Anda di halaman 1dari 3

1.

Teori hawthorne studies - Elton mayo

Bahwa perlakuan khusus, bahkan yang buruk pun, dapat membawa dampak positif
terhadap para pekerja, karena faktor manusia yang mempengaruhinya. Ia menegaskan
bahwa hubungan sosial dalam kelompok kerja adalah faktor terpenting yang
mempengaruhi kepuasan para pekerja atas pekerjaannya.

perlakuan yang manusiawi dan menunjukkan penghargaan memberi manfaat bagi


perusahaan dalam jangka panjang. Dalam sebuah percobaan lain di sebuah pabrik
tekstil, Mayo dan timnya menguji efekifitas beberapa sistem insentif. Semua faktor
bahkan uang, gagal menghasilkan dampak yang diharapkan. Barulah setelah para
pekerja dilibatkan dalam pengambilan keputusan, dampak positif dirasakan. Ternyata
keterlibatan pribadi dalam mencapai sasaran kerjalah yang mendorong peningkatan
produksi, meskipun mesin-mesin tidak mungkin bekerja lebih cepat lagi. 

2. Teori X dan Teori Y - Douglas McGregor

Teori X

Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu
perusahaan secara alami tidak termotivasi dan tidak suka bekerja. Dengan asumsi dan
anggapan demikian, maka manajemen akan cenderung menggunakan gaya otoriter
dalam mengoperasikan perusahaannya. Menurut Teori X ini, manajemen harus secara
tegas melakukan intervensi untuk menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan. Gaya
Manajemen ini menyimpulkan bahwa pekerja pada dasarnya :

1. Tidak suka bekerja.


2. Perlu diawasi, dipaksa, diperingatkan untuk mengerjakan pekerjaannya.
3. Membutuhkan pengarahan dalam melaksanakan tugasnya.
4. Tidak menginginkan adanya tanggung jawab.
5. Tugas yang diberikan harus diawasi setiap langkah pengerjaannya.

Menurut pengamatan Douglas McGregor, karyawan yang bertipe X ini sebenarnya


hanya minoritas, namun untuk mengendalikan sebuah perusahaan yang memiliki
jumlah karyawan yang banyak atau perusahaan manufaktur yang berskala besar,
manajemen teori X ini mungkin diperlukan.

Teori Y

Teori Y ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu
perusahaan menyenangi pekerjaannya, termotivasi, kreatif, bangga terhadap hasil
kerjanya yang baik, bekerja penuh dengan tanggung jawab dan senang untuk
menerima tantangan. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka manajemen akan
cenderang menggunakan gaya manajemen partisipatif. Teori Y ini beranggapan bahwa
karyawannya :

1. Bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaannya dan memiliki motivasi yang
kuat untuk mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya.
2. Hanya memerlukan sedikit bimbingan atau bahkan tidak memerlukan bimbingan
dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Beranggapan bahwa pekerjaan adalah bagian dari hidupnya.
4. Dapat menyelesaikan tugas dan masalah dengan kreatif dan imajinatif.
Dalam organisasi atau perusahaan yang mengadopsi gaya manajemen berdasarkan
Teori Y ini, semua karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan memiliki lebih
banyak tanggung jawab.

3. Teori kebutuhan manusia - abraham maslow

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia


dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa
setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia.


Antara lain ; pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman),
nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu
tubuh, serta seksual.

2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan fisik dan
perlindungan psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman
terhadap tubuh dan kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan,
dll. Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau pengalaman
baru atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.

3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan
menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan.

4. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta
pengakuan dari orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki


Maslow, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau
lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

4, Teori Kepribadian. Dan Organssi

Dalam perkembangannya, teori kepribadian memiliki tiga pendekatan, yaitu:


pendekatan sifat, pendekatan psikodinamis dan pendekatan humanis.
Teori Kepribadian Sifat (Trait) didasarkan pada alasan predisposisi mengarahkan
perilaku individu dalam pola yang konsisten. Menurut Allport dalan Gibson (1996) sifat
(Trait) adalah merupakan batu bata ibarat pondasi dari suatu bangunan, alasan,
tindakan, sumber keunikan individu.

1. Evaluasi inti diri


Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri
mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah
mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas [lingkungan] mereka.
Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua elemen utama: harga diri dan
fokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat
sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai
seorang manusia.

2. Machiavellianisme
Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis,
mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada
proses.

3. Narsisisme
Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri
yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah
pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan
mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu
narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas
keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan
berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga
cenderung egoisdan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu
lain untuk keuntungannya.

4. Pemantauan diri
Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya
dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi
menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan. Bukti menunjukkan
bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih
memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan
dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.

 5. Kepribadian proaktif


Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani
bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif
menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau
halangan.

Anda mungkin juga menyukai