Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK 8

KEKUASAAN DAN POLITIK DI SEKOLAH

Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Yovita Yuliejantinningsih, M.Pd

KELOMPOK 8

1. WIDJI SETYATI NIM 23510114


2. MUHAMMAD IBNU ABAS NIM 23510053
3. MUKSIN NIM 23510030

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya kami dapat
menyelesaikan makalah Kekuasaan dan Politik Sekolah dengan baik.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Yovitha Yuliejantiningsih selaku dosen mata
kuliah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Pendidikan yang telah memberikan tugas
kepada kami, sebagai pemenuhan pendidikan S2 Manjemen Penddidikan di UPGRIS .

Kami berharap penyusunan makalah ini berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahun kita dalam Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.

Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah Kekuasaan
dan Politik di Sekolah. Kritik dan masukan yang membangun untuk perbakan makalah yang
akan datang.

Demak, 4 Nopember 2023


BAB I

A. PENDAHULUAN

Kekuasaan dan perilaku politik merupakan proses alamiah dalam kelompok atau
organisasi apapun. Kekuasaan sangat menggiurkan, orang-orang yang memiliki
kekuasaan akan menyangkalnya, orang-orang yang ingin mencoba untuk tidak terlihat
seperti mencarinya, dan mereka yang baik saat memperolehnya merahasiakan
bagaimana mereka melakukannya.
Cukup banyak anggapan di Masyarakat yang mengatakan bahwa ,”kekuasan merusak,
dan kekuasaan yang mutlak dapat merusak sepenuhnya.” Kekuasan tidak selalu buruk.
Karena dengan adanya bahya akan memberikan kita intensif untuk melakukan pelatihan
dan informasi yang akan membantu untuk mempercepat Langkah seccara produktif.
Dengan mempelajari bagaimana cara kerja kekuasaan di dalam organisasi akan
membantu menjadi seorang manajer yang lebih efektif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi kekuasaan serta membedakan kepemimpinan dengan kekuasaan.
2. Apa saja dasar kekuasaan
3. Apa peran ketergantungan dalam hubungan kekuasaan
4. Apa taktik yang mempengaruhi dan kontingensi mereka
5. Apa hubungan pelecehan seksual dengan penyalahgunaan kekuasaan
6. Apa penyebab dan konsekuensi dari perilaku politik
7. Bagaimana menerapkan pengalaman dari teknik-teknik manajemen
8. Bagaimana menentukan apakah suatu tindakan politik bersifat etis

C. TUJUAN
Tujuan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi kekuasaan serta membedakan kepemimpinan dengan
kekuasaan.
2. Untuk mengetahui dasar kekuasaan
3. Untuk mengetahui peran ketergantungan dalam hubungan kekuasaan
4. Untuk mengetahui taktik yang mempengaruhi dan kontingensi mereka
5. Untuk mengetahui hubungan pelecehan seksual dengan penyalahgunaan kekuasaan
6. Untuk mengetahui penyebab dan konsekuensi dari perilaku politik
7. Untuk mengetahui penerapan pengalaman dari teknik-teknik manajemen
8. Untuk menentukan apakah suatu tindakan politik bersifat etis

D. PEMBAHASAN
1. Definisi kekuasaan serta membedakan kepemimpinan dengan kekuasaan.
Kekuasaan mengacu pada kapasitas yang dimiliki A untuk mempengaruhi perilaku B,
sehingga B melakukannya sesuai keinginan A.
Seseorang bisa jadi memiliki kekuasaan tapi tidak menggunakannya, baik berupa
kemampuan maupun potensial. Aspek paling penting dari kekuasaan adalah apakah
terdapat fungsi ketergantungan. Semakin besar ketergantungan B terhadap A, semakin
besar kekuasaan A dalam hubungan tersebut. Ketergantungan berdasarkan pada
alternatif yang di terima A dan seberapa penting bagi B mengenai alternatif control A.
Seseorang dapat memiliki kekuasaan atas anda, jika memiliki control terhadap apa
yang anda inginkan. (ketergantungan hubungan B dengan A dimana A memiliki
apa yang dibutuhkan B )

Membedakan Kepemimpinan dan Kekuasaan


Perbedaan antara kepemimpinan dan kekuasaan.
ᴥ Kekuasaan tidak memerlukan kesesuaian tujuan hanya ketergantungan semata,
Sedangkan kepemimpinan memerlukan beberapa kesesuaian diantara tujuan-tujuan
pemimpin dengan yang di pimpin.
ᴥ Kepemimpinan menitik beratkan pada pengaruh ke arah bawah pada para
pengikut, hal ini dapat meminimalkan pentingnya pola pengaruh yang lateral dan ke
arah bawah. Sedangkan pada kekuasaan tidak demikian, karena kepentinganya tidak
sama hanya ketergantungan salah satu pihak kepada pihak lainnya .
ᴥ Kepemimpinan lebih menekankan pada gaya, sedang kekuasaan menitik beratkan
pada taktik untuk memperoleh kepatuhan. Ini melampaui individu sebagai
pelaksanana kekuasaan, karena kelompok sama halnya dengan para individu dapat
menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan para individu atau kelompok
lainnya.

2. Dasar Kekuasaan
2.1 Kekuasaan Formal
Kekuasaan formal di dasarkan pada posisi seorang individu di dalam organisasi.
Ini dapat berasal dari kemampuan untuk memaksa atau memberikan imbalan atau
dari wewenang formal.

֍ Kekuasaan Paksaan,
dasar kekuasaan paksaan bergantung pada ketakutan atas hasil yang negative
akibat kegagalan untuk memenuhi. Hal ini bertumppu pada penerapan, atau
ancaman penerapan, atas sanksi fisik seperti timbulnya rasa sakit, frustasi atas
hambatan pergerakan, atau mengendalikan dengan kekuatan dasar psikologis
atau kebutuhan keamanan.
Pada level organisasi, A memiliki kekuasaan untuk memaksa atas B jika A
dapat memberhentikan, menangguhkan, atau menurunkan B, mengasumsikan
B menilai pekerjaannya. Jika A dapat menugaskan aktivitas kerja kepada B
sesuatu yang tak menyenangkan, atau memperlakukan B dalam hal memalukan
B, maka A memiliki kekuasaan untuk memaksa atas B. Kekuasaan untuk
memaksa dapat juga berasal dari penahanan informasi yang penting. Orang-
orang di dalam organisasi yang memiliki data atau pengetahuan yang
diperlukan oleh orang lain maka dapat membuat yang lainnya bergantung pada
mereka

֍ Kekuasaan Imbalan,
kebalikan dari kekuasaan untuk memaksa adalah kekuasaan imbalan, kepada
orang-orang yang patuh karena menghasilkan manfaat yang positif; seseorang
dapat mendistribusikan imbalan yang mana orang lain akan memandangnya
berharga akan memiliki kekuasaan atas mereka. Pemberian imbalan ini dapat
berupa keuangan, misalnya mengendalikan tingkat gaji, kenaikan, dan bonus
atau non keuangan, meliputi penghargaan, promosi, penugasan pekerjaan yang
menarik, para kolega yang ramah, sif kerja atau wilayah kerja yang lebih di sukai

֍ Kekuasaan Legitimasi,
dalam kelompok dan organisasi yang formal, kemungkinan Sebagian besar akses
ke salah satu atau lebih dasar kekuasaan adalah melalui kekuasaan legitimasi.
Kekuasaan ini mempresentasikan wewenang formal unbbituk mengendalikan
dan menggunakan sumber daya organisasi yang didasarkan pada posisi structural
di dalam organisasi .
Kekuasaan legimitasi lebih luas daripada kekuasaan untuk memaksa dan
memberikan imbalan. Secara spesifik meliputi penerimaan dari para anggota atas
wewenang posisi, Kita menghubungkan kekuasaan ini sangat dekat dengan
konsep hierarki yang menggambarkan lebih banyak garis dalam diagram struktur
organisasi yang memimpin orang untuk mengambil kesimpulan bahwa para
pemmpin sangat berkuasa. Dan ketika seorang eksekutif yang berkuasa
digambarkan, orang-orang cenderung untuk menempatkan seseorang pada posisi
yang lebih tinggi Ketika akan menggambarkan diagram struktur organisasi.

2.2. Kekuasaan Pribadi


Kekuasaan pribadi berasal dari karakteristik unik individu, mereka kompeten dan
memiliki kekuasaan tetapi mereka bukan manajer dan tidak memiliki kekuasaan
formal .
Terdapat 2 kekuasaan pribasi yang mendasar, yaitu keahlian dan rasa
menghormati serta mengagumi orang lain.

☼ Kekuasaan karena keahlian (expert power), merupakan pengaruh yang


dikerahkan sebagai hasil dari keahlian, ketrampilan khusus, atau pengetahuan.
Seiring dengan pekerjaan menjadi lebih terspesialisasi, kita semakin menjadi
tergantung pada para ahli untuk mencapai tujuan.
☼ Kekuasaan acuan (referent power), didasarkan pada identifikasi dengan
seseorang yang memiliki sumber daya atau sifat pribadi yang diinginkan. Jika
saya menyukai, menghormati, dan mengagumi anda, anda dapat menjalankan
kekuasaan atas saya karena saya ingin menyenangkan anda.
Kekuasaan acuan berkembang dari dari kekaguman lain dan keinginan untuk
menjadi seperti orang tersebut . Para pesohor dibayar mahal untuk
mendukung suatu produk, karena dinamisme karismatik mereka, kemampuan
untuk disukai, dan efek secara emosional.

Dari tiga dasar kekuasaan formatif dan 2 dasar kekuasaan pribadi. Riset menyarankan,
bahwa sumber kekuasaan pribadi adalah yang paling efektif. Kedua kekuasaan
pribadi, secara positif terkait dengan kepuasan dari para guru dengan kepala sekolah,
komitmen organisasi, dan konerja mereka, sedangkan kekuasaan legitimasi tidak
memberikan imbalan tidak terkait dengan hasil tersebut. Salah satu sumber daya
kekuasaan formal yaitu kekuasaan untuk memaksa sebenarnya dapat menjadi
boomerang karena secara negative terkait dengan kepuasan dan komitmen para guru
dan karyawan.

3. Kebergantungan Kunci Menuju Kekuasaan


Aspek yang paling penting dari kekuasaan adalah fungsi dari kebergantungan

Merumuskan kebergantungan secara umum.


Rumus Umum => Semakin tinggi kebergantungan B pada A, maka akan semakin tinggi
kekuasaan yang dimiliki oleh A atas B. Hal ini menjelaskan mengapa Sebagian besar
organisasi mengembangkan dengan menambah pemasok, atau ada banyak orang yang
menginginkan kebebasan finansial. Kebebasan ini akan mengurangi kekuasaan yang
orang lain dapat gunakan untuk membatasi akses kita pada peluang dan sumber daya.
Apakah yang menciptakan kebergantungan ?
Kebergantungan akan meningkat kektika sumber daya yang akan anda kendalikan
tersebut sangat penting, langka, dan tidak dapat tergantikan .

Sangat penting, jika tidak ada seorangpun yang menginginkan apa yang anda miliki,
maka tidak akan mampu menciptakan kebergantungan.
Kelangkaan, hubungan kebergantungan dalam kategori kekuasaan jabatan, dimana
penawaran tenaga kerja relative rendah terhadap permintaan sehingga para pekerja
dapat melakukan negosiasi mengenai kompensasi dan paket manfaat yang jauh lebih
menarik, di banding jika banyak kandidatnya. Contohnya, Ferruciccio Lambhorgini
adalah orang yang menciptakan mobil canggih yang sangat eksotis. Karena memahami
tentang kelangkaan maka dengan kemampuannya dalam menciptakan kendaraan yang
langka, maka merk Lambhorgini menjadi nerek mobil yang mahal.
Tidak tergantikan, semakin sedikit yang dapat menggantikan dengan layak suatu
sumber daya, semakin besar pengendalian kekuasaan yang dimiliki oleh sumber daya
tersebut.

4. Kekuasaan Taktik (Power tactic)


Cara-cara dimana para individu akan menterjemahkan kekuasaan yang didasari ke dalam
tindakan-tindakan yang spesifik.
Riset telah mengidentifikasi sembilan pengaruh taktik yang berbeda-beda, yaitu :
a. Legitimasi. Bersandar pada posisi wewenang anda atau menyampaikan permintaan
yang
sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
b. Bujukan yang rasional. Menyajikan argument-argumen yang logis dan bukti-bukti
nyata untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintaan tersebut wajar.
c. Daya tarik yang menjadi sumber inspirasi. Mengembangkan komitmen secara
emosional yang menarik bagi sasaran nilai-nilai, kebutuhan, penghargaan, dan aspirasi.
d. Konsultasi. Meningkatkan dukungan kepada sasaran dengan melibatkannya dalam
memutuskan bagaimana anda mewujudkan rencana anda.
e. Pertukaran. Memberikan imbalan kepada target dengan manfaat atau keuntungan
sebagai pertukaran karena telah mengikuti permintaan.
f. Daya tarik pribadi. Meminta kepatuhan yang didasarkan pada persahabatan atau
kesetiaan.
g. Menjilat. Dengan menggunakan bujukan, pujian, atau perilaku yang ramah sebelum
membuat permintaan
h. Tekanan. Dengan menggunakan peringatan, permintaan yang diulang-ulang, dan
ancaman.
i. Koalisi. Membuat daftar tujuan atau dukungan dari orang lain untuk membujuk target
agar menyetujuinya

Beberapa taktik lebih efektif daripada yang lainnya. Bujukan secara rasional, daya tarik
yang mengundang banyak inspirasi, dan konsultasi lebih cenderung menjadi yang sangat
efektif. Sedang tekanan cenderung akan menjadi boomerang dan biasanya kurang efektif
disbanding 9 taktik lainny. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan bisa digunakan 2
taktik atau lebih dengan berurutan atau bersama-sama.

Beberapa cara untuk memperoleh peningkatan dapat dimulai dengan bujukan secara
rasional, tetapi efektifitas pengaruh dari taktik bergantung pada arah pengaruh seperti
diperlihatkan dalam table dibawah. Bujukan secara rasional hanya merupakan taktik
yang efektif di tingkat organisasi. Daya tarik yang memberikan inspirasi hanya bekerja
dengan sangat baik sebagai sebuah taktik yang mempengaruhi ke arah bawah dengan para
bawahan. Tekanan, pada umumnya hanya mempengaruhi ke arah bawah semata. Daya
tarik pribadi dan koalisi menjadi sangat efektif sebagai pengaruh lateral.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas dai pengaruh meliputi urutan taktik,
keahlian seseorang dalam menggunakan taktik, dan budaya organisasi.
Untuk menjadi lebih efektif dapat dimulai dengan taktik yang lebih lunak yang bersandar
pada kekuasaan pribadi, missal daya tarik pribadi dan yang memberikan isnspirasi,
bujukan secara rasional, dan konsultasi. Jika hal tersebut gagal, maka dapat beralih ke
taktik yang lebih keras misalnya pertukaran, koalisasi dan tekanan yang menekankan
pada kekuasaan formal dan mendatangkan biaya serta resiko yang lebih besar.
Menariknya suatu taktik lunak lebih efektif daripada taktik keras, dan menggabungkan
dua taktik lunak atau sebuah taktik lunak beserta bujukan rasional lebih efektif daripada
taktik tunggal apapun atau kombinasi dari taktik-taktik keras.
Efektifitas dari taktik tergantung pada orang yang menjalankannya.
Orang yang cenderung mematuhi kekuasaan, taktik lunak menjadi lebih reflektif dan
termotivasi secara instrinsik. Mereka memiliki penghargaan diri sendiri yang tinggi dan
keinginan untuk mengendalikan yang tinggi.
Mereka yang tunduk pada kekuasaan, taktik keras lebih berorientasi pada tindakan dan
termotivasi secara ekstrinsik dan lebih berfokus untuk menghadapi bersama orang lain
ketimbang menghadapinya sendiri.
Taktik yang dipilih oleh orang sangat tergantung pada budaya di negaranya. Negara yang
individualistis cenderung melihat kekuasaan dalam istilah yang dipersonalisasikan dan
sebagai sebuah sarana legitimasi untuk mendorong akhir tujuan pribadi mereka.
Negara yang kolektivistik, memandang kekuasaan dalam istilah social dan sebagai sarana
legitimasi yang dapat membantu orang lain.
Taktik-taktik kekuasaan yang lebih disukai yang dapat mempengaruhi arah
Pengaruh ke atas Pengaruh ke bawah Pengaruh Leteral
• Bujukan secara rasional • Bujukan secara rasional • Bujukan secara rasional
• Daya tarik yang memberikan • Konsultasi
inspirasi • Menjilat
• Tekanan • Pertukaran
• Konsultasi • Legitimasi
• Menjilat • Daya tarik pribadi
• Pertukaran • Koalisi
• Legitimasi

Setiap orang memiliki kemampuan berpolitik berbeda. Kemampuan berpolitik juga


nampak lebih efektif ketika pertaruhannya tinggi.
Terakhir, kemampuan berpolitik dapat mengerahkan pengaruh mereka tanpa dideteksi
oleh orang lain.

3.1 Kekuasaan dapat mempengaruhi orang lain,


Terdapat bukti yang pasti bahwa ada aspek-aspek dalam kekuasaan yang dapat
merusak. bukti-bukti menyatakan bahwa :
* kekuasaan akan mengarahkan orang untuk menempatkan kepentingannya sendiri di
depan kepentingan orang lain.
* kekuasaan tidak hanya dapat mengarahkan orang untuk menitik beratkan pada
kepentingan mereka sendiri karena mereka mampu, tetapi juga karena dapat
membebaskan orang untuk berfokus ke arah dalam, dan menuju ke tempat yang
beratnya lebih tinggi pada tujuan dan kepentingan mereka.
* kekuasaan juga mengarahkan individu untuk merelealisasikan orang lain (untuk
melihat mereka sebagai sebuah alat bantu untuk memperoleh tujuan instrumental
mereka), untuk menilai hubungan dengan orang-orang yang memiliki lebih sedikit
kekuasaan, dan untuk melihat hubungan dengan orang-orang yang memiliki
hubungan lebih sebagai peripheral.
* orang berkuasa bereaksi secara negative terhadap segala bentuk ancaman bagi
kompetensi mereka. Mereka lebih bersedia untuk mencemarkan nama baik orang
lainnya.
* orang-orang dengan kekuasaan tersebut lebih cenderung untuk mengambil keputusan
yang menguntungkan kepentingan dirinya sendiri ketika berhadapan dengan resiko
moral.
* kekuasaan juga mengarahkan pada pengambilan keputusan yang terlalu percaya diri.

Tetapi kekuasaan juga tidak mempengaruhi setiap orang dengan cara yang sama. Dan
bahkan terdapat efek positif dari kekuasaan.
Beberapa efek dari kekuasaan :
▪ efek berbahaya dari kekuasaan bergantung pada kepribadian seseorang. Jika
memiliki
kepribadian cemas, maka kekuasaan tidak akan merusah karena tidak menggunakan
kekuasaan untuk keuntungan pribadi.
▪ efek merusak dari kekuasaan dapat dikurangi oleh system organisasi karena harus
mempertanggung jawabkan ke organisasi.
▪ memaafkan, kita memiliki kekuatan untuk menumpulkan efek negative dari
kekuasaan,
misal dengan ucapan terima kasih, penguasan tidak terlalu agresif terhadap kita .
▪ mereka yang menyalah gunakan kekuaasaan adalah mereka yang bisanya memliki
kekuasaan yang kecil, karena biasanya statusnya rendah.
▪ efek positif dari kekuasaan, adalah kekuaaan akan memberikan energi dan
mengarahkan pada pendekatan motivasi yaitu semakin termotivasi untuk mencapai
tujuan dan mendorong motivasi untk membantu orang lain .
Menurut riset sebetulnya tidak banyak kekuasaan yang merusak. Kekuasaan yang
mementingkan diri sendiri hanya bagi mereka yang identitifkasi moralnya lemah, yaitu
keadaan moral yang merupakan inti dari identitas seseorang. Bagi mereka yang
moralnya kuat, kekuasaan benar-baner meningkatkan kesadaran moral mereka .

5. Pelecehan Seksual : Kekuasaan yang tidak seimbang di tempat kerja.


Pelecehan seksual itu salah dan juga menghabiskan banyak biaya. Selain melanggar
hukum pelecehan seksual juga memberikan dampak yang negative terhadap lingkungan
pekerjaan, berdampak negative pada tingkah laku pekerjaan dan mengarahkan orang-
orang yang merasa dilecehkan untuk menarik diri dari organisasi. Efek yang ditimbulkan
oleh pelecehan seksual lebih besar dibandingkan bullying. Pelecehan seksual juga
berdampak pada kesehatan. Wanita korban pelecehan seksual biasanya mengalami
penderitaan psikologis
Pelecehan seksual didefinisikan sebagai segala aktifitas yang tidak diinginkan atas
keadaan seksual yang mempengaruhi pekerjaan seorang individu dan menciptakan
lingkungan kerja yang tidak nyaman .
Pelecehan meliputi :
♦ sentuhan fisik yang tidak di inginkan
♦ permintaan kencan yang berulang ketika dijelaskan yang bersangkutan tidak tertarik
♦ ancaman akan kehilangan pekerjaan ketika menolak proposisi seksual .
♦ pandangan atau komentar yang tidak diinginkan
♦ lelucon yang tidak pantas
♦ artefak-artefak seksual seperti gadis yang dipublikasikan di tempat kerja
♦kesalah pahaman yang terjadi pada batasan antara persahabatan dengan
permulaan pelecehan.
Suvey menunjukkan 25 – 40% individu melaporkan telah dilecehkan secara seksual.
Pendekatan terbaik untuk terhindar dari pelecehan seksual adalah berhati-hati, menahan
diri dari perilaku apapun yang akan dipandang sebagai melecehkan, bahkan jika hal
tersebut bukan yang di maksud.
Beberapaa cara yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari pelecehan seksual :
♣ Memastikan suatu kebijakan aktif yang mendefiniskan apa yang merupakan pelecehan
seksual .
♣ Menyakinkan para pekerja bahwa merekan tetap aman saat menyampaikan keluhan
♣ Menginvestasi seluruh keluhan, dan memberitahukan kepada departemen hukum dan
sumber daya manusia

Politik kekuasaan beraksi


Ketika bersama dalam kelompok, maka kekuasaan akan dikerahkan. Orang-orang
mengerahkan pengaruh, memperoleh imbalan, dan memajukan karir mereka. Ketika
orang-orang yang ada dalam organisasi mengubah kekuasaan mreka kedalam tindakan,
maka berarti masuk terlibat dalam politik. Mereka yang mempunyai kemampuan politik
yang baik memanfaatkan dasar kekuasaan mereka secara efektif.

Definisi dari Poliitk Organisasi


Politk organisasi adalah penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan di dalam organisasi, atau pada diri sendiri dan perilaku organisasi yang tidak
dikenakan hukuman. Perilaku berpolitik dalam organisasi terdiri atas aktivitas yang
tidak dipersyaratkan sebagai bagian dari peranan formal individu tetapi mempengaruhi
keuntungan dan kerugian di dalam organisasi.
Definisi ini cakupannya juga adalah politik organisasi yaitu perilaku berpolitik berada
diluar persyaratan pekerjaan yang di spesifikasikan dan ini memerlukan usaha untuk
memanfaatkan basis kekuasaan, meliputi upaya untuk mempengaruhi tujuan, kiteria,
atau proses yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Variasi perilaku politik, al :
♥ menahan informasi yang sangat penting dari para pengambil keputusan
♥ bergabung dengn koalisi
♥ pemberi informasi
♥ menyebarkan rumor
♥ membocorkan informasi yang bersifat rahasia kepada media
♥ melobi atas kepentingan atau terhadap individu atau alternatif keputusan

Realitas Politik
Sebagian besar manajer meyakini bahwa perilaku berpolitik merupakan bagian utama
dari keberlangsungan organisasi. Beberapa penggunaan dan perilaku politik etis
diperlukan, sepanjang tidak membahayakan orang lain secara langsung. Mereka
menggambarkan politik sebagai kejahatan yang diperlukan dan meyakini seseorang
yang tidak pernah menggunakan perilaku berpolitik akan mengalami kesulitan
menyelesaikan segala sesuatu hal, Sebagian besar juga mengidentifikasikan bahwa
mereka tidak pernah dilatih untuk memanfaatkan perilaku berpolitik secara efektif.
Tetapi tidak mungkin dalam suatu organisasi bebas dari politik .
Organisasi terdiri dari individu dan kelompok dengan nilai, tujuan, dan kepentingan
yang berbeda-beda. Hal ini menjadi salah satu timbulnya konflik karena sumber daya
yang terbatas, sehingga tidak semua kepentingan bisa terakomodir. Kondisi ini
menciptakan persaingan yang nyata antara patra anggota karena sumber daya yang
terbatas tersebut .
Faktor-faktor paling penting yang mengarah pada politik organisasi adalah realisasi
bahwa alokasi sumber daya yang terbatas secara terbuka di interpretasikan. Misalnya,
apa yang dimaksud dengan kinerja yang baik ? Apakah peningkatan memadai ? Apa
yang merupakan pekerjaan tidak memuaskan ?
Karena ada beberapa keputusan paling penting harus di ambil dalam keadaan yang tidak
pasti, dan objektifitas jarang terjadi, maka menggunakan pengaruh yang mereka punya
dan mampu untuk melakukan intervensi demi tujuan dan kepentingan salah satu pihak .
Hal ini tentu saja, menciptakan aktifitas yang disebut bermain politik.
Maka dari itu jika ada pertanyaan, apakah mungkin sebuah organisasi untuk terbebas
dari politik maka jawabnya “iya”. Jika seluruh anggota dari organisasi memegang
tujuan dan kepentingan yang sama, jika sumber daya organisasi tidak langka, serta jika
hasil kerja benar-benar jelas dan objektif. Sayangnya organisasi seperti itu tidak ada
dalam kehidupan nyata .

6. Penyebab dan Konsekuensi dari Perilaku Politik


6.1. Faktor-faktor yang memberikan kontribusi bagi perilaku politik
a. Karakteristik individu, dari kualittas unik orang-orang yang ada dalam organisasi.
b. Budaya organisasi atau lingkungan internal.
Faktor-faktor individu :
- Pengawasan diri sendiri yang tinggi
- Tempat kendali secara internal
- Kepribadian macth yang tinggi
- Investasi internasional Perilaku politik
- Alternatif pekerjaan yang di pandang
- Ekspektasi dan keberhasilan rendah tinggi
Faktor -faktor yang Faktor-faktor organisasi
mempengaruhi - Realokasi sumber daya
perilaku politik - Peluang promosi
- Kepercayaan yang rendah
- Peranan yang tidak jelas
- Sistem evaluasi kinerja yang tidak jelas
Pelaksanaan pemberian imbalan yang tidak berisiko Hasil yang mengguntungkan = imbalan
- Pengambilan keputusan secara demokratis
- Tekanan kinerja yang tinggi
- Para manajer senior yang mementingkan diri sendiri Hukuman yang di hindari

Faktor-faktor individu,
Pekerja yang memiliki pengawasan diri sendiri yang tinggi, memiliki tempat kendali
secara internal, dan memiliki kebutuhan terhadap kekuasaan yang tinggi akan
cenderung untuk terlibat dalam perilaku politik .
Selain itu investasi individu dalam organisasi, alternatif-aalternatif yang dipandang
dan ekspektasi atas keberhasilan mempengaruhi pekerja melakukan tindakan politik
yang tidak sah.

Faktor-faktor organisasi,
a. sumber daya orgnaisasi mengalami penurunan, pola sumber daya berubah, ada
peluang untuk promosi,
b. perampingan organisasi untuk efisiensi,
c. kepercayaam yang rendah, peranan yang tidak jelasm system kinerja evaluasi yang
tidak jelas, pelaksanaan alokasi imbalan yang beresiko, pengambilan keputusan
secara demokratis, tekanan yang tinggi atas kinerja, manajer senior yang
mementingkan diri sendiri.
Kurangnya kepercayaan didalam organisasi akan meningkatkan perilaku politik
dan semakin besar kemungkinan tindakan-tindakan yang tidak sah. Dengan
demikian, kepercayaan yang tinggi akan menekan perilaku politik pada umumnya
dan mencegah tindakan-tindakan yang tidak sah pada khususnya . Semakin tinggi
peranan yang tidak jelas, semakin besar peluang para pekerja untuk terlibat
didalam aktivitas berpolitik yang tanpa di sadari. Evaluasi kinerja dengan ukuran
hasil tunggal, dapat mendorong individu untuk melakukan apapun yang
diperlukan supaya “terlihat bagus”. Semakin lama tindakan dengan penilaian,
maka semakin pekerja bertanggung jawab atas perilaku politik . Semakin besar
budaya organisasi yang menekankan pada pendekatan yang tidak beresiko
terhadap alokasi pemberian imbalan, maka akan meningkatkan motivasi pekerja
untuk terlibat dalam permainan politik. Dan terakhit, permainan politik oleh
manajemen puncak sedikit banyak akan membiarkan permainan politik didalam
organisasi tersebut, akan menyiratkan bahwa perilaku politik dapat diterima .

Bagaimana orang-orang memberikan tanggapan terhadap politik organisasi ?


Hubungan antara politik organisasi dengan dengan hasil individu, yaitu :
a. persepsi politik organisasi secara negative terkait dengan kepuasan pekerjaan.
b. persepsi politik juga cenderung meningkatkan kecemasan pekerjaan dan tekanan
c. politik dapat mengarahkan pada penurunan kinerja pekerja yang dilaporkan.
d. permainan politik yang terlalu banyak akan mengarahkan pekerja untuk
mengundurkan diri.
Kualifikasi tentang tanggapan terhadap politik organisasi :
1. Hubungan kinerja-politik menjadi moderat oleh seseorang yang memahami
“bagaimana” dan “mengapa” politik organisasi
2. Perilaku politik di tempat kerja memiliki efek yang moderat terhadap
kepemimpinan yang beretika
3. Ketika para pekerja memandang politik sebagai sebuah ancaman, maka mereka
seringkali memberikan tanggapan dengan perilaku defensif.

Komponen-komponen suatu sikap


Politik organisasi
dapat mengancam
para pekerja

Menurunkan
kepuasan kerja

Meningkatkan
kecemassan dan
tekanan

Meningkatkan
tingkat perputaran
pekerja

Menurunkan
kinerja

7. Manajemen Kesan (Impression management)


Adalah proses para individu untuk mengendalikan kesan orang lain yang membentuk
mereka. Yang terlibat dalam manajemen kesan yaitu pengawasan diri yang tinggi tepat
ketika membca situasi dan mencetak penampilan mereka serta perilaku untuk
menyesuaikan dengan masing-masing situasi.
Ada dua kriteria dalam mengukur keberhasilan manajemen kesan, yaitu :
a. wawancara yang berhasil, dalam proses wawancara pekerjan, para pelamar menggunakn
manajemen kesan dengan mempromosikan diri sendiri cenderung lebih berhasil di
banding yang menjilat.
b. evaluasi kinerja, berbanding terbalik dengan point a, mereka yang mempromosikan diri
sendiri akan menerima evaluasi diri rendah di banding yang menjilat.

8. Etika dalam perilaku politik


Meskipun tidak terdapat perbedaan yang jelas untuk membedakan bermain politik yang
beretika dan tidak, terdapat beberapa hal yang dipertimbangkan, antara lain :
a. apakah aktivitas politik membahayakan orang lain ?
b. apakah aktivitas politik sesuai dengan standar kesetaraan dan keadilan ?

Memetakan Karier Politik Anda


Berpikir mengenai karir dalam organisasi, yaitu :
Apakah yang menjadi ambisi anda ?
Siapa yang memiliki kekuasaan untuk membantu anda sampai pada tujuan ?
Apakah hubungan anda dengan orang-orang tersebut ?
Dan cara terbaik adalah dengan peta politik. Peta ini untuk merumuskan rencana untuk
lebih berpengaruh dan hubungan yang lebih akrab dengan orang yan berpengaruh. Peta
tersbut juga menyediakan cara yang bermanfaat untuk berpikir mengenai hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge (2015). Organizational Behavior. Pearson


Education.Inc New Jersey

Anda mungkin juga menyukai