Anda di halaman 1dari 22

Tugas Leadership and Organizational Behavior

PERILAKU KELOMPOK DAN TIM

Kelompok 3 :
Indira Natasya KP (2120522073)
Mila Yunita Sari (2120522083)

Universitas Andalas
Program Studi
Magister Management
Tahun 2022
Tim dapat memiliki dampak jangka panjang pada efektivitas organisasi. Kelompok dan
tim dalam organisasi dapat mengubah motivasi atau sikap individu dan dapat mempengaruhi
perilaku individu dalam lingkungan organisasi.

Arti Sebuah Grup

Kelompok atau grup ialah dua atau lebih pegawai yang berinteraksi satu sama lain
sehingga perilaku dan/atau kinerja seseorang dipengaruhi oleh perilaku dan/atau kinerja anggota
lainnya.

Jenis Grup

1. Kelompok Formal, yaitu kelompok yang dibuat oleh keputusan manajerial untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
 Kelompok Komando
Komando ditetapkan oleh bagan organisasi, yang terdiri dari bawahan yang
melapor langsung kepada atasan tertentu. Hubungan otoritas antara manajer
departemen dan supervisor dan bawahannya menunjukkan kelompok komando.
 Kelompok Tugas
Terdiri dari karyawan yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau proyek
tertentu. Kinerja tim dipengaruhi oleh semua faktor yang mempengaruhi
kelompok.

2. Kelompok Informal, yaitu kelompok yang muncul dari upaya individu dan berkembang
karena minat yang sama dan persahabatan yang disengaja. Orang-orang berkumpul untuk
menanggapi kebutuhan sosial.
 Kelompok Kepentingan
Individu yang mungkin bukan anggota dari komando atau kelompok tugas yang
sama dapat berafiliasi untuk mencapai beberapa tujuan bersama. Tujuan
kelompok ini tidak terkait dengan tujuan organisasi.
 Kelompok Persahabatan
Banyak kelompok terbentuk karena anggotanya memiliki kesamaan seperti usia,
jenis kelamin, keyakinan politik, keinginan untuk bermain olahraga yang sama,
atau latar belakang etnis. Kelompok ini sering memperluas interaksi dan
komunikasi mereka ke aktivitas di luar pekerjaan.

Di beberapa organisasi, asosiasi yang dibentuk individu melalui kelompok pertemanan


lebih kuat daripada afiliasi formal. Beberapa cara yang disarankan untuk manajer agar dapat
mempengaruhi kelompok ini adalah melalui membangun hubungan baik dengan pemimpin
kelompok informal, memberikan pelatihan perilaku kelompok untuk pemimpin dan mendukung
upaya anggota dalam mempertahankan hubungan kelompok.

Mengapa Orang Membentuk Grup

1. Pemuasan Kebutuhan
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dapat menjadi motivasi yang kuat pada
pembentukan kelomppok. Secara khusus, beberapa kebutuhan kemanan, sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri karyawan dapat dipuaskan sampai tingkat tertentu
melalui afiliasi mereka dengan kelompok.
 Keamanan
Tanpa adanya kelompok sebagai sandaran, seorang karyawan mungkin merasa
mereka berdiri sendiri menghadapai manajemen dan seluruh sistem organisasi. Perasaan
―sendiri‖ ini bahkan bisa lebih kuat dirasakan oleh karyawan baru dan dapat
menimbulkan ketidaknyamanan. Dengan menjadi anggota suatu kelompok, karyawan
dapat terlibat dalam kegiatan kelompok dan mendiskusikan tuntutan manajemen dengan
karyawan lain yang memiliki pandangan yang mendukung. Interaksi dan komunikasi
antar anggota kelompok berfungsi sebagai penyangga tuntutan manajemen.
 Sosial
Sifat suka berteman orang merangsang kebutuhan mereka untuk berafiliasi.
Keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok menunjukkan intensitas kebutuhan
sosial. Kebutuhan untuk bersosialisasi tidak hanya ada di tempat kerja tetapi juga jauh
dari tempat kerja, sebagaimana dibuktikan oleh beragamnya organisasi sosial, politik,
sipil, dll.
 Penghargaan
Untuk berbagai alasan, kelompok tertentu dalam lingkungan kerja tertentu dapat
dipandang memiliki tingkat prestise yang tinggi (kompetensi teknis di luar kegiatan,dll).
Akibatnya, keanggotaan dalam kelompok ini membawa serta status tertentu yang
dinikmati oleh non anggota. Bagi karyawan dengan kebutuhan penghargaan yang tinggi,
keanggotaan dalam kelompok semacam itu dapat memberikan kepuasan yang sangat
dibutuhkan.
2. Kedekatan dan Ketertarikan
Interaksi interpersonal dapat menghasilkan pembentukan kelompok. Dua aspek
penting dari interaksi interpersonal adalah kedekatan dan ketertarikan. Kedekatan
melibatkan jarak fisik antara karyawan yang melakukan pekerjaan. Ketertarikan
menunjukkan sejauh mana orang tertarik satu sama lain karena kesamaan persepsi, sikap,
kinerja, atau motivasi. Biasanya individu yang bekerja berdekatan memiliki banyak
kesempatan untuk bertukar ide, pemikiran, dan sikap tentang berbagai kegiatan di dalam
dan di luar pekerjaan. Hal ini menghasilkan beberapa jenis pembentukan kelompok. Ini
juga memungkinkan individu untuk belajar tentang karakteristik orang lain.
3. Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat menjadi alasan seseorang tertarik pada suatu kelompok.
Mengidentifikasi tujuan kelompok tidak selalu memungkinkan. Asumsi bahwa kelompok
organisasi formal memiliki tujuan yang jelas harus diimbangi dengan pemahaman bahwa
persepsi, sikap, kepribadian, dan pembelajaran dapat mendistorsi tujuan.
4. Ekonomi
Kelompok terbantuk karena individu percaya bahwa mereka dapat memperoleh
manfaat ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka jika mereka berorganisasi.
Dengan bekerja sama sebagai kelompok, individu dapat memperoleh manfaat ekonomi
yang lebih tinggi.
Tahapan Perkembangan

1. The Five-Stage Model


Model ini menjelaskan proses pengembangan kelompok dalam kaitannya dengan
siklus kedewasaan. Tahapan tersebut meliputi :
 Forming, yaitu tahap berkenalan. Anggota kelompok mencoba perilaku, menguji
posisi mereka, dan mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok lainnya.
 Storming, tahap ini ditandai dengan konflik karena anggota berdebat, dan
bereksperimen dengan peranannya, menawarkan saran dari anggota lain, dan
upaya memimpin kelompok. Hirarki kelompok mulai terbentuk.
 Norming, pada tahapan ini kelompok mulai bekerja sama dengan lebih efektif.
Ada rasa kebersamaan atau ketertarikan untuk menjadi bagian dari suatu
kelompok. Ini adalah awal dari kekompakan. Serangkaian harapan yang didorong
oleh kelompok dikomunikasikan.
 Performing, pada tahapan ini struktur, hirarki, dan norma kelompok sudah ada.
Kelompok ini berfokus pada pencapaian tujuan dan menjadi unit yang efisien. Ini
adalah tahap penting dalam kelompok yang matang.
 Adjourning. Kelompok bersiap untuk bubar. Tujuan telah tercapai dan tugas
sudah selesai. Beberapa anggota akan sedih atas hilangnya anggota dan
kekompakan di masa depan.
2. The Punctuated Equilibrium Model
Model ini menyajikan pengembangan kelompok sebagai konsep tiga fase. Fase
pertama yaitu ketika kelompok mendefinisikan tugas, menetapkan tujuan, dan
mempertimbangkan berbagai cara untuk melaksanakan langkah-langkah rencana atau
proyek. Pada suatu waktu, kelompok akan memutuskan untuk mengubah perspektifnya
dan mengambil tindakan. Kelompok mencapai titik inersia atau keseimbangan sendiri.
Kelompok mencapai titik kesesimbangan ketika menyadari bahwa waktu hampir habis.
Setelah fase ini, aka nada fase terakhir yaitu untuk menyelesaikan tugas. Model ini
biasanya terjadi pada tim proyek atau kelompok sementara.
Karakteristik Kelompok

 Struktur
Dalam kelompok mana pun, beberapa jenis struktur berkembang dari
waktu ke waktu. Anggota kelompok dibedakan berdasarkan faktor-faktor seperti
keahlian, agresivitas, kekuasaan, keterampilan kepemimpinan dan status. Setiap
anggota menempati posisi dalam kelompok. Pola hubungan antar posisi
merupakan struktur kelompok. Anggota kelompok mengevaluasi setiap posisi
prestise, status, dan pentingnya kelompok. Dalam kebanyakan kasus, perbedaan
status di antara posisi menciptakan struktur grup hierarki.
Status dalam kelompok formal biasanya didasarkan pada posisi dalam
organisasi formal, sedangkan status dalam kelompok informal dapat didasarkan
pada apa pun yang relevan dengan kelompok tersebut. Anggota lain
mengharapkan setiap posisi untuk memberlakukan perilaku tertentu. Serangkaian
perilaku yang diharapkan terkait dengan posisi dalam struktur merupakan peran
penghuni posisi itu.
 Hirarki status
Status yang diberikan pada suatu posisi tertentu biasanya merupakan
konsekuensi dari karakteristik tertentu yang membedakan satu posisi dari posisi
lainnya. Dalam beberapa kasus, seseorang diberi status karena faktor-faktor
seperti senioritas pekerjaan, usia, atau kemampuan. Misalnya, pekerja tertua
mungkin dianggap lebih mahir secara teknis dan oleh karena itu statusnya
diberikan oleh sekelompok teknisi. Kapan pun insinyur lain membutuhkan
bantuan dengan masalah teknis yang sangat rumit, mereka dapat berkonsultasi
dengan "guru" ini untuk mendapatkan saran yang berguna. Dengan demikian,
status yang ditetapkan mungkin tidak ada hubungannya dengan hierarki status
formal.
 Peran
Setiap orang dalam struktur kelompok termasuk pemimpinnya memiliki
peran yang diharapkan. Selain itu terdapat peran yang dirasakan dan peran yang
dilakukan. Peran yang dirasakan adalah seperangkat perilaku dimana seseorang
dalam suatu posisi percaya bahwa dia harus melakukannya. Sebaliknya, peran
yang dilakukan adalah perilaku yang benar-benar dilakukan seseorang. Kelompok
yang cukup stabil biasanya mendorong kesepakatan yang baik antara peran yang
diharapkan dan peran yang dirasakan. Tetapi konflik dan frustasi mungkin timbul
dari perbedaan ketiga peran tersebut.
 Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok.
Karakteristiknya yang pertama ialah norma terbentuk karena hal-hal tersebut
dianggap memiliki arti penting bagi kelompok. Mungkin tertulis, tapi bisa juga
hanya dikomunikasikan secara lisan antar anggota. Tidak pernah dinyatakan
secara formal tapi semua anggota kelompok mengetahuinya. Kedua, norma
diterima dalam berbagai derajat oleh anggota kelompok. Beberapa norma diterima
sepenuhnya, beberapa hanya diterima sebagian. Dan yang ketiga, norma mungkin
berlaku untuk setiap anggota kelompok atau hanya beberapa anggota kelompok.
Baik kelompok formal maupun non formal memiliki berbagai norma.
Contoh norma positif ialah, orang membela perusahaan ketika orang lain
mengkritiknya, sedangkan contoh norma negative ialah di suatu perusahaan,
mereka selalu berusaha untuk mengambil keuntungan dari karyawannya.
 Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan karakteristik kelompok
yang sangat penting karena pemimpin memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan kelompok. Pemimpin kelompok memberikan pengaruh
tertentu atas anggota kelompok. Dalam kelompok formal, pemimpin dapat
menjalankan kekuasaan yang disetujui secara sah. Artinya pemimpin dapat
memberikan penghargaan atau hukuman kepada anggota yang tidak mematuhi
arahan, perintah, atau aturan.
Peran kepemimpinan juga merupakan faktor penting dalam kelompok
informal. Orang yang menjadi kelompok informal umumnya adalah anggota yang
dihormati dan berstatus tinggi yang memiliki :
a. Berkontribusi pada kelompok dalam mencapai tujuannya.
b. Memungkinkan anggota untuk memenuhi kebutuhan
c. Mewujudkan nilai-nilai kelompok.
d. Pilihan anggota kelompok untuk mewakili sudut pandang mereka.
e. Sebagai fasilitator konflik kelompok, pemrakarsa tindakan kelompok,
dan peduli dengan pemeliharaan kelompok sebagai unit yang
berfungsi.
Untuk menjadi seorang pemimpin dibutuhkan visi, kreativitas, tujuan yang
jelas, kemauan untuk bekerja secara horizontal dan vertical, dan keterampilan
komunikasi yang baik.
 Kepaduan/kekompakan
Kepaduan yaitu kekuatan keinginan anggota kelompok untuk tetap berada
dalam kelompok dan komitmen mereka terhadap kelompok. Bergabung dengan
kelompok memungkinkan individu memiliki rasa memiliki dan perasaan moral.
Kelompok yang kohesif akan melibatkan individu yang tertarik satu sama lain.
Kelompok yang kohesivitasnya rendah tidak memiliki daya tarik interpersonal
bagi anggotanya. Suatu kelompok yang menarik bagi individu memiliki beberapa
ciri yaitu :
a. Tujuan kelompok dan anggotanya sesuai dan ditentukan dengan jelas.
b. Kelompok memiliki pemimpin yang karismatik.
c. Reputasi kelompok menunjukkan bahwa kelompok tersebut berhasil
menyelesaikan tugasnya
d. Kelompoknya cukup kecil untuk memungkinkan anggotanya
mendengar dan mengevaluasi pendapat mereka oleh orang lain.
e. Para anggotanya menarik karena mereka saling mendukung dan saling
membantu mengatasi hambatan untuk pertumbuhan dan perkembangan
pribadi.

Ketika kekompakan kelompok kerja meningkat, tingkat kesesuaian dengan


norma kelompok juga meningkat.

- Konsep kekompakan dan kinerja


Keterpaduan/kekompakan penting untuk memahami kelompok dalam
organisasi. Tingkat kekompakan kelompok dapat memiliki efek positif dan
negative tergantung seberapa baik tujuan kelompok sesuai dengan tujuan
organisasi formal. Jika kohesivitas tinggi dan kelompok menerima dan setuju
dengan tujuan organisasi formal, maka perilaku kelompok akan positif dari
sudut pandang organisasi formal. Namun jika kelompok sangat kohesif tapi
tujuannya tidak sesuai dengan tujuan organisasi formal, maka perilaku
kelompok akan negative dari sudut pandang organisasi formal.

- Pemikiran kelompok/groupthink
Kelompok yang sangat kohesif adalah kekuatan penting dalam perilaku
organisasi. Organisasi harus menempatkan orang-orang dengan banyak
kesamaan dalam lingkungan yang terisolasi, memberi mereka tujuan bersama,
dan memberi penghargaan atas kinerja mereka.
Irving Janis mendefinisikan groupthink sebagai kemerosotan efisiensi
mental, pengujian realitas, dan penilaian moral untuk kepentingan solidaritas
kelompok. Dalam bukunya, ia menggambarkan karakteristik yang berkaitan
dengan groupthink :
a. Ilusi kekebalan. Anggota kelompok percaya bahwa mereka tidak
terkalahkan.
b. Kecenderungan untuk bermoral. Setiap oposisi jterhadap pandangan
kelompok dicirikan oleh anggota sebagai lemah, jahat, atau tidak
cerdas.
c. Perasaan kebulatan suara. Setiap anggota kelompok mendukung
keputusan pemimpin. Walau memiliki keraguan, mereka tidak
menunjukkannya. Hal ini menunjukkan bagaimana tekanan terhadap
solidaritas kelompok dapat mendistorsi penilaian individu anggota.
d. Tekanan untuk menyesuaikan diri. Upaya formal dan informal
dilakukan untuk mencegah perdebatan. Kelompok memberikan
tekanan besar pada anggota untuk menyesuaikan diri.
e. Ide-ide yang bertentangan disingkirkan. Setiap individu atau kelompok
luar yang mengkritik atau menentang keputusan, menerima sedikit
perhatian dari kelompok.
Saat mempertimbangkan bagaimana pemikiran kelompok mempengaruhi
pengambilan keputusan, mulailah dengan kelompok yang kohesif.
Dibutuhkan pengaruh kepemimpinan dalam mencapai keputusan yang
optimal.

- Kemalasan sosial
Dalam kelompok dan tim sosial yang kuat dan kohesif, ketertarikan setiap
anggota untuk tetap menjadi anggota jeuh lebih kuat daripada keinginan
untuk pergi. Kecenderungan untuk mengabaikan tanggung jawab dan tidak
memikul beban yang adil bukanlah masalah dalam tim dan kelompok yang
kohesif. Ketika individu melalaikan atau kurang berkontribusi, ada efek
kemalasan sosial. Efek ini juga disebut sebagai free rider problem atau
slacking.
Manager harus menyadari fenomena ini dan perlu menemukan solusi
untuk meminimalkan kemalasan sosial yang terjadi. Ketika individu
termotivasi, ia tidak akan memiliki kemalasan sosial.

Sifat dan Jenis Tim

Tim dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi dan tujuannya :

1. Tim pemecahan masalah


Tim ini dibentuk sementara untuk mengatasi masalah spesifik yang dihadapi
organisasi. Durasi keberadaan tim pemecah masalah biasanya pendek. Umumnya, tim ini
terdiri dari individu-individu dari departemen atau area yang sama dari suatu organisasi
yang bertemu secara bersama untuk mengatasi masalah. Setelah masalah dipecahkan, tim
akan bubar.
2. Tim virtual
Ketika organisasi secara agresif mengejar cara untuk memotong biaya,
mengurangi waktu siklus produk, meningkatkan day atanggap pelanggan, dan
berintegrasi lebih penuh dengan pemasok, banyak yang membuat dan menggunakan tim
virtual untuk mencapai tujuan ini. Manfaat lain dari tim virtual ialah kemampuan untuk
menawarkan pengaturan kerja yang lebih fleksibel kepada karyawan. Pengelolaan tim
virtual yang baik ialah :
- Fokus pada keterampilan sosial. Anggota tim virtual biasanya dipilih karena
keterampilan teknis dan pengalaman kerja mereka. Namun anggota tim ini
juga perlu memiliki keterampilan sosial dan kerja tim yang kuat untuk
membantu mereka berkolaborasi dalam lingkungan virtual.
- Dorong kepemimpinan diri di seluruh tim. Anggota harus mandiri dan
menyadari kekuatan dan kelemahan mereka sendiri.
- Mengatur pertemuan tatap muka. Anggota perlu berkumpul pada poin-poin
penting selama siklus proyek untuk mengidentifikasi ruang lingkup dan sifat
proyek, dan untuk membantu anggota tim mengembangkan kepercayaan satu
sama lain.
- Menumbuhkan pola pikir global di antara anggota tim. Anggota perlu melihat
diri mereka sebagai bagian dari jaringan global dan mengembangkan keahlian
dan perspektif global yang akan membantu mereka mentransfer pengetahuan
ke seluruh organisasi global.
3. Tim lintas fungsional
Semakin banyak organisasi mulai menggunakan tim yang terdiri dari individu-
individu dari berbagai departemen atau area kerja yang berkumpul bersama berdasarkan
tugas atau proyek. Kelompok-kelompok ini, yang disebut tim lintas fungsi, memantau,
menstandarisasi, dan meningkatkan proses kerja yang melintasi berbagai bagian
organisasi.
Tim lintas fungsi yang efektif dapat mengurangi jumlah waktu yang mungkin
diperlukan untuk menyelesaikan proyek jika terdiri dari perwakilan departemen yang
penting untuk penyelesaian proyek. Banyak tim lintas fungsi berjalan paling baik tanpa
bos yang mapan, karena tim itu sendiri menyediakan dasar bagi berbagai individu untuk
menunjukkan keterampilan kepemimpinan.
Saat membentuk tim lintas fungsi, manajemen harus memperhatikan lebih dari
sekadar mendapatkan perwakilan dari semua departemen terkait. Sebaliknya, fokus harus
ditempatkan pada perekrutan individu yang berpikiran terbuka yang dapat mengambil
pandangan panjang dari situasi dan yang tidak takut konfrontasi dan perubahan. Harus
disadari bahwa tim lintas fungsi membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang
daripada tim pemecah masalah karena, pada awalnya, mungkin ada perasaan tidak
percaya di antara anggota dari departemen yang berbeda. Faktanya, tahap awal dari
sebagian besar upaya pembangunan tim lintas fungsi menekankan pada pembangunan
kepercayaan dan kerja tim.
4. Skunkworks
Awalnya dibuat di Lockheed sebagai pendekatan berbasis tim untuk
mengembangkan produk teknik penerbangan inovatif dengan cepat, skunkworks mengacu
pada tim kecil insinyur, teknisi, dan desainer yang ditempatkan dalam tim yang memiliki
tujuan mengembangkan produk baru yang inovatif. Umumnya, skunkworks adalah
bagian dari organisasi yang lebih besar yang melindungi tim dari hambatan atau
hambatan birokrasi. Seringkali terpisah dari karyawan arus utama di dalam perusahaan,
pendekatan ini memungkinkan komunikasi yang cepat dan waktu penyelesaian yang
cepat untuk eksperimen, dan ini mendorong tingkat identitas dan loyalitas kelompok yang
tinggi.
5. Tim kerja mandiri
Tim ini biasanya terdiri dari 10 hingga 15 individu yang mengambil tanggung
jawab jangka panjang dari mantan penyelia mereka sambil mempertahankan tanggung
jawab mereka sebelumnya. Penting untuk dicatat bahwa tim jenis ini tidak boleh
dianggap sebagai tim yang tidak dikelola; sebaliknya, mereka harus dipandang sebagai
tim yang dikelola secara berbeda—yang dijalankan oleh para pekerja itu sendiri.
Biasanya, tim kerja mandiri memegang kendali atas penentuan dan penugasan pekerjaan
yang harus dilakukan, pilihan prosedur operasi, dan alokasi sumber daya. Beberapa tim
mandiri bahkan memilih individu yang akan bertugas di tim dan meminta anggota
mengevaluasi kinerja satu sama lain untuk memberikan penghargaan atau membayar
insentif.
Perlu dicatat bahwa tim kerja mandiri tidak sesuai untuk setiap organisasi atau
budaya. Sebelum merancang tim ini dan menetapkan harapan untuk mereka, organisasi
harus melakukan analisis lingkungan untuk menentukan apakah tim kerja mandiri
konsisten dengan: (1) persyaratan, nilai, dan tujuan bisnis organisasi; (2) kompetensi
organisasi; dan (3) budaya di mana organisasi beroperasi.
ALASAN KENAPA PERLU MEMBENTUK SEBUAH TIM

1. Peningkatan Produktivitas

Hampir seluruh organisasi di seluruh dunia menyadari bahwa kerja tim dapat
meningkatkan produktivitas lebih tinggi daripada bekerja secara individu.karena hal ini
menyatukan berbagai jenis keterampilan dan kemampuan yaitu keterampilan teknis atau
fungsional, keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dan
keterampilan interpersonal, yang dimana jika melakukan kerja tim ketiga hal tadi dapat
terpenuhi.

2. Flattening Organizations (Perataan Organisasi)


Hampir seluruh perusahaan sedang melakukan restrukturisasi dan perampingan
perusahaan untuk memaksimalkan efektifitas kerja perusahaan. Pada akhirnya terjadi
perataan organisasi secara terus – menerus dimana hampir seluruh tingkatan manajemen
dihilangkan. Bekerja secara tim memberikan fleksibilitas untuk menghilangkan bentuk-
bentuk birokrasi yang tidak diperlukan. Beberapa perusahaan yakin bahwa fungsi yang
menghambat kelancaran kerja tim adalah sesuatu yang harus dihilangkan.

3. Kebutuhan Akan Fleksibilitas Dan Pengambilan Keputusan Yang Cepat


Tim kerja yang kompeten harus memiliki keterampilan, pengetahuan dan motivasi
untuk beradaptasi dengan perubahan. Melakukan kerja tim memberikan manfaat penting
salah satunya yaitu visi jangka panjang dengan fleksibilitas yang besar untuk keputusan
jangka pendek yang lebih cepat.

4. Workforce Diversity (Keanekaragaman Tenaga Kerja)


Keragaman dalam tim sering menjadi faktor terpenting untuk mencapai hasil
penting seperti peningkatan kinerja kelompok dan moral anggota, kepuasan tim, niat
untuk tetap bertahan, dan komitmen. Hasil penelitian menyatakan bahwa keberagaman
budaya secara negatif mempengaruhi kinerja tim di bidang konflik tugas dan tingkat
integrasi sosial yang lebih rendah di antara para anggota tim. Perilaku kelompok
mengarah pada tingkat kepuasan dan kreativitas yang tinggi. Keberagaman anggota
kelompok dapat menghasilkan banyak informasi dan perspektif yang unik, yang
menyebabkan meningkatnya fungsi kelompok dalam kondisi tertentu. Dalam
mempelajari tim kerja Jehn dan rekannya menjelaskan bahwa konsep keragaman itu
terdiri dari tiga jenis yaitu, keberagaman informasi, keberagaman sosial dan keberagaman
nilai.

5. Peningkatan Kualitas
Saat tim mengemban tanggung jawab, mereka memberikan dukungan kepada
segala aspek yang terkait dengan pekerjaan mereka. Akibatnya, itu menjadi sebuah
kebanggaan profesional bagi mereka untuk mencari dan bertindak untuk meningkatkan
kualitas. Selain itu anggota memperoleh komitmen, pengalaman dan keterampilan yang
mendukung peningkatan pada dua fungsi yaitu fungsi teknis dan administrasi.

6. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan


Kepuasan pelanggan merupakan kunci keberhasilan organisasi ini merupakan
faktor yang menyebabkan bisnis itu berulang dan merupakan sesuatu yang dibutuhkan
perusahaan untuk bertahan danberkembang. Energi, komitmen, dan fleksibilitas yang
berhubungan dengan tim kerja akan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara
respon cepat dan peningkatan kualitas.
HAMBATAN BAGI KEEFEKTIFITASAN TIM KERJA

Organisasi memilih untuk membentuk tim kerja karena ingin meningkatkan kualitas dan
ketepatan waktu pengambilan keputusan yang dimana bertujuan untuk mencapai proses kerja
yang lebih hemat biaya dan untuk meningkatkan moral dan kreativitas para karyawan. Namun
dalam membentuk tim kerja memiliki beberapa hambatan salah satunya adalah sebuah
perusahaan membentuk tim kerja tanpa mempertimbangkan dengan matang apakah tim kerja ini
perlu dibentuk atau tidak. Melakukan pekerjaan tim dengan paksa akan menjadi kontra produktif
dan menghasilkan reaksi buruk yang berpengaruh diarahkan pada peningkatan penggunaan tim
di perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan faktor – faktor berikut jika ingin membentuk
tim kerja :

● Masalah rumit yang memerlukan karyawan dengan beragam talenta dan keahlian teknis.
● Sasaran kerja berfokus pada peningkatan produk, layanan atau proses.
● Sebuah tugas yang cocok untuk pembagian kerja
● Situasi dimana membuat keputusan salah terlalu beresiko.

Sebelum penempatan karyawan dalam sebuah tim, perusahaan harus memastikan hal-hal
berikut:

● Apakah jika membentuk tim kerja akan menghasilkan pekerjaan yang baik?
● Apakah pekerjaan itu cocok untuk serangkaian tujuan umum bagi anggota dalam tim?
● Apakah anggota tim saling bergantung?
● Apakah anggota tim memiliki berbagai macam keterampilan yang sesuai untuk
memperoleh keunggulan?

Masalah lainnya yaitu kettika sebuah tim dibentuk dan tidak ada stimulus untuk
meningkatkan kinerja dan fungsi tim tersebut. Kemudian gay kepemimpinan juga berpengaruh
bagi fungsi tim secara efektif.

A. Membentuk Tim yang Efektif


Tim membutuhkan arahan dan dukungan manajemen. Untuk membentuk tim yang
efektif diperlukan beberapa hal yaitu;
1. Komitmen yang tinggi dan ketentuan tujuan yang jelas
2. Kepercayaan manajemen karyawan
3. Kesediaan untuk mengambil risiko dan berbagi informasi
4. Waktu, sumberdaya dan komitmen untuk pelatihan.
Faktor-faktor ini diperlukan untuk menciptakan tim kerja yang efektif dan focus.
Pemimpin tim harus memastikan faktor-faktor ini terus diperbarui.
B. Perilaku dan Konflik Antar Kelompok
Karakteristik kelompok yang perlu diperhatikan juga yaitu adanya konflik dengan
kelompok lain dalam organisasi atau perusahaan. Konflik antar kelompok ini bisa timbul
karena berbagai alasan dan hasil yang diperoleh dari konflik ini bisa sesuatu yang baik
atau buruk bagi organisasi atau perusahaan.
C. Konsep Peran
Peran merupakan pola perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi tertentu dalam
sebuah organisasi. Sebuah peran dapat mencakup sikap serta nilai dan jenis perilaku
tertentu. Ini adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh individu untuk membuktikan
dirinya berperilaku sesuai tempatnya.
● Peran ganda dan rangkaian peran
Rangkaian peran mengacu pada harapan orang lain untuk menentukan perilaku
individu dalam menjalankan peran tersebut, semakin banyak harapan semakin
kompleks rangkaian peran tersebut.
Peran ganda mengacu pada peran yang berbeda, sedangkan pengaturan peran
mengacu pada harapan yang berbeda dari satu peran. Peran ganda dan rangkaian
peran merupakan konsep penting karena kemungkinan kesulitan yang membuat
penjelasan peran tertentu menjadi sangat sulit terutama dalam pengaturan
organisasi dan ini sering mengakibatkan konflik peran bagi individu.
● Persepsi Peran
Individu yang berbeda tentu memiliki persepsi yang berbeda tentang perilaku
yang terkait dengan peran yang diberikan. Pada pengaturan organisasi, akurasi
dalam persepsi peran memiliki pengaruh terhadap kinerja. Ini semakin sulit
karena di dalam organisasi mungkin ada persepsi yang berbeda tentang peran
yang sama: organisasi formal, kelompok, dan individu. Perbedaan persepsi ini
kemungkinan bisa memperbesar terjadinya konflik peran.
● Konflik Peran
Karena banyaknya peran dan rangkaian peran, individu mungkin akan
menghadapi situasi yang sulit bersamaan dengan persyaratan peran dimana
kinerja satu peran menghalangi kinerja yang lain. Sebagai anggota kelompok,
individu menghadapi tekanan yang besar untuk memberikan identitas diri dan
akuntabilitas sebagai ganti loyalitas dalam kelompok, dan individu tersebut
menghadapi situasi yang dikenal sebagai konflik peran. Beberapa konflik peran
yang dapat terjadi dalam sebuah organisasi yaitu :
1. Peran Konflik Pada Seseorang
Konflik ini terjadi saat persyaratan sebuah peran bertolak belakang dengan
nilai-nilai dasar, sikap dan kebutuhan individu yang menjalankan peran
tersebut.
2. Intrarole Conflict
Konflik ini terjadi ketika individu yang berbeda mendefinisikan peran sesuai
dengan rangkaian harapan yang berbeda, sehingga mustahil bagi orang yang
menjalankan peran tertentu yang memiliki hal yang sulit.
3. Konflik Antar Peran
Konflik ini terjadi karena menghadapi banyak peran. Penyebabnya karena
individu secara bersamaan melakukan peran yang banyak, dan beberapa
bertentangan dengan harapan.
● Hasil Konflik Peran
Individu yang dihadapkan dengan konflik peran akan mengalami stress psikologi
yang mengakibatkan masalah emosional dan keragu-raguan. Beberapa studi
membuktikan bahwa konflik peran sering terjadi dan berefek negatif pada kinerja,
spectrum pekerjaan dengan konteks yang luas. Sedang kan manajer tidak dapat
berbuat banyak untuk menghindari konflik peran tertentu, namun ada jenis
konflik peran yang dapat diminimalkan. Contohnya konflik peran intrarole, yang
mana diakibatkan oleh pelanggaran prinsip dasar. Dengan kata lain, disaat
individu dihadapkan dengan harapan atau tuntutan yang bertentangan dengan
prinsip diri mereka, kemungkinan hasilnya adalah penurunan kinerja.
Case for Analysis: Leading a Virtual Team
Ellen Johnson baru saja menyelesaikan bulan pertamanya sebagai manajer di sebuah
perusahaan sukses yang menyediakan berbagai layanan dan solusi berbasis Web. Pekan lalu, dia
diberitahu bahwa dia akan menjadi pemimpin baru dari sebuah tim yang terdiri dari 10 orang.
Yang mengejutkannya, tidak hanya anggota tim ini beragam dalam hal pelatihan fungsional dan
keahlian mereka, tetapi mereka juga mewakili berbagai latar belakang budaya dan hanya tiga
yang berada di gedung kantornya. Dia dengan cepat mengetahui bahwa 7 dari 10 orang benar-
benar bekerja dari negara asal mereka, termasuk Jepang, Cina, Meksiko, Australia, Jerman,
Kolombia, dan Mesir. Sampai saat ini, "tim virtual" ini berkolaborasi dalam proyek dengan
menggunakan berbagai alat komunikasi, termasuk pesan email instan, panggilan telepon,
konferensi video, berbagi dokumen, dan pertemuan sesekali di kantor pusat. Setelah meninjau
beberapa catatan pertemuan dan transkrip komunikasi sebelumnya di antara anggota kelompok,
Johnson menyadari bahwa banyak anggota tim memiliki gaya komunikasi dan tingkat kemahiran
bahasa Inggris yang sangat berbeda.

Penugasan baru tim adalah tugas yang penting. 10 anggota perlu mengembangkan dan
meluncurkan produk baru dalam enam minggu ke depan. Ini sebagai tanggapan langsung
terhadap produk baru yang baru saja diluncurkan oleh pesaing utama. Untuk memperumit
masalah, siklus pengembangan produk enam minggu tidak pernah terdengar; sampai saat ini,
waktu penyelesaian perusahaan untuk penawaran produk baru adalah sekitar tiga bulan.
Perusahaan tidak punya pilihan. Jika mereka tidak segera melawan ancaman persaingan, maka
perusahaan berisiko kehilangan beberapa pelanggan utama dan pangsa pasar.

Johnson meneliti kinerja masa lalu dari tim virtualnya yang baru ia pimpin. Meskipun
kualitas keseluruhan dari keputusan masa lalu cukup tinggi, tim tampaknya membutuhkan waktu
beberapa bulan untuk membuat keputusan tersebut. Ini adalah masalah potensial bagi Johnson.
Waktu bukan lagi barang mewah. Dia harus mencari cara untuk mendorong tim bergerak lebih
cepat tanpa mengurangi kualitas. Melalui kombinasi menganalisis catatan dan transkrip rapat tim
sebelumnya dan berbicara empat mata dengan anggota tim, dia mulai mengumpulkan beberapa
fakta yang mungkin berguna dalam memecahkan masalah kecepatan pengambilan keputusan.
Pertama, Johnson menemukan bahwa anggota tim Jepang dan Cina tidak banyak
berpartisipasi dalam konferensi video atau panggilan konferensi telepon; sebaliknya, mereka
lebih menyukai komunikasi tertulis dalam bentuk fax dan email. Sebaliknya, anggota tim
Australia dan Meksiko tampaknya berkembang pesat melalui panggilan telepon dan pertemuan
tatap muka. Kedua, terlihat adanya pertikaian di antara ketiga anggota kelompok yang
berdomisili di markas tersebut. Sebagian besar argumen masa lalu tampaknya tentang misi
kelompok.

Masing-masing memiliki gagasan yang sangat berbeda dalam hal apa yang perlu dicapai
kelompok. Komentar dalam sepuluh komunikasi tertulis tidak bersifat pribadi, tetapi pasti ada
perdebatan sengit tentang tujuan apa yang harus menjadi fokus kelompok. Hambatan potensial
ketiga untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat berkaitan dengan penggunaan pertemuan
tatap muka secara sporadis. Yang mengejutkannya, Johnson menemukan bahwa pertemuan
seperti itu jarang terjadi dan tidak ada upaya untuk menyatukan kelompok itu ketika pertama kali
dibentuk tahun lalu. Johnson berharap bahwa tim akan bertemu dan mungkin terlibat dalam
beberapa latihan membangun tim untuk membangun kepercayaan dan hubungan baik di antara
anggota tim. Ini tidak terjadi. Selain itu, tim tidak menerima pelatihan pengambilan keputusan
atau resolusi konflik kelompok dalam bentuk apa pun.

Johnson duduk kembali di kantornya dan memikirkan masalah yang dihadapi. Dia
membutuhkan timnya untuk mengembangkan dan meluncurkan produk baru dalam waktu enam
minggu. Untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, masing-masing dari 10 anggota tim
virtual harus menyumbangkan pengetahuan dan upaya mereka secara kooperatif dan tepat waktu.

1. Apa masalah Johnson yang paling mendesak? Berikan alasan!


Johnson perlu mengembangkan dan meluncurkan produk baru dalam enam
minggu Ini sebagai tanggapan langsung terhadap produk baru yang baru saja diluncurkan
oleh pesaing utama. Namun perkembangan tentang siklus pengerjaan produk tidak ada
laporan perkembangannya. Namun ada kendala pada tim yang dipimpin oleh Johnson,
tidak hanya beragam dalam kemampuan fungsional dan keahlian mereka juga berasal
dari latar belakang dan budaya yang berbeda. Para anggota tim yang terdiri dari 10 orang
yang dipimpin Jonhson ini 7 orangnya bekerja dari negara asal mereka dan hanya tiga
yang bekerja dari kantor mereka. Johnson juga menyadari bahwa kemampuan
komunikasi dan tingkat kemahiran bahasa inggris anggota timnya sangat berbeda.
Ada tiga masalah yang ditemukan dalam kasus ini:
● Johnson menemukan bahwa anggota tim Jepang dan Cina tidak banyak
berpartisipasi dalam konferensi video atau panggilan konferensi telepon;
sebaliknya, mereka lebih menyukai komunikasi tertulis dalam bentuk fax dan
email. Sebaliknya, anggota tim Australia dan Meksiko tampaknya berkembang
pesat melalui panggilan telepon dan pertemuan tatap muka.
● Terlihat adanya pertikaian di antara ketiga anggota kelompok yang berdomisili di
kantor tersebut dan sebagian besar argumen masa lalu tampaknya tentang misi
kelompok.
● Tidak adanya pelatihan dalam membangun tim dan pertemuan tatap muka yang
jarang dilakukan sehingga kesulitan dalam
pengambilan keputusan dan menemukan solusi untuk menyelesaikan konflik
dalam kelompok.

2. Apa yang dilakukan Johnson untuk membantu timnya untuk meluncurkan produk baru
dalam waktu enam minggu? Jelaskan secara spesifik!
Untuk mengelola tim ini, Johnson harus melakukan program-program yang
diberikan perusahaan secara teratur dan terencana. Penyusunan program kerja yang baik
berarti dibutuhkan pula sumber daya yang memadai dan memiliki keterampilan khusus
agar program yang telah disusun tadi berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Tim
yang kinerja dan memiliki kerjasama yang bagus akan mampu menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepada mereka. Mereka memiliki komitmen yang sangat kuat untuk
menjalankan keputusan-keputusan penting yang telah ditetapkan dan melaksanakan
secara bersama.

Keterampilan dalam Memimpin untuk Efektivitas rapat dengan anggota tim


Pemimpin harus melakukan pertemuan yang produktif bersama dengan anggota
timnya. Perencanaan sebelum melakukan pertemuan juga penting agar diskusi dan
pembahasan terarah dan setidaknya ada lima bidang yang perlu direncanakan : tujuan,
pembagian tugas, agen, waktu dan tempat pertemuan.
1. Rencana pertemuan, menentukan pembahasan apa saja yang perlu didiskusikan
dalam pertemuan, dan berapa lama waktu untuk mendiskusikan topic, dan siapa
yang akan memimpin pertemuan saat it.
2. Tujuan melakukan pertemuan agar pembahasan terarah dan menemukan solusi-
solusi yang akan dicapai, dan para peserta harus memiliki pendapat dan gagasan
yang jelas.
3. Peserta dan tugas, dalam pertemuan tersebut harus ditentukan terlebih dahulu
siapa yang harus hadir.
4. Agenda, menentukan terlebih dahulu kegiatan apa saja kegiatan selama pertemuan
berlangsung, dan dikonfirmasi kembali mengenai tanggal, jam dan tempat
melakukan pertemuan.

Pengambilan Keputusan dalam Tim

Keadaan yang selalu berubah, ketidakpastian, dan ketidak jelasan keadaan dan situasi
yang selalu berubah, mengharuskan para pemimpin tim harus tahu kapan harus membuat
keputusan dan kapan bagi tim harus membuat keputusan yang tepat. Ada tiga model yang
bisa digunakan untuk pengambilan keputusan yaitu: pengambilan keputusan berpusat pada
pimpinan, pengambilan keputusan pada tim, dan model normatif kepemimpinan. Top
manajer umumnya menjalankan wewenangnya dengan mengarahkan, mendorong, menuntun
dan mengontrol anggota tim.

Pendekatan tim secara terpusat menawarkan pemimpin tim


1. Pemimpin harus mendengarkan dan mengamati para timnya untuk menyadari
kebutuhan, perasaan, interaksi, dan konflik yang terjadi.
2. Peran pemimpin untuk melayani anggota timnya sebagai konsultan, penasehat,
guru, dan fasilitator, bukan sebagai direktur atau manajer tim.
3. Pemimpin harus memberikan contoh perilaku kepemimpinan yang bisa
mendorong anggota untuk belajar dan mengimplementasikan pada diri mereka
sendiri.
4. Pemimpin harus percaya pada anggota tim mereka dan membuat pilihan karir
dalam semua jenis keputusan yang tepat. Namun pemimpin tetap harus
memimpin jalannya diskusi agar tidak keluar dari topic diskusi.
5. Pemimpin harus bisa membatasi perasaan pribadi masuk ke dalam kegiatan
diskusi, pemimpin tetap harus menjaga rasionalitas yang logis dalam diskusi tan
adanya luapan emosi.

3. Asumsikan Johnson akan memilih tim baru untuk meluncurkan produk berbasis Web
lainnya setelah produk ini selesai. Saran apa yang akan anda berikan agar dia melakukan
cara yang berbeda untuk kedepannya? Jelaskan!
Untuk membentuk tim kerja yang efektif ada beberapa faktor-faktor yang
diperlukan oleh setiap individu yang berada dalam kelompok, meliputi komitmen yang
tinggi dan penyediaan tujuan yang jelas, manajemen kepercayaan karyawan, kemauan
untuk mengambil risiko dan berbagi informasi dan waktu, sumber daya, dan komitmen
untuk melakukan pelatihan. Jhonson harus memainkan peran dalam memastikan faktor-
faktor tersebut berjalan dengan semestinya dan selalu diperbarui secara berkala. Selain
itu, dalam menjalankan tugas atau tanggung jawab yang diberikan oleh perusahan, ada
beberapa hal yang perlu dicapai dalam sebuah tim kerja, yaitu meliputi peningkatan
produktivitas meratakan organisasi, kebutuhan fleksibilitas dan keputusan lebih cepat,
keragaman di tempat kerja, peningkatan kualitas dan peningkatan kepuasan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai