Anda di halaman 1dari 16

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semua
DASAR-DASAR
PERILAKU KELOMPOK
Definisi dan Jenis-jenis Kelompok
Definisi kelompok menurut Stephen P. Robins : Kelompok adalah dua individu atau
lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, saling bergabung untuk mencapai
sasaran-sasaran tertentu.

Jenis-jenis kelompok :
1. Kelompok formal :
Yaitu suatu kelompok kerja yang ditandai/didefinisikan oleh struktur organisasi,
sehingga perilaku anggota kelompok tersebut sebaiknya diarahkan terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
Kelompok formal terdiri dari : kelompok komando dan kelompok tugas.

a. Kelompok komando :
Yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok ini tersusun atas
bawahan-bawahan yang melapor langsung kepada manajer tertentu. Misalnya :
Wakil Dekan I Fak. Ekonomi USB YPKP dengan para ketua jurusan.
b. Kelompok tugas :
Kelompok ini juga ditetapkan secara organisasional, mewakili mereka yang
bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan.
Perbedaan antara kelompok komando
dengan kelompok tugas

Kelompok tugas tidak terbatas kepada atasan hirarki


langsungnya. Kelompok tugas ini dapat melintasi
hubungan komando.
Misalnya : jika seorang mahasiswa dituduh melakukan
kejahatan kampus, mungkin diperlukan komunikasi
dan koordinasi diantara : Pembantu Rektor I (bidang
akademik dan Kemahasiswaan), Pembantu Rektor II
(bidang administrasi umum dan keuangan). Formasi
semacam itu merupakan kelompok tugas.
Semua kelompok komando adalah juga kelompok
tugas, tetapi karena kelompok tugas dapat
memotong/menyilang organisasi, maka belum tentu
kelompok tugas itu suatu kelompok komando.
KELOMPOK INFORMAL
Yaitu kelompok yang atau tidak terstruktur secara formal atau
tidak ditetapkan secara organisasi ; muncul sebagai tanggapan
terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok informal meliputi :
a. Kelompok kepentingan :
Yaitu mereka/sekelompok orang yang bekerja bersama-sama
untuk mencapai sutau sasaran khusus yang menjadi kepedulian
dari setiap orang ini.
Misalnya : karyawan bergabung bersama-sama untuk menuntut
jadwal luburan diubah, kenaikan tunjangan, dll.
b. Kelompok persahabatan :
Yaitu suatu kelompok di mana anggota-anggota individu
mempunyai satu atau beberapa karakteristik yang bersamaan.
Misalnya : suporter sepakbola, bersama-sama lulus dari suatu
perguruan tinggi, dll.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
(Model lima Tahap Perkembangan Kelompok)

Menurut para ahli sosiologi (dikutif dari Gibson Cs.), dilihat dari
perkembangannya, kelompok memiliki tahapan-tahapan
perkembangan sbb :
1. Tahap pembentukan (forming)
Tahap pertama dalam perkembangan kelompok dengan ciri
banyaknya ketidakpastian mengenai : maksud, struktur, dan
kepemimpinan kelompok. Para anggota menguji coba untuk
menentukan tipe-tipe perilaku yang dapat diterima secara baik
oleh kelompok. Tahap ini berakhir pada saat para anggota mulai
berpikir, bahwa mereka merupakan bagian dari suatu kelompok.

2. Tahap keributan (storming)


Ditandai oleh adanya konflik didalam kelompok. Para anggota
menerima secara baik eksistensi kelompok, tetapi melawan
kendala-kendala yang dikenakan oleh kelompok terhadap
individualitas. Lebih lanjut ada konflik mengenai siapa yang akan
mengendalikan kelompok. Tahap ini berakhir bila terdapat suatu
hirarki yang relatif lebih jelas dari kepemimpinan didalam
kelompok.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
(Model lima Tahap Perkembangan Kelompok)

3. Tahap penormaan (norming)


Ditandai oleh berkembangnya hubungan yang karib, dan kelompok
memperagakan kekohesifannya (kesalingtertarikanya/kohesiveness).
Ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap
ini selesai bila struktur kelompok telah kokoh dan kelompok telah
menyerap perangkat pengharapan dari apa yang didefinisikan oleh
perilaku anggota yang benar.

4. Tahap pelaksanaan/pengerjaan (performing)


Ditandai oleh struktur yang telah sepenuhnya berfungsi dan diterima
dengan baik. Energi kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti
dan memahami satu sama lain kepelaksanaan tugas di masa mendatang.

5. Tahap penundaan (adjourning)


Pada tahap ini kelompok mempersiapkan pembubaran. Kinerja tugas
yang tinggi tidak lagi merupakan prioritas puncak kelompok yang
berada pada tahapan ke 5 ini. Sebagai gantinya perhatian diarahkan
kepada penyelesaian aktivitas-aktivitas. Respon anggota kelompok
beraneka ragam, beberapa merasa puas, bersenang-senang dalam
prestasi kelompok, yang lainnya mungkin murung karena akan
hilangnya persahabatan yang telah diperoleh selama kehidupan kerja
kelompok.
Ada beberapa alasan mengapa orang
bergabung di dalam kelompok

Keamanan,
Status,
Penghargaan diri,
Pertalian,
Kelompok dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sosial,
Kekuasaan,
Prestasi baik.
Bagaimana Cara Memahami Perilaku
Kelompok (kerja) ?
Kita perlu memandang kelompok sebagai suatu sub-sistem yang
tertanam dalam suatu sistem yang lebih besar.
Kita menyadari bahwa kelompok-kelompok adalah merupakan suatu
bagian dari suatu sistem organisasi yang lebih besar.
Oleh karena itu kita dapat memperoleh sebagian penjelasan mengenai
perilaku kelompok, dari penejelasan mengenai organisasi yang memiliki
kelompok itu.
Hal-hal yang ada dalam suatu organisasi meliputi :
1. Strategi organisasi
Mengikhtisarkan tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Misalnya : strategi yang mengarah ke
pengurangan biaya (effisiensi), perbaikan kualitas. Dll. Sehingga akan
timbul : pengurangan biaya, effisiensi, SDM turun, kecemasan anggota
kelompok meningkat, potensial konflik intra kelompok meningkat.
2. Struktur otoritas
Organisasi memiliki struktur otoritas yang mendefinisikan siapa
melapor kepada siapa, siapa mengambil keputusan, dan keputusan
apakah yang individu atau kelompok diberi kuasa untuk mengambilnya.
Bagaimana Cara Memahami Perilaku
Kelompok (kerja) ?
3. Peraturan formal
Organisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan dan ragam
lainnya dari peraturan untuk membakukan perilaku
karyawannya. Semakin formal peraturan yang dipaksanakan
oleh organisasi itu kepada semua karyawan, makin konsisten
dan dapat diramalkan perilaku anggota kelompok (kerja) itu.

4. Sumber daya organisasi


Ada atau tidak adanya sumber daya, seperti : uang, waktu,
bahan mentah, dan peralatan yang dialokasikan kepada
karyawan/anggota organisasi, akan berpengaruh terhadap
perilaku kelompok itu.

5. Proses seleksi personil


Kriteria yang dipergunakan oleh suatu organisasi dalam proses
seleksi akan menentukan macam-macam orang yang akan
ditempatkan dalam kelompok kerjanya.
Bagaimana Cara Memahami Perilaku
Kelompok (kerja) ?
6. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran
Karena kelompok kerja merupakan bagian dari sistem organisasi, maka
perilaku anggota-anggota kelompok akan dipengaruhi oleh bagaimana
organisasi itu mengevaluasi kinerja atau perilaku mana yang akan
diganjar.

7. Budaya organisasi
Biasanya setelah beberapa bulan, kebanyakan karyawan akan
memahami budaya organisasi. Misalnya : bagaimana cara berpakaian
untuk bekrja, apakah aturan-aturan dijalankan dengan ketat,
pentingnya kejujuran, dll. Anggota kelompok harus menerima secara
baik standar yang tersirat dalam budaya dominan organisasi jika
mereka ingin tetap berada dalam keududukan yang baik.

8. Adegan kerja fisik


Berkaitan dengan tata letak fisik tempat karyawan bekerja . Hal ini
akan mempengaruhi perilaku, misalnya : jika ruangan dirancang tanpa
penyekat maka peluang terbuka untuk banyak ngobrol, ngerumpi.
STRUKTUR KELOMPOK

Kelompok formal mempunyai suatu struktur yang akan membentuk


perilaku anggota-anggotanta, dan kemungkinan dapat meramalkan
perilaku.
Beberapa variabel struktural didalam kelompok, antara lain sbb :

1. Kepemimpinan formal
Hampir setipa kelompok kerja mempunyai seorang pemimpin formal.
Orang ini mempunyai jabatan , misalnya : manajer unit, mandor,
pimpinan proyek, dll. Pemimpin ini memainkan peranan penting dalam
kenerhasilan kelompok.
2. Peran (role)
Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan, dikaitkan
pada seseorang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam suatu
satuan sosial.
Shakespeare berkata : “ Dunia ini sekedar panggung , dan semua pria
dan wanita semata-mata pemain”. Dengan perkataan lain semua anggota
kelompok adalah aktor, masing-masing memainkan peran.
Ada beberapa jenis peran

a. Peran identitas/identitas peran


Adalah sikap-sikap dan perilaku tertentu yang konsisten dengan suatu
peran. Misalnya seseorang yang jabatannya dinaikkan (berubah), maka
harus dengan cepat dapat mengubah peran pada posisi yang baru itu.
b. Persepsi peran
Pandangan seorang individu mengenai bagaimana ia seharusnya betindak
dalam suatu situasi tertentu. Persepsi peran ini diperoleh dari teman,
membaca buku, film, dll.
c. Pengharapan peran
Yaitu bagaimana orang lain meyakini seseorang seharusnya bertindak
dalam suatu situasi tertentu. Misalnya : kita mengharapkan peran
seorang kiayi, sebagai orang yang alim, berada dilingkungan tempat
beribadah (Mesjid), tetapi ternyata yang bersangkutan berada di bar !
Timbullah reaksi negatif !
d. Konflik peran
Yaitu bila seorang individu dihadapkan pada pengharapan peran yang
berlainan. Misalnya : seorang wanita karir yang dihadapkan pada kondisi
yang menuntuk peran sebagai Ibu, wanita karir, eksekutif, dll.
STRUKTUR KELOMPOK
3. N o r m a
Adalah standar perilaku yang dapat diterima baik yang digunakan
bersama oleh anggota kelompok. Misalnya : kita tidak mengkritik orang
didepan umum, pemain golf pada saat akan memukul bola, yang lainnya
diam, dll. Sejauh ini norm dalam organisasi bersifat informal. Lajimnya
norma berkembang secara bertahap, ketika anggota kelompok
mengetahui perilaku-perilaku apakah yang diperlukan agar kelompok
berfungsi secara efektif.
4. S t a t u s
Yaitu posisi atau peringkat yang didefinisikan secara sosial yang
diberikan kepada kelompok atau naggota kelompok oleh orang-orang
lain. Status merupakan faktor yang sangat penting untuk dapat
meramalkan, dan memahami perilaku individu dalam kelompok. Ada dua
jenis status :
a. Status formal
Yaitu status yang dipaksakan secara organisasional, melalui gelar dan
fasilitas. Misalnya : mahaiswa teladan, juara dunia bulutangkis, dll.
Konsekuensi dari status tersebut misalnya : bebas membayar DPP,
memperoleh hadiah yang besar, serta fasilitas-fasilitas lainnya.
b. Status informal
Lebih banyak terjadi, misalnya : pendidikan, usia, jenis kelamin,
ketrampilam dan pengalaman, dll.
STRUKTUR KELOMPOK
5. U k u r a n
Ukuran suatu kelompok akan mempengaruhi perilaku
keseluruhan dari kelompok. Buktinya kelompok kecil lebih cepat
menyelesaikan tugas dari pada kelompok yang besar.
Kelompok besar, baik untuk memperoleh masukan yang
beraneka ragam, tetapi kelompok kecil, baik untuk melakukan
sesuatu yang produktif. Ada istilah : kemalasan sosial (social
loafing), yaitu kecenderungan individu-individu mengeluarkan
sedikit upaya apabila bekerja secara kolektif dari pada bekrja
secara individu.
6. Komposisi
Kebanyakan kegiatan kelompok menuntut keanekaragaman
(heterogenitas) ketrampilam dan pengetahuan. Kelompok yang
heterogen akan lebih besar kemungkinannya untuk mempunyai
kemapuan dan informasi yang beraneka ragam dan seharusnya
lebih effektif, tetapi bermuatan konflik.
Sekian, terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai