Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

“MODEL KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT GORDON ALLPORT”

Dosen pengampu : Faricha Andriani, M.Psi.

Disusun oleh :

1. Maftuhatul Khoiriyah (2011010091)


2. Anisatul Husnia (2011010093)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufik,hidayah,serta


nikmat rohani maupun jasmani kepada kami sehingga dapat menyusun Makalah Psikologi
Kepribadian yang berjudul “Model Kepribadian Sehat Menurut Gordon Allport”. Sholawat
serta salam semoga tercurahkan kepada nabi muhammad SAW yang telah membimbing umat
islam dari zaman ketidakatahuan kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian. Makalah ini
tidak dapat terselesaikan tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terimkasih kepada:

1. Ibu dosen mata kuliah Pikologi Kepribadian


2. Teman-teman mahasiswa program studi bimbingan dan konseling pendidikan islam
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelasaian makalah ini.

kami menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, kami
mengharapkan kritik dan saran sebagai penyempurnaan ke depan.

Kudus, 15 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia,
teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk
yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran
kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”.
Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi
sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport. Kepribadian manusia menurut
Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang
turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan
kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini
tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport
antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam
membentuk identitas diri kita. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan
psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa
seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-
teori yang dikemukakan oleh Freud.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari tokoh Gordon Allport?
2. Bagaimana prinsip dari teori Gordon Allport?
3. Bagaimana struktur kepribadian dan motivasi?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori kepribadian menurut Gordon?
5. Bagaimana perkembangan kepribadian yang sehat?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui biografi dari tokoh Gordon Allport
2. Mengetahui prinsip dari teori Gordon Allport
3. Mengetahui struktur kepribadian dan motivasi
4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari teori kepribadian menurut Gordon
Allport
5. Mengetahui perkembangan kepribadian yang sehat
BAB II
PEMBAHASAN

A.Biografi Gordon Allport

Allport memiliki nama lengkap Gordon Willard Allport. Ia lahir diMontezuma, Indiana pada
tanggal 11 November 1897. Ibu Allport adalah orang yang religus hal itu membuat Allport
tertarik pada persoalan agama dan filosofis. Ayahnya seorang dokter dan kakaknya seorang
Psikolog terkenal. Ia mendapatgelar Sarjana Filsafat dan Ekonomi dari Harvard pada tahun
1919.Ia lalu mulai menjadi pengajar di Istanbul, Turki untuk mengajar filsafatdan ekonomi.
Setelah itu, ia kembali ke Harvard untuk menyelesaikan studi Ph.DPsikologinya pada tahun
1922. Suatu ketika ia bertemu dengan psikiater ternama,yaitu Sigmund Freud. Keika bertemu
Freud tak kunjung membuka pembicaraan, lalu Allport pun membuka pembicaraan dengan
menceritakan pengalamannya ketika dalam perjalanan menemui Frued. Ia bercerita tentang
anak yang takut akan kotor dan selalu berpindah tempat duduk di angkutan umum dan
meminta ibu nya untuk jangan membiarkan orang yang berbadan kotor duduk disebelahnya.
Lalu Freud menjawab, “Apakah anak kecil itu kamu?”. Percakapan itu membuat
Allportmenyadari bahwa psikologi tidak hanya mendalami tentang peristiwa di masalalu tapi
juga alam kesadaran dan motivasi yang ada di dalamnya.

B. Prinsip Teori Gordon Allport

Teori psikologi kepribadian yang dikemukakan oleh Allport telahmembantu manusia untuk
melihat diri sendiri sebagai mahluk yang penuhharapan. Allport juga meyakini bahwa
manusia adalah makhluk rasional yangberdasar pada masa kini, masa depan dan bukan masa
lalu. Konsep utama teorikepribadian Allport meyangkut motivasi, yang membuat orang
bergerak. Allportmeyakini bahwa tingkah laku seseorang adalah sesuatu yang terus
bergerak.Arus aktivitas itu memiliki unsur yang tetap dan berubah – ubah.

Empat unsur pokok dalam definisi kepribadian menurut Allport :

1. Dynamic Organization
Adanya perubahan dan perkembangan kepribadian yang berperan aktifdalam individu
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Phychophysical System
Kepribadian bukan hany konstruk hipotik, namun merupakan fenomenanyata yang
mencangkup aspek mental dan fisik, kemudian disatukan dalamkesatuan kepribadian.
3. Determine
Kepribadian bukan hanya sekedar konsep yang menentukan tingkah lakuseseorang,
tetapi bagian dari individu yang berperan aktif dalam tingkah lakuorang tersebut.
4. Unik / Khas
Tidak ada orang yang benar-benar sama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan,
sehingga tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama.

C. Struktur Kepribadian merujuk pada komponen-komponen dasar atau element-


elementnya.

1. Disposisi Personal

Allport (1961) mendefinisikan disposisi personal sebagai “Struktur Neuropsikis umum


(khas bagi individu) yang mempunyai kapasitas untuk memberikan respon terhadap banyak
stimulus yang berfungsi ekuivalen, serta untuk memulai dan mengarahkan bentuk prilaku
adaptif dan ekspresif yang konsisten (setara, hlm 373 ratusan disposisi personal.

a. Tingkat Disposisi Personal


Allport (1961) menyebut disposisi personal ini sebagai disposisi pokok. Disposisi ini
sangat jelas terlihat sehingga tidak dapat disembunyikan; hampir setiap tindakan
dalam hidup seseorang berbuat disekitar disposisi pokok.
b. Disposisi Motivasi dan Ekspresif
Allport (1961) merujuk pada disposisi personal yang dialami tidak terlalu kuat
sebagai disposisi ekspresif walaupun disposisi tersebut juga mempunyai kekuatan
motivasi. Disposisi Ekspresif mengarah tindakan, disposisi motivasi memunculkan
tindakan. Contohnya dari disposisi ekspresif adalah penampilan seseorang yang rapi
dan sempurna.

Tidak seperti Maslow yang memberikan batasan yang jelas antara perilaku coping dan
ekspresif, Allport tidak melihat perbedaan yang jelas antara disposisi motivasi dan disposisi
ekspresif. Walaupun beberapa disposisi merupakan disposisi ekspresif, ternyata yang lainnya
termasuk disposisi motivasi karena berdasarkan pada kebutuhan yang terasa sangat kuat.
Sebagai contoh, kesopanan merupakan disposisi ekspresif, sementara makan cenderung pada
disposisi motivasi. Bagaimana seseorang makan (gaya mereka), sebagian bergantung pada
tingkat kelaparan mereka, serta kekuatan dari disposisi ekspresif mereka. Seseorang yang
biasanya sopan, namun ketika sangat lapar, dapat mengesampingkan tata krama saat makan
sendirian. Akan tetapi, jika kehadiran orang lain dan disposisi kesopanan cukup kuat , maka
orang tersebut akan makan dengan menggunakan etika dan kesopanan walaupun sedang
kelaparan.

2. Proprium

Allport mengunakan istilah proprium untuk merujuk perilaku dan karakteristik yang dianggap
manusia sebagai sesuatu yang penting, sentral dan hangat dalam kehidupan mereka.. Perilaku
yang tidak bersifat proprium meliputi:

a. dorongan dan kebutuhan dasar yang biasanya dapat dipenuhi dan terpuaskan tanpa
banyak kesulitan

b. kebiasaan-kebiasaan umum, seperti menggunakan pakaian, mengucapkan “halo” pada


orang lain, dan menyetir pada bagian yang benar dari jalan tersebut, serta

c. perilaku sehari-hari, seperti merokok atau mengosok gigi, yang dilakukan secara
otomatis dan tidak krusial dalam pembentukan rasa diri seseorang.

D. MOTIVASI

Allport menyakini bahwa kebanyakan orang termotivasi oleh dorongan yang dirasakannya
daripada dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu, serta menyadari apa yang
mereka lakukan dan mempunyai pengetahuan atas alasan mengapa mereka melakukannya.

Allport juga menyatakan bahwa teori motivasi harus mempertimbangkan pula perbedaan
antara motif sekunder (peripheral motives) dan usaha kuat yang bersifat sentral (propriate
strivings). Motif sekunder adalah motif-motif yang menurunkan kadar tekanan sementara
usaha kuat yang bersifat sentral yaitu untuk mempertahankan kadar tekanan dan kondisi
disekuilibrium.
1. Teori Motivasi

Allport percaya bahwa teori kepribadian yang memiliki kegunaan, berlandaskan pada asumsi
bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap lingkungan, tetapi membentuk pula lingkungan
dan membuatnya bereaksi terhadap mereka. Allport percaya bahwa banyak teori kepribadian
terdahulu yang tidak memperbolehkan adanya suatu kemungkinan untuk berkembang.
Psikoanalisis dan beragam teori belajar pada dasarnya merupakan teori yang bersifat
homeostatis atau reaktif, karena berpandangan bahwa manusia pada dasarnya termotivasi
oleh kebutuhan untuk menurunkan tekanan dan untuk kembali pada suatu kondisi
ekuilibrium.

Teori yang komprehensif tidak hanya memasukkan penjelasan mengenai teori reaktif, namun
harus juga memasukkan teori proaktif yang menekankan pada perubahan dan pertumbuhan.
Dengan perkataan lain, Allport mengagas suatu bentuk psikologi yang pada satu sisi
mempelajari pola umum dari perilaku dan hokum-hukum yang umum (psikologi tradisional),
dan pada sisi lain, mempelajari pertumbuhan dan individualitas.

Allport berpendirian bahwa teori mengenai motif yang tidak berubah, tidak cukup lengkap
karena hanya membatasi pembahasan pada prilaku reaktif. Akan tetapi, pribadi yang matang
tidak hanya termotivasi untuk mencari kesenagan dan mengurangi rasa sakit, melainkan
untuk mendapatkan sistem-sistem baru dari motivasi yang secara fungsional tidak bergantung
pada motif awal mereka.

2. Otonomi Fungsional

Konsep ini merupakan penjelasan Allport (1961) mengenai banyak motif manusia yang
kelihatannya tidak dijelaskan oleh prinsip-prinsip hedonisme dan reduksi-dorongan (drive-
reduction). Otonomi fungsional mereprentasikan sebuah teori mengenal perubahan dan
merupakan pencapaian tertinggi dari ide-ide Allport mengenai motivasi.

Konsep otonomi fungsional memiliki pandangan bahwa beberapa namun tidak semua, motif
yang dimiliki manusia tidak bergantung secara fungsional pada motif awal yang bertanggung
jawab atas suatu perilaku.

Otonomi fungsional adalah reaksi yang Allport sebut sebagai teori dari motif yang tidak
berubah, seperti prinsip kesenangan Freud dan hipotesis reduksi-dorongan dari psikologi
stimulus-respons. Otonomi fungsional mereprentasikan usaha Allport untuk menjelaskan
sesuatu yang sadar, motivasi kontemporer yang mempertahankan diri.

3. Otonomi Fungsional Yang Bersifat Memelihara

Allport meminjam kata ini dari kata “pemeliharaan” (perservation) yang merupakan
kecenderungan atas suatu impresi untuk meninggalkan pengaruh pada pengalaman
selnjutnya. Otonomi fungsional ini ditemukan pada hewan dan manusia, serta didasari oleh
prinsip neurologis yang sederhana. Sebagai contoh, saat seekor tikus belajar berlari didalam
sebuah labirin untuk mendapatkan makanan, namun terus berlari, bahkan setelah tikus
tersebut merasa puas. Allport (1961) memberikan contoh lain yang terdapat pada manusia.
Contoh pertama adalah ketergantungan minuman beralkohol, rokok, dan obat-obatan lainnya
saat tidak ada kebutuhan fisiologis untuk hal-hal tersebut. Pecandu alkohol terus minum
minuman beralkohol walaupun motivasi saat ini, secara fungsional tidak bergantung lagi
dengan motif awal mereka.

4. Otonomi Fungsional yang Bersifat Sentral

Sistem utama motivasi yang mendiskusikan mengenai keutuhan pada kepribadian adalah
otonomi fungsional yang bersifat sentral, yang merujuk pada motif yang terus bertahan dan
berhubungan dengan propium. Potongan puzzle dan alcohol jarang sekali diakui sebagai
“khusus milik saya”.. Sebagai contoh, seorang wanita mungkin menerima suatu pekerjaan
karena membutuhkan uang. Awalnya, pekerjaan tersebut tidak menarik, dan bahkan sangat
tidak menyenangkan. Akan tetapi, setelah beberapa tahun, ia mulai mengembangkan suatu
minat yang mendalam terhadap pekerjaan tersebut, bahkan mungkin dapat mengembangkan
suatu hobi yang berhubungan dengan pekerjaannya.

5. Kriteria Otonomi Fungsional

Secara umum, motivasi yang ada saat ini bersifat otonom secara fungsional sampai motivasi
tersebut mulai mencari tujuan baru, yang berarti bahwa suatu perilaku akan terus terjadi,
bahkan saat motivasi atas perilaku tersebut berubah. Sebagai contoh, seorang anak pertama
kali belajar berjalan karena termotivasi oleh dorongan untuk berkembang, namun selanjutnya
ia akan berjalan untuk meningkatkan mobilitas dan membangun kepercayaan dirinya.

E. Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan:
a. Tidak terpacu pada masa lalu.
b. Memandang manusia sebagai manusia yang unik.
c. Melakukan penyelidikan kualitatif dan mengutamakan dorongan sadar.
d. Pemikirannya yang teliti dan sistematis sehingga dapat mempersatukan
gagasan dari beberapa tokoh
2. Kekurangan
Kekurangan Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk
banyak penelitian, gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi,
mengasumsikan adanya diskontinuitas antara hewanmanusia, masa kanak-kanak
dan dewasa, normal dan abnormal, menekankan keunikan kepribadian,
memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor
situasional, serta menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif.

F. Perkembangan Pribadi yang Sehat

Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium


anak. Jika seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan
menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas. Namun jika keamanan dan kasih
sayang itu tidak dipenuhi, maka anak tersebut akan menjadi agresif, suka menuntut,
iri hati, egosentris, dan pertumbuhan psikologisnya berkurang. Pada masa dewasa,
orang itu akan dikontrol oleh dorongan-dorongan masa kanak-kanaknya. Kriteria
pribadi yang matang, Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan
Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat:
1. Perluasan Perasaan Diri
Orang yang matang adalah mereka yang mengembangakan perhatian di luar
dirinya dengan berpartisipasi langsung dan penuh. Allport menyebutnya
“partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang
penting dari usaha manusia.” Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan
berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara
psikologis. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan
aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain:
kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat
secara psikologis akan mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang
tua, anak, partner, teman akrab. Cinta dari pribadi yang sehat adalah tanpa syarat,
tidak melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang lain, serta tidak mengadili
atau menghukumnya Perasaan terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi
dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang
sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan
kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.
3. Keamanan Emosional
Kualitas utama kepribadian adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat
mampu menerima semua segi yang terdapat pada mereka, termasuk segala
kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif. Kepribadian yang sehat
juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Dapat mengontrol emosi mereka
dan juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi tersebut. Kualitas lain dari
keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”
dimana kekecewaan yang dialami bukan melumpuhkan tapi justru menguatkan
mereka.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka tidak
mempercayai situasi-situasi atau orang lain di sekitar mereka jahat atau semuanya
baik menurut prasangka pribadi terhadap realitas.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Pekerjaan itu penting dan seseorang perlu menenggelamkan diri di dalamnya.
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan dan
bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Orang yang sehat akan mengarahkan
keterampilan pada pekerjaan. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan
perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan kesehatan psikologis tidak akan
tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting dan melakukannya dengan
penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Kepribadian yang sehat akan mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih
tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang memiliki tingkat
pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan
kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Orang itu akan
menjadi hakim yang bijaksana terhadap orang lain dan mudah diterima dengan
lebih baik.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness), dan lebih terlihat pada
kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis. Arah akan membimbing
semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang
alasan untuk hidup. Suara hati juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang
mempersatukan. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan
tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang lain yang mungkin berakar
dari nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis. Sedangkan suara hati yang tidak matang
sama seperti suara hati kanak-kanak yang patuh dan membludak, penuh dengan
pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa
dewasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allport adalah salah satu teoritikus yang benar tentang banyak hal dan mampu
melampaui zamannya. Teorinya adalah salah satu teori humanistic paling awal dan
berpengaruh besar pada teoritikus-teoritikus besar lainnya. Namun kelemahan
teorinya adalah penggunaan sifat yang menyebabkan tidak diterimanya dia di
kalangan behavioris, yang memang tidak mau mengkaji apa pengertian dasar yang
diberikan allport pada kata ini. Tapi itulah kelemahan psiologi secara umum dan
terutama psikologi kepribadian, mengabaikan masa lalu, teori dan penelitianpenelitian
orang lain.

B. Saran
Adapun makalah ini yang kami buat, kami sadari adalah kurang dari kata
sempurnanya, jadi sangat diharapkan adanya masukan berupa saran dan kritik agar
tulisan ini menjadi lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. malang: UMM Press Alwisol. 2009. Psikologi
Kepribadian Edisi Revisi. UMM press:Malang Sumadi. 1995. Psikologi Kepribadian.
Jakarta: raja grafindo persada http://ahsanun-naim.blogspot.co.id/2014/03/teori-
psikologikepribadian-gordon-w.html
Schutz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat.
Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai