Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI KOPERASI DAN

UMKM
Koperasi Dalam Pembangunan Sosial Dan Ekonomi
KOPERASI DALAM PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan


hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi
yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demimemajukan
kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan
dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota,
maka koperasi harus mampubekerja seefisien mungkin dan mengikuti
prinsipprinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

Peranan koperasi sangat terasa dalam pembangunan nasional di


bidang ekonomi karena koperasi banyak berperan dalam hal tersebut,
diantaranya:
1) Membantu meningkatkan penghasilan dan kemakmuran khususnya anggota
dan masyarakat pada umumnya.
2) Membantu meningkatkan kemampuan usaha, baik perorangan
maupun masyarakat.
PERANAN KOPERASI DALAM PEMBANGUNAN SOCIAL DAN EKONOMI

  a.  Pembangunan social
1. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dalam
membangun tatanansosial masyarakat yang lebih baik
2. Mendrong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis,
melindungi hak dan kewajiban setiap orang
3. Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tentram dan
damai.
3. PENDEKATAN SIFAT KEPEMIMPINAN

a. Integritas (Integrity).
b. Pengetahuan (Cognizance)
c. Keberanian (Courage)
d. Inisiatif (Initiative)
e. Kebijaksanaan/kebajikan (Wisdom)
f. Keadilan
g. Kepercayaan (Trust)
h. Sikap
i. Tidak Mementingkan Diri Sendiri (Altruism)
4. PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
a. Perilaku instruktif; terbangunnya komunikasi satu arah, pimpinan
membatasi peranan bawahan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung
jawab pemimpin, pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan ketat.

b. Perilaku konsultatif; pemimpin masih memberikan instruksi yang cukup besar serta menentukan
keputusan, telah diharapkan komunikasi dua arah dan memberikan suportif terhadap bawahan,
pemimpin mau mendengar keluhan dan perasaan bawahan dalam pengambilan keputusan, bantuan
terhadap bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaan keputusan tetap pada pemimpin.

c. Perilaku persuasif; control atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan antara pemimpin
dan bawahan seimbang, pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan, komunikasi dua arah semakin meningkat, pemimpin makin mendengarkan
secara intensif terhadap bawahannya, keikutsertaan bawahan dalam pemecahan dan pengambilan
keputusan makin betambah.

d. Perilaku delegatif; pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan bawahan dan
selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya kepada bawahan, bawahan diberi
hak untuk menentukan langkah-langkah bagaimana keputusan dilaksanakan, dan bawahan diberi
wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusan sendiri.
5. TEORI X DAN TEORI Y

 Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor menjelaskan tentang pandangan


yang berbeda mengenai manusia dalam organisasi (Robbins, 1996;
Handayaningrat,1995). Teori X merupakan pandangan tradisional, dimana
melihat perilaku manusia dalam lingkungan pekerjaan yang telah
membudaya. Pada dasarnya Teori X melihat manusia dalam organisasi dari
sisi negatif, merupakan pengandaian bahwa karyawan tidak menyukai
pekerjaan, lari dari tanggung jawab dan harus dipaksa agar menunjukkan
prestasi.
 Teori Y merupakan kebalikan dari teori X, merupakan cara pandang
manusia yang lebih modern, melihat manusia dari sisi positif.
6. PENGERTIAN KEKUASAAN DAN SYARAT KEKUASAAN
Pada dasarnya, kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh
individu atau kelompok untuk memengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, bagi pemegang
kuasa bisa dibilang memiliki tanggung jawab yang besar karena bukan hanya
memberikan pengaruh terhadap seseorang, tetapi juga bisa memberikan pengaruh
terhadap lingkungan. Selain itu, pengaruh yang diberikan dari pemegang kuasa bisa
berdasarkan keinginannya atau kepentingan untuk bersama.
Kekuasaan itu sendiri bisa berasal dari jabatan pribadi atau dari garis keturunan. Dalam
hal ini, jabatan pribadi bisa didapatkan ketika menjabat suatu organisasi atau lembaga
yang di mana seseorang itu menjabat sebagai ketua. Ketika menjabat sebagai ketua,
sudah seharusnya untuk memikirkan bagaimana caranya untuk memajukan sebuah
organisasi atau lembaga tersebut. Maka dari itu, seorang ketua atau pemegang kuasa
harus memiliki wawasan yang luas, sehingga bisa menemukan berbagai macam cara agar
organisasi atau lembaga yang dipimpinnya dapat berkembang. 
Sementara itu, kekuasaan yang didapatkan melalui garis keturunan biasanya terjadi
keturunan-keturunan raja. Kekuasaan seperti ini dapat kita lihat pada negara-negara yang
menganut sistem pemerintahan kerajaan, seperti Brunei Darussalam. Oleh karenanya,
setiap keputusan dari kekuasaan raja akan memengaruhi kondisi dan kesejahteraan
rakyatnya.
 
7. SUMBER KEKUASAAN DAN BENTUK KELUASAN
Pada dasarnya, kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu atau
kelompok untuk memengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, bagi pemegang kuasa bisa dibilang memiliki
tanggung jawab yang besar karena bukan hanya memberikan pengaruh terhadap seseorang, tetapi juga
bisa memberikan pengaruh terhadap lingkungan.
Selain itu, pengaruh yang diberikan dari pemegang kuasa bisa berdasarkan keinginannya atau
kepentingan untuk bersama.Kekuasaan itu sendiri bisa berasal dari jabatan pribadi atau dari garis
keturunan. Dalam hal ini, jabatan pribadi bisa didapatkan ketika menjabat suatu organisasi atau lembaga
yang di mana seseorang itu menjabat sebagai ketua. Ketika menjabat sebagai ketua, sudah seharusnya
untuk memikirkan bagaimana caranya untuk memajukan sebuah organisasi atau lembaga tersebut. Maka
dari itu, seorang ketua atau pemegang kuasa harus memiliki wawasan yang luas, sehingga bisa
menemukan berbagai macam cara agar organisasi atau lembaga yang dipimpinnya dapat
berkembang.Sementara itu, kekuasaan yang didapatkan melalui garis keturunan biasanya terjadi
keturunan-keturunan raja. Kekuasaan seperti ini dapat kita lihat pada negara-negara yang menganut
sistem pemerintahan kerajaan, seperti Brunei Darussalam.
Oleh karenanya, setiap keputusan dari kekuasaan raja akan memengaruhi kondisi dan kesejahteraan
rakyatnya.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekuasaan adalah kemampuan orang atau
golongan untuk menguasai orang atau golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang, karisma, atau
kekuatan fisik. Dari pengertian kekuasaan menurut KBBI, maka dapat dikatakan bahwa kekuasaan yang
berasal dari kewibawaan dan wewenang ini biasanya dimiliki oleh para pemimpin negara atau pejabat
negara. Kemudian karisma dan kekuatan fisik biasanya dimiliki oleh suatu ketua suatu organisasi.
8. KEKUASAAN LEGITIMASI
Legitimasi adalah penerimaan dan pengakuan atas kewenangan yang diberikan
oleh masyarakat kepada pimpinan yang telah diberikan kekuasaan. Sumber
legitimasi telah berubah dari sudut pandang kekuatan fisik dan militer menjadi
dukungan dari masyarakat secara masif.Organisasi yang memperoleh
legitimasi akan memperoleh dukungan sumber daya dari lingkungannya.
Sumber legitimasi yang utama adalah tradisi, karisma, atau instrumen rasional.
Legitimasi terbentuk melalui komunitas yang memiliki keinginan dan tujuan
bersama yang perwujudannya dalam bentuk kekuasaan.
Jenis – jenis Legimitasi
 Legitimasi pengetahuan
 Legitimasi Kekuasaan
 Legitimasi Ideologi
 Legitimasi Politik
9. KEKUASAAN KEAHLIAN
Kekuasaan Keahlian ini muncul karena adanya keahlian ataupun keterampilan
yang dimiliki oleh seseorang. Acap kali seseorang yang memiliki pengalaman
dan keahlian tertentu memiliki kekuasaan ahli dalam suatu organisasi
meskipun orang tersebut bukanlah manajer atau pemimpin. Individu-individu
yang memiliki keterampilan/keahlian tersebut biasanya dipercayai oleh
Manajernya untuk membimbing karyawan lainnya dengan benar.
Kemampuan untuk memengaruhi orang lain merupakan inti penting dari
Kepemimpinan. Pada dasarnya, Kekuasaan seseorang dalam suatu perusahaan
berasal dari posisi yang ditempatinya atau otoritas yang dimilikinya dalam
organisasi. setiap orang yang sudah bpada pucuk kepemimpinan pada suatu
organisasi atau ke pemimpinan lainnya, memiliki kekuasaan yang besar untuk
mengatur orang di bawahnya. 
Sebagian pemimpin harus menggunakan kekuasaan dengan efektif, sehingga
mampu menumbuhkan motivasi bawahan untuk bekerja dan melaksanakan
tugas dengan lebih baik lagi, dan menjunjung mutu dan kualitas dan
selaksanakan peraturan-peraturan yang sudah di tentukan.
10. KEKUASAAN PENGHARGAAN

Kekuasaan jenis ini merupakan kekuasaan yang menggunakan balas jasa atau
reward untuk mempengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu
sesuai keinginannya, Kekuasaan ini dapat berupa gaji, upah, bonus, promosi,
pujian, pengakuan atau penempatan tugas yang lebih menarik. Namun melalui
kekuasaan ini seorang pemimpin juga dapat menunda pemberian reward
tersebut sebagai hukumancjika bawahannya tidak melakukan apa yang telah
diperintahkan.
11. Kekuasaan Referensi
Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena
pemimpin tersebut memiliki karisma atau kepribadian yang menarik. Dengan
demikian pemimpin yang memiliki kepribadian menarik akan mampu
memengaruhi bawahannya.
 
12. Kekuasaan informasi
Kekuasaan yang berasal dari mengakses dan mengontrol informasi.

13. Kekuasaan Paksaan


Coercive Power (kekuasaan paksa), yakni kekuasaan yang didasari karena
kemampuan seorang pemimpin untuk memberi hukuman dan melakukan
pengendalian. Yang dipimpin juga menyadari bahwa apabila dia tidak
mematuhinya, akan ada efek negatif yang bisa timbul. Pemimpin yang bijak
adalah yang bisa menggunakan kekuasaan ini dalam konotasi pendidikan dan
arahan yang positif kepada anak buah. Bukan hanya karena rasa senang-tidak
senang, ataupun faktor-faktor subyektif lainnya.
14. Kekuasaan Hubungan

Hubungan pemimpin dan kekuasaan adalah ibarat gula dengan manisnya,


ibarat garam dengan asinnya. Dua-duanya tak terpisahkan. Kepemimpinan
yang efektif (effective leadership) terealisasi pada saat seorang pemimpin
dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja
yang memuaskan. Ketika kekuasaan ternyata bisa timbul tidak hanya dari satu
sumber, kepemimpinan yang efektif bisa dianalogikan sebagai movement
untuk memanfaatkan genesis (asal usul) kekuasaan, dan menerapkannya pada
tempat yang tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai