Anda di halaman 1dari 2

Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku (Reinforcement Theory)

Teori ini dikemukakan oleh B.F. Skinner yang didasarkan atas hukum pengaruh. Tingkah laku
dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan
konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang. Rangsangan yang didapat akan
mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang selanjutnya akan
menghasilkan suatu konsekuensi yang akan berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Konsekuensi
yang terjadi secara berkesinambungan akan menjadi suatu rangsangan yang perlu untuk direspon
kembali dan menghasilkan konsekuensi lagi. Demikian seterusnya sehingga motivasi mereka
akan tetap terjaga untuk menghasilkan hal-hal yang positif.
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model
kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang
bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi
tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang
ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya,
dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan hukum pengaruh yang menyatakan
bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang
menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang
mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh dalam kehidupan perkuliahan, ada seorang mahasiswa yang selalu tidak pernah datang
untuk kuliah, dan selalu membolos didalam matakuliahnya. Pada suatu hari, anak tersebut di
panggil namanya tetapi tidak datang kuliah, hanya tanda tangan saja yang ada. Hari berikutnya
dosen tersebut memanggil mahasiswa tersebut untuk menjelaskan mengapa tidak pernah hadir
kuliah. Mahasiswa tersebut mengaku, karena masih ngantuk dan malas. Lalu dosen tersebut
menjelaskan bahwa sebenernya mahasiswa tersebut pintar, dan dosen berkata nilainya
sebenarnya baik dan memuaskan, tetapi karena nilai kehadiranya selalu jelek jadi nilai tersebut
menjadi tidak sempurna. Dosen tersebut menjelaskan bahwa sebenernya mahasiswa tersebut
dapat menjadi yang terbaik, apalagi ditambah jika tidak bolosan, pasti nilai A dapat diperoleh.

Mahasiswa tersebut merenungkan dan mahasiswa tersebut berjanji merubah perilakunya,


sehingga mahasiswa tersebut mendapat nilai yang terbaik dikelasnya dan menjadi lebih rajin.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya
dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian
tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi
konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti,
akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar
menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya
diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran
dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan
kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat
pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap
memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara
tersebut ditempuh dengan gaya yang manusiawi pula.

BUNGA CHRISTY
1302024

Anda mungkin juga menyukai