Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 2

Nama : BILLKLIN KAWUNG

PRODI :TEOLOGIA

1. Pengertian/batasan kepemimpinan kristen

Kepemimpinan dapat dilihat dari banyak sudut yang berbeda. Kepemimpinan adalah suatu posisi.
Perusahaan memunyai para pemimpin. Organisasi memunyai para pemimpin. Kelompok memunyai
pemimpin. Kepemimpinan adalah suatu hubungan. Pemimpin adalah orang yang memunyai pengikut -
menurut definisinya. Mungkin orang-orang mengikuti karena inspirasi, kepentingan pribadi, atau
karena struktur organisasi, tetapi pengikut mutlak harus ada. Kepemimpinan adalah tindakan.
Pemimpin dikenal melalui tindakan kepemimpinan yang diperlihatkan mereka. Seseorang mungkin
memunyai sederetan sifat seorang pemimpin, tetapi bila ia tidak pernah mengambil tindakan untuk
memimpin, ia bukan (belum menjadi) seorang pemimpin. Pada dasarnya kepemimpinan Kristen
berbeda dari bentuk-bentuk kepemimpinan yang lain dalam hal motivasinya, yaitu alasan dari tindakan-
tindakannya.

Bagaimana Mendefinisikan Seorang Pemimpin?

Selama bertahun-tahun telah berlangsung perdebatan mengenai bagaimana mendefinisikan seorang


pemimpin. Apakah seseorang disebut pemimpin karena kualitas atau sifat yang diperankannya?

Apakah seseorang disebut pemimpin sebagai akibat dari hubungannya dengan satu kelompok? Apakah
seseorang disebut pemimpin karena hal- hal yang dilakukannya? Selama ini ada kebingungan yang
umum antara pribadi atau peran dari pemimpin dengan peran manajer (atau administratur atau
eksekutif atau direktur atau jenderal atau penguasa atau apa pun nama yang diberikan pada kedudukan
seseorang). Kebingungan ini cukup wajar. Orang-orang yang ternyata merupakan pemimpin yang baik
ternyata duduk dalam kedudukan pemimpin. Karena mereka jarang dikenal sebagai pemimpin sampai
mereka mengambil peran pemimpin, maka sulit untuk membedakan individu dengan perannya.
"Kepemimpinan sangatlah penting. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menggantikannya. Tetapi
kepemimpinan tidak dapat diciptakan atau dipromosikan. Kepemimpinan tidak dapat diajarkan ataupun
dipelajari." Itulah yang ditulis oleh pakar manajemen, Peter Drucker, dalam bukunya, The Practice of
Management (Harper & Row, 1954, hal. 158). Drucker percaya bahwa tugas dari suatu organisasi
adalah menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kualitas kepemimpinan yang potensial
menjadi efektif. Dengan kata lain, sifat-sifat kepemimpinan adalah bagian dari susunan dasar
seseorang. Sifat-sifat tersebut tidak dengan sendirinya akan menjadi jelas sampai orang itu ada dalam
situasi kepemimpinan. Sebagian besar, walaupun tidak semua, orang yang ada dalam posisi memimpin
telah ditempatkan di sana karena kemampuan memimpin mereka telah diketahui. Bila Anda atau rekan
Anda tidak memunyai karakter dasar seorang pemimpin, Anda tidak akan menjadi seorang pemimpin.
Tetapi tidak berarti bahwa orang yang memunyai potensi sebagai pemimpin akan dengan sendirinya
mendapatkan peran sebagai pemimpin. Kalau begitu, apa definisi seorang pemimpin itu? Definisi yang
paling tepat ialah seseorang yang memunyai pengikut-pengikut dalam situasi tertentu. Tidak semua
orang akan menjadi pemimpin dalam setiap situasi. Tetapi seorang pemimpin akan dikenali dari
kenyataan bahwa ia memunyai pengikut.
Apakah Ada Kualitas Dasar?

Kalau begitu, apakah ada kualitas dasar yang dimiliki oleh semua pemimpin pada tingkat tertentu? Para
pengamat pemimpin, dan mereka yang pernah menjadi pemimpin, tampaknya menunjukkan sejumlah
sifat yang universal. Beberapa sifat tersebut bersifat keturunan atau berkaitan erat dengan lingkungan
khusus. Yang lainnya adalah sifat yang dipelajari. Dedikasi tanpa pamrih adalah hal pertama yang
dikemukakan oleh Jenderal Eisenhower (What is Leadership, majalah Reader's Digest, Juni 1965, hal.
50). Dalam diri seorang pemimpin ada keyakinan terhadap apa yang sedang dilakukannya, sasaran
yang ingin diraihnya, alasan yang didukungnya, yang melampaui pribadinya. Ia bahkan bersedia
mengorbankan dirinya untuk menyelesaikan tugasnya. Ini membutuhkan keberanian. Bertahan
walaupun menghadapi berbagai rintangan yang nyata, membuat keputusan dengan informasi yang
tidak memadai, mempertaruhkan reputasi dan kesejahteraan materi, membutuhkan keberanian yang
didasarkan pada keyakinan. Sebagian besar dari keberanian ini akan menampakkan dirinya dalam
ketegasan mengambil keputusan. Keputusan harus diambil. Orang lain boleh bimbang, tetapi pemimpin
membuat keputusan dan melaksanakannya. Kepemimpinan membutuhkan kemampuan persuasif. Bila
orang-orang mau ikut, mereka harus diyakinkan bahwa sasaran dan aspirasi pemimpin layak untuk
memeroleh dedikasi mereka dan dimotivasi untuk mencobanya. Yang menarik, hampir ada
kesepakatan yang universal bahwa para pemimpin yang paling menonjol memunyai kerendahan hati
yang membuat mereka bersedia menerima tanggung jawab atas kegagalan dan juga keberhasilan.
Sampai pada tahap ini kita membicarakan kualitas yang mungkin dimiliki oleh siapa saja dalam bidang
apa saja. Tetapi bagi sebagian besar situasi kepemimpinan, harus ada kecakapan; orang tersebut harus
memunyai kecakapan dalam bidang yang sedang dikerjakannya. Tanpa kecakapan hanya sedikit
peperangan yang akan dimenangkan, tidak akan ada kapal laut yang berlabuh, tidak akan ada
organisasi (Kristen ataupun yang lain) yang bertahan lama. Tentu saja kecakapan, membutuhkan
kecerdasan dan kreativitas sampai pada tingkat mana pun yang dibutuhkan. Banyak orang berpikir
bahwa para pemimpin memunyai kepribadian atau karisma yang hebat. Baik pengamatan pribadi
maupun sedikit penelitian akan segera memerlihatkan kepada Anda bahwa "kepribadian" bukanlah
salah satu kualitas dasar. Ada pemimpin yang pribadinya hangat dan ramah. Ada juga yang dingin dan
tidak ramah, dan ada juga yang sangat dikenal oleh umum karena gaya mereka, dan mereka yang
pendiam. Para pemimpin juga tidak dapat digolongkan berdasarkan cara mereka mengerjakan tugas
mereka. Ada berbagai gaya kepemimpinan yang berbeda - diktator, otokrasi, penuh kebajikan,
demokrasi. Beberapa orang memimpin melalui teladan. Yang lain memimpin dengan mengacu kepada
acus orang banyak. Beberapa pemimpin adalah orang-orang pemecah masalah yang bekerja dengan
baik dalam kelompok. Yang lainnya mungkin membanggakan diri mereka atas kemampuan mereka
dalam mengambil keputusan dan bersukacita dengan keputusan pribadi yang dibuat dengan cepat.
Dalam masyarakat yang kompleks di mana sebagian besar dari kita bekerja, mereka yang memegang
posisi kepemimpinan. Dalam organisasi yang dinamis telah belajar menyesuaikan gaya
kepemimpinan mereka pada situasi tersebut.
Bagaimana Menemukan Pemimpin yang Baik?

Bila Drucker benar, bila kepemimpinan "tidak dapat diajarkan atau dipelajari", lalu apakah yang dapat
kita lakukan untuk menemukan, mempersiapkan, dan memilih pemimpin yang terbaik? Jawabannya
terletak dalam pembentukan organisasi yang mendorong dan mempromosikan kualitas-kualitas dasar
ini. Kepemimpinan berkaitan erat dengan situasi. Kepemimpinan adalah kombinasi antara pemimpin
yang tepat yang memimpin kelompok yang tepat dalam serangkaian situasi yang tepat. (Pemimpin
yang paling kompeten adalah pemimpin yang dapat meneruskan kepemimpinannya dalam sejumlah
situasi dalam arti yang paling luas.) Apakah Anda ingin menarik dan memupuk pemimpin yang baik?
Bangunlah di dalam organisasi Anda sasaran dan tujuan yang membutuhkan dedikasi dan keberanian.
Tentukanlah standar perilaku, tanggung jawab, dan kinerja yang tinggi. Perlihatkan rasa hormat kepada
seseorang dan pekerjaannya. Ciptakanlah iklim di mana pemimpin yang baik akan terlihat dan dipupuk.

Sekali iklim tersebut hadir, pemimpin-pemimpin yang baik akan mulai mengidentifikasi diri mereka.
Pada saat itulah latihan dapat dimulai. Sebagaimana yang kami katakan sebelumnya, pemimpin harus
memunyai kecakapan yang memadai di bidang mereka. Bila seseorang harus memikul tanggung jawab
yang lebih luas, ia harus mempertaruhkan latihan khusus yang diperlukan. Hal ini dapat diperoleh
secara formal melalui pendidikan akademis lanjutan atau latihan kerja. Bila dipilih latihan kerja, maka
harus diperhatikan bahwa baik orang tersebut maupun pengawas mengerti tujuan-tujuan (yang dapat
diukur) dari latihan tersebut.

Ini tidak berarti bahwa karena seseorang menonjol secara teknis, maka dengan sendirinya ia adalah
pemimpin. Menaruh seseorang yang cakap secara teknis dalam kedudukan pemimpin sementara orang
tersebut bukan pemimpin hanya akan membuktikan kebenaran Prinsip Peter. ("Setiap orang pada
akhirnya sampai kepada tingkat ketidakmampuannya".)

Apakah Kepemimpinan Kristen itu?

Sejauh ini kita belum banyak berbicara mengenai kepemimpinan Kristen, selain mengemukakan bahwa
hal itu berbeda secara mendasar dalam motivasinya. Akan tetapi, selama ini kami memerhatikan bahwa
organisasi-organisasi yang memberi prioritas yang tinggi kepada pentingnya individu, kepada standar
perilaku pribadi yang tinggi, kepada komunikasi yang baik, baik ke atas maupun ke bawah, organisasi-
organisasi yang memunyai keyakinan yang benar, bisa melampaui yang lainnya. Kami juga
memerhatikan bahwa terlalu sering organisasi-organisasi Kristen memunyai standar individu dan
prestasi bersama yang lebih rendah daripada organisasi-organisasi sekuler.

Apakah kepemimpinan Kristen itu? Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh
kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan
kepada kekuasaan Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memerlihatkan sifat-
sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian
persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.

Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa kepemimpinan dimulai dari handuk dan baskom -
dalam peran seorang pelayan:

- Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah memunyai strategi
besar di mana ia menjadi bagiannya.

- Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di dalam hati kita.

- Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak terletak pada dirinya.

- Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang melampaui segala alasan
lainnya.

- Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allahlah yang melakukan pekerjaan tersebut.

II temukan kriteria apa saja menjadi pemimpin kristen

1. selesai dalam konteks Layanan

Seperti dijelaskan dalam pendahuluan, kepemimpinan Kristen adalah seperti kepemimpinan pada umumnya,
yang direncanakan dan proses dinamis dimana seorang pemimpin mempengaruhi dan memberikan contoh
kepada pengikut mereka/bawahan.

Tapi kepemimpinan Kristen dilakukan dalam konteks pelayanan, tugas pelayanan sebagai pemimpin, bukan
kantor atau posisi. Faktor situasi terkait dengan elemen waktu, tempat, dan situasi khusus. Konteks Layanan
memberikan konteks kehidupan yang berbeda yang memberikan nilai lebih bagi kepemimpinan Kristen.

2. adalah kasih karunia

Seorang pemimpin dalam kepemimpinan Kristen adalah orang yang dipilih dan dipanggil oleh Allah sendiri
untuk memimpin umatNya. Itu adalah Pemberkahan, untuk dipanggil menjadi hambaNya, diberi karunia
menjadi pemimpin kapasitas.

3. memiliki tanggung jawab integral

Tanggung jawab integral di sini berarti bahwa sebagai umat Allah yang dipimpin oleh umat pilihan Allah, setiap
orang/anggota organisasi memiliki kewajiban untuk terlibat dalam pekerjaan para hamba masing-masing. Untuk
setiap individu diberikan kasih karunia-diri, mengingat kepercayaan Allah untuk melayani Tuhan Yesus, dengan
caranya sendiri.

4. tujuan Tuhan menjadi dasar utama

Dalam kepemimpinan Kristen, tujuan Allah adalah dasar utama. Di atas tujuan Allah adalah tujuan dari gereja-
Nya dibangun, menjelaskan alasan dan tujuan pembangunan gereja. Ini juga berlaku bagi ogranisasi
Kekristianan.

5. Kerajaan Allah adalah tujuan organisasi (Gereja)


Dalam kepemimpinan Kristen, Kerajaan Allah menjadi tujuan dibangun dan pendirian gereja (baca: tujuan kita
untuk gereja). Kerajaan Allah juga merupakan tujuan hidup anggota gereja, yang sebenarnya adalah umat Allah.

6. memiliki pemimpin kapasitas sesuai dengan kehendak Allah

Dalam kepemimpinan umum, seorang pemimpin yang baik memiliki fitur tertentu. Sebagai contoh, ia memiliki
karisma, pandangan ke depan, dan persuasi dan intesity. Sebagai Pepimpin, pemimpin dalam kepemimpinan
Kristen juga harus memiliki karakter Kristen sejati. Berikut adalah beberapa karakter yang harus dimiliki oleh
para pemimpin Kristen:

 Jujur: baik untuk orang lain, atau diri sendiri. Bertindak sportivitas, tidak manipulatif, serta berani
untuk mengakui kesalahan.
 Melestarikan kesucian: dalam konteks ini tidak berarti pemimpin tidak pernah gagal atau salah, tetapi
memiliki sikap yang bersedia untuk menerima pemogokan, segera memperbaiki dan mengatasi
kegagalan yang dilakukannya. Bersedia mengakui dosa dan menerima pengampunan.
 Memiliki sikap spiritual yang solid: kokoh, tidak mudah mengorbankan sesuatu yang diuraikan. Tapi
mengoreksi dengan cinta, ketika menemukan kesalahan (AMS. 28:23).
 Disiplin: dapat secara tegas mengarahkan dirinya sendiri dan orang lain ke tujuan, serta visi misi yang
telah dibuat. Para pemimpin yang disiplin cenderung terus bekerja keras sementara yang lain membuat
membuang-buang waktu.
 Berani: Lihat sikap yang siap menghadapi bahaya, atau kesulitan. Hal ini dapat tetap tenang, tegas dan
tak kenal takut atau putus asa ketika berhadapan dengan itu.
 Rendah hati: bukan untuk membanggakan, tetapi untuk memuliakan Allah pada semua kesempatan
sehingga tujuannya tercapai (I cor 9:22-23).
 Bekerja keras: seorang pemimpin harus rajin, ulet, dan bersedia bekerja keras. Karena keberhasilan
tidak diperoleh dalam sekejap. Dibutuhkan pemikiran, strategi, pengertian, dan kasih untuk
mencapainya (baca: hukum kasih dalam Alkitab).
 Rela dikorbankan (Mazmur 126:5-6)
 Jadilah bijaksana dan penuh dengan Roh Kudus (Kis. 1:8; 6:3.5).

III Aspek aspek kepemimpinan kristen

A. PENTINGNYA MENETAPKAN TUJUAN


Dasar dari semua kepemimpinan adalah kepemilikan visi. Dan untuk
melangkah dalam visi tersebut, sebuah komitmen amat dibutuhkan.
Komitmen ini disebut misi. Namun ketika dalam pencapaiannya muncul
masalah, dibuatlah serangkaian tindakan yang spesifik untuk
menyelesaikan misi itu. Tindakan inilah yang disebut tujuan. Oleh
karena itu, seorang pemimpin yang tidak memiliki tujuan sama seperti
sebuah kapal yang tak bernakhoda.

Agar efektif, seorang pemimpin harus menegaskan fokus misinya secara


berkala melalui penetapan tujuan yang efektif. Semakin jelas tujuan
yang dimiliki, semakin tajam fokusnya, demikian sebaliknya.
Penetapan tujuan yang efektif menjadikan visi semakin terfokus
karena menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai
visi tersebut.

Visi memang penting, namun visi itu tidak akan terwujud bila tujuan
suatu program tidak terencana dan dilaksanakan dengan benar. Sebuah
visi akan tetap sama dalam jangka waktu yang lama, sedangkan sebuah
misi akan menyesuaikan dengan visi. Namun, suatu tujuan harus
ditinjau secara berkala agar seorang pemimpin dapat menyesuaikannya
dengan situasi yang terus berubah.

Ketika menetapkan tujuan, kita menuliskan langkah-langkah yang


diperlukan untuk menyempurnakan visi kita. Agar tujuan yang
ditetapkan efektif, seorang pemimpin perlu memahami karakteristik
tujuan yang baik. Karakteristik ini tertuang dalam prinsip SMART
(dijelaskan lebih rinci pada kolom Tips pada edisi kali ini--red).

Prinsip Tujuan
--------------
Selain SMART, ada juga beberapa prinsip yang berguna untuk
menjadikan tujuan efektif.

1. Tentukan tujuan Anda sendiri, dan jangan mengharapkan bantuan


dari siapa pun atau apa pun.
Ada banyak rumah sakit, gereja, organisasi Kristen, dan
universitas yang bertujuan untuk mendapatkan dana dari orang-
orang kaya. Bila sang dermawan meninggal, mereka akan goncang dan
hancur. Tujuan kita seharusnya berdasar pada hal-hal yang kita
kendalikan. Namun, ini menjadi masalah khusus bagi organisasi
Kristen dan organisasi nirlaba yang bergantung pada bantuan
donatur. Dalam hal ini, kehebatan sang pemimpin akan terbukti
lewat termotivasinya orang-orang untuk melayani.

2. Izinkan pemikiran Anda berkembang.


Jangan membatasi Tuhan atau hal-hal luar biasa yang Ia sediakan
untuk kita dengan membiarkan pengalaman kita terdahulu atau
penelitian tentang kinerja orang lain melumpuhkan visi kita.
Seorang pengabar Injil, D.L. Moody, sekali waktu bertanya pada
sekelompok jemaatnya, "Siapa yang percaya bahwa Tuhan mampu
membuat gedung ini penuh dengan jiwa-jiwa?" Semua mengangkat
tangan. Ia melanjutkan pertanyaannya, "Siapa yang percaya Tuhan
akan memenuhi kursi di aula ini dengan jiwa-jiwa?" Kurang dari
tiga puluh orang yang mengangkat tangan. Ia kemudian
menyimpulkan, "Tidak membutuhkan iman yang besar untuk mengatakan
bahwa Tuhan sanggup. Namun, dibutuhkan iman yang sangat besar
untuk mengatakan Tuhan akan melakukannya." Izinkan pemikiran Anda
berkembang supaya dari tujuan yang Anda miliki, dapat tercermin
kerinduan untuk melakukan yang terbaik untuk Tuhan.

3. Tuliskan tujuan Anda secara terperinci.


Lord Bacon bahkan berkata, "Menulis membuat seorang menjadi
sempurna." Dengan menulis, apa yang ada dalam pikiran kita akan
terpatri dan gagasan yang kita miliki menjadi spesifik.

4. Nyatakan tujuan Anda dengan positif.


Jika kita mengatakan bahwa tujuan kita adalah "agar saya tidak
suka menunda-nunda lagi", itu tidaklah efektif. Tujuan perlu
motivasi agar melakukan apa yang kita mau, ingin menjadi seperti
apa kita. Bagaimana kita akan memvisualisasikan "tidak akan
menunda-nunda lagi" itu?

5. Pastikan bahwa tujuan Anda meliputi perubahan karakter.


Kita tidak bisa mengharapkan berat badan kita akan turun, bila
kebiasaan yang kita miliki adalah menyantap banyak lemak dan gula
sepanjang hari. Kita harus menetapkan tujuan untuk berubah dan
mengembangkan karakter apa pun yang kurang dalam diri kita.
Perubahan dalam diri merupakan faktor penting dalam penetapan
tujuan.

6. Jadikan tujuan Anda sebagai tujuan pribadi.


Dalam menetapkan tujuan pribadi, diperlukan karakter yang kuat,
terutama bila tujuannya berbeda dengan norma masyarakat. Adalah
hal yang mustahil bila kita harus memimpin dengan tujuan yang
dibebankan oleh orang lain pada kita. Dalam suatu organisasi,
tiap orang menetapkan tujuannya sendiri. Seorang manajer bisa
memandu bawahannya yang akan menetapkan tujuannya sendiri dalam
organisasi tersebut karena bagaimanapun tujuan pribadi hendaknya
tidak bertentangan dengan tujuan organisasi. Tujuan pribadi
penting karena dengan begitu anggota akan punya kecenderungan
memenuhi tujuan pribadinya itu dan tidak menyalahkan orang lain
bila tujuannya tidak tercapai.

Permasalahan dalam Menetapkan Tujuan


------------------------------------
Saat menetapkan tujuan, kita juga harus menetapkan prioritas.
Sering kali dua tujuan yang ingin dicapai justru menyebabkan
konflik. Misalnya, membeli rumah baru atau membiayai kuliah anak.
Prioritaskan nilai kita untuk menentukan manakah yang lebih penting.

Terkadang, waktu dapat menyelesaikan konflik. Pada tahun 1912, ayah


saya melarikan diri dari penyiksaan di Timur Tengah dan tiba di
Amerika Serikat ketika berusia 15 tahun. Saat berusia 20 tahun, dia
ingin keluar dari sekolah dan mempersiapkan pelayanannya. Ibunya
lalu berkata, "Kamu adalah satu-satunya orang Kristen di keluarga
ini. Kakak laki-lakimu hidup terhilang dari Tuhan. Bagaimana bisa
kamu pergi belajar tentang bagaimana membawa orang pada Kristus
sedangkan kakakmu sendiri kamu abaikan?"

Mengingat keluarga ini berasal dari tradisi yang kuno, sedang sang
ayah sudah meninggal, jadi pendapat seorang ibu adalah keputusan
yang harus dituruti. Maka tidak ada jalan lain bagi ayah saya selain
mengikuti nasihat ibunya. Ia pun memutuskan untuk menunda sekolahnya
selama tiga tahun. Dan pada selang waktu itu, kakak laki-laki dan
iparnya laki-laki datang kepada Tuhan.

Konflik dalam tujuan juga dapat terjadi karena adanya tujuan yang
berbeda-beda dari orang yang terlibat dalam pencapaian visi.
Misalnya, visi kita adalah mendirikan sebuah universitas Kristen
untuk mendidik orang-orang muda. Anggota staf lainnya mungkin
memiliki visi yang sama, tapi tujuan pribadi yang berkaitan dengan
perngembangan profesi atau pembagian saham akan menganggu
tercapainya tujuan mendirikan universitas tersebut. Dalam hal ini,
tugas sang pemimpinlah untuk menyelesaikannya.

Manfaat Penetapan Tujuan


------------------------
Tanpa penetapan tujuan, pencapaian visi hanyalah sebuah impian.
Selain terpenuhinya visi, yang merupakan manfaat utama, ada juga
beberapa hal yang akan didapat bila kita menetapkan tujuan dengan
baik.

1. Tujuan mempermudah proses pengambilan keputusan.


Bila keputusan yang dibuat mendukung tujuan yang dimiliki sang
pemimpin, dia tidak akan punya waktu untuk melakukan kegiatan
lain karena harus menentukan keputusan mana yang harus dijalankan
sesuai dengan nilai dan prioritasnya. Dengan menetapkan tujuan,
pemimpin bisa menghemat waktu karena hanya berorientasi pada
tujuan yang dirancang dengan baik.

2. Tujuan meningkatkan kesehatan fisik dan mental.


Sering kali stres disebabkan oleh kebingungan dan ketakutan.
Namun dengan memiliki tujuan, seorang pemimpin akan terhindar
dari dua hal tersebut. Dalam buku "Getting Well Again", Dr. O.
Carl Simonton dan istrinya, Dr. Stephanie Matthews Simonton,
bersama James Creighton bahkan menyaksikan bahwa cara yang paling
efektif untuk menyembuhkan pasien mereka adalah dengan meminta si
pasien untuk menetapkan tujuan hidup mereka. Dengan begitu,
pasien mendapatkan kembali tujuan dan semangat mereka untuk
hidup.

3. Tujuan menimbulkan respek.


Sudah umum diketahui, orang cenderung mengikuti pemimpin yang
memiliki tujuan pasti. Dengan adanya tujuan jelas, orang lain
akan tergerak untuk mendukung sang pemimpin.

4. Tujuan bisa digunakan sebagai tolok ukur.


Tujuan sangat diperlukan untuk kepuasan psikologis orang, yang
muncul saat ada perasaan bahwa dirinya mampu dan berguna, yang
muncul jika sesuatu telah terpenuhi. Pencapaian tujuan bisa
menjadi salah satu faktor pendorongnya.

5. Tujuan menghasilkan kegigihan.


Bob Pierce, pendiri World Vision, bercerita bahwa di kala ia
masih muda, seorang pastor berkata kepadanya, "Dalam banyak
kasus, banyak organisasi yang dipimpin oleh seorang yang lebih
memenuhi kualifikasi karena pendidikannya, kepopulerannya,
talentanya, dan relasinya yang kuat, namun justru tenggelam.
Sedangkan organisasi yang dipimpin oleh mereka yang terlihat
memiliki sedikit kesempatan justru terus bertahan bahkan
mendapatkan pencapaian yang luar biasa." Ini terjadi karena
mereka menerapkan kekuasaan yang berkesinambungan. Saat berada di
ujung tanduk dan hampir jatuh ke jurang yang dalam, orang yang
menang adalah mereka yang tetap bertahan. Dengan cara
bagaimanapun, Tuhan akan menolong karena Dia menghargai mereka
yang tetap bertahan dan melepaskan mereka dari kesulitan." Tujuan
orang-orang tersebut mendorong mereka untuk tetap bertahan.

6. Di bawah pimpinan Tuhan, sebuah tujuan akan menghindarkan


seorang pemimpin dari jerat pujian orang lain.
Tidak ada risiko lebih besar yang mengancam keefektifan suatu
kepemimpinan selain pujian dari banyak orang. Sebelum meninggal,
Pendeta Dr. J.C. Massee berkata, "Penyakit yang paling berbahaya
bagi pengabaran Injil di Amerika adalah hasrat untuk dihormati
dan dipuja." Seperti yang dikatakan di Yohanes 5:44,
"Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat
seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang
dari Allah yang Esa?"

Pada awal tahun 1960-an, sebelum pensiun editor Boston Herald


berkata, "Massee adalah pendeta yang paling diperhitungkan di
Boston selama 40 tahun saya bekerja di surat kabar, tapi
nampaknya pujian tidak berpengaruh padanya." Massee berkhotbah
sebanyak 2.600 kali selama pelayanannya di Boston. Sebuah
panggilan yang lebih tinggi daripada kemasyhuran, yang dijalankan
dengan tujuan yang jelas, membuatnya tetap rendah hati meski
dipuji orang banyak.

B. Kekhawatiran dalam Menetapkan Tujuan


-----------------------------------
Mengapa banyak orang yang tidak menetapkan tujuan mereka, padahal
itu sangat penting? Kemungkinan alasan utamanya adalah penetapan
tujuan yang efektif sulit untuk dilakukan. Diperlukan tekad dan
komitmen yang kuat untuk melakukannya. Ada empat alasan mengapa
orang enggan untuk menetapkan tujuan.

1. Khawatir tujuan yang ditetapkan tidak sempurna.


Beberapa orang tidak menetapkan tujuan karena mereka takut tujuan
yang dibuat tidak sempurna. Memang tujuan yang kita buat tidak
sempurna, dan tidak akan menjadi sempurna. Namun, kita memiliki
kewajiban dan bertanggung jawab kepada Tuhan untuk mengerti apa
yang harus kita lakukan.

2. Khawatir akan dikalahkan.


Rasa takut akan kekalahan sangat berkaitan dengan rasa takut
akan tidak sempurnanya tujuan kita. Tidak dapat dihindari,
kekalahan itu bisa saja kita alami. Namun dalam kekalahan
tersebut, kita mendapat pelajaran berharga yang membuat
kesuksesan kita pada akhirnya lebih besar. Biasanya, karakter
Kristen yang paling sehat terbentuk dari kekalahan sementara.

Kekalahan adalah kekuatan yang menghancurkan bila diterima


sebagai suatu kegagalan. Namun, ketika kita menerimanya sebagai
suatu pelajaran yang kita butuhkan, kekalahan adalah anugerah.
Kekalahan adalah ujian terbesar dari Tuhan di mana Ia membakar
semua yang tidak berguna dalam hati manusia dan menyucikan
semangat spiritual sehingga manusia dapat menanggung ujian yang
lebih berat.

3. Khawatir akan diremehkan.


Ketika berumur 22 tahun, saya membeli sebuah buku berjudul
"Thirty Days to a More Powerful Vocabulary," yang ditulis oleh
William Funk dan Norman Lewis. Kemudian saya menyadari bahwa
semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang, semakin luas dan
semakin dalam penetrasi pemikirannya. Tak pelak lagi, saya pun
menjadi terlalu sering menggunakan kata-kata baru itu. Seorang
yang sudah saya anggap sebagai saudara menyindir, "Untuk dapat
memahami khotbah John Haggai, kita harus membawa buku teologi
sistematis dan Kamus Lengkap Webster." Menyakitkan sekali! Ketika
saya berencana untuk meninggalkan pelajaran kosakata, seorang
pendeta berkata, "Jangan merasa malu. Saya mengagumi Anda.
Pertamanya mungkin Anda terdengar kaku dalam berbicara, tapi saya
mendorong Anda bukan hanya untuk melanjutkan, tapi juga untuk
tetap menjaga kedisiplinan itu selama Anda hidup. Itu akan
memperluas kapasitas pengetahuan Anda."

Ketika menetapkan tujuan, kita bisa mengantisipasi timbulnya


pertentangan dan ejekan. Mereka yang melakukan hal itu sebenarnya
merasa tertuduh karena seharusnya mereka melakukan hal yang sama.
Jadi, berpikirlah positif bahwa ejekan itu adalah pujian yang
terselubung.
4. Khawatir akan dianggap sombong bila menetapkan tujuan.
Beberapa orang mungkin tidak menetapkan tujuan karena ada ayat
yang mengatakan, "Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang
kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak
bercela dan bebas dari pelanggaran besar" (Mazmur 19:13). Namun,
penetapan tujuan sebenarnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita
tidak menentang kehendak Tuhan bila menetapkan tujuan karena
tujuan itu adalah sarana untuk melaksanakan kehendak Tuhan.
(t/lanny)

IV. SUMBER SUMBER KEKUATAN KEPEMIMPINAN KRISTEN


Rasul Paulus mengatakan "seluruh perlengkapan senjata Allah" jadi, bukan separuh saja, sebab kalau bukan
demikian, jemaat tidak akan dapat mengadakan perlawanan. Bagi Anggota jemaat yang dengan sadar hidup di
batas waktu ini, mereka harus sadar bahwa pada segala waktu jemaat harus bersiap-siap sedia, harus terus-
menerus mengenakan persenjataan Allah yang lengkap. Di bawah ini rasul Paulus merincikan bagian-bagian
perlengkapan senjata Allah:

6:14 LAI TB, Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
KJV, Stand therefore, having your loins girt about with truth, and having on the breastplate of
righteousness;
TR, στητε ουν περιζωσαμενοι την οσφυν υμων εν αληθεια και ενδυσαμενοι τον θωρακα της
δικαιοσυνης
Translit interlinear, stête {berdirilah tegap} oun {karena itu} perizôsamenoi {ikatilah} tên osphun
{pinggang} humôn {kalian} en {dengan} alêtheia {kebenaran} kai {dan} endusamenoi {kenakanlah}
ton thôraka {tutup dada/ baju zirah} tês dikaiosunês {keadilan}

1. Ikat Pinggang, ayat 14: Berikatpinggangkan kebenaran.

Ikat pinggang atau pakaian yang dibuat dari kulit, dilapisi dengan logam, dikenakan oleh tentara Roma
pada zaman Paulus. Pakaian ini memberi kebebasan bergerak tetapi memberi perlindungan pada perut
dan paha. Untuk Rasul Paulus, Kebenaran Allah senada dengan ikat pinggang yang memberi
perlindungan. Kebenaran terdapat dalam firman Allah. Ini berarti bahwa pengetahuan Alkitab tangan
pertama dan yang mendalam adalah perlengkapan senjata yang melindungi terhadap kejahatan. Maka
perlu bagi kita untuk membuat kebenaran itu menjadi milik kita denga cara mempelajarinya secara
pribadi. Kebenaran yang hanya dijamah sesekali, atau yang terpisah dari kita, tidak memberi
perlindungan. Kebenaran akan menjadi perlengkapan senjata yang berguna hanya kalau diizinkan
memasuki jiwa dengan iman pribadi dan dengan mempelajarinya secara berkesinambungan.

Paulus menasihati orang Kristen agar pinggang mereka berikatkan kebenaran Sebagaimana ikat
pinggang dapat menopang dan melindungi pinggang, keterpautan yang tak terpatahkan pada kebenaran
ilahi dapat memperkuat seorang Kristen dalam tekadnya untuk tetap teguh tidak soal adanya
pencobaan.

Pada zaman Alkitab, para prajurit Roma mengenakan sabuk, atau ikat pinggang, dari kulit yang
lebarnya 5 sampai 15 sentimeter. Sabuk prajurit berguna untuk melindungi pinggangnya, dan menjadi
tempat yang cocok untuk menggantungkan pedang. Sewaktu seorang prajurit mengikat pinggangnya, ia
sedang bersiap-siap untuk bertempur. Paulus menggunakan sabuk prajurit untuk menggambarkan
sejauh mana kebenaran Alkitab hendaknya mempengaruhi kehidupan kita. Sabuk kiasan itu hendaknya
terikat kencang pada diri kita, sehingga kita hidup selaras dengan kebenaran dan dapat membelanya
setiap saat (Mazmur 43:3; 1 Petrus 3:15).

2. Baju Zirah, ayat 14: Berbajuzirahkan keadilan.

Tentara Romawi diberikan perlengkapan pakaian perang dengan penutup dada untuk melindungi
jantung dan anggota tubuh lainnya yang amat vital. Biasanya penutup dada ini dibuat dari bahan logam
dan bisa terdiri dari satu potong atau beberapa potong yang terpisah. Keadilan Alkitabiah bagi manusia
termasuk pembebasan dari dosa, dan pemberian kekuatan untuk melawan kuasa dosa. Kedua
pemberian ini adalah karunia Ilahi dan tidak tergantung atas usaha dan kebaikan manusia. Karena itu
diberikan pada kita melalui pembenaran atau dianugrahkan melalui pengudusan, baju zirah keadilan
adalah perlengkapan senjata untuk perlindungan yang disediakan seluruhnya oleh Allah.

Seorang Kristen harus mengenakan pelindung dada keadilbenaran (Efesus 6:14 band. Yesaya 59:14-15,
17). Pelindung dada harfiah melindungi organ-organ vital, terutama jantung. Perlunya keadilbenaran
sebagai penutup dada yang melindungi jantung kiasan atau hati khususnya menonjol karena
kecenderungan hati yang berdosa (Kejadian 8:21; Yeremia 17:9).

Oleh karena itu, kita harus mengenal dan mengasihi dengan standar Allah yang adil-benar (Mazmur
119:97, 105). Selain itu, apabila kita mengasihi apa yang benar dan membenci apa yang salah, kita
menghindari haluan yang dapat merusak kehidupan kita. (Mazmur 119:99-101; Amos 5:15). Tuhan
Yesus adalah teladan dalam hal ini:

* Ibrani 1:8,9
1:8 LAI TB, Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya
dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.
KJV, But unto the Son he saith, Thy throne, O God, is for ever and ever: a sceptre of
righteousness is the sceptre of thy kingdom.
TR, προς δε τον υιον ο θρονος σου ο θεος εις τον αιωνα του αιωνος ραβδος ευθυτητος η
ραβδος της βασιλειας σου
Translit. interlinear, pros {tentang} de {tetapi} ton huion {Anak} ho thronos {takhta} sou
{Mu} ho theos {ya Allah} eis ton aiôna tou aiônos {selama-lamanya} rabdos {(adalah)
tingkat} euthutêtos {kebenaran/keadilan} hê tês rabdos {tingkat (kekuasaan atas)} tês
basileias {Kerajaan} sou {Mu}

1:9 LAI TB, Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu
telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman
sekutu-Mu."
KJV, Thou hast loved righteousness, and hated iniquity; therefore God, even thy God, hath
anointed thee with the oil of gladness above thy fellows.
TR, ηγαπησας δικαιοσυνην και εμισησας ανομιαν δια τουτο εχρισεν σε ο θεος ο θεος σου
ελαιον αγαλλιασεως παρα τους μετοχους σου
Translit. interlinear, êgapêsas {Engkau mencintai} dikaiosunên {keadilan} kai {dan} emisêsas
{membenci} anomian {pelanggar hukum} dia touto {sebab itu} ekhrisen {telah mengurapi}
se {Engkau} ho theos {ya Allah} ho theos {Allah} sou {-Mu} elaion {(dengan) minyak}
agalliaseôs {kesukaan2} para {melebihi} tous metokhous {teman-teman} sou {Mu}

Kristus disebut sebagai Allah dan sebagai Raja, atau sebagai yang berdaulat. Sebagaimana disajikan di
dalam Perjanjian Lama dengan Daud, disini "Anak Daud" yang lebih besar sedang memerintah sebagai
Raja, dan pemerintahanNya bersifat abadi. Bagian ini merupakan kutipan dari :

* Mazmur 45:7-8
45:7 LAI TB Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat
kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.
45:6 KJV, Thy throne, O God, is for ever and ever: the sceptre of thy kingdom is a right
sceptre.
Hebrew,
‫ִּכ סְאֲָך אֱֹלהִים ע ֹולָם ָועֶד ֵׁש בֶט מִ יֹׁשר ֵׁש בֶט מַ לְכּותֶ ָך׃‬
Translit. interlinear, KISAKHA {takhtaMu} 'ELOHIM {ya Allah} 'OLAM {abadi} VA'ED
{dan seterusnya} SYEVET {tongkat dari} MISYOR {kebenaran} SYEVET{tongkat dari}
MALKHUTEKHA {KerajaanMu}

45:8 LAI TB Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu,
telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman
sekutumu.
KJV, 45:7 Thou lovest righteousness, and hatest wickedness: therefore God, thy God, hath
anointed thee with the oil of gladness above thy fellows.
Hebrew,
‫ָא ַהבְָּת ֶּצדֶ ק וִַּת ְׂש נָא ֶרַׁשע עַל־ֵּכן ׀ מְָׁש חֲָך אֱֹלהִים אֱֹלהֶיָך ֶׁשמֶן ָׂש ֹׂשון מֵ ֲחב ֵֶריָך׃‬
Translit. interlinear, 'AHAVTA {Engkai mencintai} TSEDEQ {keadilan} VATISNA {dan
Engkau membenci} RESYA {kefasikan} 'AL-KEN {sebab itu} MESYAKHAKHA {Ia
mengurapiMu} 'ELOHIM {Allah} 'ELOHEIKHA {AllahMu} SYEMEN {dengan minyak}
SASYO'ON {dengan kesukaan} MEKHAVEREIKHA {lebih dari sekutu-sekutumu}

Ciri dari kepemimpinan Tuhan Yesus Kristus adalah Kebenaran, Keadilan, dan Kebencian akan


kefasikan.

Persenjataan selanjutnya adalah:

6:15 LAI TB, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
KJV, And your feet shod with the preparation of the gospel of peace;
TR, και υποδησαμενοι τους ποδας εν ετοιμασια του ευαγγελιου της ειρηνης
Translit interlinear, kai {dan} hupodêsamenoi {pakailah} tous podas {pada kaki2}
en hetoimasia {dengan (sepatu/ lars) kebersediaan} tou euaggeliou {kabar baik/ injil} tês eirênês
{damai sejahtera}

3. Kasut/ pelindung kaki, Ayat 15: Berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.

Kasut/ Pelindung kaki adalah bagian dari persenjataan rohani. Kata Yunani ἑτοιμασία -
HEITOMASIA dalam Efesus 6:15 yang diterjemahkan "kasut" mengandung makna dasar "kesiapan".
Kata ini digunakan dalam bahasa metaforis: Kaki yang berkasutkan Injil (kabar baik) tentang
perdamaian. Bahwa dengan selalu diperlengkapi dan siap memberitakan Injil kepada orang-orang lain
dan melakukan hal itu meskipun ada kesukaran, orang Kristen dapat dibantu untuk bertekun dengan
setia. Para prajurit Romawi membutuhkan sepatu atau kasut yang kuat, karena selama mengadakan
kampanye militer, mereka sering berjalan sejauh 30 kilometer setiap hari sambil dibebani perlengkapan
dan senjata seberat kira-kira 30 kilogram. Dengan tepat, Paulus menggunakan alas kaki untuk
menggambarkan kesiapan kita dalam mengabarkan berita Kerajaan kepada siapa pun yang mau
mendengarkan. Hal ini penting karena bagaimana orang-orang akan mengenal Tuhan Yesus Kristus
jika kita tidak siap dan rela untuk mengabar? (Roma 10:13-15).

Kasut dari seorang prajurit juga dilengkapi pelindung dari logam (lihat 1 Samuel 17:6). Kasut ini
memberikan perlindungan dari duri, onak, batu dan segala ganguan dijalan. Kasut juga membantu
menguatkan kaki dan memberi stabilitas waktu terlibat dalam pertempuran. Demikianlah injil damai
sejahtera memastikan damai dengan Allah dengan manusia menjadi pelindung kemanapun kita brjalan.
Injil bila diterima dan diterapkan, akan melindungi kita dari luka , bilur, gesekan dan gangguan yang
menyerang kita bukansaja dalam peperangan melawan setan tetapi juga dari manusia yang diperalatnya
dari beragam kesukaran. Waktu Paulus menulis keyakinannya menang dalam Roma 8:31-39, ia juga
sedang memakaikan kasut injil itu.

Iman adalah prasyarat dari kebenaran, keadilan dan kerelaan sebagai cara hidup/ eksistensi seorang Kristen:

6:16 LAI TB, dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab


dengan perisai (THUREOS) ( itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
KJV, Above all, taking the shield (THUREOS) of faith, wherewith ye shall be able to quench all the
fiery darts of the wicked.
TR, επι πασιν αναλαβοντες τον θυρεον της πιστεως εν ω δυνησεσθε παντα τα βελη του πονηρου τα
πεπυρωμενα σβεσαι
Translit interlinear, epi {kepada} pasin {segala (sesuatu)} analabontes {angkatlah}
ton thureon {perisai} tês pisteôs {iman} en {dengan} hô dunêsesthe {kalian akan sanggup} panta
{semua} ta belê {panah2} tou ponêrou {si jahat} ta pepurômena {yang telah dinyalakan dengan api}
sbesai {memadamkan}

4. Perisai, ayat 16: Perisai iman.

Bagian yang menonjol dari persenjataan rohani adalah perisai iman. Inilah satu diantara perlengkapan
senjata yang paling berarti yang gambang diganti-ganti posisinya. Perisai menambah dan mempertinggi
daya guna alat perlengkapan lainnya. Iman adalah keterbukaan kepada Allah. Dengan spontanitas dan
dengan berkesinambungan. Itu adalah ketergantungan mutlak kepada Allah dalam setiap keadaan
darurat. Itu juga adalah pengaturan yang sudah ditetapkan untuk menerima capur tangan Allah pada
setiap saat dalam segala keadaan.

Kata Yunani θυρεός - THUREOS (dari kata θύρα - THURA, artinya, pintu). Kata "THUREOS" ini


memaksudkan perisai yang cukup besar untuk menutupi sebagian besar tubuh. Perisai itu akan
melindungi seseorang dari senjata lempar yang berapi yang disebutkan di Efesus 6:16. Pada zaman
Alkitab, para prajurit menggunakan seligi/ panah lempar dari buluh berongga yang dilengkapi wadah
besi kecil berisi nafta (sulingan minyak) yang menyala. Seorang pakar menggambarkan panah lempar
ini sebagai salah satu senjata yang paling berbahaya dalam perang zaman dahulu. Jika seorang prajurit
tidak memiliki perisai besar untuk melindungi dirinya dari senjata lempar tersebut, ia bisa terluka parah
atau bahkan terbunuh.

Sebagaimana perisai besar menutupi sebagian besar tubuh, iman kepada Allah dan kesanggupan-Nya
untuk memenuhi janji-janji-Nya akan membuat orang Kristen sanggup memadamkan semua senjata
lempar yang berapi dari kekuatan-kekuatan jahat. Iman akan membantu orang Kristen menahan
serangan roh-roh fasik, melawan godaan kepada perbuatan amoral, menolak keinginan materialistis,
dan tidak menyerah karena takut, ragu-ragu, atau terlalu sedih (Kejadian 39:7-12; Ibrani 11:15; 13:6;
Yakobus 1:6; 1 Tesalonika 4:13).

Saat Yesus Kristus dalam inkarnasi-Nya berada di bumi, ia mempertunjukkan pentingnya memiliki


iman yang kuat selama masa kritis. Ia sepenuhnya mempercayai keputusan Bapa dan ikhlas untuk
melakukan kehendak Allah (Matius 26:42, 53, 54; Yohanes 6:38). Sekalipun mengalami tekanan batin
yang hebat di Taman Getsemani, Yesus mengatakan kepada Bapa "Bukan sebagaimana aku kehendaki,
tetapi sebagaimana Engkau kehendaki" (Matius 26:39).

Jika kita memiliki keyakinan yang serupa kepada Allah, kita tidak akan membiarkan kritikan atau
tentangan melemahkan iman kita. Sebaliknya, iman kita akan dikuatkan jika kita mengandalkan Allah,
memperlihatkan kasih kepada-Nya, dan menjalankan perintah-Nya (Mazmur 19:7-11; 1 Yohanes 5:3).
Tidak ada imbalan materi atau kesenangan seksual sesaat yang sebanding dengan berkat-berkat yang
Allah sediakan bagi orang-orang yang mengasihi Dia (Amsal 10:22).

Iblis menggunakan senjata panah api yang sangat berbahaya. Manusia tidak berdaya dengan senjata itu.
Hanya iman saja, yaitu iman di dalam Tuhan Yesus Kristus yang dapat menahan dan memadamkannya.
Demikianlah kuasa Iman sehingga dapat membalikkan kekuatan serangan-serangan Iblis yang ganas
sekalipun. Dengan bantuan iman kita dapt memadamkan semua panah api dari si jahat. Janji ini bukan
sekadar petunjuk untuk kemenangan yang belum pasti atas kejahatan. Janji ini adalah berikut kuasadan
perlindungan yang positif, konsisten dan tetap.

Kemudian Paulus menguraikan 2 persenjataan lainnya yang tidak kalah penting:

6:17 LAI TB, dan terimalah ketopong (PERIKEPHALIA) keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman


Allah,
KJV, And take the helmet (PERIKEPHALIA) of salvation, and the sword of the Spirit, which is the
word of God:
TR, και την περικεφαλαιαν του σωτηριου δεξασθε και την μαχαιραν του πνευματος ο εστιν ρημα θεου
Translit interlinear, kai {dan} tên perikephalaian {topi baja} tou sôtêriou {keselamatan} dexasthe
{ambillah} kai {dan} tên makhairan {pedang} tou pneumatos {dari Roh} ho estin {yaitu} rêma
{sabda} theou {Allah}

5. Ketopong/ Helm, ayat 17: Ketopong keselamatan.

Ketopong memberi pelindungan pada kepala, dan kepala adalah tempat kedudukan pertimbangan,
kesadaran, berpikir, motivasi, dan pengendalian. Sebagaimana ketopong melindungi kepala seorang
prajurit, "ketopong keselamatan" melindungi kesanggupan mental orang Kristen terhadap pengaruh-
pengaruh yang tidak saleh (Efesus 6:17). Mengenakan "ketopong harapan keselamatan" berarti
"menatap upah yang akan diberikan", seperti yang dilakukan Musa (1 Tesalonika 5:8; Ibrani 11:26).
Ketopong seorang prajurit melindungi kepala dan otaknya sebagai pusat kecerdasan. Harapan Kristen
kita disamakan dengan ketopong karena hal itu melindungi pikiran kita (1 Tesalonika 5:8). Meskipun
kita telah mengubah pikiran kita melalui pengetahuan yang saksama akan Firman Allah, kita masih
manusia tidak sempurna yang lemah. Pikiran kita mudah dirusak. Cita-cita sistem ini dapat
menyimpangkan kita atau bahkan menggantikan harapan yang Allah berikan kepada kita (Roma 7:18;
12:2).

Dengan sia-sia, Iblis mencoba menyimpangkan Yesus dengan menawarinya "semua kerajaan dunia
serta kemuliaannya" (Matius 4:8). Tetapi, Yesus menolak mentah-mentah tawaran itu. Keyakinan
seperti yang ditunjukkan Yesus ini miliki tidak diperoleh secara otomatis. Jika kita memenuhi pikiran
kita dengan impian dan cita-cita sistem ini, bukannya berfokus pada harapan di masa depan, iman kita
kepada janji-janji Allah akan semakin lemah. Lalu, kita bahkan dapat sama sekali kehilangan harapan.
Di pihak lain, jika kita secara teratur merenungkan janji-janji Allah, kita akan terus bersukacita dalam
harapan yang ditaruh di hadapan kita (Roma 12:12).

Keselamatan yang kita jumpai dalam Alkitab adalah juga suatu istilah yang artinya sangat luas.
Keselamatan itu mencakup semua kegiatan Allah terhadap pendosa dalam memberikan terang,
perlindungan, penyembuhan, dan berkat. Juga mencakup kebutuhan kita pada hari yang sudah lalu,
sekarang, dan yang akan datang. Karena itu kita boleh bersandar pada karunia keselamatan yang
berasal dair Allah. Hidup kita, reputasi kita, kegemaran kita, kedamaian kita, pengharapan kita bukan
lagi bergantung atas belas kasihan manusia, setan atau keadaan. Dengan mengenakan ketopong ini kita
bisa berkata bersama Paulus: Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31),
dan siapakah yang aka memisahkan kita dari Kristus? (Roma 3:35).

6. Pedang, ayat 17: Pedang Roh, yaitu firman Allah.

Pedang adalah senjata untuk menyerang atau membela diri. Umat Kristen yang terjun dalam
peperangan begitu larut dengan Alkitab sehingga firman Allah sudah menyatu dengan dirinya sendiri.
Pedang roh, yaitu firman Allah mutlak dibutuhkan orang Kristen untuk menampik ajaran palsu dan
ajaran turun-temurun manusia dan untuk mengajarkan kebenaran serta merobohkan perkara-perkara
yang dibentengi dengan kuat (Efesus 6:17; 2 Korintus 10:4, 5). Firman Allah yang dicatat dalam
Alkitab diibaratkan pedang bermata dua yang ampuh yang dapat menebas dusta agama dan membantu
orang yang berhati jujur memperoleh kebebasan rohani (Yohanes 8:32; Ibrani 4:12). Pedang rohani ini
juga dapat membantu kita mempertahankan diri sewaktu diserang oleh godaan atau upaya orang
murtad untuk menghancurkan iman kita. (2 Korintus 10:4, 5). Betapa bersyukurnya kita bahwa
"segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan memperlengkapi kita secara menyeluruh untuk setiap
pekerjaan yang baik" (2 Timotius 3:16, 17).

Jika kita diserang pencobaan, jangan kita memandang pada situasi atau pada kelemahan diri kita, tetapi
kita harus memandang pada kuasa Firman karena semua kekutan firman itu sudah menjadi milik kita.
Di masa inkarnasi-Nya di bumi, Di dalam tubuh kemanusiaan-Nya, Tuhan Yesus tidak terluput dari
godaan Iblis. Sewaktu digoda oleh Iblis di padang belantara, Yesus menggunakan pedang roh secara
efektif untuk menangkis penalaran yang salah dan godaan yang licik. Ia menjawab setiap tantangan
Iblis dengan kata-kata, "Ada tertulis" (Matius 4:1-11). Tertulis bahwa sejak anak-anak Yesus Kristus
menguasai isi Alkitab dan hal ini membuat para ahli Kitab/ guru-guru di Bait Allah menjadi takjub
akan pengetahuan-Nya (Reff: Lukas 2:41-52; Matius 13:53-56. )
Untuk meniru keterampilan Yesus dalam mengajar dan paham isi Alkitab, kita membutuhkan
pelatihan. Mengenai prajurit Romawi, sejarawan Yahudi Yosefus menulis:

"Setiap prajurit dilatih setiap hari, dan dengan sangat keras, seolah-olah memang sedang
berperang sehingga mereka tidak gampang lelah dalam pertempuran yang sebenarnya."

Dalam perang rohani, kita perlu menggunakan Firman Allah. Selain itu, kita harus berupaya untuk
mempersembahkan diri kita kepada Allah sebagai orang yang diperkenan, sebagai pekerja tanpa
sesuatu pun yang membuat kita malu, menangani firman kebenaran dengan tepat (2 Timotius 2:15).

Sewaktu kita membiarkan kebenaran Alkitab membimbing kita, hal itu dapat melindungi kita dari
penalaran yang salah dan memungkinkan kita mengambil keputusan yang bijaksana. Sewaktu digoda
atau dicobai, pedoman Alkitab akan menguatkan tekad kita untuk melakukan apa yang benar.

7. Doa, ayat 18: Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu.

6:18 LAI TB, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-
jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
KJV, Praying always with all prayer and supplication in the Spirit, and watching thereunto with all
perseverance and supplication for all saints;
TR, δια πασης προσευχης και δεησεως προσευχομενοι εν παντι καιρω εν πνευματι και εις αυτο τουτο
αγρυπνουντες εν παση προσκαρτερησει και δεησει περι παντων των αγιων
Translit interlinear, dia {dengan} pasês {segala} proseukhês {doa} kai {dan} deêseôs {permohonan}
proseukhomenoi {berdoalah} en {pada} panti {setiap} kairô {waktu} en {di dalam} pneumati {Roh}
kai {dan} eis {terhadap} auto touto {hal ini} agrupnountes {memberi perhatian} en {dengan} pasê
{segala} proskarterêsei {ketekunann} kai {dan} deêsei {permohonan} peri {bagi} pantôn {semua} tôn
hagiôn {orang2 kudus}

Dalam uraian ini, doa adalah senjata yang tidak dimetaforakan oleh Rasul Paulus. Kalau boleh saya
metaforakan Doa ini adalah jenis senjata lempar misalnya "tombak" atau "panah" atau bisa
juga "umban/ ketapel" (sebagaimana senjata Daud mengalahkan Goliat). Atau jenis-jenis senjata
lempar apa saja yang dilontarkan dari jarak jauh, itulah "doa".

Latar belakang pemikiran tsb adalah bahwa Prajurit Roma yang kala itu sedang ditugaskan menjaga
Rasul Paulus dalam masa tahanannya (yang kemungkinan besar adalah "tahanan rumah" kala itu) ini
memang Prajurit itu hanya mengenakan 6 elemen perlengkapan, yaitu

1. Ikat Pinggang
2. Baju Zirah
3. Kasut/ pelindung kaki
4. Perisai
5. Ketopong/ Helm
6. Pedang

Prajurit Romawi yang menjadi penjaga "tahanan rumah" tidak perlu menggunakan jenis senjata
lempar misalnya "tombak/ panah/ ketapel" yang sedianya untuk mengadakan penyerangan jarak jauh
dengan melontarkan senjata. Maka kalau boleh saya metafora-kan "doa" adalah jenis senjata lempar
yang ampuh yang dapat dilontarkan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya seorang dapat
mendoakan pemipin negaranya dari rumahnya sendiri yang jauh di pelosok sedangkan yang
didoakannya berada di ibu-kota. Seorang dapat mendoakan suatu pelayanan penginjilan dari satu
tempat ke tempat yang lain. Dan Doa adalah senjata yang ampuh untuk menangkis dan menyerang
macam-macam pencobaan.

Maka, meski Rasul Paulus sudah memerincikan 6 jenis senjata Ikat Pinggang, Baju Zirah, Kasut/
pelindung kaki, Perisai, Ketopong/ Helm, dan Pedang, Rasul Paulus perlu menambahkan suatu senjata
yang sangat penting dari semuanya itu, yaitu: doa (Efesus 6:18).

TETAPLAH BERDOA:

6:18 LAI TB, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala
orang Kudus,
KJV, Praying always with all prayer and supplication in the Spirit, and watching thereunto
with all perseverance and supplication for all saints;
TR, δια πασης προσευχης και δεησεως προσευχομενοι εν παντι καιρω εν πνευματι και εις
αυτο τουτο αγρυπνουντες εν παση προσκαρτερησει και δεησει περι παντων των αγιων
Translit interlinear, dia {dengan} pasês {segala} proseukhês {doa} kai {dan} deêseôs
{permohonan} proseukhomenoi {berdoalah} en {pada} panti {setiap} kairô {waktu} en {di
dalam} pneumati {Roh} kai {dan} eis {terhadap} auto touto {hal ini} agrupnountes {memberi
perhatian} en {dengan} pasê {segala} proskarterêsei {ketekunann} kai {dan} deêsei
{permohonan} peri {bagi} pantôn {semua} tôn hagiôn {orang2 kudus}

6:19 LAI TB, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan
perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,
KJV, And for me, that utterance may be given unto me, that I may open my mouth boldly, to
make known the mystery of the gospel,
TR, και υπερ εμου ινα μοι δοθειη λογος εν ανοιξει του στοματος μου εν παρρησια γνωρισαι
το μυστηριον του ευαγγελιου
Translit interlinear, kai {dan} huper {untuk} emou {aku} hina {supaya} moi {kepadaku}
dotheiê {diberikan} logos {perkataan} en {dalam} anoixei {pembukaan} tou stomatos
{mulut} mou {-ku} en {dengan} parrêsia {keberanian} gnôrisai {untuk memberitahukan} to
mustêrion {rahasia} tou euaggeliou {injil/ kabar baik}

6:20 LAI TB, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan
keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.
KJV, For which I am an ambassador in bonds: that therein I may speak boldly, as I ought to
speak.
TR, υπερ ου πρεσβευω εν αλυσει ινα εν αυτω παρρησιασωμαι ως δει με λαλησαι
Translit interlinear, huper {untuk} hou {(-nya) yang} presbeuô {aku adalah utusan} en
{dalam} alusei {keadaan dipenjara} hina {supaya} en {dengan} autô {dia} parrêsiasômai
{aku berbicara dengan berani} hôs {sebagaimana} dei {harus} me {aku} lalêsai {berbicara}

Doa ini diberikan dalam akhir penjabarannya tentang perlengkapan senjata Allah. Rasul Paulus
menasehatkan agar umat selalu berdoa pada setiap kesempatan. Doa ini diberikan setelah ia
menguraikan seluruh perlengkapan senjata rohani. Dalam melawan Iblis, orang Kristen harus
memanjatkan "setiap bentuk doa dan permohonan". Seberapa sering? Rasul Palus menasehatkan
"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh" (Efesus 6:18).

Saat menghadapi godaan, cobaan, atau perasaan kecil hati, doa dapat sangat menguatkan kita (Matius
26:41). Tuhan Yesus pada masa inkarnasi-Nya memberikan teladan tentang doa:

* Ibrani 5:7
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan
ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan
karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Doa adalah hubungan langsung dengan Bapa sorga yang perlu bagi kita. Kita bisa menutup semua
pintu pikiran dosa dan kebimbangan yang meliputi pikiran kita dan semua pemikiran yang tidak suci
dengan mengankat jiwa kita pada Allah melalui doa yang tekun. Iblis gemetar bila ia melihat orang
kudus yang lemah sekalipun bertelut dalam doa.

KENAKANLAH SELURUH PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH:

Iblis tahu bahwa waktunya tinggal sedikit, dan ia mempergencar upayanya untuk menaklukkan kita
(Wahyu 12:12, 17). Kita harus melawan musuh yang kuat ini dan berjuang dalam perjuangan yang baik
dari iman (1 Timotius 6:12). Untuk itu, kita membutuhkan kekuatan yang melampaui apa yang normal
(2 Korintus 4:7). Kita juga membutuhkan bantuan Roh Kudus dan oleh karena itu, mesti berdoa
memintanya. Doa adalah komunikasi antara kita dengan Sang Empunya langit dan bumi, yang
memiliki kuasa, Dia adalah Bapa kita, yang tentu tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang terbaik bagi
anak, anak-Nya. Tuhan Yesus berkata

* Lukas 11:9-13
11:9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
11:10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat
dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
11:11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan
ular kepada anaknya itu ganti ikan?
11:12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta
kepada-Nya."

Maka, jelaslah, kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata yang Allah sediakan. Untuk itu,
kita harus memupuk sifat-sifat yang saleh, seperti iman dan keadilbenaran. Kita harus mengasihi
kebenaran seolah-olah pinggang kita diikat olehnya, kita harus siap memberitakan kabar baik pada
setiap kesempatan, dan kita harus terus mengingat harapan di masa depan. Kita harus belajar
mengayunkan pedang roh dengan terampil. Dengan mengenakan seluruh perlengkapan senjata dari
Allah, kita dapat menjadi pemenang dalam pergulatan kita melawan kumpulan roh yang fasik dan
dapat benar-benar memuliakan nama Allah yang kudus (Roma 8:37-39).
5. HAL LAIN YANG MENURUT Anda FAKTOR PENTNG DALAM KK

1. Pemagangan
a. Pengertian Pemagangan
Pemagangan ialah suatu pengalaman relasional yang di dalamnya seseorang menegarkan yang lain dengan apa
yang diperolehnya dari Allah.
Paul Stanley dan Robert Clinton mendefinisikan pemagangan sebagai suatu pengalaman yang menyangkut
hubungan, yang di dalamnya seorang memberikan kemampuan kepada orang lain dengan cara membagikan
ketrampilan yang Allah karuniakan.
b. Kontribusi yang Dibutuhkan dalam Proses Pemagangan
Ada berbagai elemen yang dibutuhkan sebagai kontribusi dalam proses pemagangan, yaitu pendisiplinan,
penuntun rohani, pelatih, konselor, guru, dan sponsor.
c. Elemen Penting dalam Pemagangan
Ada tiga elemen penting yang dibutuhkan dalam proses pemagangan yaitu:
1. Hubungan. Dalam pemagangan dibutuhkan hubungan yang baik antara pemimpin dan orang yang dibimbing.
2. Menjadi model hidup. Pembimbing memberikan pelajaran yang utama yaitu melalui contoh kehidupannya.
Pembimbing menjadi model hidup bagi orang yang dibimbing.
3. Peneguhan harapan. Pembimbing perlu mengobarkan harapan baru orang yang dibimbing manusia.
d. Ciri Karakteristik Pembimbing atau Mentor
Ada beberapa ciri umum yang dibutuhkan seorang mentor atau pembimbing yang baik, antara lain:
- Kemampuan untuk serta merta melihat potensi yang ada pada seseorang.
- Toleransi terhadap kesalahan, kelancangan, kekasaran, dan sejenisnya agar dapat melihat potensi tersebut
berkembang.
- Keluwesan dalam menanggapi rupa-rupa orang dan keadaan.
- Kesabaran, karena mengetahui bahwa untuk berkembang dibutuhkan waktu dan pengalaman.
- Perspektif, memiliki visi dan kemampuan untuk melihat jauh ke depan dan menunjukkan langkah-langkah
berikut yang diperlukan oleh seorang yang dibimbing.
- Karunia-karunia dan kemampuan-kemampuan yang membangun dan membangkitkan semangat orang lain.
e. Sasaran dari Pemagangan
Paling tidak ada tiga hal yang menjadi sasaran dalam proses pemagangan, yakni: (1) formasi pelayanan, di mana
aspek yang ingin dikembangkan yaitu pengembangan keterampilan; (2) formasi karakter, di mana hal yang
utama adalah pengembangan dalam bidang spiritual; (3) formasi strategis, yang membutuhkan penerapan nilai-
nilai pelayanan.
f. Saran Langkah Praktis dalam Proses Pemagangan
Ada beberapa saran sebagai langkah praktis yang penting dalam proses pemagangan, yaitu: (1) mengadakan
hubungan pembimbingan; (2) secara bersama-sama menyepakati tujuan hubungan ini; (3) menentukan
keteraturan interaksi; (4) menentukan jenis pertanggungjawaban; (5) membuat mekanisme komunikasi; (6)
menjelaskan tingkat keberhasilan; (7) menetapkan siklus kehidupan hubungan tersebut; (8) mengadakan
evaluasi dari waktu ke waktu atas hubungan itu; (9) menyesuaikan harapan-harapan agar cocok dengan yang ada
dalam situasi pembimbingan; (10) menyelesaikan hubungan pembimbingan itu.
2. Pelatihan Kepemimpinan Kristen

Anda mungkin juga menyukai