Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zakiyah

NIM : 07011281924115
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Jurusan : Ilmu Administrasi Publik
Mata Kuliah : Perilaku Organisasi
Kelas : B Indralaya

Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Teori penguatan merupakan suatu teori dalam mengatur perilaku individu didalam
organisasi agar dapat berkelakuan sesuai dengan apa yang seharusnya. Teori penguatan
ini juga termasuk dalam motivasi dimana seseorang akan bertindak (act) berdasarkan
konsekuensi yang didapat dari tindakan tersebut. Jika konsekuensinya positif, tindakan
tersebut akan dilakukan berulang. Sedangkan jika negatif, tindakan atau perilaku
tersebut cenderung tidak berulang. Teori ini berfokus pada tindakan/aksi manusia yang
dilakukan dan apa yang terjadi (konsekuen) yang didapatkan. Dengan kata lain, teori
ini memberikan reward dan punishment terhadap perilaku seseorang. Teori ini
dikemukakan oleh B.F. Skinner dan rekan-rekannya yang didasarkan dari prinsip
kausalitas dan pengetahuan bahwa perilaku pekerja diatur oleh tipe-tipe penghargaan
yang ada. Teori penguatan tidak menilai kepribadian seseorang melainkan berfokus
pada perilaku seseorang serta mengenali 3 aturan dasar dalam konsekuensi, antara lain:

1. Penghargaan (reward) untuk perilaku yang positif (baik) akan memberikan


penguatan kepada perilaku yang positif pula
2. Hukuman (punishment) untuk perilaku yang negatif (tidak baik) akan melemahkan
perilaku yang negatif itu
3. Jika tidak ada reward dan punishment, perilaku tersebut akan memudar (tidak jelas)
sehingga dapat dilakukan kembali atau tidak dilakukan kembali.
Teori penguatan ini penting dipelajari agar seorang pimpinan organisasi/manajer dapat
menentukan tindakan anggotanya sejalan dengan yang dikehendaki dan sesuai dengan
budaya organisasinya. Berikut adalah jenis-jenis teori penguatan (reinforcement
theory) beserta contohnya.

1. Positive Reinforcement (Penguatan Positif)


Positive Reinforcement adalah suatu peristiwa yang bila hadir mengikuti suatu
perilaku tertentu dapat menyebabkan perilaku tersebut akan diulangi. Jadi,
penguatan positif ini akan menyebabkan terjadinya repeat action (tindakan yang
berulang) akibat dari respon positif yang didapat.
Contoh: Seorang pegawai yang selalu datang tepat waktu dan bekerja dengan
sebagaimana mestinya, mendapatkan respon positif dari manajer/atasannya yaitu
dengan mendapatkan pujian karena tindakannya. Pujian inilah yang merupakan
bentuk reinforcement (penguatan) yang positif agar tindakan yang benar tersebut
akan senantiasa dilakukan (berulang)
2. Avoidance/Negative Reinforcement (Penguatan Negatif)
Negative reinforcement merupakan suatu bentuk penguatan dimana tindakan yang
dilakukan seseorang menyebabkan konsekuen yang kurang menyenangkan
sehingga tindakan tersebut akan dihindari atau tidak dilakukan lagi.
Contoh: Pegawai yang merokok di sembarang tempat mendapatkan teguran dari
atasannya sehingga kedepannya ia tidak akan melakukan tindakan itu lagi. Teguran
merupakan bentuk negative reinforcement agar anggota organisasi dapat
melakukan tindakan yang sesuai dan seharusnya.
3. Extinction (Pemadaman/pemusnahan)
Extinction adalah mengurangi frekuensi perilaku dengan menghilangkan
penghargaan atau konsekuensi yang diinginkan yang mengikuti perilaku itu. Hal
ini akan membuat tindakan yang dilakukan akan hilang/bias karena tidak sesuai
dengan yang diharapkan dari tindakan itu.
Contoh: Seorang pegawai berusaha mendapatkan perhatian dari atasannya dengan
melakukan berbagai hal agar dirinya menonjol dibandingkan yang lain misalnya
mengklaim pekerjaan yang dilakukan orang lain sebagai pekerjaan yang dilakukan
oleh dirinya sendiri. Namun, atasan tersebut menunjukkan perilaku kurang puas
dan tidak perduli pada pegawai itu dan tidak memberikan pujian/sanjungan. Hal ini
akan menyebabkan perilaku pegawai tersebut akan musnah dan tidak dilakukan
lagi kedepannya karena adanya eliminasi penghargaan yang diharapkan.
4. Punishment (Hukuman)
Punishment merupakan konsekuensi yang tidak diinginkan atau tidak disukai
akibat dari perilaku yang dilakukan. Punishment (hukuman) akan diberikan kepada
tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dan melenceng dari norma atau budaya
yang ada dan merupakan bentuk dari reinforcement (penguatan).
Contoh: Pegawai yang sering datang terlambat saat bekerja, akan mendapatkan
konsekuensi pemotongan gaji sesuai dengan keterlambatannya. Hal ini membuat
pegawai tersebut tidak senang/tidak puas dengan konsekuensi yang didapatkan
sehingga ia akan mengubah perilaku sering terlambat menjadi tepat waktu
kedepannya.

Mempelajari reinforcement theory (teori penguatan) sangat penting terutama bagi


manajer tingkat atas atau menengah agar dapat mengatur anggotanya dengan baik
berupa memberikan penguatan dalam perilaku/tindakan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai