Anda di halaman 1dari 11

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
ANALISA JURNAL  
MEI TRIA ELFIORI, S.Kep
  NURHASMALINI, S.Kep
P E N G A R U H S L O W D E E P B R E AT H I N G T E R H A D A P N Y E R I NUR ELISTA, S.Kep
PA D A PA S I E N P O S T O P A P E N D I S I T I S PAPAT CAHYADI, S.Kep
ROZA AMELIA, S.Kep
ROZA GUSTRIA NINGSIH, S.Kep
PENDAHULUAN

 Kasus apendisitis paling banyak dilakukan pembedahan (operasi) dengan


perkembangan teknologi yang semakin maju dalam hal pembedahan kususnya pada
prosedur tindakan bedah yang mengalami kemajuan pesat. Setiap pembedahan selalu
berhubungan dengan adanya insisi ataupun sayatan hal ini merupakan trauma pada
penderita yang dapat menyebabkan berbagai keluhan dan gejala dimana salah satu
dikeluhakan oleh berbagai penderita yang merasakan adanya nyeri.
 Perawat dengan mengunakan pengetahuannya dapat mengatasi masalah nyeri post
operasi bedah baik secara mandiri maupun berkolaborasi dalam pemberian obat
sehingga dapat mengatasi masalah nyeri salah satunya dengan menggunakan terapi non
farmakologi yaitu slow deep breathing. Slow deep breathing merupakan salah satu
bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan pasien bagaimana
cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan
bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
SKENARIO

Seorang perempuan inisial Ny.M berumur 32 thn datang ke IGD RSUD Teluk Kuantan pada
tanggal 30 April 2021 pada pukul 09.00 wib bersama keluarga dengan keluhan utama Nyeri
Tekan perut kanan bawah yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu.Berdasarkan hasil
pemeriksaan dokter maka didapatkan diagnose pasien adalah Apendisitis. Pada tanggal 1 Mei
dilakukan operasi appendiktomi pada pasien. Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan
pada tanggal 1 Mei 2021 di ruang Rawat Inap Bedah didapatkan data-data: Pasien post operasi
hari pertama. Tampak luka pot operasi tyang tertutup verband di abdomen kanan bawah. Pasien
mengatakan nyeri pada daerah luka operasi, nyeri bertambah jika dibawa bergerak dan
berkurang jika di bawa berbaring diam, skala nyeri 5, intensitas nyeri terus menerus. Pasien
tampak meringis menahan nyeri. Kesadaran composmentis, akral dingin, pasien tampak berhati-
hati dalam bergerak. TD:130/90 mmhg, N 98 x/menit, Rr 22 x/menit, suhu 37,5 0C. Dengan
pengobatan di ruang Inap Bedah yaitu infus RL 20 tts/I, Ceftrioxon Inj 2x1 gr, Inj Ketorolac 3x1
amp, Ranitidin Inj 2x1 amp. Hasil pemeriksaan labor: Hemoglobin:13,9gr/dl, Hematokrit:40%,
Leukosit:10.000 ribu /mmk, Trombosit:278 ribu /mmk, Erytrosit:4,87 juta/mmk.
RUMUSAN
P I C O
Nyeri Melakukan slow Melakukan Terapi Menurunkan
deep breathing SEFT intensitas nyeri

Rumusan masalah “Apakah slow deep breathing efektif mengurangi nyeri dibandingkan dengan Terapi SEFT?”
 
Key word : Nyeri, slow deep breathing, Terapi SEFT
METODE PENELUSURAN
BUKTI
 Ike Nurjana Tamrin¹,* , Elsye Maria Rosa2, Dianita Subagyo3. Jurnal Health of
Studies ISSN 2549-3353 Vol 3, No. 1, Maret 2019, pp. 37-43
 Mujib Akhis Susanto. Medica Hospitalia | Vol. 7, No. 1, Mei 2020
HASIL PENELUSURAN /
TELAAH JURNAL
N JURNAL VALIDITY IMPORTANCE (RESULT) APPLICABILITY
O (CONCLUSION)
1 Ike Nurjana Tamrin¹,* , Desain quasy-experiment Hasil penelitian menunjukkan rata rata Hasil penelitian
Elsye Maria Rosa2, dengan tipe pre-post test tanpa nyeri 8,30 dengan standar deviasi 0,877. diperoleh p value
Dianita Subagyo3. desain control group. Sampel Nyeri pada pre intervensi anatara 7 sampai =0,001 < α 0,05
Jurnal Health of 30 responden dengan acidental 10 yang tergolong nyeri sedang dan berat. sehingga Ho ditolak
Studies ISSN 2549- sampling. Data dianalisis Dan pada post intervensi nila rata rata dengan H1
3353 Vol 3, No. 1, menggunakan uji wilcoxon nyeri 3,13 dengan standar deviasi 0,681 diterima,artinya ada
Maret 2019, pp. 37-43 dimana nyeri dengan post intervensi yaitu pengaruh terapi low
antara 2-4 yang tergolong nyeri ringan Deep Breathing (SDB)
untuk menurunkan
tingkat nyeri pasien
post operasi.
 
 
2 Mujib Akhis Desain penelitian yang digunakan Hasil penelitian Hasil penelitian diperoleh p
Susanto. Medica adalah quasi experiment pre post test menunjukkan rerata value =0,003 < α 0,05 sehingga
Hospitalia | Vol. 7, design with control group dengan nyeri sebelum Ho ditolak dengan H1
No. 1, Mei 2020 tehnik consecutive sampling. Subjek intervensi adalah 5,7 diterima,artinya ada pengaruh
yang terlibat sebanyak 36 pasien post (SD: 1,11) pada terapi seft untuk menurunkan
op di ruang bedah Rumah Sakit Islam kelompok intervensi tingkat nyeri pasien post
Sultan Agung Semarang yang dibagi dan 5,61 (SD: 1,19) operasi.
menjadi dua yaitu kelompok intervensi pada kelompok  
SEFT dan spiritual sebagai kelompok kontrol. Rerata nyeri  
kontrol. Instrumen yang digunakan setelah intervensi
adalah numeric rating scale. Data adalah 3,61 (SD: 0,97)
dianalisis menggunakan Mann pada kelompok
Whitney U Test dan Independent t Test intervensi dan 4,77
dengan taraf signifikansi 5%. (SD: 1,06) pada
kelompok kontrol.
Selisih hasil rerata
nyeri pada kelompok
perlakuan dengan
kelompok kontrol
adalah 1,32.
DISKUSI

Kelebihan terapi low Deep Breathing (SDB) yaitu salah satu alternative untuk
mengurangi tingkat nyeri pasien post operasi. Terapi ini mudah untuk dilakukan dan
tidak memerlukan alat serta biaya. Terapi ini juga dapat di aplikasikan baik di tingkat
klinik, puskesmas maupun rumah sakit. Pasien juga dapat melakukannya saat di
rumah. Kekurangan terapi ini adalah terapiini tidak dapat dilakukan pada pasien
anak-anak karena memerlukan pemahaman dalam pelaksanaannya.
Kelebihan terapi seft adalah salah satu alternative untuk menurunkan tingkat nyeri
pasien post operasi. Terapi ini mudah untuk dilakukan dan tidak memerlukan alat
serta biaya. Terapi ini juga dapat di aplikasikan baik di tingkat klinik, puskesmas
maupun rumah sakit. Pasien juga dapat melakukannya saat di rumah. Kekurangan
terapi ini adalah terapiini tidak dapat dilakukan pada pasien anak-anak karena
memerlukan pemahaman dalam pelaksanaannya.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelusuran jurnal tentang slow deep breathing dan terapi seft
dapat disimpulkan bahwa kedua terapi efektif untuk mengurangi nyeri pada pasien
post operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ayudianningsih. (2009). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Tingkat Nyeri
Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta. Surakarta : UMS.
 
Eylin. (2015). Karakteristik Pasien dan Histologi Diagnosis Pada Kasus apendisitis Berdasarkan Data
Registrasi di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit
Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo pada tahun 2003-2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Kisner, C & Colby, L.A. (2009). Therapeutic Exercise: Foundations and Techniques 5th Edition.
Philadelphia: F.A. Davis Company.
 
Kusumawati,I. (2010). Hubungan Antara Status Merokok Anggota Keluarga Dengan Lama Pengobatan
ISPA Balita di Kecamatan Jenawi (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret). penelitian
kesehatan, edisi PT. Asdi Mahasatya.

Anda mungkin juga menyukai