Anda di halaman 1dari 18

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi
Salam sejahtera bagi kita semua
Leadership
Menurut
Pandangan Islam
Kepemimpinan (Leadership)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat :
“Aku hendak jadikan khalifah di muka bumi.” Mereka
berkata : “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau
? Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui”.

QS Al Baqarah (Sapi Betina) 2 : 30


Menuju Kepemimpinan yg. Abadi
Kepemimpinan diperlukan manusia, hal ini disebabkan karena dalam
diri manusia terdapat suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan.
Disatu pihak, terdapat manusia yang terbatas kemampuannya untuk
memimpin, dilain pihak ada orang yang mempunyai kelebihan
kemampuan untuk memimpin.
Sesuai dengan kodratnya, semua manusia pada dasarnya adalah
pemimpin (leader), minimal pemimpin untuk dirinya sendiri.
Kepemimpinan (leadership) adalah pengaruh (influence), artinya
seberapa besar seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh bagi
para pengikutnya, dalam rangka untuk mencapai tujuannya.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat melaksanakan
kepemimpinannya sesuai dengan hati nurani dan fitrah manusia.
Menuju Kepemimpinan yg. Abadi

Pemimpin yang abadi adalah pemimpin yang


pengaruhnya dapat dikenang dan
dilaksanakan sepanjang masa sehingga dapat
memberikan warna terhadap peradaban
manusia.
Tangga yang Harus Ditempuh Menuju
Kepemimpinan Abadi

Pemimpin tingkat 1, pemimpin yang dicintai,


Pemimpin tingkat 2, pemimpin yang dipercaya,
Pemimpin tingkat 3, pemimpin yang dapat
membimbing,
Pemimpin tingkat 4, pemimpin yang
berkepribadian,
Pemimpin tingkat 5, pemimpin yang abadi.
Pemimpin Tingkat 1,
Pemimpin yang Dicintai
Kita bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi
kita tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka.
Pernyataan tersebut melukiskan tentang seorang pemimpin
yang harus mampu berhubungan secara baik dengan orang lain.
Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukkan prestasi
kerjanya saja, namun ia harus mencintai dan dicintai orang lain
(pengikut).
Tangga pertama ini tidak boleh dilewati, apabila dilewati maka
orang lain tidak akan mendukung kita, karena mereka tidak
menyukai kita.
Prinsip Basmallah, bismillahirrahmannirrahim adalah
jawabannya. Selalu berusaha mengerti dan menghargai setiap
individu, dan selalu bersikap rahman dan rahim.
Pemimpin Tingkat 1,
Pemimpin yang Dicintai
Berbeda dengan teknik sekarang yang banyak diajarkan, yang lebih
menekankan pada pada teknik luar (kulit/permukaan), seperti : senyum,
mengingat nama, mau mendengar atau fokus pada minat orang lain,
sedangkan Nabi Muhammad SAW lebih dari sekedar “kulit” tersebut. Ia lebih
memilih untuk menanamkan pengaruhnya lewat inner beauty-nya yang begitu
memukau, tanpa cacat.
Salah satu contoh penampilan beliau sehari-hari : Bila ada orang yang
mengajaknya berbicara, ia mendengarkan dengan hati-hati, tanpa menoleh
kepada orang lain. Tidak hanya mendengarkan orang yang mengajaknya
berbicara, bahkan ia memutarkan seluruh tubuhnya.
Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak mendengarkan. Bila berbicara, selalu
sungguh-sungguh, tetapi sungguhpun begitu, ia pun tidak melupakan ikut
membuat humor dan bersenda gurau dan yang dikatakannya selalu benar.
Kadang ia tertawa sampai terlihat gerahamnnya, semua itu terbawa oleh
kodratnya yang selalu berlapang dada dan menghargai orang lain. Begitu
bijaksananya ia, murah hati dan mudah bergaul.
Pemimpin Tingkat 2 :
Pemimpin yang Dipercaya
Kata kunci dari pemimpin yang dapat dipercaya
adalah pemimpin yang memiliki integritas (kejujuran)
yang tinggi.
Seseorang yang memiliki integritas yang tinggi adalah
orang yang dengan penuh keberanian serta berusaha
tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa yang
ia cita-citakan.
Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong
dirinya untuk tetap konsisten dengan langkahnya.
Pemimpin Tingkat 2 :
Pemimpin yang Dipercaya
Integritas adalah sebuah kejujuran. Integritas tidak pernah
berbohong dan integritas adalah kesesuaian antara kata-kata dan
perbuatan yang menghasilkan kepercayaan.
Ketika pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari
Alloh SWT, ia merasa bingung, : Siapa yang akan kuajak/dia ajak ?
Sudah sewajarnya apabila Khadijah percaya padanya (karena
memang istrinya). Ia telah mengenalnya dengan sangat baik.
Selama hidupnya laki-laki itu selalu jujur. Lalu Khadijah
menyatakan beriman atas kenabiannya itu.
Inilah hadiah sebuah kepercayaan dari orang lain yang diperoleh
karena sikap jujur Nabi Muhammad SAW yang dijuluki Al Amin.
Saat itu juga ia memperoleh seorang pengikut, istrinya sendiri.
Pemimpin Tingkat 3 :
Pemimpin yang dapat Membimbing

Pemimpin yang berhasil bukanlah yang berhasil dari sisi luas


tidaknya kekuasaan, namun lebih karena kemampuannya
memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang lain melalui
bimbingan-bimbingannya.
Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila tidak berhasil
memiliki penerus sebagai hasil bimbingannya.
Pada tangga inilah puncak loyalitas (kesetiaan) pengikutnya akan
terbentuk.
Pada tangga pertama, akan menghasilkan pemimpin yang dicintai ;
Tangga kedua akan menghasilkan pemimpin yang memperoleh
kepercayaan karena integritasnya ; dan pada
Tangga ketiga akan tercipta loyalitas, kader-kader penerus,
sekaligus kesetiaan dari para pengikutnya.
Pemimpin Tingkat 3 :
Pemimpin yang dapat Membimbing

Nabi Muhammad SAW, sering memberikan nasihat, petunjuk


serta contoh kepada para sahabatnya untuk membimbing
mereka guna mencapai kebahagiaan.
Beliau telah menyampaikan nasihat-nasihat berharga kepada
para sahabatnya, seperti halnya : Ali bin bin Abi Thalib Ra
dan Abu Hurairah Ra. Ali bin bin Abi Thalib Ra. adalah kader
yang pertama kali mendapat gemblengannya sejak kecil, dan
akhirnya Ali bin bin Abi Thalib Ra. berhasil menjadi
pemimpin besar dan menjadi salah seorang “Khulafaur
Rasyidin” yang disegani dan dihormati, sedangkan,
Abu Khurairah Ra. amat menonjol sebagai ahli hadis
Rasullulah SAW sebanyak tidak kurang dari 5.346 buah
hadis, berhasil dibukukan.
Pemimpin Tingkat 4 :
Pemimpin yang Berkepribadian

Gordon Allport dalam Robbins menyatakan bahwa :


Kepribadian adalah total jumlah dari cara-cara dalam mana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-
orang lain.
Kuncinya adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki
kepribadian yang disukai oleh para pengikutnya.
Pemimpin tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila
ia belum berhasil memimpin dirinya sendiri.
Pemimpin harus mampu dan berhasil menjelajahi dirinya
sendiri ; mengenal secara mendalam siapa diri mereka
sebenarnya. Sebelum memimpin ke luar, ia harus lebih dulu
memimpin ke dalam.
Pemimpin Tingkat 4 :
Pemimpin yang Berkepribadian
Frederick Agung, raja Prusia yang terkenal itu, suatu hari berjalan-jalan di
pinggiran kota Berlin. Ia bertemu dengan seorang laki-laki tua yang sedang
berjalan ke arahnya, kemudian ia bertanya : Kau siapa ? Tanya Frederick
Agung. Saya raja ! Jawab sang laki -laki tua. Raja ! Frederick Agung tertawa.
Atas kerajaan mana anda memerintah ? Atas diri saya sendiri, jawab laki-laki
tua itu dengan bangga.
Pekerjaan inilah sebenarnya yang paling berat, memimpin diri sendiri
melawan hawa nafsu yang merupakan refleksi kedisiplinan diri.
Disiplin diri adalah bagaimana mencapai apa yang diharapkan, dengan tidak
melakukan hal-hal yang “sebenarnya” tidak diinginkan.
Musuh yang paling berat sebenarnya adalah diri sendiri dan seorang
pemimpin harus mengenali dengan baik, siapa lawan dan kawan, termasuk
yang ada dalam diri sendiri. Tanpa pengetahuan tentang hal ini, maka ia akan
menjadi budak dari pemikiran yang diciptakannya sendiri.
Pemimpin Tingkat Lima :
Pemimpin yang Abadi
Kondisi saat ini, memang telah banyak pemimpin yang sudah dicintai, dipercaya,
dan juga pembimbing yang baik, namun apabila terbukti atau dirasakan tidak
sesuai lagi dengan hati nurani manusia, umumnya pengaruhnya berhenti pada
suatu masa saja.
Ketika “suara hati” merasakan ada hal-hal yang tidak beres dan tidak sesuai,
maka manusia yang telah dikaruniai hati sebagai “radar” oleh Tuhan, akan
dengan mudah mendeteksi hal tersebut.
Sifat ajaran Nabi Muhammad SAW adalah intelektual dan spiritual. Prinsipnya
adalah mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan dan
keberhasilan. Metode ilmiah demikian ini yang mampu memberikan
kemerdekaan berfikir dan tidak menentang kehendak hati nurani yang bebas,
serta tanpa adanya unsur pemaksaan yang menekan perasaan, merupakan metode
terbaik yang pernah ada di muka bumi, khususnya di bidang kepemimpinan dan
akhlak.
Semua terasa begitu sesuai dengan suara hati ; begitu cocok dengan martabat
kehormatan manusia ; sangat menjunjung tinggi hati dan pikiran manusia,
sekaligus membersihkan belenggu yang senantiasa membuat orang menjadi buta.
Pemimpin Tingkat Lima :
Pemimpin yang Abadi
Ary Ginanjar Agustian mengutif pendapat seorang pakar,
menyatakan :
“Yang telah saya temukan selama bertahun-tahun adalah
bahwa pada umumnya orang-orang hebat yang kita kenang
adalah mereka yang paling berkenan dihati kita. Mungkin
mereka adalah orang-orang jenius yang kreatif dan intuitif.
Atau mereka yang mempunyai kesungguhan hati dan
keberanian. Mereka adalah orang-orang yang memiliki
kejujuran emosi (hati) dan tidak mau hidup dalam kepura-
puraan, mereka mempunyai kemauan untuk memperbarui
keadaan, mempertanyakan aturan yang membeda-bedakan
golongan (diskriminasi), mengulurkan kasih sayang, atau
mengucapkan kata-kata yang ramah. Mereka mempunyai
standar tersendiri dalam hal integritas dan terus menerus
mencari makna-makna kehidupan yang lebih dalam”.
Pemimpin Tingkat Lima :
Pemimpin yang Abadi
Semakin kita cermati kepribadiannya, ajaran serta nasihatnya,
maka pemimpin yang tergolong pada kriteria pemimpin tingkat
lima, akan terasakan bahwa kepribadian, ajaran serta nasihatnya
mengalir dengan begitu alamiah.
Pemimpin jenis ini sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, dan niscaya apabila kita penganut prinsip kebenaran,
tentulah mampu merasakan aroma kebenarannya.
Sekali lagi, hal ini hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang
telah berpikiran dan berhati jernih.
Inilah tingkat kepemimpinan yang tertinggi, pemimpin abadi, yang
cara berpikir dan pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir
zaman.
Inilah dasar yang telah diletakkan oleh Nabi Muhammad SAW
dalam membangun peradaban baru, peradaban yang sesuai dengan
fitrah manusia.
Sekian, terimakasih
Wssalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai