KEPEMIMPINAN PANCASILA
“Di ajukan untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Wawasan Kebangsaan”
Disusun oleh :
Nama & NIM :
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah Wawasan Kebangsaan dengan
judul “Pembangunan Pancasila“.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Kayus Kayowuan Lewoleba, SH,MH.
selaku dosen mata kuliah Wawasan Kebangsaan yang telah membimbing dan memberikan
kuliah demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Wawasan Kebangsaan dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri
kami dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah
ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun
sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan Pancasila
B. Konsep Kepemimpinan Pancasila
C. Kepemimpinan Menurut Sila-Sila Pancasila
D. Pemimpin Yang Berjiwa Pancasila
E. Azas-Azas Kepemimpinan Pancasila
F. Sumber, Landasan dan Perspektif Kepemimpinan Pancasila
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Studi tentang kepemimpinan sudah sangat tua dan melahirkan begitu banyak teori, mulai
dari the great men theory yang menganggap bahwa pemimpin itu dilahirkan, kemudian dilanjutkan
dengan teori sifat yang mencoba menidentifikasi kepemimpinan berdasarkan sifat-sifat yang
melekat pada pemimpin yang berhasil, kemudian lahir teori prilaku yang menganalisis
kepemimpinan yang berhasil itu ditentukan oleh prilaku-prilaku tertentu, dan teori kontingensi
yang menganalisis bahwa kepemimpinan itu harus didasarkan pada situasi dan kondisi dimana
kepemimpinan itu dijalankan. Inilah garis besar teori kepemimpinan yang berkembang selama ini.
Namun, pada tataran teori ini tidak satupun teori yang bisa menjelaskan konsep teori apa
yang cocok untuk situasi kondisi yang ada di indonesia sebagaimana yang dijelaskan oleh teori
situasional atau kontingensi. Ada suatu konsep yang dikemukankan dari teori lokal yang
berdasarkan falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu pancasila.
Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia, dimana pola hidup masyarakatnya
selalu berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung pada pancasila. Kepemimpinan pancasila
adalah kepemimpinan yang unsur-unsur nilainya memiliki nilai universal.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Mantan presiden Soeharto menjelaskan tentang asas kepemimpinan Hasta Brata (delapan laku
kepemimpinan). Delapan laku tersebut antara lain:
Lir Surya (matahari)
Dengan lambang ini diharapkan seorang pemimpin dapat berfungsi seperti matahari bagi yang
dipimpin. Dapat memberi semangat, memberi kekuatan dan daya hidup bagi orang-orang yang
dipimpinnya.
Lir Candra (bulan)
Dengan lambang ini seorang pemimpin hadaknya berfungsi sebagai bulan, yakni membuat
senang bagi anggotanya dan memberi terang pada waktu gelap. Ketika dalam keadaan sulit, Sang
pemimpin mampu tampil untuk memberi jalan terang atau jalan keluar dari kesulitan.
Lir Kartika (bintang)
Bintang adalah sebagai pedoman bagi pelaut atau pengarung samudra. Dengan lambang ini
pemimpin handaknya berteguh iman takwa, memiliki teguh pendirian sehingga menjadi pedoman
dan panutan bagi rakyatnya yang mungkin kehilagan arah.
Lir Samirana (angin)
Dengan lambang ini, diharapkan seorang pemimpin bersifat seperti angin, teliti, tidak mudah
dihasut. Dia harus “manjing ajur ajer” bergaul dengan rakyat lapisan manapun, guna mencari
masukan untuk menetapakan kebijakan dan keputusan.
Lir Mega mendung (awan hujan)
Mendung memberi kesan menakutkan, tapi apabila hujan turun akan bermanfaat bagi bumi.
Dengan lambang ini, pemimpin diharapkan dapat tampil berwibawa, namun keputusan dan
kebijakan yang diambilnya hemdaknya bermanfaat bagi yang dipimpinnya.
Lir Dahana (api)
Dengan lambang ini, diharapkan seorang pemimpin tegas dan keras seperti api dalam
menegakkan disiplin dan keadilan.
Lir Samudra (laut atau samudra)
Dengan lambang ini, diharapkan pemimpin berwawasan luas, sanggup menerima dan
mendengar persoalan, menyeringnya dan membuat suasana menjadi jernih kembali tanpa ada rasa
dendam.
Lir Bantala (bumi)
Dengan lambang ini, diharapkan pemimpin tidak hanya mau berada diatas, tetapi juga bersedia
dibawah. Sang pemimpin seolah-olah menjadi tempat pijakan, sentosa budinya, jujur dan murah
hati bagi anak buahnya.
Menurut Wahjosumidjo
Menurut Wahjosumidjo, Kepemimpinan Pancasila adalah bentuk kepemimpinan modern yang
selalu menyumberkan diri pada nilai-nilai dan norma-norma pancasila.
Kepemimpinan Pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala
daya sumber masyarakat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila mencapai untuk
tujuan nasional.
Kepemimpinan Pancasila adalah suatu perpaduan dari kepemimpinan yang bersifat universal
dengan kepemimpinan indonesia, sehingga dalam kapemimpinan pancasila menonjolkan dua
unsur, yaitu “Rasionalitas” dan “semangat kekeluargaan”.
C. KEPEMIMPINAN MENURUT SILA-SILA PANCASILA
Bagi suatu organisasi apapun, baik itu Negara, Partai Politik, LSM, Ormawa, OKP, dll yang
ingin memperoleh kemajuan dalam bidang usahanya, maka kepemimpinan yang baik mutlak
dibutuhkan bagi organisasi itu terutama keahlian dalam bidang tersebut, Dalam suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya, maka seorang pemimpin harus dapat mengelola dan mengarahkan
elemen-elemen yang ada secara baik dan teratur. Seorang pemimpin harus dapat menciptakan
suatu kerjasama yang harmonis di antara pimpinan dan bawahan. Kepemimpinan Pancasila adalah
Kepemimpinan yang membawa masyarakat dalam kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD’45. Keyakinan pemimpin pancasila :
1. Semangat Nasionalisme
2. Semangat Kekeluargaan
3. Semangat Gotong Royong
4. Pembangunan Isi Kemerdekaan
5. Pembangunan Falsafah Negara Pancasila
6. Pembangunan Amalan Pancasila
7. Pembangunan Fungsi Manajemen
8. Pembangunan Memadu Budaya Tradisi dan Modernisasi
9. Pembangunan Berazas Persatuan, Kebersamaan, Kesatuan
Dalam kepemimpinan Pancasila keterpaduan pola pikir modern dengan pola pikir Pancasila
bertumpu pada azas-azas sebagai berikut:
1. Azas Kebersamaan
Menurut azas kebersamaan, dalam Kepemimpinan Pancasila hendaknya:
a. Pemimpin dan yang dipimpin merupakan kesatuan organisasi
b. Pemimpin tidak terpisah dengan yang dipimpin
c. Pemimpin dan yang dipimpin saling pengaruh mempengaruhi
d. Pemimpin dan yang dipimpin bukan unsur yang saling bertentangan sehingga tidak terjadi
dualisme
e. Masing-masing unsur yang terlibat dalam kegiatan mempunyai tempat dan kewajiban hidup
(dharma) sendiri-sendiri dan merupakan suatu golongan yang paling kuat, tetapi juga tidak
menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat
f. Tanpa ada yang dipimpin tidak mungkin ada pemimpin
Hal-hal yang dapat dianggap sebagai sumber kepemimpinan Pancasila antara lain berupa:
a. Nilai-nilai positif dari modernisme
b. Intisari dari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-norma kepemimpinan yang ditulis
oleh para nenek moyang.
c. Refleksi dan kontemplasi mengenai hakikat hidup dan tujuan hidup bangsa pada era
pembangunan dan zaman modern, sekaligus juga refleksi mengenai pribadi selaku ”manusia utuh”
yang mandiri dan bertanggung jawab dengan misi hidupnya masing-masing.
2. Landasan Kepemimpinan
4. Kepemimpinan demokratik
Kepemimpinan administratif yang mengacu pada sila ke-4 yaitu kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan atau dengan kata lain
adalah kepemimpinan demokratis pancasila. Adapun ciri-ciri kepemimpinan yang demokratis
pancasila ini menurut Drs. Sukarna adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan administartif tunduk dan taat kepada kehendak serta aspirasi-aspirasi rakyat di
dalam segala bidang baik yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
b. Kepemimpinan administratif selalu melaksanakan amanat rakyat yang tertuang dalam falsafah
hidupnya sendiri, UUD dan aturan lain yang ada dibawahnya yang merupakan aspirasi dan suara
rakyat
c. Kepemimpinan demokratik selalu menjunjung tinggi falsafah yang mendahulukan kepentingan
umum diatas kepentingan pribadi, buka ororiter atau tirani
d. Kepemimpinan demokratik harus menjunjung tinggi penegakan hukum, karena negara kita adalah
negara hukum
e. Kepemimpinan administratif mempunyai kewajiban untuk menegakan HAM
f. Kepemipinan yang demokratik pada dasarnya tidak memusatkan kekuasaan pada satu tangan,
namun meyerahkannya kepada pembagian yang proporsional.
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Indonesia membutuhkan pemimpin yang memimpin, bukan pemimpin yang dipimpin.
Pemimpin yang independen, merdeka tanpa ada tekanan dari pihak-pihak yang mencari
keuntungan pribadi. Pemimpi yang kuat, tangguh, jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang
sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin,
pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan
baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin. Selain
itu juga menjadi seorang pemimpin itu adalah amanah, begitu juga dengan para elite politik yang
duduk di struktur formal pemerintahan, mereka memperoleh jabatan karena rakyat telah
memberikan kepercayaan. Maka sudah menjadi keharusan bagi mereka untuk menyingkirkan apa
saja yang akan membuat murka hati rakyat dan menjauhkan diri dari apa saja yang akan membuat
rakyat menaruh benci.Pemimpin itu harus merakyat dan tidak menaruh jarak dengan rakyat, karena
adanya jarak akan mempersempit pengetahuan tentang kondisi rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Muchji, H.Ahmad. Drs., MM. dkk.2011 " Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli”
.Jakarta: Universitas Gunadarma
Ricky, Arnold Nggili. 2016. Structural or Non Structural Leadership. Jakarta: Guepedia
Sejati, Dwi Fajar. 2015. RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) SD Kelas 4,5,& 6.
Jakarta: Cmedia