Anda di halaman 1dari 7

NAMA : TITUS PERDANA PUTRA

NIM : 2120036

 DEFINISI KEPEMIMPINAN

  Kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi orang lain untuk melaksanakantugas-tugas


organisasi secara suka rela (Fairholm, 1991; Gardner, 2000). Bahkan menurutGemmil dan
Oakley (1992) kepemimpinan adalah sebuah proses kerjasama antara anggotaorganisasi dalam
merumuskan metode baru untuk meningkatkan kualitas organisasi. Fulan(2000, hal.
3) mengatakan bahwa “leadership is a process of persuasion or example by which an individual
(or leadership team) induce the group to pursue objectives shared by the leaders and his or her
followers” 

Fulan berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatuproses untuk mempengaruhi anggota


organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang sudahdirumuskan oleh pemimpin dan anggota
organisasi lainnya. Ini artinya bahwakepemimpinan bukan hanya didefinisikan dari sudut
jabatan, tapi lebih tepatnya,kepemimpinan ini adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain tanpapaksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah dirumuskan
sebelumnya oleh anggotaorganisasi.

 TEORI KEPEMIMPINAN

 Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauhmana


kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif sertamenunjang
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akandibahas tentang
teori dan gaya kepemimpinan.Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan
agar nantinyamempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori
tentangkepemimpinan antara lain :

1.Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpinditentukan oleh
sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasarpemikiran tersebut
timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,sangat ditentukan oleh
kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yangdimaksud adalah kualitas
seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri ideal yangperlu dimiliki pemimpin
menurut Ghizeli dan Stogdil:

1.Kecerdasan

2.Kemampuan mengawasi

3.Inisiatif

4.Ketenangan diri

5.Kepribadian
NAMA : TITUS PERDANA PUTRA
NIM : 2120036

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain: terlalu bersifatdeskriptif, tidak
selalu ada relevansi antara sifat dianggap unggul dengan efektivitaskepemimpinan) dan dianggap
sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkannilai-nilai moral dan akhlak yang
terkandung didalamnya mengenai berbagaio rumusan sifat,

 GAYA KEPEMIMPINAN

Berbagai study tentang macam-macam kepemimpinan ada 8 tipe kepemimpinanmenurut Kartini


Kartono (2009:80), yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Paternalistik

 Tipe pemimpin paternalistik yang bersifat kepapakan, dengan sifat-sifat diantaranya :

a.Overly protective.

b.Selalu bersikap maha tahu dan maha besar.

c.Jarang memberikan kesempatan kepada bawahanya untuk berinisiatif.

Hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnyadimasyarakat


agraris.

2. Gaya Kepemimpinan Karismatik

 Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteriakepemimpinan yang
karismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknyayang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Banyak
memberikan inspirasi, keberanian dan keyakinan teguh padapendirian sendiri.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas

 Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancardengan sendirinya
karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah

dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yangingin
dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing -masing anggota dan pemimpintidak
terlalu sering intervensi.

4. Gaya Kepemimpinan Demokratis

 Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinatordan integrator


dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Menyadari bahwa mau tidakmau organisasi harus
disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas anekaragam tugas dan kegiatan
NAMA : TITUS PERDANA PUTRA
NIM : 2120036

yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.Kepemimpinan demokratis
biasanya berlangsung secara mantap dengan gejala-gejalasebagai berikut :

a.Organisasi dengan segenap bagianya berjalan lancar.

b.Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawah, dan masing-masing menyadari tugas


sertakewajibanya masing-masing.

5. Gaya Kepemimpinan Otokratis

 Kepemimpinan otokrasis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yangharus dipatuhi.
Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan“keakuannya”, antara
laindalam bentuk kecenderungan memperlakukan para bawahannyasama dengan alat - alat lain
dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurangmenghargai harkat dan martabat
mereka. pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaandan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dankebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan
para bawahan dalam prosespengambilan keputusan.Pemimpin akan bersikap baik pada
bawahanya asalkan bawahan itu patuh atassemua perintah yang telah diberikan.

6. Gaya Kepemimpinan Militeristis

 Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.Adapun
sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah :

a.Lebih banyak menggunakan sistem perintah, keras dan sangat otoriter, kaku danseringkali
kurang bijaksana.

b.Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.

c.Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran


yangberlebihan.

d.Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.

e.Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.

f.Komunikasi hanya berlangsung searah.

7. Gaya Kepemimpinan Populistis

 Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal,tidak


mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini
mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
NAMA : TITUS PERDANA PUTRA
NIM : 2120036

8. Gaya Kepemimpinan Administratif/Eksekutif 

 Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-


tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administrator-administratur yang mampu menggerakkandinamika modernisasi dan
pembangunan.
NAMA : TITUS PERDANA PUTRA
NIM : 2120036

 Gaya Kepemimpinan Demokratis

1. Definisi Gaya Kepemimpinan Demokratis

Menurut Lewin, Lippit dan white (dalam Herlambang, 2014) terdapat tiga gaya
kepemimpinan yaitu kepemimpinan autocratic, kepemimpinan democratic, kepemimpinan
laissez faire. Namun menurut Jarmanto (dalam, handayani, 2004) mengatakan bahwa dalam
dunia kerja yang sering ditemui salah satunya adalah gaya kepemimpinan demokratis.
Menurut Sutikno (2013) yang dimaksud dengan gaya demokratik adalah gaya memimpin
yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya
kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saransaran,
pendapat, dan nasehatdari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai
kata sepakat. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan
terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab.
Pembagian tugas-tugas yang disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas,
memungkinkan setiap anggota yang berpartisipasi secara aktif. Selanjutnya menurut Lewin,
Lippit dan White (dalam Herlambang, 2014) Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya
kepemimpinan dimana pemimpin menyarankan kepada anggota kelompok untuk
mengembangkan keputusannya sendiri. Anggota kelompok diberikan kebebasan melakukan
kegiatan dan berinteraksi satu sama lain, pemimpin hanya memberikan wawasan kepada
anggota kelompok tentang tugas kelompok yang harus dikerjakan dan langkah yang harus
diambil. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan gaya kepemimpinan demokratis
adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahan
untuk mengembangkan ide dan wawasannya serta pimpinan mengarahkan bawahan untuk
menyelesaikan suatu tugas dalam organisasi.

2. Aspek-aspek Gaya Kepemimpinan Demokratis

Menurut Portugalisa (dalam Hasibuan, 2004) mengemukakan bahwa aspek-aspek gaya


kepemimpinan demokratis terdiri dari:

a. Yakin terhadap kemampuan orang lain Maksudnya bawahan di dalam melaksanakan


pekerjaannya tidak selalu menunggu perintah dari atasan, tetapi mengembangkan diri dengan
inisiatif, dan memiliki kreatifitas sendiri.

b. Tanggung jawab terhadap pekerjaan Disini lebih mengutamakn kesehatan para bawahan
sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggukeamanan para bawahan dalam
melaksanakan tugasnya secara efektif.

c. Produktif Dalam produktif dari efisiensi kerja, tenaga, waktu bahan, dan operasional.
NAMA : TITUS PERDANA PUTRA
NIM : 2120036

Selanjutnya Ahmaruzar (2003) mengungkapkan ada tiga aspek gaya kepemimpinan


demokratis, yaitu:

1. Penilaian Yang dimaksud disini menyangkut relevansi terhadap keputusan yang akan
diambil dengan tujuan yang hendak dicapai.

2. Intuisi Maksudnya adalah kepekaan dalam proses pengambilan keputusan serta ketelitian
dalam perkiraan resiko-resiko yang kiranya masih dapat timbul dalam pelaksanaan dari suatu
keputusan yang diambil, karena tidak ada seprangpun yang dapat meramalkan masa depan.

3. Pemikiran kreatif Berkaitan erat dalam menentukan mana yang penting, maka dengan
pemikiran yang kreatif akan mencerminkan sistem prioritas yang dianut.

4. Pemberian alasan yang logis Maksudnya tidak memberikan penjelasan yang tumpung
tindih sehingga tidak menimbulkan persepsi yang kurang baik dari bawahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek gaya kepemimpinan


demokratis meliputi, yakin terhadap kemampuan orang lain, tanggung jawab terhadap
pekerjaan dan produktif.

3. Faktor-faktor Gaya Kepemimpinan Demokratis

Menurut White (dalam Alwi, 1991) menyebutkan tiga faktor yang menentukan
kepemimpinan demokratis seseorang pemimpin yaitu:

a. Operasional Leadership adalah orang yang paling banyak inisiatif, menarik dan dinamis,
menunjukkna pengabdian yang tulus serta meenunjukkan prestasi kerja yang baik dalam
kelompoknya.

b. Popularity adalah orang yang banyak dikenal mempunyai kesempatan untuk menjadi
pemimpin.

c. The Prominent Talent adalah seseorang yang memiliki bakat kecakapan yang menonjol
dalam kelompoknya yang mempunyai kesempatan untuk untuk menjadi pemimpin.

Kemudian Prajudi (dalam Handayani, 2004) mengemukakan bahwa faktor yang


mempengaruhi kepemimpinan demokratis yaitu, keturunan yang menekankan pada
karakteristik dan sifat-sifat yang dimiliki oleh individu terhadap lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
kepemimpian demokratis seseorang selain faktor internal seperti adanya karakteristik dan
sifat-sifat yang dimiliki oleh individu, adanya bakat, juga dipengaruhi oleh eksternal seperti
latar belakang pendidikan, budaya, inisiatif, menarik dan dinamis.
NAMA : TITUS PERDANA PUTRA
NIM : 2120036

 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala


Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat
Menurut Schemerhorn et al. (dalam Darmawan, 2013) kepuasan kerja didefinisikan sebagai
suatu kondisi tentang sajauh mana karyawan merasakan secara positif atau negatif berbagai
ragam dimensi dari tugas-tugas yang terkait dengan pekerjaannya. Menurut Lewin, Lippit
dan White (dalam Herlambang, 2014) Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya
kepemimpinan dimana pemimpin menyarankan kepada anggota kelompok untuk
mengembangkan keputusannya sendiri. Dalam kenyataan perilaku organisasi sangat
dipengaruhi oleh para pemimpin disebuah organisasi, pemimpin dapat mempengaruhi
kepuasan kerja, keamanan, pengejaran target, mengarahkan menuju tujuan yang akan
dicapai, kualitas kehidupan kerja, tingkat prestasi sebuah organisasi. Menurut riset yang
dilakukan oleh Kurt Lewin, Lippit dan White, dalam pengertian produktivitas dan kepuasan
kelompok maka gaya kepemimpinan terbaik adalah gaya demokratis. Persepsi perawat
terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan berdampak pada pelayanan keperawatan serta
mutu pelayanan di puskesmas. Perawat yang memiliki persepsi baik terhadap kepemimpinan
kepala ruangan akan memberikan motivasi bagi perawat untuk menjalankan tugasnya dengan baik,
termasuk melaksanakan standar asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai