Anda di halaman 1dari 14

Pemimpin Bagai

Seutas Tali
Pemimpin itu ibarat Tali, mungkin ini adalah salah satu unsur pokok
pemimpin. Kenapa? Karena tali dapat menyatukan berbagai hal
dengan erat dan kuat. Ketika pemimpin dapat seperti tali, tidaklah
sulit untuk mencapai tujuan secara bersama.
Tugas umum seorang pemimpin adalah bersama-sama pengikutnya sampai kepada
tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pemimpin
pilihan yang mampu menggerakkan, memberi tuntunan dan binaan, memberikan
teladan, dan menunjukkan jalan yang paling baik untuk sampai kepada tujuan
tersebut. Keberhasilan suatu organisasi dalam era globalisasi, umumnya ditentukan
oleh seorang pemimpin yang mampu menggerakkan orang lain atau para
bawahannya untuk mencapai tujuan. Secara ideal dalam suatu organisasi harus
dipimpin oleh seorang pemimpin yang spesialis generalis. Kenyataan yang ada
ternyata masih banyak terdapat pemimpin yang lebih kepada specialis
danbelum generalis. Artinya ketika terdapat permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh anak buah atau para staf yang dipimpinnya, pemimpin hanya mampu
memberikan petunjuk, saran dan arahan serta evaluasi untuk melihat dan
mengetahui kinerja individu sebagai yang menerima perintah dan memberikan
gambaran sebagai kinerja organisasi.
Cara menjadikan diri sebagai pemimpin yang baik dengan mengedepankan moral

Dewasa ini banyak yang berpendapat pemimpin itu harus tegas, jujur dan peduli. Semua
sifat-sifat yang mulia dari pemimpin itu tidak didapatkan secara cepat, memantaskan diri
menjadi pemimpin dapat dilakukan sejak kecil dan bertahap hingga dewasa. Teori genetis
yang menyatakan pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir dan dikaruniai bakat-bakat
alami yang luar biasa sejak lahir semakin diragukan. Teori sosial yang adalah lawan dari
teori genetis menyatakan pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk tidak serta
merta dilahirkan begitu saja, jadi setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha
penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.
Dari kedua teori yang sudah dijelaskan teori sosial lebih mumpuni untuk dijadikan patokan
menjadikan seseorang pemimpin yang baik. Karena kebaikan tidak dilahirkan tapi
diperoleh dari tindakan yang dilakukan. Perasaan untuk berbagi dan berbuat adil harus
diasa terus menerus agar sensitif dan diharapkan pemimpin-pemimpin melakukan sesuatu
yang harus dilakukan bukan yang ingin dilakukan.
Kepemimpinan bukanlah hal yang mati dan beku. Kepemimpinan adalah sesuatu yang
sangat dinamis, mudah berubah, dan harus selalu disesuaikan dengan perubahan
lingkungan. Untuk itu seorang pemimpin harus memiliki jiwa dan pikiran yang terbuka
sehingga ia tidak kaku dalam mengambil keputusan. Tindakan yang berani harus diimbangi
dengan persiapan yang matang.
Moral menjadi dasar utama disini, baik yang dimaksud adalah baik dalam segi moral, moral
itu sendiri adalah pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab.
Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan, dan kelakuan (akhlak).
Seseorang dapat dikatakan bermoral yang baik saat ia melakukan banyak hal dengan
tindakan baik. Moral menurut Prof. Dr. H. Veithhzal Rivai, S.E., M.M., MBA dari bukunya
“Pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi” ada dua macam, yaitu :
a. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu
pengejawantahan dari pancaran ilahi. Moral murni disebut pula hati nurani.
b. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran filosofis, agama, adat yang
menguasai pemutaran manusia.
Seorang pemimpin seharusnya mengetahui keadaan rakyatnya, merasakan
langsung penderitaan mereka. Saat pemimpin sudah sampai ditahap merasakan
hal yang sama dengan yang dirasakan rakyatnya ia telah sampai pada titik yang
dinamakan Kepemimpinan yang melayani:

• Hati yang melayani


• Kepala yang melayani
• Tangan yang melayani
Dampak kepemimpinan yang baik bagi Indonesia

a. Produktivitas dan efektivitas dalam berkarya

Bila kita memahami sungguh-sungguh nilai-nilai akhlak mulia, maka kita akan
menemukan bahwa nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang dapat saling
bersinergi dalam menumbuhkan potensi manusia kita. Dengan potensi yang
seperti ini bayangkan betapa indahnya kombinasi antara kemuliaan akhlak
dengan tingginya produktifitas dan efektivitas dalam berkarya. Berkarya yang
dimaksudkan disini secara lebih signifikan adalah kebijakan yang pro rakyat agar
dekat dengan kesejahteraan. Indonesia adalah negara yang kaya, Tuhan
menganugerahkan kita dengan sumber daya di darat dan di laut yang sempurna,
tinggal tugas kita yang mengelolanya agar kekayaan tersebut tidak hanya untuk
kepentingan pribadi dan kelompok tapi mencakup luas yaitu seluruh rakyat
Indonesia.
b. Pengambilan keputusan

Pemimpin yang baik dalam akhlaknya pun berdampak pada setiap keputusan
yang diambilnya. Kepemimpinan seseorang sangat besar peranannya dalam
setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan bertanggung
jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Kepemimpinan
mendasar dari pengambilan keputusan ini menuntut beberapa disiplin ilmu,
terutama ilmu-ilmu sosial yang menjadi acuan bagi pengertian yang lebih baik
bagaimana keputusan itu dibuat atau seharusnya dibuat.
c. Mengendalikan konflik

Keberhasilah pemimpin dinilai dari bagaimana ia mampu


mengendalikan dan mengelola konflik. Kegagalan seorang
pemimpin dalam mengendalikan dan mengelola konflik akan
berimbas pada sesuatu yang merugikan bahkan perpecahan pada
kelompok tersebut. Pemimpin yang baik akan mampu menjadikan
konflik sebaga peluang sehingga dapat menimbulkan rasa
tenggang rasa, menciptakan kreativitas, dan keterpaduan di
kelompok itu sendiri.
Kesimpulan

Karakter pemimpin yang baik sangat dibutuhkan oleh masyarakat


Indonesia di masa kini maupun yang akan datang karena cita-cita
negara yang sejahtera sangat erat kaitannya dengan peran dari
seorang pemimpin untuk mewujudkannya. Terlepas dari sumber
daya manusia sebagai pendukung utama, peran pemimpin memiliki
posisi yang sangat penting karena di sini segala kebijakan dan
program yang berhubungan dengan rakyat yang menjadi penentu
atau pegambil keputusan yang mengatur harkat hidup orang
banyak datangnya dari pemimpin.
Dalam organisasi publik atau pemerintahan, posisi pemimpin memiliki peran yang
besar sebagai penghubung antara organisasi yang dipimpinya dengan
masayarakat yang merasakan langsung dampak dari kebijakan dan program
yang dipimpinnya, ia mempunyai pengaruh besar karena pemimpin bukan hanya
sebagai penentu kebijakan tapi lebih daripada itu ia sebagai contoh dan
tauladan bagi orang yang dipimpinnya. Oleh karenanya negeri kita ini diharapkan
dapat dipimpin oleh sesorang yang bermoral dan pro terhadap rakyat, memang
tidak mudah pilihan tidak dapat diberikan secara instan dan hanya karena suka
tapi juga harus melihat lebih jauh sepak terjang, masa lalu, dan latar
pendidikannya. Sehingga diharapkan Indonesia 5 tahun yang akan datang
dipimpin oleh sosok yang baik, yang telah lama dirindukan.
“Mencari pemimpin yang baik ibarat melihat cahaya dipagi hari,
mencari pemimpin yang tegas ibarat melihat matahari disiang hari,
mencari pemimpin yang adil ibarat melihat senja disore hari, dan
mencari pemimpin yang jujur ibarat melihat bintang dimalam hari.”

Anda mungkin juga menyukai