Anda di halaman 1dari 5

KEPEMIMPINAN:

 Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok untuk bekerja


sama mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Sedangkan menurut Wahjosumidjo
(1987:11), Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang
pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability).
 Kepemimpinan dalam pekerjaan dapat diartikan sebagai kemampuan atau kekuatan pada diri
seseorang guna mempengaruhi orang lain dalam pekerjaan , bertujuan untuk mencapai target
(goal) organisasi yang sudah ditentukan.
 Fungsi Kepemimpinan terdiri dari dua aspek:
1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya.

 2. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning,


organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

 Macam-macam Teori Kepemimpinan:


1. Great Man Theory
Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi,
bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang
semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19.
2. Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini
meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian
tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Teori
kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan sosial
guna mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan tentang
karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum di antara para pemimpin.
3. Contingency Theory
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency
Theory menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin
dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada
situasi dan kondisi tertentu.
4. Teori gaya dan perilaku
Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan
dilahirkan. Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin.
Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang
tersebut.
5. Behavioral Theories
Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri,
daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut.
6. Teori Servant
Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik
serta mental pengikut atau anggotanya.
7. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya
kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat
seseorang dengan orang lain.
8. Teori transformasional
Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau bawahan,
dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran,
serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun
tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya.

 Tipe-Tipe Kepemimpinan:
1. Tipe Otokratik,. Seorang pemimpin yang otoriter akan
menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain
seperti memperlakukan para bawahannya sama dengan tidak
menghargai harkat dan martabat mereka.
2. Tipe Paternalistik, Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di
lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya
dimasyarakat agraris. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat.
3. Tipe Kharismatik, seorang pemimpin yang kharismatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire, Pemimpin ini berpandangan bahwa
umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya
karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang
sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa
yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5. Tipe Militeristis, Seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama
dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya
tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.

KEKUASAAN:

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekuasaan adalah kemampuan orang atau
golongan untuk menguasai orang atau golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang,
karisma, atau kekuatan fisik..
 Sedangkan menurut para ahli, yakni Max Weber mengatakan bahwa kekuasaan adalah sebuah
kesempatan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok dengan tujuan untuk memenuhi
keinginan atau kehendaknya dalam hubungan sosial walaupun harus menentang atau
menghadapi kehendak orang lain. Dan menurut Montesquieu, kekuasaan itu dibagi menjadi
tiga golongan. Kekuasaan yang dibagi menjadi tiga golongan ini saat ini dikenal dengan
istilah Trias Politica. Adapun tiga golongan kekuasaan yang dimaksud, yaitu kekuasaan
legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif.
 Sifat Kekuasaan terdiri dari 2 yakni:
1. Position Power, adalah kekuasaan yang sudah dimiliki oleh seseorang pada suatu
organisasi. Sifat kekuasaan ini biasanya ada pada seseorang yang memiliki jabatan di
suatu organisasi. yakni ketua atau dewan pembina. yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengarahkan anak buahnya.
2. Personal Power, adalah kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang bukan di organisasi
melainkan dalam hubungan sosialnya. yakni sudah memiliki jabatan di lingkungan
masyarakat, seperti jabatan RT, RW, Kepala Desa, dan sebagainya.

 Sumber-sumber Kekuasaan:
1. Kedudukan, Misalnya, seseorang memiliki jabatan sebagai ketua di sebuah
organisasi, memiliki pangkat yang tinggi di bidang kemiliteran, dan sebagain.
2. Kekayaan, kekayaan yang dimiliki oleh seseorang bisa menentukan apakah
seseorang itu bisa berkuasa atau tidak. Pada umumnya, seseorang yang kaya
dapat menguasai seorang politikus.
3. Kepercayaan, seseorang yang sudah memiliki ilmu yang cukup tinggi dalam
suatu agama akan dianggap bisa membimbing para umatnya.

 Tipe-Tipe Kekuasaan

1. Reward Power (Kekuasaan Balas Jasa), merupakan tipe kekuasaan yang


memusatkan perhatiannya pada kemampuan untuk memberikan
imbalan, penghargaan atau ganjaran kepada bawahan atau pekerja
atas hasil dari pekerjaan dan tanggung jawab yang telah
dilakukannya.. Reward di sini bisa berupa gaji, kenaikan jabatan
(promosi), pujian, pengakuan, dan hal-hal menarik lainnya.
2. Coercive Power (Kekuasaan Paksaan), merupakan jenis kekuasaan yang
cenderung memusatkan perhatiannya pada penggunaan hukuman
atau ancaman dalam memengaruhi seseorang agar bersedia bertindak
sesuai keinginannya. Hukuman yang dimaksud dapat berupa
memberikan berbagai tugas yang sulit, cacian, makian, hingga
tindakan pemotongan gaji.
3. Referent Power (Kekuasaan Rujukan), merupakan jenis kekuasaan didasarkan
pada suatu kekaguman, kesukaan, keteladanan, kepribadian, dan
karisma dari seorang pemimpin.
4. Expert Power (Kekuasaan Keahlian), Bentuk kekuasaan yang didasarkan pada
keahlian dan pengetahuan mendalam. Tipe ini memfokuskan diri
pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan
pasti memiliki keahlian, pengetahuan, dan informasi lebih mengenai
persoalan tertentu guna memenuhi peran dan tanggung jawab yang
diemban.
5. Legitimate Power (Kekuasaan Sah), merupakan kekuasaan yang
sesungguhnya (actual power), yaitu ketika seseorang melalui suatu
kesepakatan diberikan sebuah hak untuk mengatur dan menentukan
perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Contoh nyata
dari legitimate power adalah senioritas dalam organisasi, di mana
seseorang yang dianggap lebih tua akan memiliki hak dan wewenang
lebih, baik untuk memberikan perintah atau instruksi, kepada
seseorang yang lebih muda darinya.

PENGARUH

 Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara


kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh
karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku
mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara
pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
 kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik
mempengaruhi, antara lain :
1. Persuasi Rasional, Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual
untuk mempersuasi pengikut.
2. Permintaan Inspirasional, Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan
entusiasme pada pengikut.
3. Konsultasi, Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan
sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan
bantuan pengikut.
4. Menjilat, Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, agar
pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran
yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
5. Permintaan Pribadi, Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai
kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
f. Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan
untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat
bila pengikut membantu pencapaian tugas.

Hubungan antara Kepemimpinan dengan kekuasaan

Kepemimpinan dan kekuasaan memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.


Kepemimpinan lebih menekankan pada kemampuan seseorang untuk mengarahkan orang
lain agar mau melakukan apa yang menjadi tugas dan kewajibannya, sedangkan
kekuasaan adalah wewenang seseorang untuk melaksanakan apa yang menjadi
wewenangnya. Kepemimpinan yang efektif terealisasi pada saat seorang pemimpin
dengan kekuasaannya mampu mengunggah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang
memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai