Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Kepemimpinan Ideal

Diajukan untuk Memenuhi tugas Mata kuliah Manajemen


Kepemimpinan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Mispani, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Ahmad Ariawan Amin (211150004)


Ainun Farichah (211150002)

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU


(IAIM NU) METRO LAMPUNG
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah, namun banyak
diantara kita yang berkeinginan menjadi pemimpin. Kepemimpinan sendiri
mengandung arti proses mempengaruhi orang lain sehingga yang dipengaruhi mau
mengerti arahan sang pemimpin. Untuk mewujudkan kepemimpinan yang sulit itu
pada saat ini banyak teori-teori kepemimpinan untuk bahan belajar dan melatih
kepemimpinan seseorang. Seorang pemimpinlah yang menentukan jalannya bisnis,
sasaran-sasaran yang ingin dicapai baik internal maupun eksternal, aset dan skill yang
diperlukan, kesempatan dan resiko yang dihadapi. Pemimpin perusahaan adalah ahli
strategi yang memastikan bahwa sasaran organisasi akan tercapai. Dalam hal ini
perubahan sosial, inovasi teknologi dan meningkatnya kompetensi merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh setiap pemimpin. Oleh karena itu sangat dituntut
bahwa pemimpin hendaknya memiliki talenta yang tinggi.
Menyadari peran pemimpin yang sangat sentral dalam organisasi, para ahli
berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk mendapatkan kriteria-kriteria
pemimpin yang terbaik. Dengan memiliki kriteria tersebut pemimpin akan dapat
mengelola diri, kelompok dan lingkungan  dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat memperngaruhi moral dan
kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja terutama tingkat prestasi suatu
organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu
kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Seorang
pemimpin harus bisa memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang
dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi orang
lain. Pemimpin ada dua macam, yaitu pemimpin formal dan pemimpin informal.
Pemimpin formal harus memiliki kekuasan dan kekuatan formal yang ditentukan oleh
organisasi, sedangkan pemimpin informal walaupun tidak memiliki legitimasi
kekuasaan dan kekuatan resmi namun harus memiliki kemampuan mempengaruhi
yang besar yang disebabkan oleh kekuatan pribadinya. Oleh karena itu, sebagai
seorang pemimpin yang kehadirannya berpengaruh besar dengan keberlangsungan
hidup suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki kriteria-kriteria tertentu
yang harus dipenuhi. Karakter-karakter pemimpin ideal adalah pemimpin yang bisa
menjaga emosinya yang kemudian disusul dengan karakter-karakter lainnya, sifat-
sifat lainnya yang lazim wajib dimiliki oleh seorang pemimpin.
“Karena kewajiban sebenarnya masih tak sempurna jika hanya dikerjakan saja,
tanpa ada sunah-sunah lain sebagai pelengkapnya. Untuk pemimpin, menjaga emosi
memang penting, namun tak cukup bermodal mampu menjaga emosi lantas ideal
sudah kepemimpinannya. Harus ada karakter-karakter, sifat-sifat kepemimpinan
yang sesuai kondisi sebagai sikap pendukungnya”.

Wenny Namsya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Karakteristik Ideal Pemimpin Menurut Islam

Karakteristik pemimpin yang ideal sebagaimana Rasulullah memberi tauladan,


berikut adalah penjelasannya :

1. Sidiq/Jujur
Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin.
Masyarakat akan menaruh respek kepada pemimpin apabila dia diketahui dan
juga terbukti memiliki kwalitas kejujuran yang tinggi. Pemimpin yang
memiliki prinsip kejujuran akan menjadi tumpuan harapan para pengikutnya.
Mereka sangat sadar bahwa kualitas kepemimpinannya ditentukan seberapa
jauh dirinya memperoleh kepercayaan dari pengikutnya.Seorang pemimpin
yang sidiq atau bahasa lainnya honest akan mudah diterima di hati
masyarakat, sebaliknya pemimpin yang tidak jujur atau khianat akan dibenci
oleh rakyatnya. Kejujuran seorang pemimpin dinilai dari perkaataan dan
sikapnya. Sikap pemimpin yang jujur adalah manifestasi dari perkaatannya,
dan perkatannya merupakan cerminan dari hatinya.
2. Amanah/Terpercaya
Amanah merupakan syarat wajib yang harus dimiliki seorang
pemimpin. Dengan memiliki sifat amanah, pemimpin akan senantiasa
menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan di atas pundaknya.
Kepercayaan maskarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada
pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk kemaslahatan
bersama.Terjadinya banyak kasus korupsi di negara kita, merupakan bukti
nyata bahwa bangsa Indonesia miskin pemimpin yang amanah. Para
pemimpin dari mulai tingkat desa sampai negara telah terbiasa mengkhianati
kepercayaan masyarakat dengan cara memanfaatkan jabatan sebagai jalan
pintas untuk memperkaya diri. Pemimpin semacam ini sebenarnya tidak layak
disebut sebagai pemimpin, mereka merupakan para perampok yang
berkedok.Mengenai nilai amanah, Daniel Goleman mencatat beberapa ciri
orang yang memiliki sifat tersebut :
a. Dia bertindak berdasarkan etika dan tidak pernah mempermalukan orang
b. Membangun kepercayaan diri lewat keandalan diri dan autentisitas
(kemurnian/kejujuran)
c. Berani mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidka
etis ornag lain
d. Berpegang kepada prinsip secara teguh, walaupun resikonya tidak disukai
serta memiliki komitmen dan menepati janji
e. Bertangung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan serta terorganisir
dan cermat dalam bekerja. (Goleman, 1998)
Amanah erat kaitanya dengan tanggungjawab. Pemimpin yang amanah
adalah pemimpin yang bertangggungjawab. Dalam perspektif Islam pemimpin
bukanlah raja yang harus selalu dilayani dan diikuti segala macam
keinginannya, akan tetapi pemimpin adalah khadim. Sebagaimana pepatah
Arab mengatakan “sayyidulqaumi khodimuhum”, pemimpin sebuah
masyarakat adalah pelayan mereka.Sebagai seorang pembantu, pemimpin
harus merelakan waktu, tenaga dan pikiran untuk melayani rakyatnya.
Pemimpin dituntut untuk melepaskan sifat individualis yang hanya
mementingkan diri sendiri. Ketika menjadi pemimpin maka dia adalah kaki-
tangan rakyat yang senantiasa harus melakukan segala macam pekerjaan
untuk kemakmuran dan keamanan rakyatnya.Dalam buku The 21
Indispensable Quality of Leader, John C. Maxwell menekankan bahwa
tanggungjawab bukan sekedar melaksanakan tugas, namun pemimpin yang
bertanggungjawab harus melaksanakan tugas dengan lebih, berorienatsi
kepada ketuntasan dan kesempurnaan. “Kualitas tertinggi dari seseorang
yang bertangging jawab adalah kemampuannya untuk menyelesaikan”.
3. Tablig/Komunikatif
Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas ketiga yang harus
dimiliki oleh pemimpin sejati. Pemimpin bukan berhadapan dengan benda
mati yang bisa digerakkan dan dipindah-pindah sesuai dengan kemauannya
sendiri, tetapi pemimpin berhadapan dengan rakyat/manusia yang memiliki
beragam kecenderungan. Oleh karena itu komunikasi merupakan kunci
terjainnya hubungan yang baik antara pemimpin dan rakyat.Pemimpin
dituntut untuk membuka diri kepada rakyatnya, sehingga mendapat simpati
dan juga rasa cinta. Keterbukaan pemimpin kepada rakyatnya bukan berarti
pemimpin harus sering curhat mengenai segala kendala yang sedang
dihadapinya, akan tetapi pemimpin harus mampu membangun kepercayaan
rakyatnya untuk melakukan komunikasi dengannya.Salah satu ciri kekuatan
komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya menyatakan kebenaran
meskipun konsekuensinya berat. Dalam istilah Arab dikenal ungkapan, “kul
al-haq walau kaana murran”, katakanlah atau sampaikanlah kebenaran
meskipun pahit rasanya.Tablig juga dapat diartikan sebagai akuntabel, atau
terbuka untuk dinilai. Akuntabilitas berkaitan dengan sikap keterbukaan
(transparansi) dalam kaitannya dengan cara kita mempertanggungkawabkan
sesuatu di hadapan orang lain. Sehingga, akuntabilitas merupakan bagian
melekat dari kredibilitas. Bertambah baik dan benar akuntabilitas yang kita
miliki, bertambah besar tabungan kredibilitas sebagai hasil dari setoran
kepercayaan orang-orang kepada kita.
4. Fathonah/Cerdas
Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata
masyarakatnya sehinga memiliki kepercayaan diri.. Pemimpin yang cerdas
tidak mudah frustasi menghadapai problema, karena Kecerdasan pemimpin
akan membantu dia dalam memecahkan segala macam persoalan yang terjadi
di masyarakat dengan kecerdasannya dia akan mampu mencari solusi.
Pemimpin yang cerdas tidak akan membiarkan masalah berlangsung lama,
karena dia selalu tertantang untuk menyelesaikan masalah tepat
waktu.Kecerdasan pemimpin tentunya ditopang dengan keilmuan yang
mumpuni. Ilmu bagi pemimpin yang cerdas merupakan bahan bakar untuk
terus melaju di atas roda kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas selalu
haus akan ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan dia
akan memiliki derajat tinggi di mata manusia dan juga pencipta.

B.  Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Warren Bennis dalam Bukunya Menjadi


Pemimpin Efektif (On Becoming A Leader)

Menurut Warren Bennis, pemimpin yang efektif adalah tidak sekedar


terpengaruh oleh arus perubahan lingkungan. Tetapi ia harus bisa menantang dan
menguasai lingkungan dengan jalan mengubahnya dengan cara yang mendasar.
Langkah pertamanya adalah menolak untuk dikendalikan orang lain dan memilih
untuk mengendalikan diri sendiri. Selain kepenguasaan terhadap lingkungan, syarat
pemimpin berikut menurut Warren Bennis adalah pemahaman terhadap hal-hal yang
mendasar. Diantaranya adalah :

1. Visi
Pemimpin harus memiliki pandangan yang jelas apa yang akan dia
lakukan. Baik secara profesional ataupun pribadi.  Dan kekuatan untuk
menghadapi kemunduran atau kegagalan.
2. Keinginan yang Besar
Keinginan yang  mendasar akan harapan hidup disertai dengan keinginan
yang sangat khusus akan suatu pekerjaan, profesi dan tindakan.
Menurut Tolstoy, mengatakan, “harapan adalah impian yang terjaga”.
3. Integritas
Menurut Warren Bennis, ada tiga bagian penting tentang integritas. Yaitu,
pengetahuan mengenai diri sendiri, keterusterangan dan kedewasaan.
Integritas pemimpin adalah fondasi yang mendasari seluruh  konstruktur
karakter pemimpin.
4. Keingintahuan dan kemauan
Pemimpin yang baik adalah yang setiap saat selalu terpicu
kengintahuannya tentang suatu masalah di sekitar lingkungannya. Dan hal ini
harus didorong oleh kemauan yang kuat untuk memahami dan mencari solusi
atas setiap problem sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dan untuk
meraih semua itu, seorang pemimpin harus bisa mengapresiasi dirinya sendiri
secara proporsional. Oleh Warren Bennis dikatakan “Bertepuk tangan untuk
diri sendiri atas keberhasilan dan membungkuk sedikit, merupakan cara yang
baik untuk belajar menikmati hidup dan merupakan bagian dari proses
menemukan integritas kepemimpinan dalam diri sendiri”. Seorang pemimpin
yang efektif dalam kepemimpinannya juga, selain mengenal diri sendiri, juga
harus memiliki pengetahuan dunia, atau pengetahuan global. Karena ia harus
terkooptasi perubahan dalam skala besar. Dalam salah satu adagium kita
sering mendengar, pemimpin yang baik adalah yang bepikirl global dan
bertindak global, bukan sebaliknya berpikir global tapi bertindak lokal. Hal ini
berkaitan membangun relasi kepemimpinan yang cakupannya adalah dunia.
Agar pemimpin tidak sebatas terkurung dalam kekerdilan sistemnya. Dalam
buku ini disebut Warren Bennis sebagai memperluas pengalaman
kepemimpinan dengan meyerap seluruh karakter kepemimpinan dunia.

C.  Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Sudarwan Danim dalam Bukunya


Kepemimpinan Pendidikan : Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku, dan
Mitos

Pemimpin harus mempunyai pribadi yang luhur supaya dapat memimpin


dengan baik dan mengambil kebijakan dengan tepat. Yang dimaksudkan disini
pemimpin adalah tonggak berjalannya suatu organisasi, berjalan atau tidaknya
organisasi itu tergantung pada keputusan atau kebijakan yang dibuat oleh pemimpin
tersebut. Kulaitas seorang pemimpin berdasarkan kepribadiannya. Jika ia memiliki
pribadi yang baik dan cermat dalam mengambil tindakan, maka organisasi yang
dipimpinpun akan berjalan dengan baik. Sebagai orang yang paling didepan dan
seseorang yang diandalkan dalam meyelesaikan masalah dibutuhkan sikap cermat dan
tidak bersikap otoriter dalam mengambil keputusan, supaya hasil yang diinginkan
tidak mengecewakan.
D. Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Bukunya
Menuju Manusia Merdeka Ki Hajar Dewantara

            Dalam bukunya, Ki Hajar Dewantara mencetuskan nilai-nilai bangsa


Indonesia yang berkaitan dengan karakteristik pemimpn ideal.

1. Ing ngarsa sung tuladhan


Ing ngarsa sung tuladhan memiliki arti bahwa seseorang yang berada
digaris depan. Dalam hal tersebut pemimpin harus bisa memberikan contoh
kepada anggotanya sehingga menjadi panutan. Anggota juga tidak hanya
memperhatikan prilaku pimpinannya merupakan memperhatikan sejauh mana
nilai-nilai budaya yang telah tertanam dalam diri pimpinan. Misalnya
bagaimana cara pimpinan mengatasi masalah, sejauh mana pimpinan
berkomitmen terhadap organisasi dan seberapa besar seorang pimpinan
mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadinya.Oleh
karena itu, sepatutnya seorang leader memiliki karakteristik-karakteristik
yang dapat menjadi teladan untuk para pengikutnya. Leader yang
memiliki karisma atau seorang pemimpin yang karismatik akan lebih mudah
menjalankan peran ini. Hal ini disebabkan oleh karisma mereka yang dapat
menginspirasi para pengikutnya.
2. Ing madya mangun karsa
Ing madya mangun karsamemiliki arti bahwa pemimpin harus bisa
menempatkan diri ditengah-tengah anggotanya sebagai pemberi semangat,
motivasi dan stimulus agar anggotanya dapat mencapai kinerja yang lebih
baik. Jelas bahwa seorang pimpinan harus mampu mengidentifikasikan
kebutuhan-kebutuhan anggotanya dan memberikan yang terbaik bagi
organisasi.
3. Tut wuri handayani
Tut wuri handayanimemiliki arti bahwa seorang pimpinan mampu
memberikan arahan untuk kemajuan organisasi. Pemimpin harus mampu
mengerahkan usaha-usaha anggotanya agar sejalan dengan visi, misidan
strategi organisasi yang telah diterapkan.Sebagai dasarnya, leader nilai-nilai
organisasi harus tertanam kuat dalam diri masing-masing anggota.

Ketiga filosofi di atas saling berkaitan dan tidak dapat ditinggalkan salah satunya.
Sebagai contoh, usaha seorang leader untuk menanamkan nilai-nilai organisasi
kepada pengikutnya. Dalam hal ini, seorang leader tidak bisa begitu saja mendorong
dan mengarahkan perilaku bawahannya agar sesuai dengan nilai-nilai organisasi (tut
wuri handayani). Namun, leader tersebut juga harus mampu memberikan contoh
nyata bagaimana nilai-nilai organisasi telah tertanam dalam dirinya (ing ngarsa sung
tuladha). Sembari memberi contoh, leader juga harus mengkomunikasikan nilai-nilai
tersebut ke tengah-tengah followernya, dan memotivasi mereka untuk bertindak
sejalan dengan nilai-nilai itu (ing madya mangun karsa)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki syarat utama atau beberapa


kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah
dia jujur, amanah, komunikatif dan kecerdasan yang dimiliki yang nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.Pemimpin yang efektif adalah tidak sekedar terpengaruh oleh arus
perubahan lingkungan. Tetapi ia harus bisa menantang dan menguasai lingkungan
dengan jalan mengubahnya menggunakan cara yang mendasar. Namun, rahasia utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya,
bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu
bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.Pemimpin
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses
internal (leadership from the inside out).

Karakteristik pemimpin dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari sisi islam maupun
dari sisi pengarang, dari sisi islam karakteristik dapat disimpulkan seseorang yang
memiliki pertama sifat sidiq/ jujur yaitu seorang pemimpin harus memiliki kualitas
kejujuran yang tinggi. Kedua,  amanah/tepercaya disini seorang pemimpin akan
senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan di atas pundaknya
sehinnga ia tidak akan mengkhianati anggotanya. Lalu ketiga tabliq/komunikatif,
seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan lingkungan secara baik karena
pemimpin tidak berbicara dengan benda melainkan dengan lingkungan disekitarnya.
Pemimpin harus bisa menimbulkan rasa cinta dari anggota untuk dirinya sehingga
akan menimbulkan keterbukaan dan mempermudah proses mencapai tujuan. Keempat
ada fathonah/cerdas, pemimpin yang cerdas tidak mudah frustasi menghadapai
problema, karena kecerdasan pemimpin akan membantu dia dalam memecahkan
segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat dengan kecerdasannya dia akan
mampu mencari solusi. Pemimpin yang cerdas tidak akan membiarkan masalah
berlangsung lama, karena dia selalu tertantang untuk menyelesaikan masalah tepat
waktu.
Selain dari segi islam ada pula pendapat dari ahli yaitu Warren Bennis menurutnya
seorang pemimpin harusmempunyai Visi yaitu Pemimpin harus memiliki pandangan
yang jelas apa yang akan dia lakukan. Baik secara profesional ataupun pribadi.
Kedua, keinginan dan harapan besar sangat penting karena itu akan memajukan
pekerjaannya. Selain itu seorang pemimpin juga harus memiliki integritas dan
kemauan, pemimpin harus mampu mengambil keputusan atau kebijakan sehingga
perkembangan organisasi yang dipimpinnya akan berjalan dengan lancar, kemajuan
suatu organisasi berantung pada pribadi pemimpinnya.

Disini juga kami temukan pendapat dari Sudarwan Danim, menurutnya Pemimpin
harus mempunyai pribadi yang luhur supaya dapat memimpin dengan baik dan
mengambil kebijakan dengan tepat. Yang dimaksudkan disini pemimpin adalah
tonggak berjalannya suatu organisasi, berjalan atau tidaknya organisasi itu tergantung
pada keputusan atau kebijakan yang dibuat oleh pemimpin tersebut. Kulaitas seorang
pemimpin berdasarkan kepribadiannya. Jika ia memiliki pribadi yang baik dan cermat
dalam mengambil tindakan, maka organisasi yang dipimpinpun akan berjalan dengan
baik. Sebagai orang yang paling didepan dan seseorang yang diandalkan dalam
meyelesaikan masalah dibutuhkan sikap cermat dan tidak bersikap otoriter dalam
mengambil keputusan, supaya hasil yang diinginkan tidak mengecewakan.

Berikutnya ada pula karakteristik ideal seorang  pemimpin menurut Ki Hajar


Dewantara bahwa pemimpin mempunyai tiga kemampuan yaitu : Ing ngarsa sung
tuladhan, pemimpin merupakan seseorang yang berperan berada digaris depan dan
harus bisa memberi contoh kepada anggotanya. Ing madya mangun karsa, pemimpin
harus mampu menempatkan diri ditengah-tengah untuk memberi motivasi, semangat
dan seseorang yang mampu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan
anggotanya. Tut wuri handayani, pemimpin dapat memberi arahan pada anggotanya
untuk kemajuan bersama. Pemimpin berkarakter ideal harus mampu menerapkan
ketiga filosofi tersebut dalam dirinya, sehingga ketiga jadilah pemimpin yang
berkarakteristik ideal.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Bennis Warren. Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming A Leader). PT ALEX


Media Komputindi.

Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan : Kepemimpinan Jenius


(IQ+EQ), Etika, Perilaku, dan Mitos. CV Alfabeta : Bandung

Hadjar Dewantara,Ki. 2010. Menuju Manusia Merdeka. Leutika Books: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai