Anda di halaman 1dari 18

KREDIBILITAS KEPEMIMPINAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesmas
yang dibina oleh dr. Dhian Kartikasari

Oleh
Binti Roifatussolikhah 160612613615
Chaecaria Ulfiantika 160612613680
Demanda Firdyan 160612613647

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Februari 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis dalam
bentuk sebuah makalah yang berjudul “redibilitas Kepemimpinan” ini. Makalah
ini dibuat dengan tujuan agar dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesmas. Dalam kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Khususnya bagi
kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk
moral maupun moril, demi mencapai cita-cita yang kami harapkan. Dan tak lupa
kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kepemimpinan
dan Berfikir Sistem Kesmas kami, dr. Dhian Kartikasari yang senantiasa dengan
sabar selalu membimbing kami.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun
demi tercapainya kesempurnaan pada makalah berikutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi tambahan bagi
masyarakat dan bisa bermanfaat untuk pengembangan dan pengetahuan bagi kita
semua khususnya dalam mengembangkan diri di kehidupan masyarakat sehari-
hari.

Malang, Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
2.1 Pengertian Kepemimpinan .....................................................................3
2.2 Pengertian Kredibilitas ..........................................................................3
2.3 Kepemimpinan yang Berkarakter ..........................................................4
2.4 Komponen Kredibilitas .........................................................................7
2.5 Manfaat Kredibilitas Pemimpin .............................................................8
2.6 Proses Membangun Kredibilitas ........................................................... 8
2.7 Hal-Hal yang Mempengaruhi Kredibilitas ............................................ 9
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Kredibilitas ............................................ 10
2.9 Macam-Macam Kredibilitas ................................................................ 11
2.10 Kredibilitas dan Kepemimpinan........................................................ 12
BAB III PENUTUP ...............................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................14
3.2 Saran .....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemimpin atau kepemimpinan merupakan hal yang penting dalam
mengelola pemerintahan. Hal ini dilihat dari gaya kepemimpinan yang digunakan
seorang pemimpin. Realitas menunjukkan bahwa peristiwa sejarah banyak
dipengaruhi oleh persoalan kepemimpinan. Keberhasilan manajemen
pemerintahan akan ditentukan oleh efektivitas kepemimpinannya, sehingga
kepemimpinan atau leadership dapat dikatakan inti dari manajemen pemerintahan
(Hapsari,2011). Keberhasilan dalam memimpin pemerintahan tergantung pada
pengetahuan, kualitas, dan kredibilitas masing-masing. Apabila seseorang
mempunyai kemampuan, kualitas dan kredibilitas yang tinggi, maka mereka akan
mampu menjadi seorang pemimpin pemerintahan yang baik (Hapsari,2011).
Kemampuan, kualitas dan kredibilitas yang dimiliki seorang pemimpin
akan menentukan berhasil dan tindaknya mereka. Banyaknya pemimpin yang
tidak profesional menyebabkan kualitas yang dihasilkan pun buruk, sehingga
menjadi tolak ukur keberhasilan program kerja instansi. Pemimpin diidentikan
sebagai lelaki yang memimpin, tetapi sekarang sudah ada penempatan peremuan
sebagai seorang pemimpin yang mampu melakukan manajemen baik di instansi
pemerintahan maupun perusahaan swasta (Hapsari,2011). Hubungan interaksi
yang tidak erat antara atasan dan bawahan akan menimbulkan rendahnya
koordinasi dalam ruang kerja, sehingga berimplikasi pada kualitas kerja pegawai.
Namun, setelah dipimpin oleh perempuan adanya perubahan interaksi yang kuat
antara pimpinan dan pegawai. Interaksi yang dihasilkan berupa pengarahan
mengenai program kerja lembaga serta hubungan interaksi informal. Melalui pola
interaksi ini akan menghasilkan timbal balik dalam simbiosis mutualisme antara
pimpinan dan pegawai (Hapsari,2011).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud kredibilitas ?
2. Adakah hubungan kredibilitas dengan kepemimpinan ?

1
3. Bagaimana mewujudkan kepemimpinan yang berkarakter ?
4. Bagaimana proses membangun kredibilitas ?
5. Apa manfaat pemimpin yang mempunyai kredibilitas ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat dicapai setelah membaca makalah ini adalah :
1. Bisa memberikan pengetahuan baru yang berkaitan dengan
kepemimpinan dan kredibilitas.
2. Mendapatkan gambaran yang nyata tentang kepemimpinan yang
berkarakter dan memiliki kredibilitas yang tinggi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan sesuai yang diinginkan.
Kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang lain agar mau
atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Ada juga yang mengatakan bahwa
kepemimpinan adalah hubungan interaksi antara pengikut dan pemimpin dalam
mencapai tujuan bersama (Matondang, 2008). Menurut Hadari, 2004
kepemimpinan adalah kemampuan / kecerkasan mendorong sejumlah orang (dua
orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan yang
terarah pada tujuan bersama.
Sedangkan pemimpin dan kepemimpinan menurut Elizabeth , 2005
pemimpin adalah sosok karismatik yang mampu membuat keputusan yang baik
dan mengilhami orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan
adalah kekuatan untuk berkomunikasi dengan tegas dan mengilhami orang lain
atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Tidak satupun definisi di atas
lebih tepat daripada definisi yang lain. Akan tetapi, semua definisi tersebut
sependapat dalam satu hal : kepemimpinan melibatkan lebih dari satu orang. Anda
tidak dapat menjadi pemimpin tanpa sekelompok orang yang mengikuti
pengarahan anda dan menaruh kepercayaan kepada anda. Sebagai pemimpin anda
memiliki tanggung jawab trhadap karyawan, kelompok, organisasi atau tim anda
untuk memimpin dengan adil dan etis.
Untuk menjadi pemimpin yang baik, perlu memperkuat diri dengan
mengikuti tren – tren kepemimpinan terkini , mengamati pemimpin – pemimpin
lain dan menyadari bahwa gaya kepemimpinan anda sendiri yang unik akan
berubah dengan bertambahnya pengalaman anda ( Elizabeth, 2005).
2.2 Pengertian Kredibilitas
Kredibiltas adalah keadaan atau kondisi yang dapat dipercaya dan bisa
dipertanggung jawabkan sebagaimana mestinya atau kualitas, kapabilitas, atau
kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan (KBBI, 2008). Kouzes & Posner
(2007:54) menyatakan bahwa jujur, memandang ke depan, inspirasi, dan
kecakapan lebih dari dua dekade terakhir, secara konsisten dipilih sebagai empat

3
syarat kepemimpinan yang paling penting. Kredibilitas menghasilkan pemimpin
yang dapat dipercaya (kredibel).
Seseorang tidak akan diangkat sebagai pemimpin jika tidak dipercaya.
Seorang pemimpin sulit memimpin bawahannya jika sudah tidak dipercaya.
Kredibiltas merupakan modal utama yang harus dimiliki pemimpin agar disegani
oleh pegawai atau orang yang dipimpinnya. Ketika faktor kredibilitas ini sudah
dimiliki oleh seorang pemimpin maka akan timbul sikap hormat dari para
bawahan terhadap pemimpin tersebut dan membuat mereka bekerja dengan lebih
baik lagi untuk menunjukkan apresiasi mereka terhadap pemimpin mereka
(Ndraha, 2005).
Dapat disimpulkan bahwa memang kredibiltas dari seorang pemimpin
akan sangat berpengaruh terhadap kinerja dari para karyawannya, dan dalam hal
ini juga berlaku kebalikannya, ketika pemimpin dianggap kurang kredibilitas akan
mempengaruhi kinerja dari para karyawan itu sendiri.
2.3 Kepemimpinan yang Berkarakter
Definisi kepemimpinan sudah ribuan dikemukakan oleh ahli menurut
sudut pandang masing – masing. Namun, tidak satu pun dari definisi tersebut yang
memuaskan semua orang. Walaupun demikian, hal ini tetap saja diperlukan.
Definisi mutakhir tentang kepemimpinan oleh Hoy & Miskel, 2013 menyebutkan
kami mendefinisikan kepemimpinan secara luas sebagai suatu proses sosial
seperti mempengaruhi perilaku individual atau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat seseorang
dalam bertingkah laku yang menjadi kebiasaan dalam kesehariannya, tabiat
tersebut bisa baik atau buruk. Hal itu tergantung pada pembentukan karakter
dalam lingkungannya. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Aristoteles dalam
Heri Gunawan (2012:23) bahwa “karakter itu erat hubungannya dengan kebiasaan
yang kerap dimanifestasikan dalam tingkah laku”.
Jadi, pemimpin melalui kepemimpinannya mempengaruhi perilaku
sesorang atau sekelompok agar melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan
pemimpin melalui keteladannya. Pemimpin melalui kepemimpinannya berharap
agar bawahan atau pengikutnya melakukan sesuatu dengan yang pemimpin

4
harapkan. Bawahan atau pengikut agar sesuai atau mendekati dengan sesuatu yang
diharapkan oleh pemimpinnya, jika pemimpin mendemonstrasikan contoh –
contoh seseorang diangkat sebagai pemimpin baik formal (ada surat putusan resmi
) maupun sebagai non formal ( tanpa surat keputusan resmi ) karena ia memiliki
kelebihan dibandingkan dengan bawahan atau penggikutnya.
Salah satu cara melaksanakan pendidikan berkarakter melalui
kepemimpinan yang berkarakter adalah memberikan keteladanan. Keteladanan
adalah ucapan, tulisan, bahasa tubuh, sikap dan tindakan positif yang dapat
dicontoh oleh orang lain. Menurut Keouzes & Posner, 2007, keteladan yang
dicontohkan adalah seperti berikut :
a. Jujur
Karakter kepemimpinan berkarakter yang nomor satu adalah jujur.
Temuan atau penelitian Keouzes dan Posner, 2007 tersebut mendukung
dan sama dengan urutan kepemimpinan Islam, yaitu STAF sebagai
singkatan dari sidiq ( jujur ), tablig ( menyampaikan ), amanah ( dapat
dipercaya ) dan pathonah ( cerdas ). Bawahan sulit atau tidak mungkin
mempercayai pemimpinnya yang tidak jujur. Kejujuran tidak saja
menjadikan proses komunikasi menjadi efektif, tetapi juga mampu
menciptakan pemahaman yang baik antara komunikan dengan
komunikator. Pendidikan tidak menciptakan tamatan yang pintar, tetapi
juga harus jujur. Orang pintar belum tentu jujur, begitu pula sebaliknya
orang jujur belum tentu pintar.
b. Memandang ke Depan ( Visi )
Setiap pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan memandang
ke depan yaitu kemauan pemimpin melihat ke depan untuk menetapkan
atau memilih tujuan organisasi. Seseorang pemimpin diharapkan punya
orientasi yang baik menuju masa depan. Jadi jelaslah bahwa pemimpin
harus tau ke mana mereka akan pergi membawa organisasi jika mereka
berharap orang lain bersedia bergabung dalam menjalankan organisasi
(Keouzes & Posner, 2007 ).

5
c. Memberi Inspirasi
Keouzes & Posner, 2007 menyatakan bahwa bawahan atau
pengikut mengharapkan pemimpin yang antusias, penuh semangat, dan
berpandangan positif tentang masa depan. Pemimpin diharapkan
mampu memberikan inspirasi. Tidak cukup hanya mempunyai impian
tentang masa depan, tetapi juga dapat menyampaikan wawasan dengan
cara tertentu yang antusias. Jika seseorang pemimpin tidak
memperlihatkan semangat perjuangan yang tinggi untuk mencapai cita
– cita priadi atau lembaga, jangan mengharapkan bawahan atau
pengikut memperlihatkan semangat perjuangan yang tinggi.
d. Cakap
Cakap adalah orang yang berkompeten. Orang yang berkompeten
adalah orang yang memiliki kompetensi. Artinya kompetensi adalah
sesuatu yang mendasari karakteristik seseorang individu yang secara
kausal berhubungan dengan referensi kriteria efektif dan/ kinerja
tertinggi dalam pekerjaan atau situasi. Mendasari karakteristik artinya
kompetensi yang mantap dan nyata serta merupakan bagian yang paling
kekal dalam kepribadian yang dimiliki seseorang yang dapat
meramalkan perilaku dalam situasi dan tugas pekerjaan yang bervariasi
dan luas. Secara kausal berhubungan berarti bahwa suatu kompetensi
menyebabkan atau meramalkan perilaku dan kinerja ( Hoy dan Miskel,
2013).

6
2.4 Komponen Kredibilitas
Tiga komponen kredibilitas sumber, yakni :
a) Keahlian (expertise) yang merupakan kesan yang dibentuk penerima
tentang kemampuan sumber komunikasi persuasi berkaitan dengan topik
yang dibicarakan, Faktor keahlian adalah tingkat penguasaan sumber
yang dipersepsi khalayak mengetahui jawaban yang benar dan tepat pada
pokok permasalahan. Keahlian bergantung pada keterlatihannya,
pengalamannya, kemampuannya dan status sosialnya, jadi seorang
sumber dikatakan ahli adalah seorang yang pengetahuannya diakui dan
dipercaya tentang pokok permasalahan. Sedangkan menurut McCroskey
dalam Tubbs dan Moss (1996 : hlm.61) dalam Winoto (2016)
mengatakan bahwa keahlian itu sama artinya dengan keotoritarifian,
yaitu keahlian pemimpin mengenal subjek yang disajikan, bagaimana
pendapat khalayak mengenai kecerdasan, informasi yang dimilikinya,
kompetensinya dan kewibawaannya.
b) Dapat dipercaya (trustworthiness) yang merupakan kesan penerima
tentang sumber komunikasi yang berkaitan dengan wataknya seperti
kejujuran, ketulusan, bersikap adil, bersikap sopan, berperilaku etis atau
sebaliknya. Kemudian mengenai faktor keterpercayaan dapat diartikan
sebagai tingkat pengakuan sumber yang dipersepsi sebagai yang
memotivasi untuk mengkomunikasikan pendiriannya tanpa prasangka.
Oleh sebab itu sumber yang dipercaya adalah suatu sumber yang objektif,
suatu sumber yang terpercaya dipersepsi juga oleh khalayak yaitu yang
tidak memiliki maksud untuk memanipulasi dan tidak mengambil
keuntungan bila khalayak menerima rekomendasi pesan. Berkaitan
dengan faktor keterpercayaan Effendy (2003:43- 44) dalam Winoto
(2016) mengatakan bahwa kepercayaan terhadap pemimpin ditentukan
oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya, lebih dikenal dan
disenangi oleh anggotanya sendiri, lebih cenderung anggota untuk
mengubah kepercayaannya ke arah yang di kehendaki oleh anggota itu
sendiri. Kepercayaan pada pemimpin mencerminkan bahwa pesan yang
diterima anggota dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan. faktor

7
keterpercayaan ini terkait dan dengan hal-hal yang melekat atau inheren
dengan diri pemimpin seperti pengetahuan, keahlian , pengalaman,
otoritas, integritas moral, kejujuran maupun yang tidak melekat dalam
diri pemimpin seperti faktor persepsi khalayak terhadap pemimpin
tersebut.
c) Faktor daya tarik (attractiveness) yang meliputi daya tarik fisik maupun
non fisik. Faktor berikutnya adalah daya tarik adalah sebagai salah satu
komponen pelengkap dalam pembentukan kredibilitas. Apabila
pemimpin merupakan individu yang tidak menarik atau tidak disukai,
persuasi biasanya tidak efektif. Kadang-kadang efek persuasi yang
disampaikan pemimpin yang tidak menarik bahkan dapat mengubah ke
arah yang berlawanan dengan yang dikehendaki (Azwar, 1995: hlm.76)
dalam Winoto (2016).
2.5 Manfaat Kredibilitas Pemimpin
Manfaat Kredibilitas Kepemimpinan adalah:
1. Meningkatkan keeratan hubungan. Orang saling percaya akan
bekerja sama dan saling mendukung. Ketidak percayaan memecah
kerjasama dan keeratan hubungan dalam kelompok.
2. Meningkatkan produktivitas Orang yang saling percaya akan
kreatif dan dapat bekerjasama dengan baik. (Djohan,2016).
2.6 Proses Membangun Kredibilitas
Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah. Banyak kompetensi
yang harus dimiliki seorang pemimpin. Duncan (1980) dalam Aryani (2013)
menyatakan pentingnya kompetensi yang harus dimiliki dan di bangun oleh
seorang pemimpin, sehingga dapat dipercaya oleh pengikutnya. Terdapat
beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin diantaranya adalah:
a) Kompetensi teknis, yaitu kemampuan khusus yang diperlukan
manajerial yakni kemampuan dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
b) Kompetensi sosial, yaitu kemampuan dalam berinteraksi dengan
pihak lain.

8
c) Kompetensi strategik, yaitu kemampuan untuk melihat jauh ke
depan, sehingga dapat merumuskan kebijakan yang bersifat
strategik. Keempat, Kompetensi etika, yaitu kemampuan
melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan pertimbangan
etika dan moral. Jika seorang pemimpin memiliki keempat
kompetensi tersebut, maka sebenarnya ia telah membangun rasa
percaya (kredibilitas) para pengikutnya atau anggotanya.
(Aryani,2013)
2.7 Hal-hal yang Mempengaruhi Kredibilitas
Hal hal yang menimbulkankan Kredibilitas yaitu :
1) Kejujuran. Merupakan unsur utama kredibilitas. Kejujuran harus
ditunjukkan dalam perbuatan. Tanggung jawab. Tanggung jawab lebih
mudah dinilai daripada kejujuran. Seorang pemimpin boleh melupakan
apapun asal jangan tanggung jawab. Perilaku bertanggung jawab lebih
mempesona dibandingkan dengan kejujuran (Djohan,2016). Beberapa
karakteristik orang yang bertanggung jawab adalah:
a) Mereka menyelesaikan pekerjaannya. Orang yang bertanggung
jawab biasanya pekerja keras dan menyelesaikan tugas tugasnya
dengan baik kondisi apapun yang terjadi. Sedangkan orang yang
tidak bertanggung jawab gemar mencari kambing hitam.
b) Mereka bersedia melakukan lebih dari yang seharusnya Orang yang
bertanggung jawab tidak pernah memprotes atau bukan tugas saya,
ia bersedia melakukan segala hal yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugasnya. Ia mendahulukan organisasi daripada
kepentingan pribadinya. Andrew Carnegie, seorang industriawan
besar dan dermawan di Amerika Serikat, membagi manusia
menjadi tiga jenis :
i) Mereka yang sesedikit mungkin melakukan pekerjaan, jika
tidak diawasi mungkin mereka tidak bekerja sama sekali.
ii) Mereka yang melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan,
tidak mau lebih, meskipun saat saat tertentu ia sangat
diperlukan. Mereka bekerja hanya untuk gaji.

9
iii) Mereka yang bekerja lebih banyak dari yang ditetapkan.
Sedangkan mereka bekerja tidak untuk gaji, jika diperlukan
mereka akan bekerja dengan senang hati. Mereka bekerja
dengan kegembiraan. (Djohan,2016)
2) Kecakapan/kompetensi. Pemimpin harus mampu melaksanakan
fungsinya sebagai pemimpin seperti: menggagas visi – misi – tujuan
organisasi, memotivasi, membuat keputusan dan menyelesaikan masalah,
memimpin rapat, komunikasi, dan lain - lain.
3) Keterbukaan. Pemimpin harus terbuka bagi hal hal yang relevan seperti :
keuangan, kekurang cakapannya dibidang tertentu.
4) Dukungan. Menerima orang sebagai mana adanya dan tolerir terhadap
ketidak-sepakatan yang timbul. Buatlah semua orang diharapkan,
diterima, diakui, dan berperan dalam organisasi.
5) Sistem imbalan. Ciptakan sistem imbalan yang saling menguntungkan
(win – win ) dimana setiap orang mendapat manfaat.
6) Tujuan. Tunjukan bahwa Anda memiliki tujuan terbaik bagi organisasi
dan para anggotanya.
7) Percaya pada orang lain. Anda harus percaya pada orang lain. Hargai
opini mereka. (Djohan,2016)
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Kredibilitas
Jika Anda membaca pemikiran dari ahli dan penasihat kepemimpinan, mulai
dari Warren Bennis, dengan karya yang barangkali terbaik sepanjang masa On
Becoming Leader, yang mengatakan bahwa pemimpin adalah mereka yang work
out there on the frontier where tomorrow is taking shape, and serve here as guides,
hingga Jems M. Kouzes dan Barry Z. Posner yang menemukan "ciri-ciri
kepemimpinan" dan menganalisa pada dua bukunya, Credibility (1993), bahwa
ciri utama seorang pemimpin adalah mempunyai Kredibilitas. (Triyono, 2011)
Atau, temuan Steven M Bornstein dan Anthony F Sands (1996) menyebutkan
lima inti (5C) kredibilitas, yaitu: conviction, character, courage, composure,
competence. Conviction adalah keyakinan, dan komitmen. Character adalah
integritas, kejujuran, respek, dan Kepercayaan yang konsisten. Courage adalah
keberanian, kemauan untuk bertanggung jawab atas keyakinannya. Bahkan kalau

10
perlu berani mengubah diri. Composure adalah ketenangan batin, suatu
kemampuan untuk memberikan reaksi dan emosi yang tepat dan konsisten,
khususnya dalam menghadapi situasi kritis. Competence adalah keahlian.
keterampilan, dan profesionalitas. Afau, temuan dari Neil Snyder. James J. Dowd
Jr., dan Diane Morshe Houghton (VVC : Leadership for Quality Management
(1994), bahwa kepemimpinan yang unggul harus memiliki tiga serangkai
kepemimpinan yaitu vision, value, and courage. Premis yang selanjutnya
disempurnakan oleh Tanri Abeng dengar menambahkan unsur competence yang
terdiri dari knowledge, skill, integrity. dan penulis menambahkan dengan strong
and mature character. Dalam amatan penulis, ternyata apa yang kita temukan
adalah the values of the leaders, atau bahasa lainnya adalah the characters of the
leaders. Yaitu, nilai-nilai, atau ciri-ciri pemimpin yang unggul (excellent). Mari
kita kutip pendapat dari Geert Hofstede dalam Culture's Consequences (1980)
yang mengemukakan bahwa value itu melekat kepada individu, dan culture
melekat kepada society. (Triyono, 2011)
2.9 Macam-Macam Kredibilitas
Devito mengatakan bentuk kredibilitas dapat dibedakan atas 3 macam bagian,
yaitu:
1. Initial Credibility atau disebut juga kredibilitas ekstrinsik, yaitu
kredibilitas yang diperoleh sebelum proses komunikasi itu dimulai.
Misalnya seorang mendapatkan kredibilitas karena mempunyai titel
didepan namanya. Andersen menyebutkan kredibilitas initial dengan
istilah Prior Ethos. Menurut Andersen, sumber komunikasi memperoleh
Prior Ethos karena berbagai hal. Kita membentuk gambaran tentang diri
komunikator itu dari pengalaman wakilan (vicarious experiences),
misalnya karena sudah lama bergaul dengan komunikator dan sudah
mendengarnya dari media massa. (Devito dalam Herna & Damanik, 2013)
2. Derived Credibility adalah kredibilitas yang diperoleh komunikator selama
komunikasi berlangsung. Selama berlangsungnya kegiatan komunikasi,
umumnya hal yang kita bicarakan, baik secara eksplisit maupun implisit
akan menampilkan diri kita sendiri. Topik yang kita bicarakan, perubahan
vokal, ekspresi wajah atau tingkat keyakinan pada apa yang kita bahas,

11
kesemuanya menampilkan diri kita sebagai pembicara. Andersen
menyatakan kredibilitas yang dicapai selama komunikasi itu berlangsung
dengan istilah Intrinsic Ethos. Intrinsic Ethos dibentuk oleh topik yang
dipilih, cara penyampaian, teknik-teknik pengembangan topik bahasan,
bahasa yang digunakan serta organisasi pesan atau sistematis yang dipakai.
Dengan kata lain, kita menyampaikan kesan tentang intelegensi, moral
atau niat baik sebagai pembicara dalam proses komunikasi yang kita
lakukan. (Devito dalam Herna & Damanik, 2013)
3. Terminal Credibility adalah kredibilitas yang diperoleh seorang
komunikator setelah mendengar atau pembaca mengikuti ulasannya.
Seorang komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas perlu memiliki
pengetahuan yang dalam, pengalaman yang luas, kekuasaan yang dipatuhi
dan status sosial yang dihargai (Awza, 2012)
Dalam kepercayaan terhadap komunikator ditentukan oleh keahliannya dan
dapat tidaknya ia dipercaya, lebih dikenal dan disenangi komunikator oleh
komunikan, lebih cenderung komunikan untuk mengubah kepercayaannya ke arah
yang dikehendaki oleh komunikator. Kepercayaan kepada komunikator
mencerminkan bahwa pesan yang diterima komunikan dianggap benar dan sesuai
dengan kenyataan (Effendy, 2003: 43-44).
Jadi dapat dimengerti bahwa pesan yang dikomunikasikan mempunyai daya
pengaruh yang lebih besar, apabila komunikator dianggap sebagai ahli.
Kredibilitas dapat diartikan sebagai keahlian yang merupakan salah satu unsur
penyebab timbulnya pengaruh komunikator terhadap komunikan. (Devito dalam
Herna & Damanik, 2013)
2.10 Kredibilitas dan Kepemimpinan
Kouzes & Posner (2007:54) menyatakan bahwa jujur, memandang ke
depan, inspirasi, dan kecakapan lebih dari dua dekade terakhir, secara konsisten
dipilih sebagai empat syarat kepemimpinan yang paling penting. Hubungan
penting dari empat syarat kepemimpinan berkarakter tersebut adalah untuk
menghasilkan pemimpin yang memiliki kredibilitas yang tinggi. Ketika para
bawahan atau pengikut pengikut merasa pemimpin mereka memiliki tingkat
kredibilitas yang tinggi, mereka secara signifikan menjadi lebih (1) bangga untuk

12
mengatakan pada orang lain bahwa mereka bagian dari organisasi; (2) merasakan
sentuhan kuat dari semangat tim; (3) melihat nilai-nilai pribadi yang mereka
miliki sama konsistennya dengan organisasi itu; (4) merasa berhubungan dan
berkomitmen terhadap organisasi; (5) memiliki perasaan memiliki terhadap
organisasi (Kouzes & Posner, 2007:54).
Sebaliknya, ketika para pengikut merasa pemimpin mereka memiliki
kredibilitas yang rendah, secara signifikan mereka akan lebih merasa (1)
menghasilkan hanya jika mereka diperhatikan dengan saksama; (2) dimotivasi
terutama dengan uang; (3) mengatakan hal-hal baik tentang organisasi di depan
umum dan mencela secara pribadi; (4) mempertimbangkan untuk melihat
pekerjaan lain jika organisasi memiliki masalah; (5) merasa tidak didorong dan
tidak diperhatikan (Kouzes & Posner, 2007: 55). Perbedaan-perbedaan tersebut
memberikan gambaran suasana organisasi. Oleh karena itu, pemimpin diharapkan
secara serius meningkatkan kredibilitas, akseptabilitas, moralitas, integritas,
loyalitas, komitmen, energi, dan produktivitas. Kredibilitas menghasilkan
pemimpin yang dapat dipercaya (kredibel). Seseorang tidak akan diangkat sebagai
pemimpin jika tidak dipercaya. Seorang pemimpin sulit memimpin bawahannya
jika sudah tidak dipercaya. (Usman, 2013)

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan sesuai yang diinginkan.
Kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang lain agar mau
atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Ada juga yang mengatakan bahwa
kepemimpinan adalah hubungan interaksi antara pengikut dan pemimpin dalam
mencapai tujuan bersama (Matondang, 2008). Kredibiltas adalah keadaan atau
kondisi yang dapat dipercaya dan bisa dipertanggung jawabkan sebagaimana
mestinya atau kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan
kepercayaan (KBBI, 2008). Kouzes & Posner (2007:54) menyatakan bahwa jujur,
memandang ke depan, inspirasi, dan kecakapan lebih dari dua dekade terakhir,
secara konsisten dipilih sebagai empat syarat kepemimpinan yang paling penting.
Kredibilitas menghasilkan pemimpin yang dapat dipercaya (kredibel).
Seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah. Banyak kompetensi yang
harus dimiliki seorang pemimpin. Duncan (1980) dalam Aryani (2013)
menyatakan pentingnya kompetensi yang harus dimiliki dan di bangun oleh
seorang pemimpin, sehingga dapat dipercaya oleh pengikutnya.
3.2 Saran
Saran dari kelompok kami adalah menjadilah pemimpin yang berkarakter
tinggi dan menerapkan sifat dapat dipercaya (kredibilitas) bagi anggota-
anggotanya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Aryani Linda, Marettih Anggia, Cucuani Hijriyati, Susanti Rita, dan Lestari
Yuliana. 2013. Kompetensi Tidak Sempurna Tanpa Integritas Pada
Pemimpin. (Online) 9(1): 1-9 (http://download.portalgaruda.org/article)
diakses 22 Februari 2018
Djohan, AJ. 2016. 5 Pilar Kepemimpinan di Abad 21. (Online)
(http://eprints.ulm.ac.id/1819/1/2RA.pdf) diakses 22 Februari 2018
Winoto,Y. 2016. Penerapan Teori Kredibilitas Sumber (Source of Credibity)
Dalam Penelitian-penelitian Layanan Perpustakaan. (Online) 5(2) : 2-4
(ejournal.upi.edu/index.php/edulib/article/download/4393/3101) diakses
22 Februari 2018
Matondang, 2008. Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Nawawi, Hadari, 2004. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
O’leary, Elizabeth, 2005. Kepemimpinan Menguasai Keahlian yang Anda
Perlukan dalam 10 Menit. Yogyakarta : Penerbit Andi
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, edisi ke 4, Gramedia Pusataka Utama,
Jakarta, 2008.
Kouzes, J.M., & Posner, B.Z. 2007. The Leadership Challenge Tantangan Masa
Depan (AlihBahasa: Anton Adiwiyoto). Jakarta: Interaksara.
Ndraha, Talizuduhu, 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta : PT Cipta Rineka
Hoy, K.H & Miskel, 2013. Educational Administration Theory, Research, and
Practice. Ninth Edition. McGraw-Hill Companies, Inc.
Keouzes, J.M., & Posner, B.Z, 2007. Tantangan Masa Depan. Jakarta : Interaksa
Gunawan,Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta
Herna Samsihat, Dhewwy, Rumondang Damanik. 2013. Analisis Korelasi
Kredibilitas Booker (Manager Talent) Terhadap Sikap Klien (Studi Kasus:
PT. Talenta Citra Management). Jakarta: BINUS.
Triyono. 2011. Leaderships Culture Sebagai Jawaban Atas Tantangan
Kepemimpinan di Era Kompetisi Global. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang
Usman, Husaini. 2013. Kepemimpinan Berkarakter Sebagai Model Pendidikan
Karakter. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Hapsari,T. 2011. Bab I Pendahuluan. (Online)
(http://digilib.unila.ac.id/440/4/Thea%20Hapsari_bab%20I.pdf) diakses 25
Februari 2018.

15

Anda mungkin juga menyukai