Anda di halaman 1dari 2

Essay Kepemimpinan

Oleh : Apriliani Indri Hapsari (Calon BLM Kebendaharaan Negara/Anggaran)


Setiap orang tidak dapat hidup sendirian karena sejatinya manusia adalah makhluk
sosial yaitu membutuhkan orang lain untuk menjalani hidup. Dalam menjalani hidup,
manusia selalu berinteraksi bukan hanya dengan sesamanya tetapi juga dengan
lingkungan. Oleh karena itu, manusia selalu hidup bersama dan berdampingan membentuk
sebuah kelompok, mulai dari yang terkecil yaitu keluarga.
Sudah pasti tidak mudah menjalani hidup secara berkelompok mengingat masingmasing individu mempunyai kepentingan dan keinginan yang berbeda. Terkadang, masalah
antarindividu maupun antarkelompok pun tidak dapat dihindari. Diperlukan jiwa
kepemimpinan yang sejati dalam kehidupan ini. Jiwa yang haus untuk menegakkan
keadilan, jiwa yang penuh dengan semangat dan kecerdasan sehingga mampu mengatasi
masalah yang rumit sekalipun.
Pada dasarnya dalam diri setiap manusia memiliki jiwa kepemimpinan karena ini
memang merupakan anugerah dari-Nya. Minimal, seorang manusia harus dapat memimpin
dirinya sendiri. Hendak berbuat apakah dirinya untuk kebaikan dan kualitas hidupnya. Jika
seseorang telah mampu memimpin dirinya ke jalan yang benar, berarti ia mampu menjadi
contoh bagi orang lain. Kepemimpinan yang sejati telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad
Sallallahualahi wasallam. Pemimpin ala Rasulullah ialah pemimpin yang mampu
memberikan keteladanan yang baik yaitu mampu memberikan contoh yang baik bagi
orang-orang sehingga dapat mencetak pemimpin-pemimpin hebat selanjutnya.
Ada banyak pendapat mengenai definisi pemimpin maupun kepemimpinan.
Beberapa di antaranya ialah sebagai berikut
1. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri
mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
2. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan
orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
3. Menurut (Ngalim purwanto1991). Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkain
kemampuan dan sifat-sifat kepribadian termasuk didalamnya kewibawaan, untuk sarana
dalam rangka meyakinkan yang dipimpinya agar mereka mau dan dapat melaksanakan
tugas-tugas yang dibebangkan kepadanya dengan rela, penuh semangat, adanya
kegembiraan batin, merasa tidak terpaksa.

4. Menurut Danim kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung
dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Sedangkan menurut Pancasila, ideologi negara Indonesia, kepemimpinan ialah
kemampuan dari seseorang untuk mendorong, menuntun, dan membimbing.

Mungkin pernah suatu ketika kita duduk di bangku SD mendengar istilah:


Ing ngarsa sung tuladha, yang artinya dari depan memberikan contoh (teladan yang baik).

Ing madya mangun karsa, artinya dari tengah membangkitkan semangat dan dukungan.

Tut wuri handayani, artinya dari belakan memberikan motivasi atau dorongan.
Seorang pemimpin memang hendaknya ialah seseorang yang memiliki karakter
yang kuat di antara lingkungannya. Seseorang yang memiliki keunggulan dibandingkan
yang lain, seseorang yang mampu memberikan persuasi dan motivasi kepada banyak
orang ialah karakteristik pemimpin. Pemimpin harus mampu membawa anggotanya
bersama-sama berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan, menyelesaikan berbagai
masalah, bersikap tenang dan tidak gegabah dalam bertindak, bijak dalam berpikir, adil
dalam berbuat dan berbagi, mengedepankan kepentingan bersama bukan kepentingan
dirinya sendiri. Perlu ditekankan lagi bahwa pemimpin ialah seseorang yang memberikan
teladan yang baik bagi masyarakat dan lingkungan.
Menjadi seorang pemimpin akan dituntut pertanggungjawabannya tidak hanya
secara horizontal tapi juga vertikal, yaitu pertanggungjawaban kepada lingkungan yang
memberikan amanah dan kepercayaan kepada sang pemimpin, juga pertanggungjawaban
kepada Allah Subhanahu wataala sebagai Dzat yang menciptakan dan memberikan
kesempatan itu kepadanya.
Jiwa kepemimpinan sejatinya telah ada dalam diri kita masing-masing sejak Ia
menetapkan bahwa kita akan dilahirkan dan menjalani kehidupan di dunia ini. Apa yang
bisa kita lakukan untuk perbaikan diri ke arah jalan yang diberkahi-Nya adalah salah satu
contoh sifat kepemimpinan dan keteladanan dalam diri setiap insan yang bernyawa.
Seorang pemimpin yang baik sepantasnya mampu mengkombinasikan antara ilmu,
agama, dan seni dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai