengidentifikasikan Kemudahan dan Hambatan: Organisasi harus
melakukan identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor kemudahan dan
hambatan dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan mengetahui
kemudahan-kemudahan, organisasi akan dapat memanfaat-kannya peluang
tersebut sebaik-baiknya. Sebaliknya dengan mengetahui kemungkinan
hambatan, maka organisasi sedini mungkin sudah mempersiapkan untuk
menanggulanginya atau mengantisipasinya yang akan dirumuskan dan
kemudian dirumuskan pada berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.

2.5 Pengertian Organisasi

Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli:

18
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Organisasi adalah
kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan untuk tujuan
tertentu. Tujuan sebuah organisasi adalah tujuan yang dianggap tujuan
bersama sehingga orang-orang di dalamnya merasa terikat oleh tujuan
tersebut, meskipun setiap individu mempunyai tujuan pribadi dalam
mendirikan atau bergabung dalam suatu organisasi.
2. Menurut West, Borrill, dan Unsworth (1998): Organisasi harus
mempunyai tiga hal. Pertama, kerja dari tiap-tiap elemen, atau bahkan
dalam scope terkecil, yaitu individu, harus tidak sendiri, tidak mandiri, dan
mesti saling terkoordinasi. Kedua, setiap anggota harus memilki peran
yang khusus dan spesifik. Ketiga, harus mempunyai tujuan bersama yang
ingin dicapai.
3. Menurut Stephen P. Robbins (2001): Organisasi merupakan gabungan unit
sosial yang mempunyai anggota dua orang atau lebih yang
dikoordinasikan untuk mencapai sejumlah tujuan.
4. Menurut Edgar H. Schein (2002): Organisasi merupakan koordinasi
sejumlah kegiatan manusia yang telah direncanakan untuk mencapai
maksud dan tujuan tertentu bersama melalui pembagian tugas dan fungsi
serta, melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
5. Menurut Gibson (1997): Menjelaskan bahwa pengertian organisasi
merupakan satu kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu
tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah.

2.2 Prinsip dan Bentuk Organisasi

 Prinsip-Prinsip organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya
A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam
bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965),
bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi:

19
a. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas: Organisasi dibentuk
atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.  Misalnya, organisasi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu
organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain,
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.

b. Prinsip Skala Hirarki: Dalam suatu organisasi harus ada garis


kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai
pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian
wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang
efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
c. Prinsip Kesatuan Perintah: Dalam hal ini, seseorang hanya
menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan
saja.
d. Prinsip Pendelegasian Wewenang: Seorang pemimpin mempunyai
kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga
perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya.
Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya
hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan,
melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan
tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
e. Prinsip Pertanggungjawaban: Dalam menjalankan tugasnya setiap
pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
f. Prinsip Pembagian Pekerjaan: Suatu organisasi, untuk mencapai
tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar
kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan
pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan
dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan
dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian

20
wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
g. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
h. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
i. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
j. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
k. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah

21
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.

 Bentuk-bentuk Organisasi
Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas:

1. Organisasi garis

Organisasi garis diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri organisasi garis adalah
sebagai berikut:

1. Jumlah karyawan sedikit, maka struktur oranisasi masih sederhana


2. Pimpinan dengan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap
hari kerja
3. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab
penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada di dalam unitnya
4. Puncuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
5. Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal, segala
keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan
6. Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi juga alat-alat yang diperluka tidak
beraneka ragam
7. Organisasinya kecil

Kebaikan-kebaikan organisasi garis adalah:

1. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada


satu tangan.
2. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan
langsung dengan bawahan.
3. Proses pengambilan keputusan cepat.
4. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat
segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
5. Rasa solidaritas tinggi

22
Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:

 Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak
mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam
kehancuran.
 Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
 Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
 Bentuk organisasi tidak fleksibel

Bagan
organisasi garis
2. Organisasi garis dan staf

Organisasi garis dan staff diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi


ini mencakup kelompok-kelompok orang yang berpengaruh dalam
menjalankan organisasi yaitu :

1. Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka


pencapaian tujuan yang digambarkandengan garis atau lini.
2. Orang yang melaksanakan tugas berdasarkan keahlian yang dimilikinya,
orang ini berfungsi hanya untuk memberikan saran-saran kepada unit
operasional. Orang-orang tersebut disebut staf.

Ciri-ciri organisasi garis dan staf adalah:

23
1. Organisasinya besar dan bersifat kompleks
2. Jumlah karyawan banyak
3. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
4. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal
5. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal
6. Kesatuan perintah tetap dipertahankan , setiap atasan mempunyai bawahan
-bawahan tertentu dan setiap bawahanhanya mempunyai seorang atasan
langsung

Kebaikan-kebaikan organisasi garis dan staf adalah:

1. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun
tujuan perusahaan.
2. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai
akibat adaya staf ahli.
3. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan
menjadi suatu spesialisasi.
4. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat juga.
5. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak
berkonsultasi karena pimpinan masih dalam satu tangan.
6. Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang
oleh segenap orang yang terdapat dalam organisasi, termasuk staf.
7. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
8. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan
bakat dan kemampuan yang dimiliki

Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:

1. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling


mengenal.

24
2. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan
dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal
kewenangannya berbeda.
3. Kesatuan komando berkurang.
4. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya
hambatan pelaksanaan tugas.
5. Pejabat garis cenderung untuk mengabaikan gagasan dari staf sehingga
gagasan tersebut tidak berguna.

Bagan
organisasi garis dan staf
3. Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional adalah suatu organisasi yang mendasarkan pembagian


tugasnya serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh pejabat-
pejabatnya. Jadi organisasi ini tidak terlalu menekankan pada hirakhi struktural
tetapi lebih pada sifat dan macam fungsi yang perlu dijalankan. Organisasi
fungsional diciptakan oleh e.w taylor.

Ciri-ciri organnisasi fungsional adalah sebagai berikut:

1. setiap pimpinan dapat memberikan perintah kepada setiap bawahan


sepanjang ada hubungan dengan fungsi atasan tersebut.
2. Tanggung jawab pelaksanaan kepada lebih dari satu pimpinan.
3. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan

25
4. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan secara
optimal
5. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan
6. Koordinasi antara karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya
mudah, karena masing-masing sudah mempunyai pengertian yang
mendalam mengenai bidangnya.

Kebaikan-kebaikan organisasi fungsional adalah:

 Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.


 Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
 Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
 Koordinasi berjalan lancar dan tertib.

Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:

1. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.


2. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
3. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama
sehingga sering timbul konflik.

Bagan organisasi fungsional

26
4. Organisasi komite/panitia

Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan


tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa
komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajemen. Organisasi ini
dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah
organisasi tersebut.

Organisasi komite terdiri dari:

1. Executive Committe (Pimpinan komite): yaitu para anggotanya


mempunayi wewenang lini.
2. Staff Committee:Yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang
staf.

Kebaikan-kebaikan organisasi komite/panitia adalah:

 Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang


dalam dan terperinci.
 Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
 Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.

Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:

1. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut


yang menghambat pelaksanaan tugas.
2. Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
3. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena
faktor kreatifitas lebih dipentingkan.

27
BAB III

PENUTUP

2.4 KESIMPULAN

Otoritas (authority) dapat dirumuskan sebagai kapasitas atasan,


berdasarkan jabatan formal, untuk membuat keputusan yang mempengaruhi
perilaku bawahan.

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa otoritas


itu berhubungan dengan kekuasaan yang dimilliki seseorang atau sekelompok
orang yang memiliki hak, wewenang dan legitimasi untuk mengatur, memerintah,
memutuskan sesuatu, menegakkan aturan, menghukum atau menjalankan suatu
mandat bahkan untuk memaksakan kehendak. Melalui pengertian tersebut,
otoritas memiliki kaitan yang sangat erat dengan kekuasaan yang dimiliki oleh
seseorang.

Perencanaan adalah hal terpenting dalam menejemen apalagi dalam era


globalisasi ini dan pastinya digunakan sebagai senjata menghadapi lingkungan
luar. Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya
Organisasi memiliki pengertian sekelompok orang (2 atau lebih) yang secara
formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Organisasi juga sangat berhubungan dengan manajemen dan tata kerja

28
karena organisasi secara keseluruhan atau sebagai suatu keselurahan memerlukan
manajemen untuk mengatur sistem tatakerja.

Organisasi memiliki ciri-ciri, unsur-unsur serta teori tersendiri yang


menghasilkan macam-macam organisasi. Dengan berbagai tipe serta struktur yang
bermacam-macam juga.

DAFTAR PUSTAKA

Tantri Prancis. 2009. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO


PERSADA.

Manullang M. 2013. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media.

Anoraga Pandji. 2007. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA

Wahjosumidjo, kepemimpinan kepala sekolah, Jakarta: Rajawali pers, 2002

Pemimpin/2 Desember 2010/19.32

29

Anda mungkin juga menyukai