MANAJEMEN LPAI
“Otoritas Dalam LPI dan Perencanaan Dan Pengorganisasian”
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Tugas Kelompok
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas membuat makalah mata kuliah Manajemen LPAI tentang
“Otoritas Dalam LPAI dan Perencanaan dan Pengorganisasian” dengan sebaik-
baiknya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu, saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi kepuasan
bagi para pembaca.
Penulis
II
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Zaman yang modern ini tidak berlebihan apabila kita membicarakan lagi
bahwa seluruh proses administrasi dan manajemen harus dikaitkan secara
langsung dengan bagian integral dari usaha pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tanpa ada keterkaitan langsung tersebut, tidak akan
mengherankan apabila dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam organisasi
terjadi kesimpangsiuran yang pada gilirannya akan menimbulkan berbagai macam
hal negarif seperti tumpang tindih, duplikasi, dan ketidakjelasan arah yang
kesemuanya berakibat pada pemborosan.
Karena hal itu tidak boleh dibiarkan terjadi, diperlukan penyelenggaraan
berbagai fungsi manajerial dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang setinggi
mungkin.Bahwasannya telah umum diketahui bahwa seluruh usaha pencapaian
tujuan organisasi mutlak perlu didasarkan pada suatu kebijaksanaan dasar yang
dikenal pula dengan istilah strategi organisasi. Peranan yang dimainkan oleh
strategi tersebut yaitu sebagai penentu arah yang harus ditempuh oleh organisasi
bersangkutan.suatau kebijaksanaan dasar hanyalah mengatur hal-hal yang sangat
pokok saja dengan menggunakan pendekatan yang holistik, dan komprehensif.
Hal-hal yang bersifat teknis, apalagi yang bersifat operasional, tidak perlu diatur
dalam strategi tersebut. Akan tetapi, kebijaksanaan dasar haruslah sedemikian
rupa pendekatan dan sistematika sehingga tidak sulit untuk dijabarkan lebih
lanjut. Penjabaran yang dimaksud dilakukan dengan perencanaan.
4
d. Apa definisi organisasi dan bagaimana bentuk dan prinsip dalam
organisasi?
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Otoritas
1. Pengertin Otoritas
Konsep otoritas di sini mencakup ide tentang power atau kemampuan untuk
menjamin kerelaan dangan perintah atasan. Otoritas dapat disebut sebagai
institutional power untuk menekankan hubungannya dangan organisasi formal dan
membedakannya dan tipe power yang lain. Oleh karenanya, Buford, Jr. & Bedeian
(1988: 66) mendefinisikan otoritas sebagai kekuasaan legal atau syah untuk
melakukan perintah mengkomando tindakan dari yang lain.
6
Praktek tangan besi yang menguasai orang lain yang diperlihatkan oleh
rezim-rezim militer di dunia, negara-negara komunis yang demikian ketatnya
mengontrol informasi dan sangat campur tangan terhadap hak-hak sipil warga
negaranya, adalah sebuah contoh buruk penggunaan otoritas pemerintahan.
Demikian juga dengan pimpinan perusahaan yang berlaku sekenanya dengan
menempatkan diri sebagai penguasa atas karyawan dan staf tanpa mempedulikan
kepentingan, usulan ataupun keluhan mereka, adalah contoh buruk mengenai
pemanfaatan otoritas. Dari situlah kemudian muncul kata otoriter, untuk
menggambarkan pelaksanaan otoritas di dalam diri seorang pemimpin yang
berorientasi pada kekuasaan dan pemaksaan kehendak atas diri orang lain. Dalam
konteks ini, siapa yang melawan atau berseberangan sikap dengan pemegang
otoritas, pasti akan menghadapi konsekuensi hukum. Bisa jadi, orang mengikuti
pemimpin, bukan karena pengaruh yang dimilikinya melainkan karena otoritas di
dalam dirinya.
Lain halnya jika otoritas digunakan dengan cara yang benar. Segala
sesuatu pasti akan berjalan dengan baik, di dalam sebuah sistem pemerintahan,
pekerjaan atau bahkan lingkup pelayanan. Otoritas bermanfaat untuk membuat
semua berada di dalam langgam kerja yang dinamis. Semua orang tunduk dan taat
serta tidak bisa bersikap semau-maunya sendiri. Aturan ditegakkan dan menjadi
acuan bersama. Pemimpin yang mengendalikan situasi, menggunakan otoritas
dengan bertanggung-jawab dan tidak menempatkan diri sebagai alat kekuasaan
untuk mempengaruhi orang lain. Otoritas digunakan untuk membuat semua sistem
bekerja dengan baik dan mencapai tujuan sebagaimana ditetapkan bersama.
Dalam konteks ini juga berlaku seorang pemimpin diikuti karena otoritas yang
dimilikinya dan bahkan karena pengaruh yang dimilikinya.
7
Dalam konteks kepemimpinan, seseorang yang menggunakan otoritas sebagai alat
kekuasaan, bukanlah pemimpin. Sebab, kepemimpinan adalah pengaruh dan
bukan otoritas. Otoritas dapat menghasilkan pengaruh. Sebaliknya, pengaruh
dapat menghasilkan otoritas. Perbedaanya adalah, jika pengaruh lahir dari otoritas,
maka pengaruh tersebut hanya bersifat sementara selama seseorang memiliki
otoritas di dalam dirinya. Orang-orang akan mengikuti dan berada di dalam
pengaruhnya semata-mata karena otoritas yang dimilikinya. Akan tetapi, jika
otoritas lahir dari pengaruh, maka pengaruh tersebut bersifat jangka panjang.
Orang-orang akan mengikuti seorang pemimpin yang memiliki pengaruh yang
kuat sekalipun tidak lagi memiliki otoritas tertentu. Ketika seorang pemimpin
mampu membangun suatu pengaruh yang kuat di kalangan pengikutnya, maka
dengan sendirinya pemimpin itu mendapatkan otoritas dari orang-orang yang
dipimpinan-nya. Otoritas (authority) adalah hal yang berbeda dengan pengaruh
(influence). Otoritas memang dapat melahirkan pengaruh. Tetapi ketaatan yang
timbul dari pengaruh semacam itu adalah sementara. Pengaruh semacam itu
muncul akibat otoritas yang ada di dalam diri seseorang. Saat tidak lagi
memilikinya, maka otomatis dirinya tidak lagi berpengaruh pada orang lain.
8
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa otoritas
itu berhubungan dengan kekuasaan yang dimilliki seseorang atau sekelompok
orang yang memiliki hak, wewenang dan legitimasi untuk mengatur, memerintah,
memutuskan sesuatu, menegakkan aturan, menghukum atau menjalankan suatu
mandat bahkan untuk memaksakan kehendak. Melalui pengertian tersebut,
otoritas memiliki kaitan yang sangat erat dengan kekuasaan yang dimiliki oleh
seseorang.
2. Sumber Otoritas
Prinsip skalar menyatakan bahwa garis otoritas yang tegas dan manajer puncak
ke masing-masing jabatan bawahan mempengaruhi komunikasi dan pengambilan
keputusan.
3. Tipologi Otoritas
9
dipertimbangkan sebagai line tergantung sejauh mana staf spesialis yang melapis
kepadanya dan terlibat dalam layanan langsung kepada klien.
Dalam konteks ini, line authority berhak dan bertugas memberi komando
tidak terbatas. Otoritas untuk semua aktifitas mengikuti. rantai komando. Tidak
seperti otoritas line, individu dan departemen yang menyusun staf tidak memberi
perintah; daripada, hanya memberi advis (advice). Pada hakikatnya, tugas staf
adalah mengkaji persoalan dan memberi informasi khusus yang membantu line
manager bekerja lebih baik. Bagian staf atau individu lantas melaksanakan
functional authority, yang terbatas kepada program-program, praktik, kebijakan,
atau hal lain yang terspesialisasi.
4. Politik Organisasi
10
2.2 Arti Perencanaan
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya, merencanakan bererti mengupayakan
menggunakan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam
(natural saources) dan ssumber daya lainya (Other Sources) untukmencapai
tujuan yang telah dibuat sebelumnya.
Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud
perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa
(who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how).
Jadi perencanaan yaitu “proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya. Rencana dapat berupa rencana informal atau
secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu. Rencana formal adalah merencanakan bersama anggota korporasi,
artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
“Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas integratif yang berusaha
memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu
sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
Berdasarkan definisi tersebut, perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik
berikut:
1. Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan dating
2. Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yaitu
serangkaian tindakan di masa yang akan datang dan akan di ambil oleh
perencana
3. Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi
merupakan unsur yang amat penting dalam setiap perencanaan.
11
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya. Merncanakan berarti mengupayakan
penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainya
untuk mencapai suatu perencanaan. perencanaan dalam pengertian ini
menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu
dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya .
12
Adapun pentinganya dari perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Lahir sebagai hasil pemikiran yang bersumber pada hasil penelitian yang
telah dilakukan.
b. Manusia tidak boleh menyerah pada masa depan yang tidak menentu,
melainkan menciptakan masa depan.
c. Sebagai acuan untuk mempermudah usaha yang akan dilakukan dalam
pencapaian tujuan yang bersangkutan.
Selain itu, Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-
program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuan-
tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan
keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya
bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia
usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
a. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinyakesalahan dalam pembuatan keputusan.
b. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan
b. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas
c. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
d. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
e. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi
f. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
h. Menghemat waktu, usaha, dan dana
13
2.4 Proses dan Langkah-Langkah Perencanaan
Menurut Louis A Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang
dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan mengambil
keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi
tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang
dimaksud.
1. Prakiraan (forecasting): Prakiraan merupakan suatu usaha yang sistematis
untuk meramalkan/memperkirakan waktu yang akan datang dengan
penarikan kesimpulan atas fakta yang jelas diketahui.
2. Penetapan Tujuan (establishing abjective): Penetapan tujuan merupakan
suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai mealului
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemograman (programming): Adalah suatu aktivitas yang dilakukan
dengan maksud untuk menetapkan:langkah-langkah utama yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, Unit dan anggota yang
bertanggung jawab untuk setiap langkah, Urutan serta pengaturan waktu
setiap langkah
4. Penjadwalan (Scheduling): Adalah penetapan atau penunjukan waktu
menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam
pekerjaan.
5. Penganggaran (budgeting): Adalah suatu aktivitas untuk membuat
pernyataan tentang sumber daya keuangan yang disediakan untuk aktivitas
dan waktu tertentu.
6. Pengembangan Prosedur (developing procedure): Merupakan suatu
aktivitas menormalisasikan caara, teknik dan metode pelaksanaan suatu
pekerjaan.
7. Penetapan dan interpretasi kebijakan (establishing and interpreting
policies): Adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat
berdasarkan kondisi manajer dan bawahanya akan bekerja. Suatu
14
kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk
permasalahan yang timbul berulang semi suatu organisasi.
Berdasarkan aktivitas perencanaan diatas, berikut ini adalah langkah langkah
penting dalam pekerjaan perencanaan :
a. Menjelaskan Permasalahan
b. Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang yang
direncanakan
c. Analisis dan klasifikasi informasi
d. Menentukan dasar perencanaan dan batasan
e. Menentukan rencana berganti
f. Memilih rancana yang diusulkan
g. Membuat urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan
h. Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rancana yang diusulkan
15
1. Penentuan Misi dan Tujuan: Perencanaan strategis dimulai dengan penentuan
misi untuk organisasi. Tujuan utama organisasi yang telah ditetapkan harus
didefinisikan dengan jelas. Perencanaan strategis berkaitan dengan hubungan
jangka panjang organisasi dengan lingkungan eksternalnya. Jadi, misi bisnis harus
cermat dalam memperkirakan dampak sosial organisasi dan eksternal
16
Jika terdapat hasil aktual berada di bawah ekspektasi, strategi harus ditinjau atau
dikaji ulang. hal ini dan disesuaikan dengan perubahan di lingkungan eksternal.
Sebagai salah satu perencanaan strategis, penting juga dalam suatu organisasi
memliki sistem pencatatan keuangan atau akuntansi yang baik. Bisa dipastikan,
jika alur pencatatan keuangan dalam suatu organisasi tidak baik maka organisasi
atau bisnis tersebut tidak akan bertahan lama.
2. Perencanaan Operasional
17
2) Rencana tetap (standing plans), merupakan pendekatan yang telah dibakukan
untuk menangani situasi yang berulang kali terjadi dan yang dapat dengan mudah
diantisipasi. Contoh: kebijakan, peraturan.
18
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Organisasi adalah
kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan untuk tujuan
tertentu. Tujuan sebuah organisasi adalah tujuan yang dianggap tujuan
bersama sehingga orang-orang di dalamnya merasa terikat oleh tujuan
tersebut, meskipun setiap individu mempunyai tujuan pribadi dalam
mendirikan atau bergabung dalam suatu organisasi.
2. Menurut West, Borrill, dan Unsworth (1998): Organisasi harus
mempunyai tiga hal. Pertama, kerja dari tiap-tiap elemen, atau bahkan
dalam scope terkecil, yaitu individu, harus tidak sendiri, tidak mandiri, dan
mesti saling terkoordinasi. Kedua, setiap anggota harus memilki peran
yang khusus dan spesifik. Ketiga, harus mempunyai tujuan bersama yang
ingin dicapai.
3. Menurut Stephen P. Robbins (2001): Organisasi merupakan gabungan unit
sosial yang mempunyai anggota dua orang atau lebih yang
dikoordinasikan untuk mencapai sejumlah tujuan.
4. Menurut Edgar H. Schein (2002): Organisasi merupakan koordinasi
sejumlah kegiatan manusia yang telah direncanakan untuk mencapai
maksud dan tujuan tertentu bersama melalui pembagian tugas dan fungsi
serta, melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
5. Menurut Gibson (1997): Menjelaskan bahwa pengertian organisasi
merupakan satu kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu
tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah.
Prinsip-Prinsip organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya
A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam
bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965),
bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi:
19
a. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas: Organisasi dibentuk
atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu
organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain,
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
20
wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
g. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
h. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
i. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
j. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
k. Prinsip Rentang Pengendalian: Artinya bahwa jumlah bawahan
atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
21
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
Bentuk-bentuk Organisasi
Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas:
1. Organisasi garis
Organisasi garis diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri organisasi garis adalah
sebagai berikut:
22
Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:
Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak
mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam
kehancuran.
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
Bentuk organisasi tidak fleksibel
Bagan
organisasi garis
2. Organisasi garis dan staf
23
1. Organisasinya besar dan bersifat kompleks
2. Jumlah karyawan banyak
3. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
4. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal
5. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal
6. Kesatuan perintah tetap dipertahankan , setiap atasan mempunyai bawahan
-bawahan tertentu dan setiap bawahanhanya mempunyai seorang atasan
langsung
1. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun
tujuan perusahaan.
2. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai
akibat adaya staf ahli.
3. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan
menjadi suatu spesialisasi.
4. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat juga.
5. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak
berkonsultasi karena pimpinan masih dalam satu tangan.
6. Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang
oleh segenap orang yang terdapat dalam organisasi, termasuk staf.
7. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
8. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan
bakat dan kemampuan yang dimiliki
24
2. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan
dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal
kewenangannya berbeda.
3. Kesatuan komando berkurang.
4. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya
hambatan pelaksanaan tugas.
5. Pejabat garis cenderung untuk mengabaikan gagasan dari staf sehingga
gagasan tersebut tidak berguna.
Bagan
organisasi garis dan staf
3. Organisasi Fungsional
25
4. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan secara
optimal
5. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan
6. Koordinasi antara karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya
mudah, karena masing-masing sudah mempunyai pengertian yang
mendalam mengenai bidangnya.
26
4. Organisasi komite/panitia
27
BAB III
PENUTUP
2.4 KESIMPULAN
28
karena organisasi secara keseluruhan atau sebagai suatu keselurahan memerlukan
manajemen untuk mengatur sistem tatakerja.
DAFTAR PUSTAKA
Manullang M. 2013. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media.
29