Anda di halaman 1dari 8

LEADERSHIP IS A PROCESS, NOT A POSITION

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ethics and Business Law

Oleh :
1. Rani Komalasari 2053023
2. Najmi Muna 2053024

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2021
KEPEMIMPINAN BERKAITAN DENGAN PROSES BUKAN DENGAN PERAN DALAM
JABATAN (POSISI)

I. Latar Belakang
Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam praktek keseharian sering kali
penggunaan istilah kepemimpinan dan pemimpin selalu dicampur adukkan, bahkan tidak
jarang pula ditambahkan dengan kata manajemen, oleh karena itu perlu kita ungkapkan
kembali konsep pemikirannya untuk memahami kembali yang terkait dengan konsep
kepemimpinan. Kepimpinan adalah suatu proses yang berkaitan yang disebut dengan langkah
maupun tindakan untuk mempengaruhi orang lain.
Dalam proses tersebut terdapat beberapa faktor yang terkait :
1. Pemimpin
2. Pengikut
3. Situasi
Dengan memperhatikan ketiga faktor – faktor tersebut diatas, maka dapat dimasukan
kedalam suatu konsep bahwa kepemimpinan adalah sebagai suatu proses, dimana sikap
dan perilaku dalam langkah maupun tindakan akan tergambarkan oleh peran bawahan atau
pengikut disatu sisi dan disisi lain oleh peran pemimpin dengan memperhatikan situasi yang
dihadapi.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah
jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri
seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian
dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap
ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika
keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir
menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Ketika pada suatu hari filsuf besar Cina, Lao Tsu, ditanya oleh muridnya tentang siapakah
pemimpin yang sejati, maka dia menjawab :
“As for the best leaders, the people do not notice their existence. The next best, the people honour
and praise. The next, the people fear, And the next the people hate.When the best leader’s work
is done, The people say, ‘we did it ourselves’.”
Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka
yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim
akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah
seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer. Konsep
pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh
para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian
(honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan,
semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati
adalah kepemimpinan yang didasarkanpada kerendahan hati (humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah
hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya
dari negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka. Sebuah acara
talk show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana Nelson
Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah
Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan karakter
dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga dia menjadi manusia yang rendah
hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama bertahun-
tahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa
perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas
yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas,
seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Karakter Seorang Pemimpin Sejati
Setiap kita memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Dalam tulisan ini saya
memperkenalkan sebuah jenis kepemimpinan yang saya sebut dengan Q Leader.
Kepemimpinan Q dalam hal ini memiliki empat makna.
1. Q berarti kecerdasan atau intelligence (seperti dalam IQ – Kecerdasan Intelektual, EQ
– Kecerdasan Emosional, dan SQ – Kecerdasan Spiritual). Q Leader berarti
seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ—EQ—SQ yang cukup tinggi.
2. Q Leader berarti kepemimpinan yang memiliki quality, baik dari aspek visioner
maupun aspek manajerial.
3. Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi (dibaca ‘chi’ – bahasa
Mandarin yang berarti energi kehidupan).
4. Makna Q keempat adalah seperti yang dipopulerkan oleh KH Abdullah
Gymnastiar sebagai qolbu atau inner self.
Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya
(qolbu-nya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu
management). Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu
belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence
– quality – qi — qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan
organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin. Tiga aspek
penting dari seorang pemimpin, yaitu :
1. Perubahan karakter dari dalam diri (character change)
2. Visi yang jelas (clear vision)
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence)
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk
senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan
kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengetahuan, dll) maupun dalam
hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metoda
kepemimpinan).
Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell:
”The only way that I can keep leading is to keep growing. The day I stop growing, somebody else
takes the leadership baton. That is the way it always it.”
“Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa
bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan
tersebut.”
II. PEMBAHASAN

Mendalami Proses Dalam Kepemimpinan Bertitik tolak dari rumusan kepemimpinan


dari pemahaman atas huruf bahwa KEPEMIMPINAN adalah (K)apabilitas dari seseorang
- (E)ntrepreneur untuk melaksanakan - (P)emberdayaan - (E)mosional sebagai daya dorong orang
berpikir untuk - (M)empengaruhi hubungan - (I)nterpersonal dalam usaha untuk –
(M)emotivasi gaya - (P)erilaku pada tingkat - (I)ntensitas pada kemampuan - (N)alar yang
sejalan dengan - (A)kal dan (N)aluri.
Sejalan dengan pemahaman diatas, maka untuk menyingkap konsepsi
kepemimpinan sebagai proses dan bukan posisi, lebih lanjut akan diungkapkan latar belakang
pemikiran mengenai hal-hal yang diutarakan dibawah ini :
Pertama, Kepemimpinan adalah setiap orang berbisnis. Banyak cara untuk
mengungkapkan proses dalam pemahaman kepemimpinan dari beberapa pendekatan,
ada yang melihat dengan memfokuskan dari personalitas, tantangan psikologis, perilaku
pemimpin, hubungan antara pemimpin dan pengikut dan ada juga melihat dari situasi
yang berdampak kepada tindakan para pemimpin.
Sejalan dengan pendekatan yang diungkapkan diatas, maka lahir pemikiran untuk
memahami proses kedalam kepemimpinan menjadi apa yang disebut
1. Kepemimpinan adalah baik dari sisi pengetahuan dan atau seni.
2. Kepemimpinan baik dari sisi rasional maupun emosional .
3. Kepemimpinan dan manajemen.
4. Kepemimpinan dan pengikut.
5. Kepemimpinan pada tingkat yang besar dan kecil.
Yang menjadi persoalan dalam mendalami kepemimpinan sebagai suatu proses, sangat
dipengaruhi pandangan tradisonal yang mengungkapkan bahwa terdapat rintangan-rintangan
yang berkaitan dengan pengembangan kepemimpinan dari sudut apa yang diungkapkan
dalam pikiran mengenai Kepemimpinan yang baik adalah pikiran pada umumnya
“Kepemimpinan adalah dilahirkan bukan dibentuk“ Walaupun begitu banyak definisi
kepemimpinan yang ada, kita merumuskan kepemimpinan sebagai suatu proses dalam
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan kelompok. Jadi kepemimpinan setiap
orang berbisnis dan berarti setiap orang bertanggung jawab, maka pembelajaran sebagai
kerangka kerja konsepsional untuk pemikiran tentang kepemimpinan dapat membantu dalam
membentuk kepribadian atas pengalaman anda dari pekerjaan terutama yang menyangkut
pengembangan nilai-nilai kepemimpinan.
Kedua, Kepemimpinan adalah dikembangkan melalui Pendidikan dan Pelatihan
bertitik tolak dari pemikiran perspektif yang dipergunakan untuk menganalisa beragam
situasi kepemimpinan yang diuraikan diatas, maka disadari bahwa relatif sulit untuk para
pemimpin mengembangkan metoda ini dari analisis atas dirinya sendiri, oleh karena itu
pendidikan formal sebagai cara yang terbaik dalam pengembangan dari sudut perspektif
kepemimpinan yang diberikan melalui pendidikan dan pelatihan formal. Sejalan dengan
pikiran diatas maka disusunlah suatu model yang mengkaitkan dengan pengalaman terhadap:
1. Tindakan, apa yang dikerjakan anda.
2. Refleksi, bagaimana anda memandang saat ini dan bagaimana anda
merasakannya mengenai hal tersebut.
3. Observasi, apa yang terjadi hasil dan dampak lainnya.
Jadi kunci peranan dari persepsi dalam lingkaran pengalaman tersebut dapat
mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan refleksi dan pengembangan kepemimpinan
pengembangan kepemimpinan melalui pengalaman, pendidikan dan pelatihan yang
kesemuanya akan terkait dalam rangka membangun citra kepemimpinan anda sendiri.
Ketiga, Kepemimpinan melibatkan suatu interaksi diantara pemimpin, para pengikut
dan situasi : Berdasarkan makna kepemimpinan yang telah diungkapkan sebagai
suatu proses mempengaruhi, maka pendalamannya dapat melihat dari beberapa lensa. Untuk itu
dapat dipelajari melui model suatu kerangka yang tertuang dalam “An international
framework for analyzing leadership, adapted from Hollander e.p.leadership dynamics,
new york free press 1978”, dituangkan dari hasil studi kasus.
Dari model tersebut diungkap :
 Lensa pemimpin (personalitas, posisi, keahlian dsb)
 Lensa pengikut ( nilai, norma keyakinan dsb)
 Lensa situasi ( tugas, stress lingkungan dsb).
Melalui model tersebut dicoba mengungkapkan yang terkait dengan
kepemimpinan dan manajemen kedalam 1) Interaksi pemimpin, pengikut, situasi 2) Interaksi
manajer pengikut, situsi 3) Interaksi kepemimpinan, manajemen, kedekatan saudara sebagai
pikiran akhir.
Dengan memperhatikan pikiran diatas, maka tidak sederhana menerima yang terkait
dengan kepemimpinan efektif, sebagai gambaran dituliskan pandangan pernyataan seseorang
kedalam visi, mental yang terpikirkan, motivasi, perilaku yang berhasil. Jadi kepemimpinan
adalah suatu proses dalam mana pemimpin dan pengikutnya berinteraksi secara dinamis
terutama dalam suatu situasi atau lingkungan, sehingga pemahamannya lebih luas dari konsep
pemimpin itu sendiri, sehingga pemahaman yang terkait dengan keefektifan kepemimpin
tidak dapat diungkap secara sederhana karena bagaimanapun juga kemimpinan dapat
membentuk perbedaan sehingga dari setiap orang terlibat apa yang disebut kepercayaan dan
keyakinan sebagai faktor kunci yang mempengaruhi proses dalam kepemimpinan.
Keempat, menilai kepemimpinan dan mengukur atas dampaknya : Dalam praktek
terjadi kesenjangan dalam penelitian yang terkait dengan bagaimana meningkatkan
keterampilan kepemimpinan sehingga sangat sedikit hasil yang diperoleh dari hasil
penelitian. Oleh karena itu, penilaian kepemimpinan akan terkait dengan pemahaman kita
mengenai :
1. Pentingnya pemahaman rumusan atas kepemimpinan
2. Metoda-metoda yang dipergunakan terhadap penilaian kepemimpinan
3. Aplikasi-aplikasi praktis dari penilaian kepemimpinan. Dampaknya pengukuran dari
kepemimpinan yang terkait pada : 1) Ukuran-ukuran secara umum mengenai keberhasilan
dan tidak keberhasilan kepemimpinan 2) Implikasi praktis yang berkaitan ukuran kesuksesan
kepemimpinan.
III. PENUTUP

Kepemimpinan sebagai suatu konsepsi sangat menekankan pembahasannya dari sisi


proses bukan posisi yang kebanyakan orang berpikir untuk menunjukkan peran dalam jabatan,
sehingga sebagai konsepsi dapat diterapkan dan dikembangkan terus untuk mendalaminya
melalui pendidikan dan pelatihan, mengungkapkan interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi
untuk mempertegas kepemimpinan berkaitan dengan proses mempengaruhi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Atr, Suara. 2008. Kepemimpinan Berkaitan Dengan Proses Bukan Dengan Peran Dalam Jabatan
Posisi. https://sdmatr.wordpress.com/2008/06/11/kepemimpinan-berkaitan-dengan-proses-
bukan-dengan-peran-dalam-jabatan-posisi/. Diakses 10 Maret 2021.
Indrapradja, Tiardja. 2015. Kepemimpinan Adalah Sebuah Proses.
https://www.kompasiana.com/indrapradja/552fc2156ea8348f328b4571/kepemimpinan-
adalah-sebuah-proses. Diakses 22 Maret 2021.
Kepemimpinan Berkaitan Dengan Proses Bukan Dengan Peran diposting dalam
https://studylibid.com/doc/497292/kepemimpinan-berkaitan-dengan-proses-bukan. Diakses
10 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai