Anda di halaman 1dari 14

1

PETUGAS ENTRY CLAM BPJS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah merupakan hak yang fundamental bagi setiap penduduk,
sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada pasal 28 h ayat 1. Selanjutnya ditegaskan lagi dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, dibentuklah Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial atau BPJS. BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia sesuai Undang-undang
Nomor 40 tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional dan Undang-undang
Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS
menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia menjadi
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan
menyelenggarakanjaminan kesehatan sedangkan BPJS Ketenagakerjaan
menyelenggaran jaminan kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan kematian.
Dalam pelaksanaan jaminan kesehatan, klaim pembayaran tidak dibayarkan oleh
pemerintah, tetapi diserahkan pada pihak BPJS Kesehatan. Dokumen klaim akan
diverifikasi oleh verifikator BPJS Kesehatan. Apabila pihak verifikator BPJS
Kesehatan menyetujui maka klaim akan diganti oleh pihak BPJS
Kesehatan, jika tidak disetujui maka klaim akan dikembalikan ke pihak rumah
sakit (Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan,
2014).
Salah satu sarana kesehatan yang membutuhkan pembiayaan adalah rumah
sakit. Dalam menyelenggarakan kegiatan, rumah sakit tetap memperhatikan
fungsi sosial yaitu setiap sarana kesehatan baik yang diselenggarakan oleh

1
2

pemerintah maupun swasta harus memperhatikan kebutuhan pelayanan


kesehatan golongan masyarakat kurang mampu dan tidak semata-mata mencari
keuntungan (Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009). Untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pada tahun 2005
dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), dengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas. Jadi rumah
sakit dituntut untuk meningkatkan kemandirian dalam mengelola keuangannya
sendiri.
Sukmawan dkk (2014) mengatakan bahwa, hambatan proses memenuhi
pertanggungjawaban klaim Jamkesmas adalah peserta tidak lengkap membawa
persyaratan Jamkesmas, dokter terlambat mengisi resume medis, terlambatnya
menyetor resume medis ke unit entry data klaim Jamkesmas, kekeliruan
memasukkan kode diagnosa dan tindakan, adanya software entry data dan klaim
Jamkesmas dan kurang dukungan dari unit-unit terkait. Sedangkan Hidayah dkk
(2014) mengatakan bahwa permasalahan yang sering terjadi pada BPJS adanya
keterbatasan Length of Stay (LOS), obat yang diganti oleh pihak BPJS hanya obat
generik saja, rujukan pasien yang pertama dari puskesmas yang berbelit-belit dan
sering terjadinya perbedaaan pendapat mengenai klaim verifikasi pengkodean
antar BPJS dan pihak rumah sakit sehingga mengakibatkan tertundanya
pencairan dana oleh BPJS.
Sesuai hasil Focus Group Discusion (FGD) yang di adakan oleh Dewan
Jaminan Sosial Nasional (DJSN) bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia
dan Harian Pelita dengan tema ”Evaluasi Implementasi Tarif Indonesia Case
Based Groups (INA-CBGs) Dalam Jaminan Kesehatan Nasional” menyimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi percepatan absensi klaim adalah jumlah
kunjungan peserta, jumlah tenaga verifikator dan jumlah tenaga pengkodean serta
sarana dan prasarana termasuk jaringan rumah sakit.

B. Identifikasi Masalah Di RSUD Teluk Kuantan

2
3

Secara fungsi petugas pengentryan data kleman BPJS bertanggung jawab


kepada Kuasa Negara, namun dalam jabatan sebagai bendahara pengeluaran
seorang bendahara juga bertanggung jawab secara pribadi. Hal ini mengapa
diharapkan seorang bendahara dalam bertindak harus berhati-hati.
Menjadi bendahara pengeluaran karena ditunjuk dan ditugaskan, bukan
atas kemauannya sendiri. Walaupun mungkin ada beberapa pegawai yang
memang ingin menjadi seorang bendahara, tetapi kalau tidak ditunjuk juga pasti
tidak akan menjadi bendahara.
Artinya dalam menjalankan tugasnya nanti, bendahara juga akan mengikuti
aturan pokok tersebut, bahwa ia hanya akan melaksanakan pembayaran atas
perintah kepala satker yang biasanya juga menjadi Kuasa Pengguna Anggaran.
Kuasa pengguna anggaran ini lah yang akan memerintahkan bendahara
pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran-pembayaran yang praktiknya
dikuasakan kepada pejabat pembuat komitmen. Jadi bendahara tidak akan
melakukan pembayaran bila tidak diperintahkan untuk membayar misalnya
pembayaran harus dilakukan melalui Surat Perintah Bayar (SPBy). Tetapi
bendahara pengeluaran tetap harus melaksanakan pengujian atas perintah bayar
tersebut, tetapi ada batasan-batasan pengujian yang dapat dilaksanakannya.
Dalam hal ini, ketelitian seorang bendahara pengeluaran benar-benar diuji.
Kami harus dengan bijak mebayarkan suatu anggaran yang diperintahkan oleh
pimpinan. Ditakutkan perintah yang di ajukan oleh pimpinan ternyata bertujuan
untuk menyelewengkan uang/anggaran negara.
Disamping itu, sebagai bendahara pengeluaran Pandangan para pegawai
di suatu satuan kerja atas jabatan bendahara pengeluaran akan menjadi salah
satu motivasi utama untuk menerima jabatan bendahara pengeluaran. Walaupun
bendahara pengeluaran merupakan pekerjaan yang tidak terlalu disukai oleh para
pegawai, tetapi para pegawai akan sangat senang dan bahagia bila ada pegawai
yang dengan besar hati menerima tugas tersebut. Apabila tugas tersebut
dilaksanakan dengan baik, maka bendahara pengeluaran akan dipandang
sebagai orang sangat penting oleh pegawai lainnya. Sebab bendahara
pengeluaran lah yang membayar honor bulanan para pegawai, biaya perjalanan
dinasnya, rapel gajinya, dan pembayaran-pembayaran lainnya.

3
4

Namun, ketika terjadi sedikit saja kesalahan atau keteledoran dari seorang
bendahara pengeluaran maka akan berhadapan dengan beberapa nada sumbang
yang akan menyerang. Beberapa kecaman pun akan datang bahkan dari rekan
kerja kita, contohnya ketika gaji bulanan lambat dikeluarkan.
Dengan peraturan pemerintah yang berubah-ubah menuntut kami harus
lebih update dengan perubahan tersebut, namun kendala jaringan internet yang
kurang memadai membuat kami di RSUD Teluk Kuantan sulit untuk mengakses
hal tersebut.

C. Maksud Dan Tujuan


a) Maksud
Maksud Penulisan Karya tulis ini dimaksudkan untuk memperoleh
data dan informasi yang objektif berkaitan dengan Proses pengkleman
BPJS di RSUD Teluk Kuantan sebagai syarat pengajuan Ujian penyesuaian
ijazah.
b) Tujuan
1. Untuk mengetahui kompetensi seorang bendahara.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam Proses
Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada RSUD Teluk
Kuantan.
3. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
dalam Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada
RSUD Teluk Kuantan.

4
5

BAB II
ANALISIS DAN PEMECAHAN

A. Analisis Masalah
a) Kompetensi
Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negeri Nomor: 46A
tahun 2003, tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Struktural Pegawai Negeri Sipil, pengertian kompetensi adalah:
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai
Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri
Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan
efisien.
Palan (2008: 8) menyatakan “Kompetensi sebagai karakteristik dasar
seseorang yang memiliki hubungan kausal dengan kriteria referensi
efektivitas dan/atau keunggulan dalam pekerjaan atau situasi tertentu”. Ada
5 (lima) karakteristik yang membentuk kompetensi menurut R.Palan
(2008:9) : a). Pengetahuan (knowledge) yaitu pengetahuan merujuk pada
informasi dan hasil pembelajaran; b) Keahlian (skill) yaitu keahlian merujuk
pada kemampuan melakukan suatu kegiatan; c) Konsep diri (self concept)
dan nilai-nilai (values) yaitu konsep diri dan nilai-nilai merujuk pada sikap,
nilai-nilai dan citradiri seseorang. d) Karakteristik pribadi (traits) karakteristik
pribadi merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap
situasi atau informasi. e) Motif (motives) yaitu motif merupakan emosi,
hasrat, kebutuhan psikologis, atau dorongan-dorongan lain yang memicu
tindakan.
Hutapea dan Thoha (2008:28) Spencer dan Spencer (1994) konsep
dasar kompetensi yang dimiliki oleh seseorang yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge) yaitu pengetahuan merupakan informasi
yang dimiliki seseorang. Pengetahuan adalah komponen utama
diperoleh dan mudah diidentifikasi.
2. Keterampilan (skill) yaitu keterampilan merupakan kemampuan

5
6

seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan.


3. Motif (motive) adalah sesuatu yang dipikirkan atau diinginkan
seseorang secara konsisten yang dapat menghasilkan perbuatan.
Dalam konteks penyelenggaraan Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia, kompetensi dikelompokkan atas 4 jenis,
yaitu (SANKRI, 2003: 75-76):
1. Kompetensi Teknik (technical competence) yaitu kompetensi mengenai
bidang yang menjadi tugas pokok organisasi. Bagi Pegawai Negeri Sipil
yang belum memenuhi persyaratan kompetensi jabatan perlu mengikuti
Diklat teknis yang berkaitan dengan persyaratan kompetensi jabatan
masing-masing.
2. Kompetensi Manajerial (managerial competence) adalah kompetensi
yang berhubungan dengan berbagai kemampuan manajerial yang
dibutuhkan dalam menangani tugas organisasi. Kompetensi manajerial
meliputi kemampuan menerapkan konsep dan teknik perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi kinerja unit organisasi,
juga kemampuan dalam melaksanakan prinsip good governance dalam
manajemen pemerintahan dan pembangunan termasuk bagaimana
mendayagunakan kemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Kompetensi Sosial (Social Competence), yaitu kemampuan melakukan
komunikasi yang dibutuhkan oleh organisasi dalam pelaksanaan tugas
pokoknya. Kompetensi sosial dapat terlihat di lingkungan internal
seperti memotivasi Sumber Daya Manusia dan atau peran serta
masyarakat guna meningkatkan produktivitas kerja, atau yang
berkaitan dengan lingkungan eksternal seperti melaksanakan pola
kemitraan, kolaborasi dan pengembangan jaringan kerja dengan
berbagai lembaga dalam rangka meningkatkan citra dan kinerja
organisasi, termasuk bagaimana menunjukkan kepekaan terhadap hak
asasi manusia, nilai-nilai sosial budaya dan sikap tanggap terhadap
aspirasi dan dinamika masyarakat.
4. Kompetensi intelektual/ Strategik intellectual/strategic competence),

6
7

yaitu kemampuan untuk berpikir secara strategic dengan visi jauh ke


depan. Kompetensi intelektual ini meliputi kemampuan merumuskan
visi, misi, dan strategi dalam rangka mencapai tujuan organisasi
sebagai bagian integral dari pembangunan Nasional, merumuskan dan
memberi masukan untuk pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan yang logis dan sistematis, juga kemampuan dalam hal
memahami paradigma pembangunan yang relevan dalam upaya
mewujudkan good governance dan mencapai tujuan berbangsa dan
bernegara, serta kemampuan dalam menjelaskan kedudukan, tugas,
fungsi organisasi instansi dalam hubungannya dengan Sistem
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Kompetensi dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan yaitu sifat dasar yang dimiliki atau bagian kepribadian yang
mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat
diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan sebagai dorongan
untuk mempunyai prestasi dan keinginan berusaha agar melaksanakan
tugas dengan efektif.
Kompetensi adalah penguasaan terhadap seperangkat pengetahuan,
ketrampilan, nilai nilai dan sikap yang mengarah kepada kinerja dan
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan
profesinya.
b) Pengertian Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan
yang merupakan tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau melakukan
sesuatu demi mencapai suatu tujuan.
Tugas menurut John & Mary Miner dalam Moekijat (1998:10),
menyatakan bahwa “Tugas adalah kegiatan pekerjaan tertentu yang
dilakukan untuk suatu tujuan khusus” Merupakan suatu kegiatan spesifik
yang dijalankan dalam organisasi. Sedangkan menurut Moekijat (1998:11),
“Tugas adalah suatu bagian atau satu unsur atau satu komponen dari suatu
jabatan. Tugas adalah gabungan dari dua unsur atau elemen atau lebih
sehingga menjadi suatu kegiatan yang lengkap”.

7
8

Definisi tugas menurut Dale Yoder dalam moekijat (1998:9), “The Term
Task isfrequently used to describe one portion or element in a job”
(Tugas digunakan untuk mengembangkan satu bagian atau satu unsur
dalam suatu jabatan). Stone dalam Moekijat (1998:10), mengemukakan
bahwa “A task is a specific work activity carried out to achieve a specific
purpose” (Suatu tugas merupakan suatu kegiatan pekerjaan khusus yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu).
Kesimpulan tugas pokok adalah kesatuan pekerjaan atau kegiatan yang
paling utama dan rutin dilakukan oleh para pegawai sesuai jabatannya
dalam sebuah organisasi yang memberikan gambaran tentang ruang
lingkup atau kompleksitas jabatan atau organisasi demi mencapai tujuan
tertentu.
Pengertian fungsi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
merupakan kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan.
Adapun menurut beberapa ahli, definisi fungsi, menurut The Liang Gie
dalam Nining Haslinda Zainal (2008). Fungsi merupakan sekelompok
aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya,
pelaksanaan ataupun pertimbangan lainnya.
Definisi fungsi menurut Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal (2008:22),
adalah rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain
untuk dilakukan oleh seorang pegawai tertentu yang masing-masing
berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau
pelaksanaannya. Definisi fungsi menurut Moekijat dalam Nining Haslinda
Zainal (2008:22), adalah sebagai suatu aspek khusus dari suatu tugas
tertentu.
Berdasarkan pengertian masing-masing dari kata tugas pokok dan
fungsi di atas, definisi tugas pokok dan fungsi tersebut dapat disimpulkan
kesatuan pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh para pegawai
yang memiliki aspek khusus serta saling berkaitan satu sama lain menurut
sifat atau pelaksanaannya untuk mencapai tujuan tertentu dalam sebuah
organisasi. David F. Smith dalam Gibson, Ivancevich, dan Donelly
(1993:37) menjelaskan mengenai hubungan antara pekerjaan pegawai,

8
9

yang dalam hal ini berupa tugas pokok dan fungsi dengan efektivitas
pegawai.
c) Tugas Pokok Bendahara
Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2)
disebutkan bahwa setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan,
membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-
barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2004 pasal 1 nomor urut 14 menyebutkan bahwa
bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan
atas nama Negara/daerah menerima, menyimpan, membayar, dan atau
mengeluarkan uang/surat berharga/barangbarang milik Negara/daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei


2008 pasal 3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara
Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang secara fungsional
bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya.
Dari pengertian bendahara tersebut di atas, maka secara umum dapat
dikatakan bahwa bendahara mempunyai tugas dan fungsi:
1. Menerima uang atau surat berharga/barang.
2. Menyimpan uang atau surat berharga/barang.
3. Membayar/menyerahkan uang atau surat berharga/barang.
4. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang
berada
dalam pengelolaannya.
d) Tugas Bendahara Pengeluaran
Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2)
disebutkan bahwa bendahara setiap orang yang diberi tugas menerima,
menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga
atau barang-barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan.

9
10

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal 1 nomor urut 14


menyebutkan bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan yang
diberi tugas untuk dan atas nama Negara/daerah menerima, menyimpan,
membayar, dan atau mengeluarkan uang/surat berharga/barangbarang
milik Negara/daerah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei
2008 pasal 3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara
Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang secara
fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya. Dari pengertian
bendahara tersebut di atas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa
bendahara mempunyai tugas dan fungsi:
a. Menerima uang atau surat berharga/barang.
b. Menyimpan uang atau surat berharga/barang.
c. Membayar/menyerahkan uang atau surat berharga/barang.
d. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang
berada dalam pengelolaannya.
Berdasarkan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi bendahara, maka
dikenal ada dua jenis bendahara yaitu Bendahara Penerimaan dan
Bendahara Pengeluaran. Selain itu, untuk aktivitas pekerjaan yang
kompleks dan lokasinya berjauhan dengan tempat kedudukan Bendahara
Pengeluaran Bendahara bertanggung jawab secara pribadi atas
pembayaran yang dilaksanakan dan bertanggung jawab hanya sebatas
pada uang yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN. Dalam
rangka pertanggungjawaban tersebut, bendahara wajib melakukan
pembukuan baik secara manual maupun menggunakan program
komputer.
Pembukuan bendahara diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja dan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-47/PB/2009

10
11

tanggal 10 November 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan


Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. Sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008
pasal 1 angka 16 dinyatakan bahwa Bendahara Pengeluaran adalah
orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan
kerja Kementerian Negara/Lembaga. Oleh karena itu semua transaksi
dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja yang berada di bawah
pengelolaannya harus dicatat dalam pembukuan Bendahara Pengeluaran.
Hal-hal penting yang perlu diketahui oleh Bendahara: 1. UU 1 tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara Bendahara adalah setiap orang
atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah,
menerima, menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat
berharga atau barang-barang negara/daerah. 2. Pasal 8, Tugas
kebendaharaan meliputi kegiatan menerima, menyimpan, membayar atau
menyerahkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya. 3. Pasal 21,
Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas
pembayaran yang dilaksanakannya. 4. Pasal 10, Bendahara adalah
Pejabat Fungsional (pasal 70) yang dibentuk selambatlambatnya 1 (satu)
tahun sejak Undang-undang ini diundangkan (tahun 2004). 5. UU no 17
tahun 2003 Pasal 35 (2), Setiap orang yang diberi tugas menerima,
menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga
atau barang-barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Ayat
3, Setiap bendahara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) bertanggung
jawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yang berada dalam
pengurusannya. Bendahara pengeluaran memiliki peran strategis dalam
pengelolaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Bendahara
pengeluaran harus dapat bekerja sama dengan pengelola keuangan

11
12

Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya seperti Kuasa Pengguna


Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat Penatausahaan
Keuangan. Bendahara pengeluaran dituntut memiliki kemampuan dalam
ketepatan proses keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan
ketepatan waktu untuk melaporkan keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah.
B. Pemecahan Masalah
Bendahara pengeluaran mempunyai peran strategis dalam pengelolaan
keuangan daerah di Satuan Kerja Perangkat Daerah masing masing. Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pengguna Anggaran seharusnya
menunjuk dan mengusulkan bendahara Satuan Kerja Perangkat Daerah
sesuai kompetensinya. Berikut adalah solusi terhadap kompetensi bendahara
pengeluaran atas tugas pokok dan fungsi:
1. Memiliki Profesionalitas, yaitu pertama, karakter, artinya harus memiliki
integritas yang tinggi, memiliki attitude yang selalu aware terhadap potensi
fraud dan berani bersikap untuk menjauhi hal-hal tersebut. Kedua,
kompetensi, berarti personil yang bertugas harus memiliki kemampuan
baik yang berdimensi soft competency maupun hard competency.
Bendahara Pengeluaran menjalankan kompetensi yang tidak kecil dalam
pengelolaan keuangan daerah. Oleh karena itu, untuk menjalankan
prinsipprinsip good governance di lingkungan pemerintahan, dan untuk
mengoptimalkan potensi sumber daya manusia pengelola keuangan
negara, yang di antaranya harus mampu melaksanakan pencegahan agar
tidak terjadi kebocoran dan penyimpangan.
2. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, bendahara
pengeluaran sebaiknya mengerti dan mampu menggunakan komputer
untuk menunjang pekerjaannya. Bendahara pengeluaran juga dituntut
mampu melaporkan secara manual, karena tidak menutup kemungkinan
computer atau system yang digunakan terjadi kerusakan system.

12
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan
APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/ pemerintah
daerah. Bendahara pengeluaran berwenang untuk:
4. Mengajukan permintaan pembayaran, baik melalui mekanisme UP/GU/TU
maupun LS;
5. Menrima dan menyimpan UP/GU/TU;
Melakukan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
1. Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan;
2. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;
3. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK,
apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.
Tantangan terbesar sebagai bendahara pengeluaran di RSUD Teluk
Kuantan ialah sorotan dari pegawai lainnya. ketika terjadi sedikit saja kesalahan
atau keteledoran dari seorang bendahara pengeluaran maka akan berhadapan
dengan beberapa nada sumbang yang akan menyerang. Beberapa kecaman pun
akan datang bahkan dari rekan kerja kita, contohnya ketika gaji bulanan lambat
dikeluarkan.

13
14

14

Anda mungkin juga menyukai