Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

(dibuat untuk memenuhi tugas final man kantor lembaga pendidikan)

Dosen pengampu :Drs.Hasan sazali,M.Pd

Oleh
Ahmad wahyu : 18862040021

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufiq dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk mauoun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah sartu acuan, petunjuk bagi
kita semua yang membaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah inisehingga kedepannya dapat lebih
baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman kami
masih sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan masukan bersifat membsngun untuk kesempurnaan
makalah ini.akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga allah SWT senantiasa merhidai segala urusan kita. Amin.

Banjarbaru 20 Maret, 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
  A.   LATAR BELAKANG
Manajemen dalam bahasa Inggris berarti mengelola atau mengatur. Manajemen sebagai
ilmu merupakan bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang bekerja sama. Manajemen merupakan suatu sistem yang setiap komponennya
menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai sistem memiliki fungsi-
fungsi pokok yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
Manajemen memiliki pengaruh bagi seseorang/sekelompok orang untuk bertindak. Sama
halnya dengan manajemen, kepemimpinan pun memiliki pengaruh bagi seseorang /sekelompok
orang untuk bertindak. Kepemimpinan akan berjalan jika ada keputusan yang akan dijalankan,
demikian juga manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan dapat mencapai tujuan jika
dijalankan oleh seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Sebenarnya kepemimpinan menunjukkan keadaan yang sangat kompleks karena
kepemimpinan tidak hanya berkenaan urusan individu saja tetapi berkenaan pula dengan urusan
orang banyak (sosial). Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
kepemimpinan dalam manajemen.

  B.   RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam manajemen ?
2.      Apa perbedaan antara kepemimpinan dengan manajer ?
3.      Apa sajakah teori-teori kepemimpinan yang terdapat dalam manajemen ?
4.      Apa sajakah kekuasaan, kewenangan, dan gaya dari kepemimpinan ?
  C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan dalam manajemen.
2.      Untuk mengetahui perbedaan antara kepemimpinan dengan manajer.
3.      Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan dalam manajemen.
4.      Untuk mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan gaya dari kepemimpinan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
  A.   PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut pemuka, pelopor, pembina, panutan,
pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya.
Sedangkan menurut istilah pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam
pengambilan keputusan suatu organisasi. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam
memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan
wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Owen dalam
Sudarmiani menyimpulkan kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu, terjadi dalam
interaksi dua orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan
berbuat sesuai yang diinginkan.

  B.   TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Beberapa teori-teori tentang kepemimpinan, antara lain :
1.     Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “The
Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu
antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

2.     Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan ke arah dua hal, yaitu :
·         Konsiderasi merupakan kecenderungan seseorang pemimpin yang menggambarkan hubungan
akrab dengan bawahan. Contoh : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan, dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
·         Struktur Inisiasi merupakan kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan. Contoh : bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas.

3.     Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan
faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.

4
4.      Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5.     Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.

   C.   KEKUASAAN, KEWENANGAN, DAN GAYA


KEPEMIMPINAN
1.     Kekuasaan
      Kekuasaan dalam arti yang sebenarnya adalah kekuatan untuk mengendalikan orang lain
sehingga orang lain sama sekali tidak punya pilihan, karena tidak berdaya untuk menentukan diri
sendiri atau tidak mengetahui bagaimana memperoleh sumber daya yang mereka perlukan.
Pelopor pertama yang mempergunakan istilah kekuasaan adalah sosiolog kenamaan Max Weber.
Dia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor dalam
hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang
menghilangkan halangan.
      Menurut Hersey dan Goldsmith, ada tujuh kekuasaan yaitu:
a.      Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan berdasarkan rasa takut. Pemimpin memiliki kemampuan
untuk mengenakan hukuman/pemecatan.
b.      Kekuasaan legitimasi adalah kekuasaan yang bersumber pada jabatan yang dipegang oleh
seorang pemimpin. Secara normal, semakin tinggi posisi seorang pemimpin, semakin besar
kekuasaan legitimasinya.
c.       Kekuasaan keahlian adalah kekuasaan yang bersumber dari keahlian , kecakapan atau
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang diwujudkan lewat rasa hormat, dan
pengaruhnya terhadap orang lain.
d.      Kekuasaan penghargaan adalah kekuasaan yang bersumber dari kemampuan untuk
menyediakan penghargaan atau hadiah bagi orang lain.
e.      Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang bersumber pada sifat-sifat pribadi dari seorang
pemimpin. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan referensinya, pada umumnya disenangi dan
dikagumi orang lain karena kepribadiannya.
f.        Kekuasaan informasi adalah kekuasaan yang bersumber karena adanya akses informasi yang
dimiliki oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya.
g.      Kekuasaan hubungan adalah kekuasaan yang bersumber pada hubungan yang dijalin oleh
pimpinan dengan orang-orang penting dan berpengaruh baik diluar dan didalam organisasi.

5
\
2.     Kewenangan
Wewenang sering dikatakan otorita. Otorita adalah hak yang dimiliki pimpinan atau pejabat
tertentu untuk mengambil keputusan, melakukan tindakan atau meninggalkan suatu tindakan.
Sedangkan menurut Newman dalam wewenang merupakan hak kelembagaan menggunakan
kekuasaan dan wewenang dibedakan menjadi:
a.      Wewenang hukum, yaitu wewenang yang dimiliki seseorang untuk menegakkan hukum,
mewakili dan bertindak atas nama organisasi.
b.      Wewenang teknis, yaitu seseorang dianggap pakar pada suatu hal.
c.       Wewenang berkuasa, yaitu sumber utama yang berhak melakukan tindakan.
d.      Wewenang operasional, yaitu seseorang diperbolehkan melakukan tindakan tertentu.
Menurut Max Weber, ada tiga tipe dasar kewenangan/otoritas resmi yaitu:
1. Otoritas legal, rasional
Otoritas ini menyangkut keyakinan akan legalitas pola aturan baku dan hak mereka yang
tinggi untuk kewenangan sesuai aturan pemerintah. Otoritas dipegang oleh perintah impersonal
secara hukum dan meluas ke orang dengan berdasarkan kantor mereka pegang. Kekuatan pejabat
pemerintah ditentukan oleh kantor-kantor yang mereka ditunjuk atau dipilih karena kualifikasi
masing-masing. Selama individu memegang kantor-kantor mereka memiliki sejumlah kekuasaan
tapi begitu mereka meninggalkan kantor rasional-hukum otoritas mereka hilang.
2. Otoritas tradisional
Legitimasi dan kekuatan untuk kontrol diturunkan dari masa lalu dan kekuatan ini dapat
dilaksanakan dengan cara yang cukup diktator. Hal ini bisa agama suci atau spiritual yang  pelan-
pelan berubah budaya atau suku keluarga atau struktur marga jenis.
3. Otoritas kharismatik
Otoritas karismatik ada ketika kontrol orang lain didasarkan pada karakteristik pribadi
seseorang seperti keahlian etis heroik atau agama yang luar biasa. Pemimpin karismatik dipatuhi
karena orang merasa ikatan emosional yang kuat kepada mereka.

3.     Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya
tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan
negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik
ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi
yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
·         Otokratis

6
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai
keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan
kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit
bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada
umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga
beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta
memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
·         Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang
diambil tidak bersifat sepihak.
·         Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis
cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
·         Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat
longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab,
kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.

BAB III
PENUTUP
  A.   KESIMPULAN
Pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu
organisasi. Kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua
orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan berbuat sesuai
yang diinginkan. Banyak gaya kepemimpinan yang dirumuskan dari hasil penelitian. Pada
dasarnya untuk memilih gaya kepemimpinan dibutuhkan penyesuaian dengan situasi organisasi
yang dipimpin. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung
pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan,

7
bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Jadi, rahasia
utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya,
bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.

  B.   SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa.
Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti.
Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi
mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://syukronhamdani.blogspot.com/2016/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
dasar dasar manajemen kepemimpinan di kutip pada tanggal 20 maret 2019 jam 6:28

Anda mungkin juga menyukai