PENDAHULUAN
1. 2 Rumusan Masalah
Apa itu kepemimpinan?
Bagaimana sifat kepemimpinan yang baik?
1. 3 Tujuan
Sebagai salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan.
Untuk mengetahui sifat-sifat kepemimpinan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Kepemimpinan
Stephen P. Robbins (2002) mengatakan bahwa, kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama.
Menurut John C. Maxwell (dalam Sentot Imam Wahjono, 2010) bahwa,
kepemimpinan adalah pengaruh dan kemampuan memperoleh pengikut dan menjadi
seorang yang diikuti orang lain dengan senang hati dan punuh keyakinan. Dengan kata
lain, kepemimpinan adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk
mengikuti perintahnya sesuai dengan tujuan bersama dengan rasa senang hati tanpa
keterpaksaan.
Dari penjelasan Dr. Kartini Kartono bahwa, kepemimpinan adalah sifat yang
sudah ada dari pemimpin sejak dia lahir tanpa perlu dibentuk kembali untuk dapat
mempengaruhi orang lain dengan senang hati dan pendapat pengakuan secara pribadi
meski tanpa harus ada peresmian sebagai pemimpin. Karena, dia sudah memiliki sifat
kepemimpinan sejak lahir.
2. 2 Sifat-Sifat Kepemimpinan
a. Integritas (Integrity)
John C. Maxwell dalam bukunya Mengembangkan Kepemimpinan di
Dalam Diri Anda, meletakkan integritas sebagai faktor kepemimpinan yang
paling penting. Integritas meneguhkan adanya konsistensi antara apa yang kita
katakan dengan apa yang kita perbuat. Integritas sepintas terlihat sepele, namun
kegagalan para pejabat pemerintah dan negara dalam menjalankan roda
organisasi/instansi karena kurangnya integritas yang berujung pada KKN,
meskipun pemimpinnya cakap dalam berpolitik dan bernegara.
Kepemimpinan tidak hanya menyangkut organisasi, tetapi bagaimana
sikap dan perilaku pemimpin pada tingkat pribadi. Kepemimpinan dalam diri
sendiri dapat dilatih dengan memiliki integritas yang tinggi. Ada tiga kata kunci
dalam mengimplementasikan integritas, yaitu : 1) menunjukkan kejujuran; 2)
memenuhi komitmen; 3) berperilaku konsisten, yang berarti menunjukkan tidak
adanya kesenjangan antara kata dan perbuatan.
b. Pengetahuan (Cognizance)
Pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan, asas organisasi
yang dipimpinnya, serta cara-cara untuk menjalankannya secara efisien, serta
mampu memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sebagai pemimpin,
seseorang harus berperan mendorong anggotanya untuk beraktivitas sambil
memberi sugesti dan semangat agar tujuan dapat tercapai.
Peranan yang perlu ditampilkan oleh seorang pemimpin adalah: (1)
mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala; (2) memberi informasi; (3)
sebagai seorang perencana; (4) memberi sugesti; (5) mengaktifkan anggota; (6)
mengawasi kegiatan; (7) memberi semangat untuk mencapai tujuan; (8) sebagai
katalisator; (9) mewakili kelompok; (10) memberi tanggung jawab; (11)
menciptakan rasa aman; dan (12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.
Dalam memposisikan (positioning) dirinya di depan bawahan, seorang
pemimpin harus dapat menjadi: (1) atasan atau komandan; (2) bapak; (3) teman.
Pada saat seorang pemimpin harus memberikan perintah atah arahan kepada
bawahannya, ia harus mampu bertindak selaku atasan atau komandan. Artinya,
ia harus dapat memberi perintah yang jelas dan tegas. Kemudian, pada saat anak
buah atau bawahannya mengalami kesulitan dan memerlukan perlindungan,
sang pemimpin tersebut harus dapat memposisikan dirinya sebagai bapak atau
ayah, yang melindungi bawahan sebagai “anak-anaknya.” Selain itu, juga pada
momen-momen dimana bawahan memerlukan seseorang untuk curhat
(mencurahkan isi hati), sang pemimpin harus dapat menjadi “kawan” atau
teman, bahkan sahabat, bagi bawahan.
c. Keberanian (Courage)
“Keberanian sejati adalah kebajikan tertinggi,” sebagaimana
diungkapkan oleh Sir Winston Churchill. Keberanian adalah karakter utama dari
seorang pemimpin sejati. Hal itu tercermin dan terlihat dalam perkataan,
perbuatan dan tindakan seorang pemimpin. Tidak akan ada terobosan signifikan
tanpa keberanian mengambil risiko. Keberanian berarti memiliki kepastian dan
keteguhan dalam mengambil keputusan atau bertindak. Namun, keberanian
berbeda dengan tindakan sesaat yang tidak terfokus dan tanpa perhitungan.
Keberanian ditunjukkan oleh seorang pemimpin setelah melakukan analisis atas
suatu situasi, dan mengambil keputusan berdasarkan analisis tersebut. Setelah
itu, baru lah seorang pemimpin melaksanakan dengan sepenuh hati keputusan
yang telah dibuatnya, apapun risiko yang harus dihadapinya.
d. Inisiatif (Initiative)
Mengimplementasikan sifat inisiatif (ide untuk menggerakkan).
Pemimpin harus mempunyai kemampuan melihat apa yang seharusnya
dikerjakan, kemampuan menghadapi situasi tanpa adanya sarana/alat-alat atau
cara-cara yang biasa dipakai. Dengan demikian, mereka yang dipimpin benar-
benar merasakan bahwa sifat kepemimpinan hadir dalam diri pemimpinnya,
yaitu pemimpin yang telah menjadi penggerak bagi mereka. Kualitas inisiatif
atau prakarsa biasanya berkaitan erat dengan kreativitas. Seorang pemimpin
yang kreatif dan penuh ide, serta berani mengambil keputusan dan
melaksanakan keputusan itu, akan menjadi pemimpin yang mampu
menggerakkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.
e. Kebijaksanaan/kebajikan (Wisdom)
Kebijaksanaan (wisdom), atau disebut pula sebagai kebajikan,
merupakan kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga
keputusannya adil dan bijaksana. Adalah penting untuk mengimplementasikan
sifat kebijaksanaan dalam kepemimpinan, karena berdampak pada hubungan-
hubungan maupun pengaruh dalam sebuah organisasi yang dipimpin.
Kebijaksanaan menjadi suri teladan bagi bawahan dan orang lainnya. Pemimpin
yang bijaksana akan dihormati oleh bawahan bukan karena jabatan atau
kedudukannya, melainkan karena kualitas kepemimpinannya.
Faktor yang penting dalam kebijaksanaan adalah kesopanan. Pengaruh
kepemimpinan secara spesifik beranjak dari kepribadian pemimpin. Apabila
karakter pemimpin positif, maka akan menularkan pengaruh positif, dan
sebaliknya, bila karakternya didominasi oleh unsur negatif, maka pengaruhnya
tentu akan negatif. Oleh karena itu, dalam praktek kepemimpinan sehari-hari,
pemimpin yang memimpin dengan penuh kesopanan, selalu tersenyum, dan
mampu mengendalikan diri dari sikap marah yang berlebihan, akan lebih
diterima dan diikuti serta perintahnya dijalankan daripada pemimpin yang
perilakunya kasar, jarang tersenyum, dan kerapkali bertindak tidak sopan.
f. Keadilan
Bagaikan bentangan layar, sifat dan sikap adil seorang pemimpin akan
menggerakkan seluruh potensi kapal kepemimpinan seseorang menuju arah yang
diinginkan. Tanpa berlaku adil, kapal kepemimpinan hanya terombang-ambing
di samudera masalah yang begitu luas. Tujuan organisasi akan sulit tercapai
karena seorang pemimpin yang tidak adil tidak akan dapat menjadi panutan dan
arahan serta perintah-perintahnya tidak akan dilaksanakan oleh anggota
organisasi. Padahal, lingkungan internal maupun eksternal organisasi seringkali
menghadirkan masalah yang sangat kompleks.
Sifat adil akan selalu menjadi takaran dalam kepemimpinan. Oleh karena
itu, dalam kepemimpinan, sifat adil harus senantiasa terwujud dan
diimplementasikan dalam menjalankan roda organisasi. Sifat adil berarti tidak
memihak dalam suatu situasi konflik, baik atas alasan demi kepentingan pribadi
maupun kelompok. Sifat adil juga tampak dari pemberian imbalan (reward) dan
sanksi (punishment) terhadap bawahan. Pemimpin harus mampu menempatkan
kepentingan yang lebih besar dar kepentingan yang sempit. Kualitas pribadi dari
sifat adil dan tindakan yang adil ini tampaknya mudah diucapkan, tetapi tidak
gampang dipraktekkan.
g. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan merupakan landasan kepemimpinan. Kepercayaan orang
adalah hal yang sangat penting, dan merupakan suatu modal dasar bagi seorang
pemimpin. Kepercayaan orang terletak pada karakter, dan karakter adalah modal
sang pemimpin.
h. Sikap
Setiap pemimpin perlu menciptakan kesan-kesan yang baik dalam
kelakuan, pembawaan dan tingkah laku pribadi pada setiap saat, sehingga
berpengaruh terhadap anak buah/bawahan. Bahasa merupakan ukuran untuk
menilai seseorang pemimpin. Dengan bahasa dapat juga digunakan untuk
menanamkan pengaruh terhadap bawahan. Untuk itu, hendaknya berbicara
dengan jelas dan sederhana dengan kalimat yang jelas, positif dan langsung.
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
3. 1 Saran
https://bpsdm.sulselprov.go.id/informasi/detail/integritas-dan-
kepemimpinan#:~:text=Pemimpin%20yang%20memiliki%20integritas%20yang,hati
%20yang%20tulus%20dan%20ikhlas.
https://fh.unpatti.ac.id/implementasi-sifat-sifat-kepemimpinan-dalam-praktek-
kepemimpinan-nasional-mampu-mewujudkan-terciptanya-ketahanan-pangan-nasional/
#:~:text=Implementasi%20sifat%2Dsifat%20kepemimpinan%20dalam%20praktek
%20kepemimpinan%20nasional%20tersebut%20mencakup,Sikap%20tidak
%20mementingkan%20diri%20sendiri.
http://kitingmu.blogspot.com/2016/02/makalah-tentang-sifat-sifa-kepemimpinan.html