Anda di halaman 1dari 2

Nama : Acmad sofiq

Nim : 214441116

Kelas : C

Matkul : corporate and social organization Behaviour.

Soal!

1. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap pengembangan kelompok?

Jawab :

1. Pembentukan (Forming): Tahap ini ditandai dengan adanya kebingungan, ketidakjelasan,


dan rasa tidak nyaman pada anggota kelompok baru. Pada tahap ini, anggota kelompok
saling mengenal dan mencari tahu peran masing-masing dalam kelompok.
2. Konflik (Storming): Tahap ini ditandai dengan adanya konflik antar anggota kelompok
yang disebabkan oleh perbedaan pendapat, sikap, atau nilai. Konflik ini muncul karena
anggota kelompok masih mencari peran masing-masing dan terjadi kesalahan persepsi
tentang tujuan dan tugas kelompok.
3. Normalisasi (Norming): Tahap ini ditandai dengan adanya usaha untuk mencari
kesepakatan dan saling memahami antar anggota kelompok. Pada tahap ini, anggota
kelompok mulai memahami peran masing-masing dan saling menerima perbedaan.
4. Kinerja (Performing): Tahap ini ditandai dengan adanya kerja sama antar anggota
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Pada tahap ini, anggota kelompok telah
menemukan peran masing-masing dan mulai bekerja secara efektif.
5. Pembubaran (Adjourning): Tahap ini ditandai dengan adanya akhir dari kelompok, baik
karena telah mencapai tujuan atau karena kelompok bubar secara alami. Pada tahap ini,
anggota kelompok melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan dan pencapaian
selama menjadi bagian dari kelompok.

2. jelaskana mengenai tahap forming dan stroming dalam tahap pengembangan kelompok ?

Jawab :

 Tahap forming dalam pengembangan kelompok adalah tahap di mana anggota kelompok
saling mengenal dan mencari tahu peran masing-masing dalam kelompok. Pada tahap ini,
anggota kelompok baru akan merasa bingung, tidak nyaman, dan cenderung
mempertanyakan tujuan kelompok serta harapan mereka terhadap kelompok. Anggota
kelompok pada tahap forming ini cenderung memerlukan bimbingan atau arahan dari
seorang pemimpin atau pengelola kelompok untuk mengarahkan tujuan kelompok dan
memperjelas peran masing-masing. Pada tahap forming ini, anggota kelompok cenderung
menjaga jarak dan bersikap hati-hati dalam berinteraksi dengan anggota kelompok
lainnya.
 Tahap storming dalam pengembangan kelompok adalah tahap di mana terjadi konflik
antar anggota kelompok yang disebabkan oleh perbedaan pendapat, sikap, atau nilai.
Pada tahap ini, anggota kelompok mencoba untuk menentukan peran masing-masing dan
terkadang ada kesalahpahaman tentang tujuan dan tugas kelompok. Anggota kelompok
pada tahap storming ini cenderung berdebat, saling memperdebatkan ide dan pandangan,
dan bersaing untuk memperlihatkan kontribusi mereka. Konflik pada tahap ini
sebenarnya merupakan hal yang wajar dan dapat membantu kelompok untuk menentukan
tujuan dan mencapai kesepakatan yang lebih baik. Namun, apabila tidak ditangani
dengan baik, konflik pada tahap storming dapat menyebabkan perpecahan dan
mempengaruhi kinerja kelompok. Oleh karena itu, pada tahap ini diperlukan pemimpin
atau pengelola kelompok yang dapat membantu anggota kelompok untuk mencapai
kesepakatan dan mempertahankan kolaborasi dalam kelompok.

3. Apa yang dimaksud dengan peran informal, jelaskan ?

Jawab :

Peran informal dalam konteks organisasi adalah peran atau posisi yang tidak tercantum secara
resmi dalam struktur organisasi dan tidak ditetapkan oleh otoritas formal. Peran informal muncul
dari hubungan dan interaksi antara anggota organisasi, dan seringkali berkembang secara spontan
sebagai respons terhadap kebutuhan dan dinamika organisasi yang berubah-ubah. Peran informal
dapat berupa berbagai bentuk, misalnya sebagai penasihat atau mentor, sebagai mediator atau
penghubung, sebagai pemberi motivasi, sebagai pemberi dukungan, dan lain sebagainya.
Anggota organisasi yang memiliki peran informal sering kali memiliki pengaruh dan kekuatan
yang signifikan di dalam organisasi, karena mereka memiliki jaringan dan hubungan yang luas
dengan anggota lainnya. Keberadaan peran informal dapat memberikan manfaat bagi organisasi,
seperti meningkatkan kinerja dan produktivitas, mengurangi konflik antar anggota organisasi,
serta meningkatkan kohesi dan solidaritas di antara anggota. Namun, peran informal juga dapat
menimbulkan masalah, seperti ketidakjelasan tanggung jawab, perbedaan pandangan, dan
terjadinya pertentangan kepentingan yang dapat mengganggu kinerja dan stabilitas organisasi.
Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk mengakui dan memahami peran informal yang
ada dalam organisasi, dan mempertimbangkan cara-cara yang efektif untuk mengelola dan
memanfaatkan peran informal tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membangun
hubungan kerja yang baik dan saling menghargai antar anggota organisasi, serta memfasilitasi
komunikasi yang terbuka dan efektif di dalam organisasi.

Anda mungkin juga menyukai