Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SOSIOLOGI

DASAR-DASAR KONSEP SISTEM


Dosen Pengampu : Aurora Nanda Febriyanti, M.Pd.

Disusun oleh
kelompok 2:
1. Adi Satria 20150001
2. Aulia Rotunisa 20150004
3. Fatima Azahra 20150009
4. Lupita 20150043
5. Rizka Yuliani 20150015

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONERIA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN PEMBELAJARAN 2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Dasar-Dasar Konsep
Sistem”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SOSIOLOGI.

Makalah ini berisi uraian mengenai pengertian sistem sosiologi, terbentuknya masyarakat
sebagai suatu sistem sosial, teori sistem, dan sistem pengendalian sosial.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu. Aurora Nanda Febriyanti,M, Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Sosiologi beserta teman-teman kelompok yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandar Lampung, 9 Maret 2021

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………. 2

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………..…. 4

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………....…. 4

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………….. 4

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………...…. 5

A. Pengertian Sistem Sosial…………………………………………………………………………………………….. 5

B. Terbentuknya Masyarakat Sebagai suatu Sistem Sosial…....……………………………….. 6

C. Teori Sistem..................................................................................................................... 7

D. Sistem Pengendalian Sistem…………………………………………………………………………..…………… 9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………… 13

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………….…………….. 13

B. Saran…………………………………………………………………………………………………………………………. 13

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sistem sosial kemasyarakatan di Indonesia, desa adalah unit yang terpenting dalam
pencapaian cita-cita dasar berbangsa dan bernegara. Bahkan untuk mencari ukuran tepat
dalam menilai apakah sebuah bangsa itu sejahtera atau tidak, adil atau tidak, bermanfaat atau
tidak maka secara akademik dapat dikatakan bahwa desa adalah unit yang paling relevan
untuk dipelajari. Tidak itu saja, harus ada dorongan yang terus menerus bagi tumbuh
kembangnya potensi alamiah dan potensi dinamik pedesaan. Rumusnya ialah apabila bisa
disenergikan segala potensi itu melalui administrasi pedesaan dan forum-forum yang
konstruktif dan massive tentu akan sangat membantu perkembangan desa yang lebih maju.
Walaupun desa merupakan unit paling bawah dalam sistem pemerintahan di Indonesia, peran,
fungsi serta kontribusi yang diharapkan justru menempati posisi vital baik dari segi ilmu
administrasi negara, lebihlebih secara sosial. Beberapa alasan mengapa desa menempati unit
penting yang harus mendapatkan perhatian dari negara dan birokrasi negara di semua level
(the bureaucracies) maupun tokoh warga desa sekitar adalah pertimbangan bahwa masyarakat
kebanyakan tinggal di desa, banyak masalah elementer yang hanya bisa dimulai
mengatasinya dari unit wilayah di pedesaan.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ;

1. Apa itu sistem sosial?


2. Apa peran masyarakat didalam kehidupan sosial?
3. Apa itu sistem pengendalian sosial?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas tujuan dari penulisan makalah ini antra lain ;

1. Mengetahui apa itu sisten sosial.


2. Mengetahui apa peran masyarakat didalam kehidupan sosial.
3. Mengetahui apa itu pengendalian sosial.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Sosial

Istilah sistem bagi masyarakat umum biasanya diartikan sebagai suatu cara yang
menyangkut teknis melakukan sesuatu. Apabila ditinjau dari sudut sosiologis, istilah ini
mengandung pengertian sebagai kumpulan dari berbagai unsur (komponen) yang saling
bergantungan antara satu sama lainnya dalam satu kesatuan yang utuh. Dalam buku
Pokok-pokok Teori Sistem yang disusun oleh Tatang M. Amirin (1986) menyatakan
bahwa istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “systema” yang mempunyai arti
sebagai berikut:

1. Suatu keseluruhan yang hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian
(“whole compounded of several parts”-Shrode dan Voich, 1974:115).
2. Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara
teratur (“an organized, functioning relationship among units or component”-
Awad, 1979:4”)
Secara lengkap Shrode dan Voich mendefinisiskan sistem adalah himpunan dari bagian-
bagian yang saling berkaitan, masing-masing bagian bekerja sendiri dan bersama-sama
saling mendukung yang semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama, dan
terjadi pada lingkungan yang kompleks.1 Atas dasr pendapat tersebut kemudian Amirin
menyimpulkan bahwa istilah sistem mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen
yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole).2 1
Abdulsyani,Sosiologi Skematika,Teori,dan Terapan,PT Bumi Aksara,Jakarta,2002,hlm
124 2 Ibid

Istilah sistem mempunyai banyak pengertian, di antaranya:


1. Mengandung pengertian sebagai himpunan benda-benda yang saling
bergantungan satu sam lain, misalnya hubungan abtara platina, karbulator, busi
dan bensin pada kendaraan bermotor.
2. Sistem yang menunjuk pada hubungan antar organ tubuh manusia, misalnya
sistem syaraf.
3. Mengandung pengertian sebagai himpunan unsur-unsur kebudayaan, yaitu
himpunan gagasan (ide), perasaan dan karsa yang terorganisir.
4. Mengandung pengertian sebagai cara atau metode tertentu yang biasanya
dipergunakan dalam rangka memecahkan masalah tertentu yang berhubungan
dengan pembuktian suatu hipotesis. Misalnya, metode penelitian dengan sistem
wawancara.
5. Mengandung pengertian struktur atau skematika, pengelompokan dan
sebagainya. Misalnya, pengorganisasian (pembagian kerja dalam suatu
organisasi). Dalam telaah tentang hubungan antar manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, digunakan istilah sistem sosial. Sistem merupakan konsep yang
paling umum dipakai oleh kalangan ahli sosiologi dalam mempelajari dan

5
menjelaskan hubungan manusia dalam kelompok atau dalam organisasi sosial.
Sama halnya dengan kesatuan komponen dalam pengertian sistem, kelompok
masyarakat merupakan kesatuan utuh yang terdiri dari individu-individu sebagai
bagian-bagian yang saling bergantungan. Menurut Alvin L. Bertrand (1980),
menyatakan bahwa dalam suatu sistem sosial paling tidak harus terdapat dua
orang atau lebih yang mana di antara keduanya terjadi interaksi yang mempunyai
tujuan dan memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang
dipedominya. Sistem sosial pada dasarnya terbentuk dari interaksi antar individu
yang berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama, yaitu
pedoman pada norma-norma sosial. Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), bahwa
inti dari setiap sistem sosial adalah selalu ada hubungan timbal balik yang
konstan.

B. Terbentuknya Masyarakat Sebagai suatu Sistem Sosial

Lingkungan tempat kita tinggal dan melaksanakan berbagai aktivitas disebut dengan
masyarakat. Apakah masyarakat hanya sebatas pada pengertian itu?

Tidak. Untuk memahami lebih jauh mengenai pengertian masyarakat, sebaiknya kita
pahami beberapa definisi menurut pendapat para ahli sosiologi.

1. Emile Durkheim. Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu


yang adalah anggota-anggotanya.
2. Karl Marx. Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan
organisasi ataupun perkembangan sebab adanya pertentangan antara kelompok-
kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
3. Max Weber. Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya
ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
4. Koentjaraningrat. Masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk
manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat tertentu.
5. Mayor Polak. Masyarakat adalah wadah segenap antarhubungan sosial yang
terdiri atas banyak sekali kolektivitas serta kelompok, dan tiap-tiap kelompok
terdiri lagi atas kelompok-kelompok yang lebih kecil (subkelompok).
6. Roucek dan Warren. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mempunyai
rasa dan kesadaran bersama, di mana mereka berdiam (bertempat tinggal) dalam
daerah yang sama yang sebagian besar atau seluruh warganya memperlihatkan
adanya adat istiadat serta aktivitas yang sama pula.
7. Paul B. Horton. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif
mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan yang sama dan melaksanakan sebagian besar
kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa
6
masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya.
Sebagai suatu sistem, individu-individu yang terdapat di dalam masyarakat saling
berhubungan atau berinteraksi satu sama lain, misalnya dengan melaksanakan
kerja sama guna memenuhi kebutuhan hidup masing-masing.

➢ Masyarakat sebagai suatu sistem


Apabila kita mengikuti pengertian masyarakat baik secara natural atau kultural, maka
akan tampak bahwa keberadaan kedua masyarakat itu adalah satu-kesatuan.
Dengan demikian, kita akan tahu bahwa unsur-unsur yang ada di dalam masyarakat
yang masing-masing saling tergantung adalah satu-kesatuan fungsi.
Adanya mekanisme yang saling bergantung, saling fungsional, saling mendukung
antara bermacam-macam unsur dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Apabila ada perubahan pada salah satu unsur atau aspek, maka unsur yang lain akan
menerima konsekuensi atau akibatnya, baik yang positif atau yang negatif.
Oleh sebab itu, sosiologi melihat masyarakat atau perubahan masyarakat selalu dalam
kerangka sistemik, maknanya perubahan yang terjadi di salah satu aspek akan
memengaruhi faktor-faktor lain secara menyeluruh dan berjenjang.

➢ Tujuan
Tujuan adalah hasil akhir atas suatu tindakan dan perilaku seseorang yang wajib
dicapai, baik melalui perubahan atau dengan cara mempertahankan keadaan yang
sudah ada.

C. Teori Sistem

Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan
dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling
tergantung satu sama lain, dan terpadu. Salah satu teori mengenai sistem secara umum
pertama kali yaitu, teori yang diuraikan oleh Kenneth Boulding terutama menekankan
perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem. Teori sistem
mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk organisasi harus mendapat perhatian penuh
dari pemimpin organisasi secara merata baik komponen fisik maupun non-fisik.Unsur-
unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah memasukan (input),pengolahan
(processing), dan keluaran (output).

Konsep lain yang terkandung di dalam definisi tentang sistem adalah konsep sinergi.
Konsep ini di dalam suatu sistem adalah output dari suatu organisasi di harapkan lebih
besar daripada output individual atau output masing-masing bagian. Kegiatan bersama
dari bagian yang terpisah, tetapi saling berhubungan secara bersama-sama akan
menghasilkan efek total yang lebih besar daripada jumlah bagian secara individu dan
terpisah. Karena itu, sistem organisasi mengutamakan pekerjaan-pekerjaan di dalam tim.
Selain itu, cara pandang sistem suatu pelaksanaan pekerjaan secara integratif

7
baikmenyangkut manusia, perkakas, metode, maupun sumber daya yang dimanfaatkan.
Karena itu, ada banyak macam cara untuk mengkategorikan suastu sistem. Seperti:
sistem terbuka atau tertutup, sistem manusia, sistem mesin, atau gabungan keduanya,
sistem deterministik atau probabilistik dan masih banyak lagi.

Istilah “SISTEM” untuk sekarang ini masih banyak dipakai. Sebuah sistem terdiri atas
bagian-bagian atau komponen yang terpadu untuk mencapai suatu tujuan. Model dasar
dari bentuk sistem ini adalah adanya masukan, pengolahan, dan keluaran. Akan tetapi,
sistem ini dapat dikembangkan hingga menyertakan media penyimpanan. Sistem dapat
terbuka dan tertutup, akan tetapi sistem informasi biasanya adalah sistem terbuka yang
dapat menerima beberapa masukan dari lingkungan luarnya.

Melakukan unsur sistem atas subsistem adalah tindakan penting dalam menyederhanakan
perancangan sistem. Penggunaan sistem biasanya membutuhkan beberapa mekanisme
pemisah untuk mengurangi kerumitan dalam koordinasi dan komunikasi. Pengendalian
dalam sistem adalah berdasar kepada umpan balik yang dapat terbuka dan tertutup.
Sedangkan penyaringan dapat digunakan untuk persyaratan pengolahan dengan
mengurangi masukan. Hukum variasi kebutuhan menjadi penting untuk merancang
sistem pengendalian karena menyatakan perlunya suatu metode yang mengadakan
tanggapan pengendalian bagi setiap keadaan variable yang terkendali. Rancangan sistem
diterapkan dalam tahapan teratur pada analisi sistem dan pada manajemen proyek.
Konsep-konsep sistem juga mempunyai penerapan langsung pada perancangan sistem
informasi (sisfo).

➢ Karakteristik Sistem :

Karakteristik sistem adalah sebagai berikut:

1. Komponen(components)
Komponen sistem atau elemen sistem adalah semua hal yang menjadi bagian
penyusun sistem, dapat berupa benda nyata ataupun abstrak.
2. Batas(boundary)
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain
agar tidak menyulitkan saat memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.
3. Lingkungan(environments)
Lingkungan sistem adalah semua hal yang berada diluar sistem, dapat merugikan
ataupun menguntungkan.
4. Punghubung/antarmuka(interface)
Penghubung/antarmuka adalah semua hal yang menjadi penghubung
antarkomponen sistem. Interface menjadi sarana setiap komponen untuk saling
berinteraksi dan berkomunikasi.
5. Masukan(input)
Masukan adalah komponen sistem yang merupakan bahan yang akan diolah lebih
lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
6. Pengolahan(processing)
Pengolahan adalah komponen sistem yang paling penting dalam mengolah
masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna.
7. Keluaran(output)
Keluaran adalah komponen sistem yang merupakan hasil dari komponen
pengolahan.

8
8. Sasaran (objectives) dan Tujuan (goal)
Agar mencapai sasaran dan tujuan sistem, setiap komponen dalam sistem harus
dijaga.
9. Kendali(control)
Agar bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing, setiap komponen harus
diperhatikan dan dijaga.
10. Umpan balik (feedback)
Umpan balik diperlukan oleh kontrol untuk mengetahui adanya penyimpangan
agar dapat dikembalikan pada kondisi normal.

D. Sistem Pengendalian Sistem


Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial
serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai
norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik
diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik
diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang.

Telah dijelaskan bahwa pengendalian sosial terjadi karena adanya perilaku yang
menyimpang. Jadi, pengendalian sosial sangat berperan penting bagi kehidupan kita
masing-masing. Oleh karena itu, pengendalian sosial pun memiliki fungsi dan tujuan.
Sebagai pelajar ataupun masyarakat publik juga dapat memahami ciri-ciri
pengendalian sosial,macam-macam,bentuk-bentuk, serta lembaga pengendalian
sosial.

Jika tak ada penerapan pengendalian sosial bagi pelajar maupun masyarakat publik
tentunya negara kita cenderung drastis meningkatkan perilaku yang menyimpang
yang bersifat negatif. Dari sisi negatif tersebut itulah yang akan membuat generasi
penerus banga rusak atau tidak stabil karena perilaku yang menyimpang tersebut. Jadi
kita harus memahami pengendalian sosial.

Karena adanya perilaku yang menyimpang, maka kami harus memberikan solusi
untuk mengontrol sosial teman-teman disini. Untuk lebih jelasnya akan kami bahas di
BAB Pembahasan berikutnya.

➢ Menurut Para Ahli

• Rober M. Z. Lawang :
Pengendalian sosial adalah semua cara yang dipergunakan suatu masyarakat untuk
mengembalikan si penyimpang pada garis yang normal atau yang sebenarnya.
• Joseph S. Roucek :
Pengendalian sosial adalah segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak
direncanakan yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga
masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

9
• Karel J. Veeger :
Pengendalian sosial adalah kelanjutan dari proses sosialisasi dan berhubungan
dengan cara-cara dan metode-metode yang digunakan untuk mendorong seseorang
agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat.
• Paul B. Horton dan Chester L. Hunt :
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh
sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak
sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat itu sendiri.
• Peter L. Berger ;
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk
menertibkan anggotanya yang membangkang.
• Bruce J. Cohen :
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk
mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau
masyarakat luas.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah
proses yang digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk memengaruhi,
mengajak, bahkan memaksa individu atau masyarakat agar berperilaku sesuai
dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga tercipta
ketertiban di masyarakat. Pengertian Pengendalian.

➢ Ciri-Ciri Pengendalian Sosial

1. Suatu cara atau metode atau teknik tertentu untuk menertibkan masyarakat
atau individu.
2. Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan
yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat.
3. Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh
suatu kelompok terhadap individu dan antara individu dengan individu
lainnya.
4. Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua
belah pihak.

➢ Tujuan Dan Fungsi Pengendaliian Sosial

1. Apabila nilai-nilai dan norma-norma sosial dijalankan semua


masyarakat, maka ketertibansosial dalam masyarakat dapat
terpelihara. Salah satu cara menanamkan nilaidan norma sosial
adalah melalui lembaga pendidikan dan keluarga. Melalui lembaga
pendidikan dan keluarga tersebut anak diarahkan untuk meyakini
nilai dan norma sosial.
2. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai dan
norma-norma sosial di masyarakat. Dengan adanya pengendalian

10
sosal seorang atau masyarakat mula berfiikr (akbatnya) jika akan
berprilaku menyimpang.
3. Untuk mengembangkan budaya malu. Pada setiap dasarnya setiap
individu memiliki ‘’rasa malu’’, karena rasa malu berhubungan
dengan harga diri seorang. Harga diri seseorang akan turun jika
seseorang melalukan kesalahan yang melanggar norma-norma sosial
di masyarakat. Jka seseoarang melakukan kesalahan maka
masyarakat akan mencela. Celaaan tersebut menyadarkan seseorang
pelanggar untuk tidak mengulagi pelanggaran terhadap norma. Jika
setiap perbuatan melanggar norma dicela maka ‘’budaya malu’’ akan
timbul dalam diri seseorang.
4. Untuk menciptakan dan menegakkan sistem hukum merupakan
aturan yang disusun secara resmidan disertai sanksi tegas yang harus
diterima oleh seseorang yang melakukan penyimpangan .
Siingkatnya, pengendalian sosial bertujuan mencapai keadaan damai
melalui keserasian antara kepastian dan keadilan.

Macam-macam Pengendalian Sosial.

• Berdasarkan Waktu

1. Pengendalian Preventif

Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum


terjadinya penyimpangan perilaku, misalnya dapat berbentuk nasihat, anjuran dan
lain-lain.

2. Pengendalian Represif

Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah


terjadinya pelanggaran atau penyimpangan perilaku.Misalnya, dapat berbentuk
teguran, peringatan lisan dan tertulis, sanksi administrasi, denda, dan bahkan
hukuman mati.

3. Pengendalian Kuratif

Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang dilakukan


pada saat terjadi penyimpangan sosial.Contohnya, seorang guru menegur dan
menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan.Bertujuan
untuk memberi penyadaran kepada perilaku dan memberi efek jera.

Berdasarkan Cara

Dilihat dari dimensi cara pelaksanaannya, pengendalian sosial bisa dibedakan atas
pengendalian sosial yang dilaksanakan secara persuarsif dan pengendalian sosial
yang dilakukan secara koersif.

11
1. Cara Persuasif

Cara persuasif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan


menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga
masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara
persuasif cenderung menekankan pada upaya penyadaran msyarakat. Contoh,
sejumlah artis membagikan bunga sebagai ajakan untuk mewujudkan perdamaian ;
seorang guru Bimbingan dan Penyuluhan ( BP ) menegur dan menasihati seorang
siswa yang tertangkap basah merokok di sekolah.

2. Cara Koersif

Cara koersif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakuan dengan


menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat agar
bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara koersif cenderung
menekankan pada berbagai upaya pemaksaan masyarakat.Upaya ini semestinya
digunakan seminimal mungkin, yaitu bila upaya persuasif tidak memberikan hasil.
Contoh, petugas ketertiban kota memerintahkan dengan pengeras suara agar semua
PKL tidak berdagang di tempat yang dilarang ( tekanan), namun kemudian petugas
ketetiban kota mengangkut lapak yang digunakan para pedagang kaki lima yang
berdagang di beberapa kali tidak di indahkan.

Berdasarkan Sifat

1. Pengendalian sosial kuratif

penyembuhan terhadap berbagai macam bentuk perilaku yang menyimpang,


misalnya Pengendalian sosial kuartif adalah pengendalian sosial dalam bentuk
pembinaan atau penyembuhan kepada eks pemakai narkoba.

2. Pengendalian sosial partisipatif

Pengendalian sosial partisipatif adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan


mengikutsertakan pelaku untuk melakukan penyembuhan atau perbaikan
perilaku.Misalnya kepada mantan pencuri yang ditugaskan menjadi aparat
keamanan.

12
BAB III

PENUUTUP

A. KESIMPULAN
Dasar dasar konsep sistem meliputi 1, pengertian sistem sosial yaitu sistem bagi
masyarakat umum biasanya diartikan sebagai suatu cara yang menyangkut tekns
melakukan suatu secara lengkap
2. terbentuknya masyarakat sebagai suatu sistem sosial yaitu suatu sistem yang
biasanya mengenai lingkungan tempat kita tinggal dan melakukan berbagai
aktivitas dan biasanya disebut dengan masyarakat
3. Teori sistem
Juga dapat diartika sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsus komponen
atau variabel yang teroganisasi, saling berinteraksi saling tergantung satu sama
lain dan terpadu dan memiliki konsep-konsep sistem juga
4. Pengendalian sistem
Adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpanan sosial serta mengajak dan
mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai
yang berlaku.

B. SARAN
Dengan selesainya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu saya mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritik, atau komentarnya demi kelancaran tugas ini. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.belajarsosial.com/2016/10/pengertian-masyarakat-sebagai-
sistem.html#:~:text=satu%20dengan%20lainnya.-
,Masyarakat%20sebagai%20Suatu%20Sistem,memenuhi%20kebutuhan%20hidup%20masing%2Dma
sing.

http://kurtek.upi.edu/2018/02/14/konsep-
sistem/#:~:text=Teori%20sistem%20mengatakan%20bahwa%20setiap,%2C%20dan%20keluaran%20
(output).

https://www.gurupendidikan.co.id/pengendalian-sosial/

14

Anda mungkin juga menyukai