Anda di halaman 1dari 26

KEPEMIMPINAN


DEFINISI
KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar
bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
demikian kepemimpinan memegang peranan yang
sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat
dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari
manajemen.

Setidaknya ada 3 teori tentang asal-usul terbentuk
seorang pemimpin, diantaranya sebagai berikut:
 Teori Genetik – menyatakan bahwa pemimpin itu
terlahir dengan bakat yang yang sudah terpendam di
dalam diri seseorang.
 Teori Sosial – menyatakan bahwa seseorang dapat
menjadi pemimpin melalui latihan, kesempatan dan
pendidikan.
 Teori Ekologis – teori ini merupakan gabungan dari 2
teori di atas.

Priyosaksono dan Hartono (2002) menyatakan bahwa
sinergi adalah daya kerja tim untuk menyatukan individu,
untuk menuti keterbatasan individu, untuk menggandakan
upaya individu, supaya sasaran yang lebih banyak dan
lebih besar dapat tercapai. Sebuah tim tidak dapat
menimbulkan sinergi ketika ada salah satu bagian atau
salah satu anggota tim tidak dapat bekerja sama dalam
kesatuan tim, sehingga justru akan merusak irama
permainan atau kinerja tim secara bersama.
Pemimpin dalam era perubahan lingkungan bisnis yang
sangat cepat harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
 Memahami lingkungan dunia bisnis kontemporer yang
kompleks, dinamis, dan penuh perubahan.

 Memahami bahwa bekerja dalam tim, kolaborasi, dan
aliansi strategik merupakan modus yang efektif untuk
menjaga kelangsungan perusahaan di lingkungan bisnis
yang penuh persaingan.
 Memahami mengapa perbedaan dapat menjadi sumber
inovasi dan bagaimana inovasi dapat diwujudkan
dengan baik melalui proses interaksi yang sinergistik.
 Memahami peran kepemimpinan sinergistik dalam
pembentukan dan pengembangan pengetahuan baru
yang terbentuk dari potensi banyak orang yang
berbeda-beda.
 Memahami fungsi komunikasi dalam proses interaksi
yang sinergik diantara anggota tim
 Memahami proses penyelarasan yang sinergistik dalam


rangka membangun konsesus yang produktif.
 Memahami mengapa iklim kerja yang transformasional
diperlukan untuk membangun sinergi dalam
perusahaan.
 Memahami makna dan hakikat aliansi strategik dan
upaya yang diperlukan untuk mewujudkannya.
GAYA KEPEMIMPINAN

1. Gaya kepemimpinan OTOKRATIS, gaya ini
dipandang sebagai gaya yang di dasarkan atas
kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.
2. Gaya kepemimpinan DEMOKRATIS, gaya ini
dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan
para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
3. Kepemimpinan OTORITER adalah jika kekuasaan atau
wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada
pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem


sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin,
bawahan tidak diikutsertakan.
4. Kepemimpinan PARTISIPATIF adalah apabila dalam
kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif,
menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan
loyalitas, dan partisipasi para bawahan.
5. Kepemimpinan DELEGATIF apabila seorang pemimpin
mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan dengan
agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat


mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas
atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.
6. Tipe OTOKRATIK menganggap bahwa kepemimpinan
adalah hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu
berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang
lain yang turut campur.
7. Tipe KENDALI BEBAS ATAU MASA BODO
(LAISSEZ-FAIRE) merupakan kebalikan dari tipe
kepemimpinan otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini

sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif
dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab.
Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih
peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan
menurut temponya sendiri.
8. Persepsi seorang pemimpin yang PATERNALISTIK
tentang peranannya dalam kehidupan organisasi dapat
dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya.


Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin
mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi
dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk
memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap
kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Pemimpin
yang paternalistik mengharapkan agar legitimasi
kepemimpinannya merupakan penerimaan atas
peranannya yang dominan dalam kehidupan organisasi.

9. Seorang pemimpin yang KHARISMATIK memiliki
karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat
memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang
sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat
menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut itu
dikagumi.

10. Pemimpin tipe MILITERISTIK berbeda dengan
seorang pemimpin organisasi militer. Pemimpin yang
bertipe militeristik ialah pemimpin dalam
menggerakan bawahannya lebih sering
mempergunakan sistem perintah

11. Tipe PSEUDO-DEMOKRATIK disebut juga
kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik. Tipe
kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang
pemimpin yang berusaha mengemukakan keinginan-
keinginannya dan setelah itu membuat sebuah panitia,
dengan berpura-pura untuk berunding tetapi yang
sebenarnya tiada lain untuk mengesahkan saran-
sarannya.
TIGA GAYA
KEPEMIMPINAN UTAMA

 KEPEMIMPINAN OTOKRATIS
 KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
 KEPEMIMPINAN LAISSEZ-FAIRE
Teori Tiga Dimensi Kepemimpinan (Wiliam J.
Reddin)

1. Orientasi Tugas (Task orientation  tipe seorang
pemimpin dapat dilihat dari kualitas keinginannya
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
2. Orientasi Hubungan (Relationships orientation)  tipe
seorang pemimpin dapat dilihat dari kualitas
perhatiannya terhadap hubungan dengan orang lain
3. Orientasi efektivitas (Effectiveness)  tipe pemimpin
dapat dilihat dari kemauannya untuk memperoleh
produktivitas yang tinggi

Unsur manusia dalam manajemen, dilihat dari pekerjaan dan
tingkat authority yang dimilikinya, digolongkan atas:
1. Manajer (administrative management); titik berat
pekerjaannya adalah kerja pikir, manajerial

2. Pelaksana (operative management); titik berat pekerjaannya


adalah bidang teknis yang langsung melaksanakan pekerjaan

3. Interpreter; pada suatu saat sebagai administrative management,


dan pada kesempatan yang lain sebagai operative management
 Menurut Louis A. Allen, wewenang adalah jumlah
kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang
didelegasikan pada suatu jabatan.

 Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel,
authority adalah wewenang yang syah, suatu hak
untuk memerintah atau bertindak.

 Menurut G R Terry, Wewenang adalah kekuasaan


resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak
lain supaya bertindak dan taat kepada pihak yang
memiliki wewenang itu.
Ada 3 jenis wewenang, yaitu:
 1. Line authority (wewenang garis: fungsi-fungsi yang


mempunyai tanggung jawab langsung atas
tercapainya tujuan perusahaan).
 2. Staff authority (wewenang staf: menunjukkan
unsur-unsur organisasi yang membantu lini untuk
bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan).
 3. Functional authority (wewenang fungsional:
kekuasaan seorang manajer atas prosesproses,
praktek, kebijaksanaan dll yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan).
SUMBER-SUMBER AUTHORITY:
1. Teori Wewenang Formal (Formal Authority Theory)


2. Teori Penerimaan Wewenang (Acceptance Authority
Theory)
3. Wewenang diperoleh karena situasi (Authority of the
Situation)
4. Wewenang karena posisi dalam organisasi (Position
Authority)
5. Wewenang Teknis (Technical Authority)
6. Wewenang karena hukum (Yuridis Authority)
PENDELEGASIAN
WEWENANG

Pendelegasian wewenang (delegation of authority) adalah:
 Proses pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang
manajer sedemikian rupa, sehingga manajer
 hanya mengerjakan bagian pekerjaan yang tidak dapat
diserahkan kepada bawahannya. Dengan
 pendelegasian, maka bawahan akan mempunyai
wewenang untuk melaksanakan tugasnya.
 Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan
delegasi wewenang merupakan kunci
 dinamika organisasi.
Seorang manajer harus melakukan delegasi, karena:
1. Seorang manajer menghadapi lebih banyak pekerjaan
lebih dari normal dapat dilaksanakan oleh 1 (satu)
orang. 
2. Mendelegasikan kekuasaan merupakan langkah
penting untuk mengembangkan para bawahan.
3. Kelancaran organisasi diperlukan oleh suatu
perusahaan, apabila para manajer berhalangan, tugas-
tugasnya dapat dilaksanakan orang lain.
4. Mendelegasikan wewenang adalah anak kunci
organisasi.

SENTRALISASI
 Sentralisasi berarti sebagian besar
wewenang/kekuasaan masih tetap dipegang oleh
manajer puncak (top manager) sentralisasi relatif.

 DESENTRALISASI
 Desentralisasi wewenang berarti sebagian kecil
wewenang/kekuasaan dipegang oleh manajer
puncak, sedang sebagian besar kekuasaan menyebar
ke seluruh struktur organisasi  desentralisasi relatif
Faktor yg menentukan tingkat delegasi wewenang, apakah
sentralisasi/desentralisasi:
1. Mahalnya keputusan (semakin mahal  sentralisasi)


2. Keseragaman kebijaksanaan (jika menghendaki keseragaman 
sentralisasi)
3. Kemajuan perusahaan (jika menginginkan perusahaan maju dan
berkembang, maka harus disertai dengan kebebasan bawahan 
desentralisasi)
4. Sejarah perusahaan (jika awal berdiri berbentuk perusahaan
perorangan  sentralisasi)
5. Keinginan untuk bebas (Jika para manajer ingin memiliki kebebasan
 desentralisasi)
6. Jumlah manajer yang terampil (semakin banyak  desentralisasi)
7. Teknik pengendalian (jika cara pengawasan baik, alat pengawasan
lengkap  desentralisasi)
8. Pengaruh lingkungan (jika pengaruh lingkungan (misal peraturan
perburuhan) banyak yang perlu ditafsirkan secara intensif 
sentralisasi)
Delegasi yang efektif adalah:
1. Rencana-rencana dan kebijaksanaan diterangkan
secara jelas kepada bawahan.

2. Tugas dan wewenang dirinci secara jelas.
3. Penempatan orang pada tugas yang tepat.
4. Memelihara garis-garis komunikasi yang terbuka.
5. Menetapkan alat-alat pengendalian yang sempurna.
6. Memberikan penghargaan bagi delegasi yang efektif
dan penggunaan wewenang yang sukses.
7. Mengadakan human relations yang baik, agar jurang
sosial budaya diperkecil.

Anda mungkin juga menyukai