Kelompok 3 :
Indira Natasya KP (2120522073)
Mila Yunita Sari (2120522083)
Universitas Andalas
Program Studi
Magister Management
Tahun 2022
Tim dapat memiliki dampak jangka panjang pada efektivitas organisasi. Kelompok dan
tim dalam organisasi dapat mengubah motivasi atau sikap individu dan dapat mempengaruhi
perilaku individu dalam lingkungan organisasi.
Kelompok atau grup ialah dua atau lebih pegawai yang berinteraksi satu sama lain
sehingga perilaku dan/atau kinerja seseorang dipengaruhi oleh perilaku dan/atau kinerja anggota
lainnya.
Jenis Grup
1. Kelompok Formal, yaitu kelompok yang dibuat oleh keputusan manajerial untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kelompok Komando
Komando ditetapkan oleh bagan organisasi, yang terdiri dari bawahan yang
melapor langsung kepada atasan tertentu. Hubungan otoritas antara manajer
departemen dan supervisor dan bawahannya menunjukkan kelompok komando.
Kelompok Tugas
Terdiri dari karyawan yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau proyek
tertentu. Kinerja tim dipengaruhi oleh semua faktor yang mempengaruhi
kelompok.
2. Kelompok Informal, yaitu kelompok yang muncul dari upaya individu dan berkembang
karena minat yang sama dan persahabatan yang disengaja. Orang-orang berkumpul untuk
menanggapi kebutuhan sosial.
Kelompok Kepentingan
Individu yang mungkin bukan anggota dari komando atau kelompok tugas yang
sama dapat berafiliasi untuk mencapai beberapa tujuan bersama. Tujuan
kelompok ini tidak terkait dengan tujuan organisasi.
Kelompok Persahabatan
Banyak kelompok terbentuk karena anggotanya memiliki kesamaan seperti usia,
jenis kelamin, keyakinan politik, keinginan untuk bermain olahraga yang sama,
atau latar belakang etnis. Kelompok ini sering memperluas interaksi dan
komunikasi mereka ke aktivitas di luar pekerjaan.
1. Pemuasan Kebutuhan
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dapat menjadi motivasi yang kuat pada
pembentukan kelomppok. Secara khusus, beberapa kebutuhan kemanan, sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri karyawan dapat dipuaskan sampai tingkat tertentu
melalui afiliasi mereka dengan kelompok.
Keamanan
Tanpa adanya kelompok sebagai sandaran, seorang karyawan mungkin merasa
mereka berdiri sendiri menghadapai manajemen dan seluruh sistem organisasi. Perasaan
―sendiri‖ ini bahkan bisa lebih kuat dirasakan oleh karyawan baru dan dapat
menimbulkan ketidaknyamanan. Dengan menjadi anggota suatu kelompok, karyawan
dapat terlibat dalam kegiatan kelompok dan mendiskusikan tuntutan manajemen dengan
karyawan lain yang memiliki pandangan yang mendukung. Interaksi dan komunikasi
antar anggota kelompok berfungsi sebagai penyangga tuntutan manajemen.
Sosial
Sifat suka berteman orang merangsang kebutuhan mereka untuk berafiliasi.
Keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok menunjukkan intensitas kebutuhan
sosial. Kebutuhan untuk bersosialisasi tidak hanya ada di tempat kerja tetapi juga jauh
dari tempat kerja, sebagaimana dibuktikan oleh beragamnya organisasi sosial, politik,
sipil, dll.
Penghargaan
Untuk berbagai alasan, kelompok tertentu dalam lingkungan kerja tertentu dapat
dipandang memiliki tingkat prestise yang tinggi (kompetensi teknis di luar kegiatan,dll).
Akibatnya, keanggotaan dalam kelompok ini membawa serta status tertentu yang
dinikmati oleh non anggota. Bagi karyawan dengan kebutuhan penghargaan yang tinggi,
keanggotaan dalam kelompok semacam itu dapat memberikan kepuasan yang sangat
dibutuhkan.
2. Kedekatan dan Ketertarikan
Interaksi interpersonal dapat menghasilkan pembentukan kelompok. Dua aspek
penting dari interaksi interpersonal adalah kedekatan dan ketertarikan. Kedekatan
melibatkan jarak fisik antara karyawan yang melakukan pekerjaan. Ketertarikan
menunjukkan sejauh mana orang tertarik satu sama lain karena kesamaan persepsi, sikap,
kinerja, atau motivasi. Biasanya individu yang bekerja berdekatan memiliki banyak
kesempatan untuk bertukar ide, pemikiran, dan sikap tentang berbagai kegiatan di dalam
dan di luar pekerjaan. Hal ini menghasilkan beberapa jenis pembentukan kelompok. Ini
juga memungkinkan individu untuk belajar tentang karakteristik orang lain.
3. Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat menjadi alasan seseorang tertarik pada suatu kelompok.
Mengidentifikasi tujuan kelompok tidak selalu memungkinkan. Asumsi bahwa kelompok
organisasi formal memiliki tujuan yang jelas harus diimbangi dengan pemahaman bahwa
persepsi, sikap, kepribadian, dan pembelajaran dapat mendistorsi tujuan.
4. Ekonomi
Kelompok terbantuk karena individu percaya bahwa mereka dapat memperoleh
manfaat ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka jika mereka berorganisasi.
Dengan bekerja sama sebagai kelompok, individu dapat memperoleh manfaat ekonomi
yang lebih tinggi.
Tahapan Perkembangan
Struktur
Dalam kelompok mana pun, beberapa jenis struktur berkembang dari
waktu ke waktu. Anggota kelompok dibedakan berdasarkan faktor-faktor seperti
keahlian, agresivitas, kekuasaan, keterampilan kepemimpinan dan status. Setiap
anggota menempati posisi dalam kelompok. Pola hubungan antar posisi
merupakan struktur kelompok. Anggota kelompok mengevaluasi setiap posisi
prestise, status, dan pentingnya kelompok. Dalam kebanyakan kasus, perbedaan
status di antara posisi menciptakan struktur grup hierarki.
Status dalam kelompok formal biasanya didasarkan pada posisi dalam
organisasi formal, sedangkan status dalam kelompok informal dapat didasarkan
pada apa pun yang relevan dengan kelompok tersebut. Anggota lain
mengharapkan setiap posisi untuk memberlakukan perilaku tertentu. Serangkaian
perilaku yang diharapkan terkait dengan posisi dalam struktur merupakan peran
penghuni posisi itu.
Hirarki status
Status yang diberikan pada suatu posisi tertentu biasanya merupakan
konsekuensi dari karakteristik tertentu yang membedakan satu posisi dari posisi
lainnya. Dalam beberapa kasus, seseorang diberi status karena faktor-faktor
seperti senioritas pekerjaan, usia, atau kemampuan. Misalnya, pekerja tertua
mungkin dianggap lebih mahir secara teknis dan oleh karena itu statusnya
diberikan oleh sekelompok teknisi. Kapan pun insinyur lain membutuhkan
bantuan dengan masalah teknis yang sangat rumit, mereka dapat berkonsultasi
dengan "guru" ini untuk mendapatkan saran yang berguna. Dengan demikian,
status yang ditetapkan mungkin tidak ada hubungannya dengan hierarki status
formal.
Peran
Setiap orang dalam struktur kelompok termasuk pemimpinnya memiliki
peran yang diharapkan. Selain itu terdapat peran yang dirasakan dan peran yang
dilakukan. Peran yang dirasakan adalah seperangkat perilaku dimana seseorang
dalam suatu posisi percaya bahwa dia harus melakukannya. Sebaliknya, peran
yang dilakukan adalah perilaku yang benar-benar dilakukan seseorang. Kelompok
yang cukup stabil biasanya mendorong kesepakatan yang baik antara peran yang
diharapkan dan peran yang dirasakan. Tetapi konflik dan frustasi mungkin timbul
dari perbedaan ketiga peran tersebut.
Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok.
Karakteristiknya yang pertama ialah norma terbentuk karena hal-hal tersebut
dianggap memiliki arti penting bagi kelompok. Mungkin tertulis, tapi bisa juga
hanya dikomunikasikan secara lisan antar anggota. Tidak pernah dinyatakan
secara formal tapi semua anggota kelompok mengetahuinya. Kedua, norma
diterima dalam berbagai derajat oleh anggota kelompok. Beberapa norma diterima
sepenuhnya, beberapa hanya diterima sebagian. Dan yang ketiga, norma mungkin
berlaku untuk setiap anggota kelompok atau hanya beberapa anggota kelompok.
Baik kelompok formal maupun non formal memiliki berbagai norma.
Contoh norma positif ialah, orang membela perusahaan ketika orang lain
mengkritiknya, sedangkan contoh norma negative ialah di suatu perusahaan,
mereka selalu berusaha untuk mengambil keuntungan dari karyawannya.
Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan karakteristik kelompok
yang sangat penting karena pemimpin memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan kelompok. Pemimpin kelompok memberikan pengaruh
tertentu atas anggota kelompok. Dalam kelompok formal, pemimpin dapat
menjalankan kekuasaan yang disetujui secara sah. Artinya pemimpin dapat
memberikan penghargaan atau hukuman kepada anggota yang tidak mematuhi
arahan, perintah, atau aturan.
Peran kepemimpinan juga merupakan faktor penting dalam kelompok
informal. Orang yang menjadi kelompok informal umumnya adalah anggota yang
dihormati dan berstatus tinggi yang memiliki :
a. Berkontribusi pada kelompok dalam mencapai tujuannya.
b. Memungkinkan anggota untuk memenuhi kebutuhan
c. Mewujudkan nilai-nilai kelompok.
d. Pilihan anggota kelompok untuk mewakili sudut pandang mereka.
e. Sebagai fasilitator konflik kelompok, pemrakarsa tindakan kelompok,
dan peduli dengan pemeliharaan kelompok sebagai unit yang
berfungsi.
Untuk menjadi seorang pemimpin dibutuhkan visi, kreativitas, tujuan yang
jelas, kemauan untuk bekerja secara horizontal dan vertical, dan keterampilan
komunikasi yang baik.
Kepaduan/kekompakan
Kepaduan yaitu kekuatan keinginan anggota kelompok untuk tetap berada
dalam kelompok dan komitmen mereka terhadap kelompok. Bergabung dengan
kelompok memungkinkan individu memiliki rasa memiliki dan perasaan moral.
Kelompok yang kohesif akan melibatkan individu yang tertarik satu sama lain.
Kelompok yang kohesivitasnya rendah tidak memiliki daya tarik interpersonal
bagi anggotanya. Suatu kelompok yang menarik bagi individu memiliki beberapa
ciri yaitu :
a. Tujuan kelompok dan anggotanya sesuai dan ditentukan dengan jelas.
b. Kelompok memiliki pemimpin yang karismatik.
c. Reputasi kelompok menunjukkan bahwa kelompok tersebut berhasil
menyelesaikan tugasnya
d. Kelompoknya cukup kecil untuk memungkinkan anggotanya
mendengar dan mengevaluasi pendapat mereka oleh orang lain.
e. Para anggotanya menarik karena mereka saling mendukung dan saling
membantu mengatasi hambatan untuk pertumbuhan dan perkembangan
pribadi.
- Pemikiran kelompok/groupthink
Kelompok yang sangat kohesif adalah kekuatan penting dalam perilaku
organisasi. Organisasi harus menempatkan orang-orang dengan banyak
kesamaan dalam lingkungan yang terisolasi, memberi mereka tujuan bersama,
dan memberi penghargaan atas kinerja mereka.
Irving Janis mendefinisikan groupthink sebagai kemerosotan efisiensi
mental, pengujian realitas, dan penilaian moral untuk kepentingan solidaritas
kelompok. Dalam bukunya, ia menggambarkan karakteristik yang berkaitan
dengan groupthink :
a. Ilusi kekebalan. Anggota kelompok percaya bahwa mereka tidak
terkalahkan.
b. Kecenderungan untuk bermoral. Setiap oposisi jterhadap pandangan
kelompok dicirikan oleh anggota sebagai lemah, jahat, atau tidak
cerdas.
c. Perasaan kebulatan suara. Setiap anggota kelompok mendukung
keputusan pemimpin. Walau memiliki keraguan, mereka tidak
menunjukkannya. Hal ini menunjukkan bagaimana tekanan terhadap
solidaritas kelompok dapat mendistorsi penilaian individu anggota.
d. Tekanan untuk menyesuaikan diri. Upaya formal dan informal
dilakukan untuk mencegah perdebatan. Kelompok memberikan
tekanan besar pada anggota untuk menyesuaikan diri.
e. Ide-ide yang bertentangan disingkirkan. Setiap individu atau kelompok
luar yang mengkritik atau menentang keputusan, menerima sedikit
perhatian dari kelompok.
Saat mempertimbangkan bagaimana pemikiran kelompok mempengaruhi
pengambilan keputusan, mulailah dengan kelompok yang kohesif.
Dibutuhkan pengaruh kepemimpinan dalam mencapai keputusan yang
optimal.
- Kemalasan sosial
Dalam kelompok dan tim sosial yang kuat dan kohesif, ketertarikan setiap
anggota untuk tetap menjadi anggota jeuh lebih kuat daripada keinginan
untuk pergi. Kecenderungan untuk mengabaikan tanggung jawab dan tidak
memikul beban yang adil bukanlah masalah dalam tim dan kelompok yang
kohesif. Ketika individu melalaikan atau kurang berkontribusi, ada efek
kemalasan sosial. Efek ini juga disebut sebagai free rider problem atau
slacking.
Manager harus menyadari fenomena ini dan perlu menemukan solusi
untuk meminimalkan kemalasan sosial yang terjadi. Ketika individu
termotivasi, ia tidak akan memiliki kemalasan sosial.
1. Peningkatan Produktivitas
Hampir seluruh organisasi di seluruh dunia menyadari bahwa kerja tim dapat
meningkatkan produktivitas lebih tinggi daripada bekerja secara individu.karena hal ini
menyatukan berbagai jenis keterampilan dan kemampuan yaitu keterampilan teknis atau
fungsional, keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dan
keterampilan interpersonal, yang dimana jika melakukan kerja tim ketiga hal tadi dapat
terpenuhi.
5. Peningkatan Kualitas
Saat tim mengemban tanggung jawab, mereka memberikan dukungan kepada
segala aspek yang terkait dengan pekerjaan mereka. Akibatnya, itu menjadi sebuah
kebanggaan profesional bagi mereka untuk mencari dan bertindak untuk meningkatkan
kualitas. Selain itu anggota memperoleh komitmen, pengalaman dan keterampilan yang
mendukung peningkatan pada dua fungsi yaitu fungsi teknis dan administrasi.
Organisasi memilih untuk membentuk tim kerja karena ingin meningkatkan kualitas dan
ketepatan waktu pengambilan keputusan yang dimana bertujuan untuk mencapai proses kerja
yang lebih hemat biaya dan untuk meningkatkan moral dan kreativitas para karyawan. Namun
dalam membentuk tim kerja memiliki beberapa hambatan salah satunya adalah sebuah
perusahaan membentuk tim kerja tanpa mempertimbangkan dengan matang apakah tim kerja ini
perlu dibentuk atau tidak. Melakukan pekerjaan tim dengan paksa akan menjadi kontra produktif
dan menghasilkan reaksi buruk yang berpengaruh diarahkan pada peningkatan penggunaan tim
di perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan faktor – faktor berikut jika ingin membentuk
tim kerja :
● Masalah rumit yang memerlukan karyawan dengan beragam talenta dan keahlian teknis.
● Sasaran kerja berfokus pada peningkatan produk, layanan atau proses.
● Sebuah tugas yang cocok untuk pembagian kerja
● Situasi dimana membuat keputusan salah terlalu beresiko.
Sebelum penempatan karyawan dalam sebuah tim, perusahaan harus memastikan hal-hal
berikut:
● Apakah jika membentuk tim kerja akan menghasilkan pekerjaan yang baik?
● Apakah pekerjaan itu cocok untuk serangkaian tujuan umum bagi anggota dalam tim?
● Apakah anggota tim saling bergantung?
● Apakah anggota tim memiliki berbagai macam keterampilan yang sesuai untuk
memperoleh keunggulan?
Masalah lainnya yaitu kettika sebuah tim dibentuk dan tidak ada stimulus untuk
meningkatkan kinerja dan fungsi tim tersebut. Kemudian gay kepemimpinan juga berpengaruh
bagi fungsi tim secara efektif.
Penugasan baru tim adalah tugas yang penting. 10 anggota perlu mengembangkan dan
meluncurkan produk baru dalam enam minggu ke depan. Ini sebagai tanggapan langsung
terhadap produk baru yang baru saja diluncurkan oleh pesaing utama. Untuk memperumit
masalah, siklus pengembangan produk enam minggu tidak pernah terdengar; sampai saat ini,
waktu penyelesaian perusahaan untuk penawaran produk baru adalah sekitar tiga bulan.
Perusahaan tidak punya pilihan. Jika mereka tidak segera melawan ancaman persaingan, maka
perusahaan berisiko kehilangan beberapa pelanggan utama dan pangsa pasar.
Johnson meneliti kinerja masa lalu dari tim virtualnya yang baru ia pimpin. Meskipun
kualitas keseluruhan dari keputusan masa lalu cukup tinggi, tim tampaknya membutuhkan waktu
beberapa bulan untuk membuat keputusan tersebut. Ini adalah masalah potensial bagi Johnson.
Waktu bukan lagi barang mewah. Dia harus mencari cara untuk mendorong tim bergerak lebih
cepat tanpa mengurangi kualitas. Melalui kombinasi menganalisis catatan dan transkrip rapat tim
sebelumnya dan berbicara empat mata dengan anggota tim, dia mulai mengumpulkan beberapa
fakta yang mungkin berguna dalam memecahkan masalah kecepatan pengambilan keputusan.
Pertama, Johnson menemukan bahwa anggota tim Jepang dan Cina tidak banyak
berpartisipasi dalam konferensi video atau panggilan konferensi telepon; sebaliknya, mereka
lebih menyukai komunikasi tertulis dalam bentuk fax dan email. Sebaliknya, anggota tim
Australia dan Meksiko tampaknya berkembang pesat melalui panggilan telepon dan pertemuan
tatap muka. Kedua, terlihat adanya pertikaian di antara ketiga anggota kelompok yang
berdomisili di markas tersebut. Sebagian besar argumen masa lalu tampaknya tentang misi
kelompok.
Masing-masing memiliki gagasan yang sangat berbeda dalam hal apa yang perlu dicapai
kelompok. Komentar dalam sepuluh komunikasi tertulis tidak bersifat pribadi, tetapi pasti ada
perdebatan sengit tentang tujuan apa yang harus menjadi fokus kelompok. Hambatan potensial
ketiga untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat berkaitan dengan penggunaan pertemuan
tatap muka secara sporadis. Yang mengejutkannya, Johnson menemukan bahwa pertemuan
seperti itu jarang terjadi dan tidak ada upaya untuk menyatukan kelompok itu ketika pertama kali
dibentuk tahun lalu. Johnson berharap bahwa tim akan bertemu dan mungkin terlibat dalam
beberapa latihan membangun tim untuk membangun kepercayaan dan hubungan baik di antara
anggota tim. Ini tidak terjadi. Selain itu, tim tidak menerima pelatihan pengambilan keputusan
atau resolusi konflik kelompok dalam bentuk apa pun.
Johnson duduk kembali di kantornya dan memikirkan masalah yang dihadapi. Dia
membutuhkan timnya untuk mengembangkan dan meluncurkan produk baru dalam waktu enam
minggu. Untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, masing-masing dari 10 anggota tim
virtual harus menyumbangkan pengetahuan dan upaya mereka secara kooperatif dan tepat waktu.
2. Apa yang dilakukan Johnson untuk membantu timnya untuk meluncurkan produk baru
dalam waktu enam minggu? Jelaskan secara spesifik!
Untuk mengelola tim ini, Johnson harus melakukan program-program yang
diberikan perusahaan secara teratur dan terencana. Penyusunan program kerja yang baik
berarti dibutuhkan pula sumber daya yang memadai dan memiliki keterampilan khusus
agar program yang telah disusun tadi berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Tim
yang kinerja dan memiliki kerjasama yang bagus akan mampu menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepada mereka. Mereka memiliki komitmen yang sangat kuat untuk
menjalankan keputusan-keputusan penting yang telah ditetapkan dan melaksanakan
secara bersama.
Keadaan yang selalu berubah, ketidakpastian, dan ketidak jelasan keadaan dan situasi
yang selalu berubah, mengharuskan para pemimpin tim harus tahu kapan harus membuat
keputusan dan kapan bagi tim harus membuat keputusan yang tepat. Ada tiga model yang
bisa digunakan untuk pengambilan keputusan yaitu: pengambilan keputusan berpusat pada
pimpinan, pengambilan keputusan pada tim, dan model normatif kepemimpinan. Top
manajer umumnya menjalankan wewenangnya dengan mengarahkan, mendorong, menuntun
dan mengontrol anggota tim.
3. Asumsikan Johnson akan memilih tim baru untuk meluncurkan produk berbasis Web
lainnya setelah produk ini selesai. Saran apa yang akan anda berikan agar dia melakukan
cara yang berbeda untuk kedepannya? Jelaskan!
Untuk membentuk tim kerja yang efektif ada beberapa faktor-faktor yang
diperlukan oleh setiap individu yang berada dalam kelompok, meliputi komitmen yang
tinggi dan penyediaan tujuan yang jelas, manajemen kepercayaan karyawan, kemauan
untuk mengambil risiko dan berbagi informasi dan waktu, sumber daya, dan komitmen
untuk melakukan pelatihan. Jhonson harus memainkan peran dalam memastikan faktor-
faktor tersebut berjalan dengan semestinya dan selalu diperbarui secara berkala. Selain
itu, dalam menjalankan tugas atau tanggung jawab yang diberikan oleh perusahan, ada
beberapa hal yang perlu dicapai dalam sebuah tim kerja, yaitu meliputi peningkatan
produktivitas meratakan organisasi, kebutuhan fleksibilitas dan keputusan lebih cepat,
keragaman di tempat kerja, peningkatan kualitas dan peningkatan kepuasan pelanggan.