Kelompok 2
Rahmi Putri Sari (2120522059)
Fajar Rezki (2120522069)
Indira Natasya KP (2120522073)
Mila Yunita Sari (2120522083)
Universitas Andalas
Program Studi
Magister Management
Tahun 2022
BAB I
Pendahuluan
Kekuasaan dan politik adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap
organisasi, tetapi agak sulit untuk mengukurnya akan tetapi penting untuk dipelajari dalam
perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-orang
yang ada dalam organisasi.
Kekuasaan dan politik tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik
juga terjadi pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan
pada unit keluarga. Politik adalah suatu jaringan interaksi antarmanusia dengan kekuasaan
diperoleh, ditransfer, dan digunakan. Politik dijalankan untuk menyeimbangkan kepentingan
individu karyawan dan kepentingan manajer, serta kepentingan organisasi. Ketika
keseimbangan tersebut tercapai, kepentingan individu akan mendorong pencapaian
kepentingan organisasi.
Kekuasaan dan politik dalam manajemen merupakan anak kembar yang tak
terpisahkan, karena yang satu tak dapat hidup tanpa yang lain. Para manajer jaman sekarang
harus mempelajari segi-segi pokok dalam kekuasaan dan politik, jika mereka mau hidup terus
dan berhasil. Mereka harus belajar tentang garis-garis kekuasaan, menggunakan teknik-teknik
politik dan menggunakan kekuasaan dan teknik-teknik politik secara efektif dalam karir
mereka. Garis kekuasaan kadang-kadang sangat tidak kentara dalam organisasi kerja,
sehingga bawahan tidak sadar bahwa mereka sesungguhnya sedang digunakan untuk
mengejar keinginan dan maksud orang lain. Ciri pokok kekuasaan dalam perusahaan industri
sekarang ini adalah penggunaan orang-orang dan kelompok untuk tujuan dan maksud
tertentu. Politik penting artinya dalam suatu organisasi, karena didalamnya terjadi suatu
proses berorganisasi yang mempunyai dampak terhadap perilaku setiap individu atau anggota
yang ada dalam organisasi. Politik dalam organisasi merupakan suatu proses dalam
memahami proses manajerial. Perilaku politik merupakan perilaku yang secara organisasional
tidak ada sanksinya yang mungkin dapat merugikan bagi tujuan organisasi atau bagi
kepentingan orang lain dalam organisasi.
Penyalahgunaan kekuasaan pada dunia politik yang kerap dilakukan oleh pelaku
politik menimbulkan pandangan bahwa tujuan utama berpartisipasi politik hanyalah untuk
mendapatkan kekuasaan. Padahal, pada hakekatnya penggunaan kekuasaan dalam politik
bertujuan untuk mengatur kepentingan semua orang yang ada dalam organisasi, bukan untuk
kepentingan pribadi ataupun kelompok. Untuk itu, adanya pembatasan kekuasaan sangat
diperlukan agar tumbuh kepercayaan anggota organisasi terhadap pemegang kekuasaan dan
terciptanya keadilan serta kenyamanan dalam kehidupan.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Power And Politik
2.1 Kekuasaan dan Otoritas
1. Otoritas diberikan pada posisi seseorang. Seseorang yang memiliki otoritas keran
jabatan yang dipegangnya, bukan karena karakteristik pribadi tertentu.
2. Otoritas diterima oleh bawahan. Individu dalam posisi otoritas resmi menjalankan
otoritas dan dapat memperoleh kepatuhan karena dia memiliki hak yang sah.
3. Otoritas digunakan secara vertikal dan mengalir dari atas ke bawah dalam hierarki
organisasi.
1. Dengan tindakan yang kuat, dengan memberikan bantuan atau nasihat, dengan
mengendalikan seseorang
2. Dengan tindakan yang menghasilkan emosi pada orang lain
3. Kepedulian terhadap reputasi.
Secara umum, individu yang tinggi dalam n Pow kompetitif dan agresif, tertarik pada
kepemilikan prestise (misalnya, mobil mahal), lebih menyukai situasi aksi, dan bergabung
dengan sejumlah kelompok. Dalam pengaturan organisasi, tingkat kebutuhan manajer akan
kekuasaan berkorelasi dengan kesuksesan. Manajer yang paling efektif mendisiplinkan dan
mengendalikan keinginan mereka akan kekuasaan sehingga hal itu diarahkan pada organisasi
secara keseluruhan bukan pada peningkatan pribadi mereka sendiri.
Dalam hirarki kekuasaan, individu di posisi yang paling rendah mempunyai lebih
sedikit kekuasaan daripada individu yang berada pada posisi lebih tinggi. Namun kekuasaan
juga dapat diterapkan ke atas dalam organisasi. Konsep tentang kekuasaan bawahan dapat
disatukan pada keahlian, lokasi dan informasi yang merupakan faktor penting dari potensial
kekuasaan pekerja pada tingkat lebih rendah dalam hirarki. Sebagai contoh, kekuasaan ke
atas atau pengaruh yang nyata dapat dipakai oleh seorang sekretaris yang relative berpangkat
rendah, pembuat program computer, atau staf yang mempunyai keahlian, dalam posisi untuk
berhubungan dengan individu yang penting, atau mempunyai akses dan mengendalikan
informasi penting.
Diakui, beberapa individu dan subunit memiliki pengaruh yang sangat besar untuk
membuat orang lain melakukan sesuatu seperti yang mereka inginkan. Namun, ada juga
kepatuhan terhadap otoritas yang dirasakan. Bayangkan suatu sore supervisor Anda berkata,
“Anda tahu, kami benar-benar merugi dengan menggunakan mesin stempel Beal itu. Saya
ingin Anda melakukan pekerjaan untuk perusahaan. Saya ingin Anda menghancurkan mesin
itu dan membuatnya tampak seperti kecelakaan.” Apakah Anda akan menuruti permintaan
ini? Bagaimanapun, ini adalah supervisor Anda, dan dia bertanggung jawab atas segalanya:
gaji Anda, peluang promosi Anda, dan tugas pekerjaan Anda. Anda mungkin bertanya,
“Apakah atasan saya memiliki pengaruh sebesar ini terhadap saya?”.
Di mana pengaruh seseorang atau subunit, kapan mulai dan berhentinya sulit untuk
ditentukan. Orang mungkin berasumsi bahwa supervisor dalam contoh di atas memiliki
pengaruh khusus untuk membuat seseorang melakukan "pekerjaan kotor" yang tidak etis dan
ilegal ini. Namun, bahkan individu yang tampaknya hanya memiliki otoritas kecil dapat
mempengaruhi orang lain. Serangkaian studi klasik oleh Stanley Milgram berfokus pada ilusi
kekuasaan.
Mengapa subjek mematuhi eksperimen? Meskipun dia tidak memiliki otoritas khusus
atas subjek, dia tampak sebagai orang yang kuat. Eksperimen menciptakan ilusi kekuatan: dia
mengenakan jas lab putih, dipanggil oleh orang lain sebagai "dokter", dan sangat tegas.
Subyek menganggapnya memiliki legitimasi untuk melakukan penelitian. Eksperimen
tampaknya melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam memproyeksikan ilusi memiliki
kekuatan.
Individu dan subunit terus terlibat dalam perilaku politik. Yang kami maksud dengan
perilaku politik adalah :
1. Perilaku yang biasanya di luar sistem kekuasaan yang sah dan diakui.
2. Perilaku yang dirancang untuk menguntungkan individu atau subunit, seringkali dengan
mengorbankan organisasi secara umum.
Akibat perilaku politik, kekuasaan formal yang ada dalam suatu organisasi seringkali
teralihkan atau terhalang.
Keempat taktik politik ini berada di luar sistem kekuasaan yang sah, kadang-kadang
menguntungkan agen pembelian dengan mengorbankan seluruh organisasi, dan sengaja
dikembangkan sehingga lebih banyak kekuatan diperoleh oleh agen pembelian.
Studi lain pada 1990-an berfokus pada bentuk-bentuk perilaku politik defensif yang
ditunjukkan oleh para manajer. Perilaku defensif termasuk menghindari tindakan melalui
overconforming, melewati tanggung jawab, bermain bodoh, dan mengulur-ulur; menghindari
kesalahan melalui menggertak, membenarkan, mengkambinghitamkan, dan salah
mengartikan; dan menghindari perubahan dengan menolak perubahan dan melindungi
wilayahnya sendiri. Ciri-ciri kepribadian manajer yang menunjukkan perilaku defensif
termasuk rasa tidak aman dan kecemasan, kelelahan emosional, keterasingan kerja,
pemantauan diri, dan efikasi diri yang rendah.
Permainan manajer lini versus penasihat staf telah ada selama bertahun-tahun dalam
organisasi. Intinya, permainan ini mengadu otoritas untuk membuat keputusan operasional
melawan keahlian staf penasihat. Ada juga perbedaan nilai dan bentrokan kepribadian. Di
satu sisi, manajer lini biasanya lebih berpengalaman, lebih berorientasi pada garis bawah, dan
lebih intuitif dalam mencapai keputusan. Sebaliknya, staf penasihat cenderung lebih muda,
berpendidikan lebih baik, dan pengambil keputusan yang lebih analitis. Perbedaan ini
mengakibatkan kedua kelompok melihat dunia organisasi dari perspektif yang berbeda.
Menahan informasi, memiliki akses ke figur otoritas yang kuat, menciptakan kesan yang
baik, dan mengidentifikasi dengan tujuan organisasi adalah taktik yang digunakan oleh
personel lini dan staf. Bentrokan lini versus staf harus dikendalikan dalam organisasi sebelum
mencapai titik di mana, karena gangguan, tujuan organisasi tidak tercapai.
● Whistle-Blowing Game
Pelapor, yang mungkin berasal dari level manapun dalam organisasi, berusaha
memperbaiki perilaku atau praktik dengan melewati sistem otoritas di dalam organisasi. Ini
dipandang secara negatif oleh manajer dengan kekuatan posisi.
Isu-isu kekuasaan dan politik seringkali melibatkan isu-isu etis juga. Misalnya, jika
kekuasaan digunakan dalam batas-batas formal otoritas manajer dan dalam kerangka
kebijakan organisasi, deskripsi pekerjaan, prosedur, dan tujuan, itu benar-benar kekuasaan
non politik dan kemungkinan besar tidak melibatkan masalah etika. Tetapi penggunaan
kekuasaan di luar batas otoritas formal, politik, prosedur, deskripsi pekerjaan, dan tujuan
organisasi bersifat politis. Ketika ini terjadi, masalah etika kemungkinan akan muncul.
Beberapa contoh mungkin termasuk menyuap pejabat pemerintah, berbohong kepada
karyawan dan pelanggan, mencemari lingkungan, dan mentalitas umum "tujuan
membenarkan cara". Bisakah etika diajarkan di sekolah bisnis? Manajer menghadapi dilema
etika dalam pekerjaan mereka karena mereka sering menggunakan kekuasaan dan politik
untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, setiap manajer memiliki tanggung jawab
etis. Baru-baru ini para peneliti telah mengembangkan kerangka kerja yang memungkinkan
seorang manajer untuk mengintegrasikan etika ke dalam perilaku politik. Peneliti
merekomendasikan bahwa perilaku manajer harus memenuhi kriteria tertentu untuk dianggap
etis.
Apa yang dilakukan seorang manajer ketika perilaku potensial tidak dapat melewati
tiga kriteria? Para peneliti menyarankan bahwa itu mungkin masih dianggap etis dalam
situasi tertentu jika melewati kriteria:faktor yang luar biasa.Agar dapat dibenarkan, perilaku
harus didasarkan pada faktor-faktor yang sangat berlebihan dalam sifat situasi, seperti konflik
di antara kriteria (misalnya, perilaku manajer menghasilkan hasil positif dan negatif), konflik
dalam kriteria (misalnya, seorang manajer menggunakan sarana dipertanyakan untuk
mencapai hasil yang positif), dan/atau ketidakmampuan untuk menggunakan tiga kriteria
pertama (misalnya, manajer bertindak dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak
akurat).
BAB III
Case Study
3.1 Case Analysis: Terry’s Dilemma
Terry menikmati perhatian dan rasa hormat yang ia peroleh sebagai orang yang
berpengaruh di departemen. Meskipun sebenarnya secara teknis ini melanggar peraturan,
namun sebenarnya terry lah yang menulis jadwal kerja (frank mengakui bahwa terry lebih
mengetahui siapa yang bekerja dengan baik) bukan frank selaku supervisor. Tidak
mengherankan, terry menggunakan jadwal untuk memperkenalkan atau menghukum rekan
kerja sesama departemen.
Posisi yang dimiliki oleh terry tidak membuat orang lain iri. Dia gagal lulus dari
sekolah menengah dan “klub” lingkungan tempat dimana ia menjadi presiden yang sudah
diwaspadai oleh polisi sebagai geng. Atas desakan orang tua terry, paman jake yaitu teman
dekat keluarga terry memberikan terry pekerjaan di Dutchman. Jake membuat janji untuk
bertemu setiap minggu dengan terry untuk membantunya menetapkan prioritas dan fokusnya
terhadap masa depan. Melalui sesi mentoring ini, jake mendorong terry untuk mendapatkan
GED (general education development) dan gelar assosiasi-nya di community college
setempat. Jake bangga dengan apa yang sudah diperoleh oleh terry dan hubungan kuat yang
telah terbentuk. Meskipun jake sudah pensiun sebagai mentor di Dutchman tahun lalu, tapi
dia tetap berhubungan dengan terry dan karyawan lainnya yang telah ia dibimbing selama
bertahun-tahun. Untuk kepuasan dirinya, ia menerima beberapa permintaan dari grup ini, ada
yang hanya sekedar check in atau ada yang meminta pendapat dan saran dari jake. Kemudian
jake menerima telepon dari direktur HRD dan memberitahukan bahwa ada pembukaan posisi
untuk supervisor di bagian pemasaran, dan direktur HRD tersebut menanyakan pada jake
apakah ia mengenal orang yang cocok untuk posisi ini. kemudian jake menjawab
kemungkinan ada seseorang, dan langsung menelepon terry setelah menyelesaikan panggilan
dari direktur HRD tersebut untuk mengatur pertemuan. Terry selalu senang jika ia akan
bertemu dengan jake. Meskipun pertemuan mereka sekarang sudah berbeda dari saat terry
masih anak-anak, namun terry masih senang mendengarkan penjelasan jake. Dan di suatu
kesempatan, terry mengatakan bahwa kemungkinan ia akan hancur jika tidak ada jake yang
ikut campur dengan kehidupannya. Terry merasa terhormat ketika jake memberitahukan
tentang peluang pada posisi supervisor di bagian pemasaran dan bagaimana jake mengira
bahwa ia adalah orang yang tepat untuk posisi dan pekerjaan itu. Pernyataan jake pada terry
yaitu “ini akan menjadi hal baru yang mungkin akan sulit bagi anda, tetapi anda bisa
melakukannya dan saatnya bagi anda untuk terus maju” kata-kata ini terus terngiang di benak
terry dalam perjalanan pulang.
Berpindah ke departemen baru seperti pemasaran merupakan hal yang sulit dan
dibutuhkan adaptasi. Terry merupakan karyawan di call center, ia telah menghabiskan
waktunya bertahun-tahun untuk mengasah keterampilannya dan mendapatkan rasa hormat
dari rekan kerja dan managementnya. Jika ia pindah, maka ia akan memulai semuanya
kembali dari awal. Terry bimbang dan bertanya-tanya apakah ia masih bisa melakukan hal-
hal menyenangkan bersama rekan kerjanya seperti saat ia di department call center jika
berpindah sebagai supervisor di departemen pemasaran. Begitu pun dengan gaji, jika ia
menerima tawaran menjadi supervisor ia tidak akan lembur lagi dan bisa jadi gajinya menjadi
lebih kecil dari pada sekarang. Jake telah menyuruh terry untuk mempertimbangkan dan
memikirkannya secara matang untuk jangka panjang. Mereka di jadwalkan untuk bertemu
kembali besok, membicarakan secara spesifik bagaimana melamar posisi supervisor. Dengan
dukungan jake, terry sangat ingin memperoleh posisi ini, tapi ia masih tidak yakin apakah ia
benar-benar menginginkan posisi baru ini sebagai supervisor.
1. Terapkan basis kekuasaan French dan Raven pada Jake dan Terry. Jelaskan
jawabanmu.
Menurut John French dan Bertram Raven ada lima basis kekuasaan interpersonal
yaitu
● Legitimate Power yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
dengan kedudukan yang dimiliki (memiliki otoritas). Hal ini biasanya ditemukan
pada organisasi formal. Dalam kekuasaan ini bawahan memiliki peran utama
dalam pelaksanaan legitimate power. Jika bawahan menganggap pemegang
kekuasaan adalah hal yang she, mereka akan mematuhi nya. Namun legitimate
power ini batasan kekuasaannya ditentukan oleh budaya, adat istiadat, dan sistem
nilai suatu organisasi.
● Reward Power yaitu kemampuan seseorang dalam menghargai kemampuan orang
lain untuk memperoleh kekuatan. Reward power ini biasanya digunakan untuk
mendukung legitimate power yang mana, jika pengikut senang dengan reward
yang akan di peroleh atau reward yang dijanjikan mereka akan cenderung
mematuhi perintah, permintaan dan arahan.
● Coercive Power atau kekuatan paksaan yaitu dimana seseorang memiliki otoritas
untuk memberikan punishment kepada orang-orang yang tidak patuh. Kekuatan
ini memberikan dampak ketakutan bagi pengikut sehingga mereka patuh karena
mereka tahu bahwa individu ini memiliki kekuasaan atas diri mereka.
● Expert Power yaitu kekuatan yang didasari atau diperoleh dari kemampuan dan
pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seseorang yang mana kemampuan tersebut
sering digunakan. Kekuasaan ini mengalir dari orang yang memiliki skill,
pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan dan dihargai oleh orang lain.
Expert power ini merupakan karakteristik pribadi, berbeda dengan Legitimate
Power, Reward Power dan Coercive Power yang mana sebagian besar peran
mereka ditentukan oleh organisasi.
● Referent Power yaitu kekuatan yang dipengaruhi berdasarkan karisma seseorang
yaitu kepribadian atau gaya perilaku mereka. karisma seseorang adalah dasar dari
referent power.
Dalam kasus ini jake dan terry ini kekuasaan mereka bersumber dari
legitimate power, coercive power, expert power dan referent power. Bagi jake
kekuatan yang ia miliki adalah legitimate power, expert power dan referent power
yang dibuktikan dengan jake yang sudah pensiun namun ia masih tetap
berkomunikasi dengan karyawan-karyawan yang sudah ia latih bertahun-tahun baik
sekedar untuk check in atau memberikan saran atau pendapat untuk mereka setiap
bulannya dari perusahaan ini. Dalam hal referent power jake masih dimintai
pertimbangan untuk perekrutan jabatan penting dalam perusahaan. Sedangkan terry
memiliki expert power dimana ia memiliki keahlian khusus yang sangat dihargai
dalam perusahan, dibuktikan dengan atasannya yang meminta nasehat dan saran
dalam hal teknis di perusahaan. Untuk rekan-rekannya di department terry memiliki
Coercive Power yang dipercayakan kepada jerry oleh atasannya untuk mengenalkan
atau menghukum rekan kerjanya di departemen.
4. Tindakan apa yang akan Anda sarankan kepada Terry agar dia berhasil di posisi
barunya? Pastikan untuk menyertakan taktik.
Terry yang senang akan tantangan ia akan mau belajar dan beradaptasi untuk
memperoleh keahlian baru. Sehingga terry disarankan untuk dapat beradaptasi dengan
cepat agar ia bisa mendapatkan keahlian dan keterampilan baru dalam posisi barunya
ini. Terry bisa menggunakan keterampilan dan pengalamannya selama 7 tahun dalam
berkomunikasi dan menghadapi banyaknya jenis orang yang dihadapi saat bekerja di
call center dulu. Ia akan dengan mudah mengetahui sifat seseorang dan tahu
bagaimana menghadapi orang-orang sesuai dengan kepribadian mereka.
Tentunya sebagai orang baru di bidang marketing, terry juga harus
menggunakan taktik politik yang sesuai untuk posisi supervisor pada bidang
marketing yaitu:
1. Konsultasi: Terry bisa berkonsultasi dengan rekan kerja atau atasannya mengenai
pekerjaan yang akan ia kerjakan.
2. Menciptakan dan menjaga image yang baik : dari pengalamannya yang dulu
diketahui bahwa terry adalah pribadi yang memiliki interpersonal yang baik
dengan orang lain, hal ini bisa dimanfaatkan untuk membangun hubungan dan
memperlancar pekerjaannya di lingkungan baru.
3. Taktik balas budi, mempengaruhi bawahan terry untuk melakukan sesuatu dengan
memperlakukan bawahannya sebaik mungkin.
4. Taktik Ingratiation, terry berusaha membuat bawahannya dalam suasana hati yang
baik atau positif misalnya dengan cara membangun komunikasi yang baik
sebelum ia meminta bawahannya melakukan sesuatu.
5. Persuasi rasional, tindakan yang diambil oleh terry harus dengan pertimbangan
yang logis agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
6. Legitimasi, pada posisi sekarang terry memiliki peluang untuk mendapatkan apa
yang ia perlukan untuk kelancaran pekerjaannya.
7. Taktik Inspiration Appeals, terry bisa melibatkan bawahannya dalam
pekerjaannya seperti meminta ide kepada bawahannya yang tujuannya untuk
membangkitkan rasa antusias dan semangat bawahannya.
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
● Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan sesuatu dengan
cara yang diinginkan. Kekuasaan merupakan sebuah potensi sedangkan pengaruh
sebagai kekuasaan yang muncul dalam bentuk tindakan. Menggunakan kekuasaan
untuk pengelolaan yang efektif maka manajer harus 1) mengenali adanya beragam
kepentingan dan minat yang berbeda dalam setiap organisasi, 2) memahami sikap
yang dipegang oleh orang lain terkait dengan masalah yang penting, 3) memahami
bahwa untuk melakukan suatu hal membutuhkan kekuasaan dan penerapan
kekuasaan, 4) memahami strategi dan taktik pengembangan dan penerapan
kekuasaan di dalam organisasi.
● Ada lima basis kekuatan interpersonal yaitu, Legitimate Power, Reward Power,
Coercive Power, Expert Power, dan Referent Power. Kelima basis ini dapat dibagi
menjadi dua kategori utama yaitu organisasi dan pribadi. Basis legitimate power,
reward dan koersif ditentukan oleh organisasi sedangkan basis expert power dan
referent diperoleh dari kualitas pribadi.
● Pengaturan struktural organisasi menetapkan pola komunikasi dan arus informasi
yang memainkan peran penting dalam pembentukan dan penggunaan kekuasaan.
● Ada banyak kompleksitas dinamis yang terlibat dalam kekuasaan dan politik
organisasi, salah satu dimensi tersebut adalah kesesuaian. Kekuatan untuk
mendapatkan penerimaan dan kerja sama melalui penyesuaian dengan norma
kelompok dan/atau organisasi dapat memberikan kontribusi fungsional terhadap
efektivitas organisasi. Tetapi, kesesuaian juga bisa mengalami mati rasa dan
disfungsional dalam hal menghambat inovasi atau mengikuti keputusan yang tidak
etis.
● Kekuasaan dan pengaruh dapat mengalir dari bawah ke atas dalam suatu
organisasi. Karyawan tingkat bawah dapat memiliki kekuasaan yang signifikan
karena keahlian, lokasi dan akses serta kontrol informasi. beberapa karyawan
tingkat bawah memperoleh kekuasaan melalui keterampilan persuasi dan
manipulasi.
● Setiap organisasi memiliki politik. Politik terdiri dari kegiatan-kegiatan yang
digunakan untuk memperoleh, mengembangkan dan menggunakan kekuasaan dan
sumber daya untuk memperoleh hasil yang diinginkan seseorang ketika
berhadapan dengan ketidakpastian atau ketidaksepakatan tentang sebuah pilihan.
● Mintzberg memperkenalkan gagasan permainan politik, contoh permainan
politiknya adalah pemberontakan dan kontra game, permainan sponsorship,
permainan coalition building, line game staff, dan permainan whistle-blowing.
● Isu kekuasaan dan politik seringkali melibatkan isu-isu tentang etika, terutama
ketika penggunaan kekuasaan bersifat politis.
4.2 Saran
Kekuasaan dan politik tidak selalu mengarah ke aspek negatif. Para manajer harus
menggunakan kekuasaan mereka dan taktik politik agar dapat mencapai tujuan utama sebuah
organisasi. Untuk kedepannya, seorang manajer akan cenderung menggunakan referent
power dan expert power. Karena dengan pengalaman dan kepemimpinan karismatik yang
dimiliki para pemimpin atau manajer dalam sebuah organisasi, jawaban yang mereka terima
dari rekan kerja mereka akan memiliki dampak terhadap keputusan selanjutnya ketika
menghadapi masalah dalam organisasi. Untuk itu para manajer harus mewaspadai aspek
destruktif dari politik kantor untuk meminimalkan efek negatifnya.
Daftar Pustaka
Ivancevich, J.M., Konopaske, R., amd Matteson, M.T. Organizations, Behaviour, Structure
and Processes. 14th Edition. McGrawHill International Editions 2012.