Kepala Badan Kepegawian Negara Nomor 1 Tahun 2013, setiap pegawai negeri sipil
diwajibkan menyusun Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP). SKP ini merupakan
bentuk baru dari sistem penilaian terhadap PNS yang sebelumnya disebut dengan Daftar
Penilaian (DP3). Dibandingkan dengan DP3 SKP lebih mencerminkan pencapaian hasil
kerja PNS selama 1 tahun.
3. Pengembangan sistem seleksi dan promosi terbuka (seleksi CPNS sistem C.A.T)
4. Peningkatan profesionalisme PNS
5. Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik (E-Government)
Sistem E-Government dimaksudkan untuk menggunakan teknologi informasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Teknologi informasi akan menjawab tuntutan
terhadap perubahan secara lebih efektif. Penggunaan e-government oleh pemerintah
untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya. Ada dua hal utama dalam
pengertian e-government yaitu penggunaan teknologi informasi sebagai alat bantu dan
penyediaan informasi untuk disampaikan kepada publik. Penyelenggaran e-government
melahirkan empat hubungan yaitu government to citizeb/government to costumer,
government to business, government to government dan government to employess. Setiap
model hubungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan serta
aksebilitas yang lebih baik yang diberikan oleh pemerintah kepada setiap elemen
masyarakat.
Peningkatan capaian reformasi birokrasi (gambar).
6. Peningkatan Pelayanan Publik
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, telah ditetapkan
beberapa undang-undang, diantaranya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik dan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007 tentang Ombudsman.
Permasalahan utama dalam pelayanan publik seperti juga telah disinggung diatas adalah
banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi, panjangnya prosedur dalam menerbitkan
suatu perizinan, lamanya proses, besarnya biaya yang dikeluarkan, dan adanya biaya
siluman dalam penerbitan suatu perizinan. Sering suatu urusan menjadi lebih lama dan
rumit bila mana pejabat yang berwenang tidak berada ditempat, dan pelimpahan
wewenang kepada pejabat lainnya tidak ada, sehingga masyarakat menjadi kecewa,
namun karena dibutuhkan terpaksa harus menahan perasaan. Dengan adanya undangundang tentang pelayanan publik maka pemerintah mau tak mau harus memperbaiki
sistem pelayanan. Bila masyarakat tidak merasa terlayani dengan baik dapat mengadukan
pelayanan pemerintah ini ke Ombudsman. Dalam rangka perbaikan sistem pelayanan
publik ini Kementrian Dalam Negeri telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Pelayanan terpadu
satu pintu atau juga sering disebut one stop service wajib dilaksanakan oleh pemerintah
daerah. Setiap daerah diwajibkan membentuk suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang mengurus masalah perizinan. Berkaitan dengan hal tersebut kepala daerah
juga harus melimpahkan kewenangan untuk menandatangani perizinan ke SKPD