Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesama.
Manusia hidup berkelompok, dimana dalam suatu kelompok tentu tidak mudah
menciptakan kondisi yang selalu harmonis. Untuk menciptakan kondisi yang
harmonis maka diperlukan sebuah Kepemimpinan dan sosok Pemimpin.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan
mempengaruhi dari pemimpin dan hubungan kepatuhan dan ketaatan para
pengikut/bawahan karena kewibawaan pemimpinnya. Pemimpin itu memiliki
sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian yang khas, yang
membedakan dirinya dengan orang lain.
Orang dahulu menyatakan bahwa kepemimpinan yang dimiliki oleh
seorang pemimpin itu merupakan ciri psikologis yang dibawa sejak lahir.
Sehingga dia disebut born leader (dilahirkan sebagai pemimpin). Karena itu
sifat-sifat kepemimpinannya tidak perlu diajarkan pada dirinya, juga tidak bisa
ditiru oleh orang lain. Namun, pada zaman modern sekarang, manusia dapat
membentuk kepribadian sebagai seorang pemimpin yang baik dengan berbagai
cara. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penting untuk mengetahui sifat-
sifat kepemimpinan dengan baik, sehingga saat menjadi pemimpin dapat
mengaplikasikannya dalam dunia kerja. Sifat hidup seseorang ini yang akan
mewarnai perilaku dan sifat kepemimpinan, sehingga muncullah beberapa sifat-
sifat kepemimpinan yang diuraikan pada Bab II.

1. 2 Rumusan Masalah
 Apa itu kepemimpinan?
 Bagaimana sifat kepemimpinan yang baik?

1. 3 Tujuan
 Sebagai salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan.
 Untuk mengetahui sifat-sifat kepemimpinan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Kepemimpinan
Stephen P. Robbins (2002) mengatakan bahwa, kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama.
Menurut John C. Maxwell (dalam Sentot Imam Wahjono, 2010) bahwa,
kepemimpinan adalah pengaruh dan kemampuan memperoleh pengikut dan menjadi
seorang yang diikuti orang lain dengan senang hati dan punuh keyakinan. Dengan kata
lain, kepemimpinan adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk
mengikuti perintahnya sesuai dengan tujuan bersama dengan rasa senang hati tanpa
keterpaksaan.

Menurut Dr. Kartini Kartono (2011) mengungkapkan bahwa, kepemimpinan


adalah kepribadian yang dimiliki seseorang sebagai predisposisi (bakat yang dibawa
sejak lahir), dan merupakan kebutuhan dari satu situasi/zaman, sehingga dia mempunyai
kekuasan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan. Dia juga
mendapatkan pengakuan serta dukungan dari bawahannya dan mampu menggerakkan
bawahan ke arah tujuan tertentu.

Dari penjelasan Dr. Kartini Kartono bahwa, kepemimpinan adalah sifat yang
sudah ada dari pemimpin sejak dia lahir tanpa perlu dibentuk kembali untuk dapat
mempengaruhi orang lain dengan senang hati dan pendapat pengakuan secara pribadi
meski tanpa harus ada peresmian sebagai pemimpin. Karena, dia sudah memiliki sifat
kepemimpinan sejak lahir.

Menurut Keith Devis mengatakan bahwa sifat adalah kepribadian atau


karakteristik dalam diri yang membentuk kombinasi unik dengan ciri-ciri kejiwaan
dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang merespon
terhadap lingkungannya.
Jadi sifat-sifat kepemimpinan adalah karakter khusus atau seni yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi seseorang atau lebih dengan
senang hati.

2. 2 Sifat-Sifat Kepemimpinan
a. Integritas (Integrity)
John C. Maxwell dalam bukunya Mengembangkan Kepemimpinan di
Dalam Diri Anda, meletakkan integritas sebagai faktor kepemimpinan yang
paling penting. Integritas meneguhkan adanya konsistensi antara apa yang kita
katakan dengan apa yang kita perbuat. Integritas sepintas terlihat sepele, namun
kegagalan para pejabat pemerintah dan negara dalam menjalankan roda
organisasi/instansi karena kurangnya integritas yang berujung pada KKN,
meskipun pemimpinnya cakap dalam berpolitik dan bernegara.
Kepemimpinan tidak hanya menyangkut organisasi, tetapi bagaimana
sikap dan perilaku pemimpin pada tingkat pribadi. Kepemimpinan dalam diri
sendiri dapat dilatih dengan memiliki integritas yang tinggi. Ada tiga kata kunci
dalam mengimplementasikan integritas, yaitu : 1) menunjukkan kejujuran; 2)
memenuhi komitmen; 3) berperilaku konsisten, yang berarti menunjukkan tidak
adanya kesenjangan antara kata dan perbuatan.

b. Pengetahuan (Cognizance)
Pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan, asas organisasi
yang dipimpinnya, serta cara-cara untuk menjalankannya secara efisien, serta
mampu memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sebagai pemimpin,
seseorang harus berperan mendorong anggotanya untuk beraktivitas sambil
memberi sugesti dan semangat agar tujuan dapat tercapai.
Peranan yang perlu ditampilkan oleh seorang pemimpin adalah: (1)
mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala; (2) memberi informasi; (3)
sebagai seorang perencana; (4) memberi sugesti; (5) mengaktifkan anggota; (6)
mengawasi kegiatan; (7) memberi semangat untuk mencapai tujuan; (8) sebagai
katalisator; (9) mewakili kelompok; (10) memberi tanggung jawab; (11)
menciptakan rasa aman; dan (12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.
Dalam memposisikan (positioning) dirinya di depan bawahan, seorang
pemimpin harus dapat menjadi: (1) atasan atau komandan; (2) bapak; (3) teman.
Pada saat seorang pemimpin harus memberikan perintah atah arahan kepada
bawahannya, ia harus mampu bertindak selaku atasan atau komandan. Artinya,
ia harus dapat memberi perintah yang jelas dan tegas. Kemudian, pada saat anak
buah atau bawahannya mengalami kesulitan dan memerlukan perlindungan,
sang pemimpin tersebut harus dapat memposisikan dirinya sebagai bapak atau
ayah, yang melindungi bawahan sebagai “anak-anaknya.” Selain itu, juga pada
momen-momen dimana bawahan memerlukan seseorang untuk curhat
(mencurahkan isi hati), sang pemimpin harus dapat menjadi “kawan” atau
teman, bahkan sahabat, bagi bawahan.

c. Keberanian (Courage)
“Keberanian sejati adalah kebajikan tertinggi,” sebagaimana
diungkapkan oleh Sir Winston Churchill. Keberanian adalah karakter utama dari
seorang pemimpin sejati. Hal itu tercermin dan terlihat dalam perkataan,
perbuatan dan tindakan seorang pemimpin. Tidak akan ada terobosan signifikan
tanpa keberanian mengambil risiko. Keberanian berarti memiliki kepastian dan
keteguhan dalam mengambil keputusan atau bertindak. Namun, keberanian
berbeda dengan tindakan sesaat yang tidak terfokus dan tanpa perhitungan.
Keberanian ditunjukkan oleh seorang pemimpin setelah melakukan analisis atas
suatu situasi, dan mengambil keputusan berdasarkan analisis tersebut. Setelah
itu, baru lah seorang pemimpin melaksanakan dengan sepenuh hati keputusan
yang telah dibuatnya, apapun risiko yang harus dihadapinya.

d. Inisiatif (Initiative)
Mengimplementasikan sifat inisiatif (ide untuk menggerakkan).
Pemimpin harus mempunyai kemampuan melihat apa yang seharusnya
dikerjakan, kemampuan menghadapi situasi tanpa adanya sarana/alat-alat atau
cara-cara yang biasa dipakai. Dengan demikian, mereka yang dipimpin benar-
benar merasakan bahwa sifat kepemimpinan hadir dalam diri pemimpinnya,
yaitu pemimpin yang telah menjadi penggerak bagi mereka. Kualitas inisiatif
atau prakarsa biasanya berkaitan erat dengan kreativitas. Seorang pemimpin
yang kreatif dan penuh ide, serta berani mengambil keputusan dan
melaksanakan keputusan itu, akan menjadi pemimpin yang mampu
menggerakkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.

e. Kebijaksanaan/kebajikan (Wisdom)
Kebijaksanaan (wisdom), atau disebut pula sebagai kebajikan,
merupakan kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga
keputusannya adil dan bijaksana. Adalah penting untuk mengimplementasikan
sifat kebijaksanaan dalam kepemimpinan, karena berdampak pada hubungan-
hubungan maupun pengaruh dalam sebuah organisasi yang dipimpin.
Kebijaksanaan menjadi suri teladan bagi bawahan dan orang lainnya. Pemimpin
yang bijaksana akan dihormati oleh bawahan bukan karena jabatan atau
kedudukannya, melainkan karena kualitas kepemimpinannya.
Faktor yang penting dalam kebijaksanaan adalah kesopanan. Pengaruh
kepemimpinan secara spesifik beranjak dari kepribadian pemimpin. Apabila
karakter pemimpin positif, maka akan menularkan pengaruh positif, dan
sebaliknya, bila karakternya didominasi oleh unsur negatif, maka pengaruhnya
tentu akan negatif. Oleh karena itu, dalam praktek kepemimpinan sehari-hari,
pemimpin yang memimpin dengan penuh kesopanan, selalu tersenyum, dan
mampu mengendalikan diri dari sikap marah yang berlebihan, akan lebih
diterima dan diikuti serta perintahnya dijalankan daripada pemimpin yang
perilakunya kasar, jarang tersenyum, dan kerapkali bertindak tidak sopan.

f. Keadilan
Bagaikan bentangan layar, sifat dan sikap adil seorang pemimpin akan
menggerakkan seluruh potensi kapal kepemimpinan seseorang menuju arah yang
diinginkan. Tanpa berlaku adil, kapal kepemimpinan hanya terombang-ambing
di samudera masalah yang begitu luas. Tujuan organisasi akan sulit tercapai
karena seorang pemimpin yang tidak adil tidak akan dapat menjadi panutan dan
arahan serta perintah-perintahnya tidak akan dilaksanakan oleh anggota
organisasi. Padahal, lingkungan internal maupun eksternal organisasi seringkali
menghadirkan masalah yang sangat kompleks.

Sifat adil akan selalu menjadi takaran dalam kepemimpinan. Oleh karena
itu, dalam kepemimpinan, sifat adil harus senantiasa terwujud dan
diimplementasikan dalam menjalankan roda organisasi. Sifat adil berarti tidak
memihak dalam suatu situasi konflik, baik atas alasan demi kepentingan pribadi
maupun kelompok. Sifat adil juga tampak dari pemberian imbalan (reward) dan
sanksi (punishment) terhadap bawahan. Pemimpin harus mampu menempatkan
kepentingan yang lebih besar dar kepentingan yang sempit. Kualitas pribadi dari
sifat adil dan tindakan yang adil ini tampaknya mudah diucapkan, tetapi tidak
gampang dipraktekkan.

g. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan merupakan landasan kepemimpinan. Kepercayaan orang
adalah hal yang sangat penting, dan merupakan suatu modal dasar bagi seorang
pemimpin. Kepercayaan orang terletak pada karakter, dan karakter adalah modal
sang pemimpin.

Jenderal H. Norman Schwarzkoff menekankan pentingnya karakter.


Schwarzkoff mengungkapkan, bahwa Kepemimpinan adalah kombinasi antara
strategi dan karakter, namun jika anda harus kehilangan salah satunya, lebih baik
anda tidak punya strategi. Mengapa? Setiap karakter memungkinkan terciptanya
kepercayaan. Dan kepercayaan memungkinkan terciptanya kepemimpinan. Jika
orang mempercayai kita, mereka akan mendukung kita untuk berhasil.
Kepercayaan dapat menuntun pada kesuksesan. Jika orang tidak percaya kepada
pemimpinnya, maka akan ditinggalkan oleh anggotanya. Hasilnya adalah
kegagalan.

h. Sikap
Setiap pemimpin perlu menciptakan kesan-kesan yang baik dalam
kelakuan, pembawaan dan tingkah laku pribadi pada setiap saat, sehingga
berpengaruh terhadap anak buah/bawahan. Bahasa merupakan ukuran untuk
menilai seseorang pemimpin. Dengan bahasa dapat juga digunakan untuk
menanamkan pengaruh terhadap bawahan. Untuk itu, hendaknya berbicara
dengan jelas dan sederhana dengan kalimat yang jelas, positif dan langsung.

i. Tidak Mementingkan Diri Sendiri (Altruism)


Adalah penting untuk mengimplementasikan sifat tidak mementingkan diri
sendiri dalam kepemimpinan, yaitu sikap yang tidak mengambil keuntungan dari
suatu situasi demi keuntungan sendiri dengan merugikan orang lain.
Padahal, fenomena yang muncul saat ini, egoisme pribadi atau kelompok
telah berkembang menjadi virus ganas yang melahirkan sosok kepemimpinan
yang bercorak premanisme dan pameran adu kekuatan. Persoalan-persoalan
bangsa yang strategis, serius, dan luas, terkadang tidak lagi dipersepsikan
sebagai kepentingan nasional. Bagaikan sebuah kapal yang sedang berlayar yang
di tengah laut harus dikuras, dirampok dan semua mengambil bagian sebanyak
mungkin dari kapal tersebut untuk dirinya dan kelompoknya.

j. Sifat Pendukung: Kemampuan Memutuskan, Tahan Menderita,


Kegembiraan, Loyalitas, serta Kemampuan untuk
Mempertimbangkan
Pertama, kemampuan memutuskan. Seorang pemimpin tidak saja dituntut
untuk mampu membuat rencana-rencana dan melaksanakan rencana tersebut,
tetapi juga harus mampuan untuk memutuskan segala sesuatu yang perlu.
Intinya adalah kemampuan membuat keputusan yang berkualitas.
Kedua, tahan menderita atau tahan uji. Sifat kepemimpinan ini membuat
pemimpin tidak lembek, cengeng. Sifat ini akan membawa pada karakter
mentalitas seorang pemimpin.
Ketiga, kegembiraan. Senantiasa menumbuhkan kegembiraan dalam
kepemimpinan akan menghadirkan perasaan semangat dan sikap optimis dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi.
Keempat, loyalitas. Loyalitas mengacu pada kesetiaan kepada organisasi,
kerelaan berkorban untuk organisasi, dan hal-hal lain yang sifatnya heroik.
Loyalitas akan menggerakkan motor-motor organisasi untuk tetap bekerja,
meskipun dalam kondisi yang tidak menguntungkan, kondisi kekurangan, atau
kondisi-kondisi buruk lainnya.
Kelima, kemampuan untuk mempertimbangkan. Segala masukan yang
datang dari luar, baik berupa ide atau gagasan, tekanan-tekanan, maupun berupa
materi, semuanya merupakan fakta yang memungkinkan yang dapat menjadi
solusi dalam pengambilan keputusan. Untuk ini, pemimpin perlu berperan: (1)
sebagai penggerak (aktivator); (2) sebagai pengawas; (3) sebagai martir; (4)
sebagai pemberi semangat/kegembiraan; dan (5) sebagai pemberi tanggung
jawab kepada anggota.
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Melalui pemahaman sifat-sifat kepemimpinan, maka perilaku pemimpin akan


menjadi lebih efektif, dan lebih sinkron dengan nilai serta norma-norma organisasi serta
manajemen. Dengan demikian dapat ditingkatkan kualitas kepemimpinannya. Dengan
begitu kepemimpinan tersebut ada bila terdapat kelompok atau satu organisasi. Maka
keberadaan pemimpin itu selalu ada di tengah-tengah kelompoknya (anak buah,
bawahan, rakyat). Kepemimpinan terdapat di segenap organisasi dari tingkat yang
paling kecil dan intim, yaitu keluarga sampai ke tingkat desa, kota negara, dari tingkat
lokal, regional sampai nasional dan internasional.

3. 1 Saran

Diharapkan agar pemimpin itu berbudi luhur dan memiliki sifat-sifat


kepemimpinan yang utama, sehingga dia bisa membawa anak buahnya pada
keselamatan dan kesejahteraan.
DAFTAR PUSTAKA

https://bpsdm.sulselprov.go.id/informasi/detail/integritas-dan-
kepemimpinan#:~:text=Pemimpin%20yang%20memiliki%20integritas%20yang,hati
%20yang%20tulus%20dan%20ikhlas.

https://fh.unpatti.ac.id/implementasi-sifat-sifat-kepemimpinan-dalam-praktek-
kepemimpinan-nasional-mampu-mewujudkan-terciptanya-ketahanan-pangan-nasional/
#:~:text=Implementasi%20sifat%2Dsifat%20kepemimpinan%20dalam%20praktek
%20kepemimpinan%20nasional%20tersebut%20mencakup,Sikap%20tidak
%20mementingkan%20diri%20sendiri.

http://kitingmu.blogspot.com/2016/02/makalah-tentang-sifat-sifa-kepemimpinan.html

Anda mungkin juga menyukai