Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

“Lembaga dalam Pendidikan Islam”


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Abdul Hadi,Lc, MA.

Disusun Oleh :
Agus Mulyadi (3120170090)
Azizah Nadillah (3120170028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
UNIVERSITAS AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas membuat makalah mata kuliah Ilmu Pendidikan Agama

Islam tentang “Lembaga Pendidikan Agama Islam” dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan banyak

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi kepuasan

bagi para pembaca.

13 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................

A. LATAR BELAKANG .......................................................................

B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................

C. TUJUAN PENULISAN .....................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................

A. KONSEP LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM ..................................

B.JENIS-JENIS LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM .............................

BAB 3 PENUTUP ...........................................................................................

KESIMPULAN ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada periode kontemporer ini madrasah kembali mendapatkan
perhatian internasional. Dua peristiwa penting yang terjadi di dunia islam
menjadi latar belakang munculnya perhatian tersebut. Pertama, munculnya
kelompok muslim Taliban di Afghanistan pada 1994. Taliban
mengidentifikasi dirinya sebagai muslim sunni yang memiliki akar dalam
Madrasah Deoband, sebuah lembaga pendidikan islam yang berdiri pada
1867 di Delhi. Kedua, tragedi 11 september 2001, yang dikenal dengan
“9/11” di Amerika Serikat, Negara adidaya yang melibatkan diri dalam
konflik-konflik internasional, terutama di Timur Tengah. Tragedi itu
membuka munculnya pertanyaan tentang islam, fundamentalisme,
radikalisme, terorisme, dan keterkaitannya dengan proses pendidikan.
Beberapa penulis mengaitkan tragedy “11/9” dengan proses pendidikan
yang berlangsung di dunia islam.
Dalam konteks Indonesia, pesantren merupakan lembaga pendidikan
yang mendapat sorotan tajam. Sorotan internasional yang tajam tersebut,
yang disertai stereotype tentang pendidikan Islam, pada umumnya tidak
disertai sbuah pemahaman yang memadai atau tidak bersedia memahami
lembaga-lembaga pendidikan islam, terutama di Indonesia, dengan segala
kompleksitasnya.
Lembaga pendidikan Islam bukan institusi tunggal yang bersifat
monolitik seperti yang dicitarakan media massa Barat. Setelah mengalami
transformasi dan modernisasi sejalan dengan perubahan sosial, politik,
keagamaan, dan perjumpaan budaya dengan gagasan yang bersifat global,
lembaga pendidikan Islam termasuk Indonesia, menyajikan sebuah
gambaran yang kompleks.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan lembaga pendidikan islam?
b. Apa jenis-jenis lembaga pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
a. Dapat memahami konsep lembaga pendidikan Islam
b. Dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis lembaga pendidikan
Islam
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Konsep Lembaga Pendidikan Islam

1. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam


Secara etimologi lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang
memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan
mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua
arti, yaitu: 1) pengertian secara fisik, materil, kongkrit, dan 2) pengertian
secara non-fisik, non-materil, dan abstrak.
Dalam bahasa inggris, lembaga disebut institute (dalam pengertian
fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, dan
lembaga dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu
suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam
pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam
pengertian nonfisik disebut dengan pranata.
Secara terminology Amir Daiem mendefinisikan Lembaga Pendidikan
dengan,orang atau badan yang secara wajar mempunyai tanggung jawab
terhadap pendidikan. Rumusan definisi yang dikemukakan Amir Daiem
ini memberikan penekanan pada sikap tanggung jawab seseorang terhadap
peserta didik, sehingga dalam realisasinya merupakan suatu keharusan
yang wajar bukan merupakan keterpaksaan. Definisi lain tentang lembaga
pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas
pola-pola tingkah laku, peranan-peranan relasi-relasi yang terarah dalam
mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sangsi hukum,
guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
Daud Ali dan Habibah Daud menjelaskan bahwa ada dua unsur yang
kontradiktif dalam pengertian lembaga, pertama pengertian secara fisik,
materil, kongkrit dan kedua pengertian secara non fisik, non materil dan
abstrak. Terdapat dua versi pengertian lembaga dapat dimengerti karena
lembaga ditinjau dari segi fisik menampakkan suatu badan dan sarana
yang didalamnya ada beberapa orang yang menggerakkannya, dan ditinjau
dari aspek non fisik lembaga merupakan suatu sistem yang berperan
membantu mencapai tujuan.
Adapun lembaga pendidikan islam secara terminologi dapat diartikan
suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam. Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu
mengandung pengertian kongkrit berupa sarana dan prasarana dan juga
pengertian yang abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-
peraturan tertentu, serta penananggung jawab pendidikan itu sendiri.
Pendidikan Islam termasuk masalah sosial, sehingga
dalamkelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang
ada.Lembaga tersebut juga institusi atau pranata, sedangkan lembaga
sosialadalah suatu bentuk organisasi yang tersusun realatif tepat atas pola-
polatingkah laku, peranan-peranan dan relasi-relasi yang yang terarah
dalammengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sangsi
hukum,guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
Menurut Pius Partanto, M. Dahlan Al Barry ”lembaga adalah badan
atau yayasan yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan
pendidikan,kemasyarakatan dan sebagainya”
Menurut Muhaimin”lembaga pendidikan Islam adalah suatu
bentukorganisasi yang mempunyai pola-pola tertentu dalam memerankan
fungsinya, serta mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat
individu yang berada dalam naungannya, sehingga lembaga ini
mempunyai kekuatan hukum sendiri”.
Merujuk dari pendapat di atas lembaga pendidikan Islam adalah tempat
berlangsungnya proses pendidikan Islam bersama dengan proses
pembudayaan serta dapat mengikat individu yang berda dalam
naungannya, sehingga lembaga ini mempunyai kekuatan hukum.
Pendidikan Islam yang berlangsung melalui proses operasional menuju
tujuannya, memerlukan sistem yang konsisten dan dapat mendukung nilai-
nilai moral spiritual yang melandasinya. Nilai-nilai tersebut
diaktualisasikan berdasarkan otentasi kebutuhan perkembangan fitrah
siswa yang dipadu dengan pengaruh lingkungan kultural yang ada.

2. Tujuan Lembaga Pendidikan Islam


Tujuan lembaga pendidikan Islam (madrasah) maka tidak
terlepasdari tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan pendidikan Islam
digalidari nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan
Hadits.
Menurut Muhaimin, ”Lembaga pendidikan Islam secara umum bertujuan
untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayalan dan pengalaman
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara”.
Lembaga pendidikan Islam mempunyai tujuan untuk
mengembangkan semua potensi yang dimiliki manusia itu, mulai dari
tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran
Islam, untuk selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan afeksi, yakni
terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa,
dalam arti menghayati dan meyakininya. Melalui tahapan efeksi tersebut
diharapkan bertumbuh motivasi dalam diri siswa dan bergerak untuk
mengamalkan dan menaati ajaran Islam (tahap psikomotorik) yang telah
diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan terbentuk
manusia muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia.

3. Tugas Lembaga Pendidikan Islam


Lembaga pendidikan Islam seperti halnya pada sekolah
umumnya,adalah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah
keluarga.Menurut An-Nahkawi, ”Tugas-tugas yang ditambah oleh
lembaga pendidikan Islam adalah:
1. Merealisasikan pendidikan Islam yang didasarkan atas prinsip pikir,
aqidah dan tasyri’ (sejarah) yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Bentuk dan realisasi itu adalah agar anak didik beribadah,
mentahidkan Allah SWT, tunduk dan patuh kepadaperintah dan
syariat-Nya.
2. Memelihara fitrah anak didik sebagai insan yang mulia, agar tidak
menyimpang dari tujuan Allah menciptakannya.
3. Memberikan kepada anak didik seperangkap peradaban dan
kebudayaan Islami dengan cara mengintengrasikan antara ilmu-ilmu
alam, ilmu sosial,ilmu eksak, dengan landasan ilmu-ilmu agama,
sehingga anak didikmampu melibatkan dirinya terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dantehnologi.
4. Membersihkan pikiran dan jiwa anak didik dari pengaruh
subyektivitas (emosi) karena pengaruh zaman yang terjadi pada
dewasa ini lebih mengarahkan pada penyimpangan fitrah manusia.
5. Memberikan wawasan nilai dan moral, dan peradaban manusia yang
membawa khasanah pemikiran anak didik menjadi berkembang.
6. Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antara anak didik.
7. Tugas mengkoordinasi dan membebani kegiatan pendidikan
8. Menyempurnakan tugas-tugas lembaga pendidikan keluarga, masjid
dan pesantren”
Tugas lembaga pendidikan pada intinya adalah sebagai wadah
untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan pelatihan agar manusia
dengan segala potensi yang dimilikinya dan dapat dikembangkan dengan
sebaik-baiknya.Tugas lembaga pendidikan Islam yang terpenting adalah
dapat mengantarkan manusia kepada misi penciptaannya sebagai hamba
Allah sebagai kholifah fi Al-Ardhi, yaitu seorang hamba yang mampu
beribadah dengan baik dan dapat mengembangkan amanah untuk menjaga
dan untuk mengelolah dan melestarikan bumi dengan mewujudkan
kebahagiaan dankesejahteraan seluruh alam.
B. JENIS-JENIS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Lembaga pedidikan secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu
lembaga pendidikan formal dan non formal. Lembaga pendidikan formal
biasanya dikaitkan dengan sekolah yang memiliki tujuan, sistem,
kurikulum, gedung, jenjang dan jangka waktu yang telah tersusun rapi dan
lengkap. Sedangkan lembaga pendidikan nonformal keberadaannya diluar
sekolah atau di masyarakat. Lembaga pendidikan nonformal ini meliputi
lembaga pendidikan rumah (keluarga) dan lembaga pendidikan masarakat,
termasuk didalamnya pendidikan di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ),
pondok pesantren dan di masjid. Dibawah ini adalah lembaga-lembaga
pendidikan Islam di Indonesia, yaitu:
1. Keluarga

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan seorang anak bermula di


lingkungan keluarga. Disanalah manusia dilahirkan, diasuh, dididik,
diarahkan dan dibesarkan. Sosok Ibu melahirkan mansia baru dari
rahimnya setelah dikandung selama sembilan bulan, sepluh hari. Ayah
menjaga juga memenuhi kebutuhan ibu dan anak, kemudian mereka
bersama-sama mendidik, mengarahkan juga membesarkan si anak
dengan penuh cinta dan kasih sayang. Disini peran orang tua
menentukan masa depan anaknya. Seperti dalam hadits riwayat
Bukhori dan Muslim, yaitu, sesungguhnya Abu Hurairah berkata,
pernah Rasulullah berkata, “Tidak seorang anak pun dilahirkan,
kecuali ia dilahirkan dalam keadaan (membawa) fitrah. Kemudian
orang tuanya menjadikannya Yahudi, Nasrani, maupun Majusi.” Dari
hadits diatas disebutkan bahwa setiap manusia ketika dilahirkan
dibekali dengan fitrah (potensi dasar) untuk bisa menerima kebaikan
termasuk kepercayaan kepada Tuhan (keyakinan). Potensi dasar
tersebut telah diberikan oleh Tuhan kepada anak cucu Adam. Disini
ingkungan dan orang tua sangat berpengaruh atas perkembangan fitrah
atau potensi dasar tersebut.
2. Masjid
Beberapa alasan mengapa masjid dipilih sebagai alterntif tempat
pendidikan yaitu:
a. Masjid merupakan tempat yang paling steril dari bau-bau
kemusyrikan dan memiliki nilai ibadah tinggi di banding
tempat lain.

b. Masjid merupakan tempat terbuka untuk berbagai kalangan


dengan tanpa membedakan unsure ras, golongan, jenis kelamin,
dan stratifikasi sosial.
c. Di dalam masjid ada proses integrasi iman, ilmu, dan amal
(ibadah) dan juga menolk dikotomi ilmu dan sikap
materialistis.
d. Masjid mampu memperkuat tali persamaan, persatuan dan cinta
kasih antar sesma.
e. Memperteguh integritas kepribadian, kesabaran, keberanian
untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar.

Dengan pertimbangan diatas maka pilihan masjid sebagai tempat


pendidikan islam adalah tepat. Disamping diadakan kajian-kajian
keagamaan, diskusi, tempat membaca, atau tempat diadakannya
lomba sekali pun. Ini tidak lepas dari fungsi masjid sebagai pusat
penyebaran ilmu, amal, dan penyubur iman.

3. Pesantren
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan islam sudah tidak
diragukan lagi. Ini bisa dilihat dari peran strategis pesantren,
diantaranya:
 Pesantren masih diyakini sebagai kiblat bagi umat Islam
Indonesia. Ini tidak lepas dari anggapan masyarakat bahwa
menuntut ilmu agama akan lebih mumpuni jika mondok di
pesantren.
 Pendidikan pesantren yang telah melengkapi program
pendidikannya mampu memberikan pendidikan integrative
(penggabungan) dan komperehensif (menyeluruh). Ini bisa
dilihat dari perpaduan ilmu dengan moralitas santri.
 Tidak dibatasinya usia peserta didik, pendidikan seumur hidup
dengan waktu 24 jam.

 Mengutamakan kejujuran, keikhlasan dan akhlak yang baik


dalam proses pembelajaran.
 Persaudaraan sebagai watak santri. Dilihat dari kebersamaan
santri dalam pondok pesantren dengan satu kamar berpenghuni
banyak dan makan bersama dengan menu seadanya.

4. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)


TPQ sebagai lembaga pendidikan Islam tersebar di berbagai desa
di pelosok negri. Tenaga pengajar yang berlandaskan ketulusan
hati tanpa mengharap imbalan lebih. Mereka mengelola,
membimbing dan berbagi pengalaman bersama anak-anak TPQ. Di
TPQ anak-anak belajar bagaimana melafalkan huruf-huruf hijaiyah
dengan benar, disamping menghafal Al-Qur’an dan Hadits juga
materi keagamaan yang lain. Di TPQ pula lah menjadikan seorang
anak mau mempelajari ajaran-ajaran pokok agama.

5. Madrasah
Madrasah memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan, secara
umum digambarkan sebagai berikut:
a. Memiliki potensi besar sebagai sekolah umum bercorak Islam yang
berusaha memadukan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu
umum.
b. Kendala yang dihadapi adalah ketersediaan SDM professional dan
fasilitas yang kurang memadai
6. Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)
Status kelembagaan Perguruan Tinggi Islam (PTI) dan juga
madrasah yang berada di bawah naungan Kementrian Agama
(Kemenag) sering kali dinilai sebagai lembaga pendidikan khusus
keagamaan atau lembaga pendidikan yang alumninya memang
dipersiapkan untuk menjadi pegawai di lingkungan Kementrian
agama. Penilaian ini tidak bisa dibenarkan karena bagaimanapun
juga alumni lembaga pendidikan islam mampu berperan dalam
berbagai lini. Mereka bisa menjadi guru di lembaga pendidikan
baik negri maupun swasta, mereka bisa menjadi pengusaha yang
meneladani Rasulullah, menjadi pegawai pemerintahan sekali pun.
Seperti dalam firmanNya bahwa manusia adalah wakil Tuhan di
muka bumi (khalifah fi al-ardh), setiap muslim memiliki peran
positif yang beragam sehingga ia harus membekali dirinya dengan
seperangkat ilmu dan kompetensi agar mampu memegang peran-
peran tersebut secara baik dan benar.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lembaga pendidikan Islam adalah tempat berlangsungnya proses
pendidikan Islam bersama dengan proses pembudayaan serta dapat
mengikat individu yang berda dalam naungannya, sehingga lembaga ini
mempunyai kekuatan hukum.
Tugas lembaga pendidikan pada intinya adalah sebagai wadah untuk
memberikan pengarahan, bimbingan dan pelatihan agar manusia dengan
segala potensi yang dimilikinya dan dapat dikembangkan dengan sebaik-
baiknya. Beberapa jenis lembaga pendidikan islam, yaitu keluarga, masjid,
pondok pesantren madrasah, taman pendidikan quran (TPQ) dan PTAI.
DAFTAR PUSTAKA

Subhan, Arief. 2012. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-


20:Pergumulan Antara Modernisasi Dan Identitas. Jakarta: Prenamedia Group.

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. Ke-
2.Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai