SUMBER 1
Kelompok atau Tim
Manajer tentunya menginginkan agar kelompoknya sukses dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
Langkah awal adalah memahami apa itu kelompok dan bagaimana kelompok itu berkembang.
1. Apa itu Kelompok ?
Sebuah kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling berinteraksi dan
membutuhkan satu sama lainnya yang bergabung secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Kelompok formal adalah kelompok kerja yang didefinisikan oleh struktur organisasi dan
memiliki pekerjaan yang diberikan serta tugas yang spesifik untuk mencapai tujuan organisasi.
Kelompok informal adalah kelompok sosial. Kelompok ini secara alami terbentuk di tempat kerja
dan cenderung terbentuk dengan adanya persahabatan dan ketertarikan yang sama terhadap hal-hal
tertentu. Misalnya, lima karyawan dari departemen yang berbeda yang sering makan siang bersama-
sama merupakan kelompok informal.
2. Tahapan – Tahapan dalam Perkembangan Kelompok
Penelitian menunjukkan bahwa kelompok berkembang melalui lima tahap. Kelima tahap ini adalah tahap
pembentukan, tahap konflik, tahap norma, tahap kinerja dan tahap pembubaran.
A. Tahap pembentukan memiliki dua fase. Yang pertama terjadi pada saat orang-orang bergabung
dalam kelompok. Dalam kelompok formal, orang-orang bergabung karena adanya tugas-tugas
tertentu. Setelah mereka bergabung, fase kedua adalah menentukan tujuan, struktur dan
kepemimpinan dalam kelompok tersebut. Fase ini melibatkan ketidakpastian yang sangat besar
seiring dengan para anggota mencoba-coba perilaku seperti apa yang dapat diterima dalam
kelompok tersebut. Tahap ini selesai apabila para anggota mulai berpikir bahwa mereka adalah
bagian dari kelompok tersebut.
B. Tahap konflik merupakan tahap dimana adanya konflik dalam suatu kelompok. Dalam tahap ini,
ada konflik mengenai siapa yang akan mengatur dan apa yang hendak dilakukan kelompok
tersebut. Pada tahap ini, hirarki kepemimpinan yang jelas dan kesepakatan mengenai arah
kelompok muncul.
C. Tahap norma adalah tahap di mana hubungan dekat berkembang dan kelompok menjadi kohesif.
Pada tahap ini ada rasa yang kuat terhadap identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini
selesai bila struktur kelompok semakin menguat, dan kelompok telah mengasimilasikan
seperangkat harapan (atau norma) mengenai perilaku anggota.
D. Tahap keempat adalah tahap kinerja. Struktur kelompok telah ada dan diterima oleh anggota
kelompok. Energi yang mereka habiskan telah pindah dari usaha mengenal dan memahami satu
sama lain menuju ke pengerjaan tugas kelompok. Ini adalah tahap terakhir perkembangan untuk
kelompok kerja permanen. Namun, untuk kelompok sementara seperti halnya tim proyek, gugus
tugas atau kelompok serupa yang memiliki tugas sementara.
E. Tahap akhir adalah tahap pembubaran. Pada tahap ini, kelompok bersiap untuk membubarkan
diri. Kelompok mulai memfokuskan perhatiannya pada penyelesaian kegiatan ketimbang pada
kinerja tugas. Pada tahap ini, anggota
kelompok bereaksi dengan cara yang berbeda. Beberapa optimis, gembira tentang prestasi kelompok.
Yang lainnya mungkin sedih karena kehilangan persahabatan.
10.2 Kinerja Kelompok Kerja dan Kepuasan
Mengapa beberapa kelompok lebih berhasil dari yang lain? Mengapa beberapa kelompok mencapai
tingkat kinerja yang tinggi dan tingkat kepuasan yang tinggi sedangkan yang lain tidak? Jawabannya
rumit, tetapi mencakup variabel seperti kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok, tingkat
konflik, dan tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok.
Mari kita lihat masing-masing di bawah ini.
10.2.1 Kondisi Eksternal yang Dibebankan pada Kelompok
Kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dikenakan pada kelompok tersebut, seperti
strategi organisasi, hubungan otoritas, aturan dan peraturan formal, ketersediaan sumber daya, kriteria
seleksi karyawan, sistem manajemen kinerja dan budaya dan tata letak fisik umum dari ruang kerja
kelompok. Misalnya, beberapa kelompok memiliki peralatan dan perlengkapan yang berkualitas tinggi
dan modern untuk melakukan pekerjaan mereka, sementara kelompok lain tidak. Atau suatu organisasi
mungkin menerapkan strategi untuk menurunkan biaya atau meningkatkan kualitas, yang akan
mempengaruhi apa yang dilakukan kelompok dan bagaimana cara melakukannya.
10.2.2 Sumber Daya Anggota Kelompok
Potensi kinerja sebuah kelompok bergantung sebagian besar pada sumber daya setiap individu yang
dibawa ke kelompok tersebut. Sumber daya ini mencakup pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
kepribadian dan sumber daya tersebut menentukan apa yang dapat dilakukan anggota dan seberapa efektif
pekerjaan mereka dalam kelompok. Keterampilan interpersonal terutama manajemen dan resolusi konflik,
masalah pemecahan secara kolaboratif dan komunikasi secara konsisten muncul sebagai hal yang
dianggap penting untuk mencapai kinerja tinggi dalam suatu kelompok kerja.
SUMBER 2
Manajemen Kelompok/Tim
Sebuah kelompok adalah dua atau lebih orang yang berinteraksi secara reguler untuk meraih tujuan
bersama. Tipe-tipe kelompok umum dalam organisasi adalah grup fungsional, grup dan tim tugas, serta
grup informal atau grup kepentingan.
1. Grup Fungsional
Adalah grup permanen yang dibentuk oleh organisasi untuk meraih sejumlah tujuan organisasi
dengan jangka waktu tidak terbatas. Contoh departemen iklan bertugas membuat rencana
kampanye iklan yang efektif, menjalankan promosi, membangun identitas unik perusahaan, dll.
2. Grup Informal/Kepentingan
Diciptakan oleh anggota-anggotanya sendiri untuk merah tujuan-tujuan yang belum tentu relevan
dengan tujuan-tujuan organisasi. Grup informal bisa menjadi kekuatan besar yang tidak bisa
diabaikan oleh manajer. Bisa jadi grup tersebut bertujuan negatif seperti untuk merugikan
organisasi, ataupun bisa juga menjadi kekuatan prositif bagi organisasi.
3. Grup Tugas
Diciptakan oleh organisasi untuk meraih lingkup tujuan yang relatif sempit dalam jangka waktu
yang telah ditentukan atau disiratkan.
Tim adalah bentuk khusus dari grup tugas yang semakin populer dewasa ini. Sebuah tim adalah kelompok
pekerja yang berfungsi sebagai satu unit, seringkali hampir tanpa supervisi, untuk meraih tujuan-tujuan
organisasi.
Tipe-tipe Tim :
1. Tim pemecahan masalah
Tipe tim paling populer; beranggotakan pekerja-pekerja pintar yang disatukan untuk memecahkan
suatu masalah spesifik dan kemudian dibubarkan
2. Tim manajemen
Sebagian besar berisi manajer-manajer dari berbagai fungsi seperti penjualan dan produksi;
mengkoordinasikan kerja sama antara tim-tim lain
3. Tim kerja
Tipe tim yang semakin populer, bertanggung jawab atas operasi harian organisasi; bila
diberdayakan, tim ini akan menjadi tim mandiri
4. Tim virtual
Tipe tim kerja baru yang berinteraksi memakai komputer; anggota-anggota tim ini masuk ke dan
keluar dari jaringan sesuai kebutuhan dan silih berganti menjadi pimpinan
5. Lingkungan kualitas
Tipe tim yang semakin menurun popularitasnya, beranggotakan pekerja dan supervisor, bertemu
secara berkala untuk membahas masalah-masalah lingkungan kerja
Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok dan Tim
Empat Karakteristik penting dari tim:
1. Struktur peran
Peran adalah bagian yang dimainkan seorang individu dalam membantu kelompol meraih tujuan-
tujuannya. Sedangkan struktur peran adalah sekelompok peran dan hubungan antarperan yang
telah didefinisikan dan diterima oleh anggota-anggota kelompok atau tim.
2. Norma perilaku
Adalah standar-standar perilaku yang diterima kelompok atau tim untuk anggota-anggotanya.
3. Kepaduan
Sejauh mana anggota-anggota kelompok setia dan berkomitmen pada kelompok; level daya tarik
antara satu sama lain di dalam kelompok.
4. Kepemimpinan informal
Individu yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas kepemimpinan tetapi hak untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut tidak diakui secara formal oleh organisasi atau kelompok.
Konflik adalah perselisihan antara dua atau beberapa individu, kelompok dan/atau organisasi. Konflik
yang terlalu sedikit atau terlalu tajam bisa berdampak negatif atas kinerja, tetapi level konflik yang
optimal bisa menaikkan kinerja. Konflik interpersonal dan antarkelompok dalam organisasi bisa
disebabkan oleh perbedaan-perbedaan pribadi atau oleh strategi-strategi dan praktek-praktek tertentu dari
organisasi.
Organisasi juga bisa berselisih dengan organisasi lain dan dengan berbagai elemen dari lingkungannya.
Tiga metode yang dapat digunakan adalah
1. Merangsang konflik
Menaikkan persaingan antarindividu dan antartim
Merekrut orang luar untuk melakukan perubahan
Mengubah prosedur-prosedur berjalan
2. Mengendalikan konflik
Memperluas basis sumber daya
Memperbaiki koordinasi dari saling ketergantungan
Menetapkan tujuan-tujuan pada level yang lebih tinggi
Mencocokkan kepribadian dengan kebiasaan kerja karyawan
3. Mengatasi dan menghilangkan konflik
Mencegah konflik
Meyakinkan pihak-pihak yang berselisih untuk berkompromi
Menghadapkan kedua belah pihak yang berselisih untuk menegosiasikan konflik
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (HRM)
SUMBER 1
Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri
serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan
yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai
bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi yang mengelola sumberdaya alam (SDA).
Komponen Data Sumber Daya Manusia
Adapun komponen data-data SDM untuk meningkatkan dan mengelola SDM dalam mengembangkan
usaha yaitu :
1. Kualitas pekerjaan dan inovatifnya
Kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya lainnya dalam pencapaian
tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik dan berdaya guna. Inovatif yaitu Kemampuan
seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru.
2. Kejujuran dalam bekerja
Kejujuran selain membawa banyak dampak positif juga membawa kepada kehidupan yang jauh
lebih baik. Pentingnya kejujuran dalam bekerja wajib kita terapkan sejak usia dini agar senantiasa
bersikap jujur dalam berbagai tindakan.
3. Kehadiran dalam bekerja
Kehadiran seorang karyawan sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan kecuali ada hal-hal
lain yang sifatnya penting dan hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan oleh yang
bersangkutan. Sistem kehadiran karyawan sudah ditentukan dan diatur dari perusahaan dan
kemudian duterapkan di masing-masing bagian.
4. Sikap dalam bekerja
Sikap positif diperlukan terutama jika menemukan masalah dalam pekerjaan. Jangan langsung
pasrah melainkan berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi permasalahannya. Bisa
jadi ini langkah untuk mencapai posisi yang lebih tinggi jadi selesaikan dengan hati yang jernih.
5. Inisiatif dan kreatif
Seseorang akan dikatakan kreatif apabila dia mampu membuat atau menciptakan sesuatu, entah
itu hasil pemikiran atau asumsi dari orang” yang belum pernah melihat hal yang dibuatnya,
namun orang yang kreatif belum tentu inisiatif, Sedangkan seseorang akan dikatakan mempunyai
inisiatif apabila dia mampu melakukan sesuatu tanpa disadari oleh orang lain disekitarnya,
mungkin pula dia selalu mengandalkan dirinya sendiri dalam melakukan hal apapun, namun
orang yang punya inisiatif belum tentu kreatif.
6. Kerjasama dengan pihak lain
Kerjasama dengan pihak lain sangat diperlukan dalam bekerja, karena kerjasama akan membantu
kelancaran dalam bekerja dan berjalannya suatu pekerjaan.
7. Keandalan dalam bekerja
Keandalan dalam menjaga pekerjaan berarti mampu menjalani kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
moral dan etika kerja; mampu mengembangkan karakter diri yang taat moral dan etika; mampu
menjaga kejujuran dan keikhlasan hati untuk berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan, serta
mampu membebaskan diri dari kontrol dan pengaruh negatif orang lain.
8. Pengetahuan tentang pekerjaan
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja agar dapat melakukan kerja dengan
wajar, Pengalaman kerja ini sebelum ditempatkan dan harus diperoleh pada ia bekerja dalam
pekerjaan tersebut.
9. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
Dalam bertanggung jawab berarti kita sedang menyelesaikan sebuah masalah. Di dalam bekerja
selalu saja ada kesalahan yang kita perbuat. Dan kesalahan tersebut harus dipertanggung
jawabkan, harus diselesaikan. Di saat kita menyelesaikan masalah itu kita harus bijaksana dalam
memilih cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal tersebut agar rasa tanggung jawab yang
telah kita kerjakan dapat berhasil dengan baik. Sehingga masalah itu kita dapat selesaikan dengan
bijaksana.
10. Pemanfaatan waktu dalam bekerja
Waktu tidak hanya setara dengan uang, namun lebih dari itu. Waktu merupakan aset tak kasat
mata yang paling sulit untuk dikendalikan penggunaannya. Untuk itulah kita harus memanfaatkan
waktu dengan lebih efisien lagi.
Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Manusia
1. Fungsi Pengadaan Tenaga Kerja
Fungsi pengadaan tenaga kerja meliputi kegiatan penentuan kebutuhan tenaga kerja (baik
mengenai mutu maupun jumlahnya), mencari sumber-sumber tenaga kerja secara efektif dan
efisien, mengadakan seleksi terhadap para pelamar, menempatkan tenaga kerja sesuai dengan
posisi yang sesuai, dan memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas bagi para tenaga kerja baru.
2. Fungsi pemeliharaan tenaga kerja
Fungsi pemeliharaan tenaga kerja mencakup pelaksanaan program-program ekonomis maupun
non-ekonomis, yang diharapkan dapat memberikan ketentraman kerja bagi pekerja, sehingga
mereka dapat bekerja dengan tenang dan penuh konsentrasi guna menghasilkan prestasi kerja
yang diharapkan oleh organisasi.
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen SDM adalah menigkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada dalam
perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Selain
itu, Tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Martoyo (1992) adalah dapat ditingkatkannya
kemampuan, keterampilan dan sikap karyawan/anggota organisasi sehingga lebih efektif dan efisien
dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan organisasi.
Manfaat Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sedangkan manfaat dan tujuan dari kegiatan pengembangan sumber daya manusia menurut Schuler
(1992), yaitu :
1. Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk
Dalam hal ini kegiatan pengembangan akan meningkatkan kinerja pegawai saat ini, yang
dirasakan kurang dapat bekerja secara efektif dan ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas
kerja sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.
2. Meningkatkan produktivitas
Dengan mengikuti kegiatan pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan
ketrampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka. Dengan
semikian diharapkan juga secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kerjanya.
3. Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja
Dengan semakin banyaknya ketrampilan yang dimiliki pegawai, maka akan lebih fleksibel dan
mudah untuk menyesuaikan diri dengan kemungkinan adanya perubahan yang terjadi
dilingkungan organisasi. Misalnya bila organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi
tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah pegawai yang baru, oleh Karena pegawai
yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut.
4. Meningkatkan komitmen karyawan
Dengan melalui kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan akan memiliki persepsi yang baik
tentang organisasi yang secara tidak langsung akan meningkatkan komitmen kerja pegawai serta
dapat memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja yang baik.
5. Mengurangi turn over dan absensi
Bahwa dengan semakin besarnya komitmen pegawai terhadap organisasi akan memberikan
dampak terhadap adanya pengurangan tingkat turn over absensi. Dengan demikian juga berarti
meningkatkan produktivitas organisasi.
SUMBER 2
Pengertian Manejemen Sumber Daya Manusia
Menurut (Mathis & Jackson, 2014) dalam buku nya “Manajemen Sumber Daya Manusia”
manajemen sumber daya manusia adalah rancangan sistem-sistem yang formal untuk
memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien agar tercapainya tujuan
organisasi.
(Mathis & Jackson, 2014) juga menyebutkan bahwa aktivitas manajemen sumber daya
manusia berfokus pada :
1. Perencanaan dan Analisis SDM
Pada aktivitas ini dilakukan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
agar dapat memenuhi permintaan terhadap organisasi,lalu pada aktivitas analisis dilakukan
sebagai bahan penelitian dan informasi terhadap sumber daya manusia dalam menunjang
pekerjaan.
2. Kesetaraan dan Kesempatan Kerja
Kepastian hukum dan kesempatan kerja sangat bergantung terhadap aktivitas SDM di
perusahaan,MSDM harus dapat memahami aturan-aturan tersebut terkait dengan proses
perekrutan,seleksi,pelatihan,dan pengembangan karyawan.
3. Perekrutan Karyawan
Tujuan perekrutan berguna untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan SDM yang
berkualitas,lalu MSDM dituntut dengan memahami karakter masing-masing karyawan,agar
perusahaan dapat menentukan spesifikasi pekerjaan apa yang tepat untuk mengisi lowongan
pekerjaan.
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dengan tahap awal masa orientasi terhadap karyawan,perusahaan harus melakukan
pengembangan terhadap keterampilan dan keahlian karyawannya agar dapat berkembang
sesuai kebutuhan perusahaan,karena semakin baik kualitas karyawan maka akan semakin
baik efektivitas kerjanya.
5. Kompensasi dan Tunjangan Karyawan
Kompensasi yaitu memberikan penghargaan/imbalan kepada karyawan atas apa yang telah
diberikannya kepada perusahaan,lalu ada sistem tunjangan yang diberikan agar karyawan
merasa tambah termotivasi dalam bekerja.Perusahaan harus selalu meningkatkan tingkat
penghargaan agar karyawaan merasa dihargai.
6. Kesehatan,Keselamatan,dan Keamaan Karyawan
Kesehatan dan keselamatan pada mental dan fisik adalah hal yang terpenting dalam bekerja
di perusahaan,undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja lebih menekankan kepada
perusahaan agar lebih tanggap terhadap isu kesehatan dan keselamatan karyawannya untuk
meminimalisis kecelakaan kerja dan hal yang tidak di inginkan.
7. Hubungan Pekerja dan Manajemen
Hubungan yang baik antar karyawan sangat penting,perlakuanperusahaan juga harus
bersikap adil kepada atasan dan bawahan tidak boleh ada diskriminasi.lalu harus ada
keterbukaan antara perusahaan dan karyawannya terkait kebijakan,peraturan,dan prosedur
perusahaan.
Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut (Robbins & Coulter, 2014) pada buku nya berjudul “Manajemen” menjelaskan
fungsi manajemen sumber daya manusia di antaranya :
1. Perencanaan (Planning) ,
Adalah bagaimana merencanakan tenaga kerja agar dapat bersaing dengan karyawan lainnya
serta dapat berfungsi efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Penataan (Organizing)
Adalah bagaimana perusahaan menentukan pekerjaan apa yang akan dikerjaan, siapa yang
mengerjakan,dan bagaimana cara mengerjakaannya, dengan tahap ini karyawan dapat
mengetahui secara jelas apa yang harus dikerjakan.
3. Kepemimpinan (Leading)
Adalah bagaimana atasan bisa mempengaruhi bawahannya agar dapat bekerja dengan baik
dan dapat memimpin perusahaannya sesuai dengan tujuannya.
4. Pengendalian (Controlling)
Adalah bagaimana perusahaan dapat mengatur kegiatan agar berjalan dengan lancar,
pengendalian juga dapat berfungsi sebagai pemecah masalah di dalam perusahaan.
PERILAKU ORGANISASI
SUMBER 1
sekarang diterima sebagai disiplin akademisi yang dikembangkan dalam kerangka kelilmuan.
Teori adalah jawaban untuk pertanyaan mengapa. Teori adalah tentang hubungan antara
menekankan sifat hubungan kausal, mengidentifikasi apa yang muncul pertama serta waktu
kejadian tersebut.[1] Dari metodologi ilmiah dan teori yang terbangun, maka perilaku organisasi
menggunakan kerangka teoritis dari ilmu perilaku yang berfokus pada pemahaman dan
dalam organisasi.
umum dengan landasan teoritis yang mapan, OB sebagai bidang ilmu yang baru dan sekarang
disingkat sebagai OB) adalah bidang studi yang menyelidiki bagaimana individu, kelompok, dan
struktur mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Perilaku mengacu pada
apa yang dilakukan orang dalam organisasi, bagaimana mereka melakukan, dan apa sikap
mereka. Karena organisasi yang sering dipelajari adalah organisasi bisnis, OB sering diterapkan
untuk mengatasi masalah tempat kerja seperti absensi, omset, produktivitas, motivasi, bekerja
dalam kelompok, dan kepuasan kerja. Sehingga manajer sering menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dari hasil-hasil penelitian OB untuk membantu mereka mengelola organisasi secara
lebih efektif.
organisasi adalah telaah dan terapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak
didalam organisasi. Prilaku organisasi adalah sarana manusia bagi keuntungan manusia. Prilaku
organisasi dapat diterapkan secara luas dalam prilaku orang-orang disemua jenis orgnisasi, seperti
bisnis, pemerintahan, sekolah, dan organisasi jasa. prilaku organisasi merupakan bidang ilmu
yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara
sistematis tentang prilaku, struktur, individu, kelompok dan proses di dalam organisasi.
Prilaku organisasi juga merupakan dampak prilaku perorangan dan kelompok terhadap
organisasi, dilain pihak, pengaruh organisasi terhadap prilaku itu sendiri. Prilaku organisasi
merupakan suatu bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur
pada prilaku dalam organisasi, dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan semacam itu untuk
ditempat kerja.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prilaku organisasi adalah suatu bidang
studi yang relatif baru dengan multidisiplin ilmu, untuk mengetahui perilaku orang dalam
organisasi, baik secara orang perorang, kelompok, organisasi dan struktur yang saling
SUMBER 2
Pengertian Perilaku Organisasi menurut Para Ahli
Agar lebih jelas mengenai Perilaku Organisasi ini, berikut ini adalah definisi atau pengertian Perilaku
Organisasi menurut para Ahli dibidangnya.
Pengertian Perilaku Organisasi menurut Timothy A. Judge (2008:11), Perilaku organisasi adalah bidang
studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku
dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan
keefektifan suatu organisasi.
Pengertian Perilaku Organisasi menurut Thoha (2014:5), Perilaku Organisasi adalah Suatu studi
yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok
tertentu.
Pengertian Perilaku Organisasi menurut Khaerul Umam (2010:30), Perilaku organisasi adalah
suatu bidang studi yang mempelajari dampak perseorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku
dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi
perbaikan efektivitas organisasi
Pengertian Perilaku Organisasi menurut Syamsir Torang (2012:112), Perilaku Organisasi adalah
studi tentang apa yang dilakukan orang-orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut
mempengaruhi kinerja organisasi.
Perilaku Organisasi adalah studi tentang perilaku manusia yang bekerja di organisasi. Dengan demikian,
Ruang lingkup Perilaku Organisasi pada dasarnya adalah integrasi dari 3 konsep atau studi perilaku yang
masing-masingnya adalah Perilaku Individu, Perilaku Antar-Individu dan Perilaku Kelompok.
Perilaku Individu – Studi Perilaku Individu adalah studi tentang kepribadian individu,
pembelajaran, sikap, motivasi dan kepuasan kerja.
Perilaku Antar Individu – Perilaku Antar Individu adalah studi yang dilakukan melalui
komunikasi antara karyawan di antara mereka sendiri serta bawahan mereka, memahami kualitas
kepemimpinan orang, dinamika kelompok, konflik kelompok, kekuasaan dan politik.
Perilaku Kelompok – Perilaku kelompok mempelajari pembentukan organisasi, struktur
organisasi dan efektivitas organisasi serta upaya-upaya kelompok yang dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasinya.
KEPEMIMPINAN
SUMBER 1
Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
a. Pemimpin : Orang yang dapat memengaruhi orang lain dan memiliki otoritas manajerial.
b. Kepemimpinan : Proses memimpin dan memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
Setiap manajer harus menjadi pemimpin karena memimpin adalah salah satu dari empat fungsi manajer
Membandingkan Teori Awal Kepemimpinan
Teori Sifat Kepemimpinan
1. Penggerak atau drive
2. Hasrat untuk memimpin atau desire to lead
3. Kejujuran dan integritas
4. Kepercayaan diri
5. Kecerdasan
6. Pengetahuan relevan mengenai pekerjaan
7. Ekstraversi
8. Rawan terhadap rasa bersalah
Teori Perilaku Kepemimipinan
Dimensi perilaku Kesimpulan
University of Iowa Gaya demokratis : Gaya demokratis adalah gaya kepemimpinan
Melibatkan karyawan, mendelegasikan yang paling efektif, walaupun studi
kewenangan, dan mendorong partisipasi selanjutnya menunjukkan hasil yang
Gaya autokrasi : bervariasi
Mendikte metode kerja, membuat keputusan
sepihak, dan membatasi partisipasi
Gaya laissez-faire :
Memberikan kebebasan kepada kelompok
untuk membuat keputusan dan
menyelesaikan tugas
Ohio State University Konsiderasi: High-high leader memiliki konsiderasi dan
Memperhatikan ide dan perasaan anggota inisiasi tinggi dapat mencapai kinerja dan
grup kepuasan karyawan yang tinggi dalam situasi
Inisiasi Struktur: tertentu
Membuat struktur kerja dan hubungan kerja
demi mencapai tujuan
University of Michigan Orientasi pada karyawan: Pemimpin yang berorientasi pada karyawan
Menekankan hubungan antarpribadi diasosiasikan dengan produktivitas
Orientasi pada produksi: kelompok dan kepuasan tinggi
Menekankan aspek tugas dan teknis kerja
SUMBER 2
Pengertian Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan secara umum adalah sebuah kemampuan yang terdapat di dalam diri seseorang
untuk bisa memengaruhi orang lain atau memandu pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Sementara itu,
definisi pemimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang memimpin. Jadi, seorang
pemimpin wajib memiliki kemampuan untuk memengaruhi atau memandu sekelompok orang/pihak.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli
Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori yang harus dipahami terkait kepemimpinan. Teori-teori tersebut adalah sebagai
berikut
1. Teori Karakter
Teori karakter merupakan sebuah teori yang menitikberatkan karakter-karakter tertentu yang
mampu menyukseskan kepemimpinan. Contohnya, seperti karakter fisik, inteligensi, ketegasan,
dan sebagainya. Teori ini dipercaya oleh banyak orang, tetapi tak jarang dihampiri kritik, salah
satunya terkait karakteristik fisik. Dalam teori karakter, fisik yang terlihat tegap dan kuat
dianggap sebagai karakter pemimpin terbaik. Tentu Anda tahu betul bahwa hal ini tidak
sepenuhnya tepat. Pasalnya, belum tentu orang yang terlihat kuat punya jiwa kepemimpinan yang
tinggi.
2. Teori Perilaku
Dalam teori perilaku, dijelaskan mengenai beberapa perilaku yang mencerminkan karakter
pemimpin. Perilaku tersebut terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah job centered dan yang
kedua adalah employee centered.
Job centered adalah sifat kepemimpinan yang berfokus pada pekerjaan. Sementara itu, employee
centered berfokus pada kondisi para karyawan atau bawahan di sebuah proyek.
3. Teori Kepemimpinan Situasional
Teori yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard ini memiliki titik berat pada kematangan
para pengikut atau bawahan. Kesuksesan suatu tujuan bergantung pada matang-tidaknya para
bawahan, maka dari itu pemimpin diharapkan mampu menganalisis apakah para bawahannya
sudah cukup matang atau belum.
Dapat disimpulkan bahwa ada berbagai perbedaan pendapat terkait teori kepemimpinan. Namun,
yang jelas, kepemimpinan yang sukses tidak hanya berlandaskan pada faktor pemimpin saja, tetapi juga
para bawahan.
Fungsi Kepemimpinan
Hamdani Nawawi dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan yang Efektif menjelaskan berbagai
macam fungsi kepemimpinan sebagai berikut.
1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan pemberi tugas terhadap
para bawahannya. Sementara itu, para bawahan bertugas untuk menjalankan segala instruksi yang
diperintahkan oleh para pemimpin.
2. Fungsi Konsultatif
Berbeda dengan fungsi instruktif, fungsi konsultatif sifatnya dua arah. Bawahan dapat
berkonsultasi pada pemimpin untuk mencari jalan terbaik dalam mencapai tujuan bersama.
Pemimpin diharapkan cukup bijak dan punya pengetahuan terkait hal yang sedang dikerjakan
supaya bisa mengarahkan bawahannya dengan baik.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam fungsi ini, pemimpin mampu mengaktifkan partisipasi para pesertanya sehingga mereka
juga turut berpartisipasi dan berinisiatif dalam suatu proyek. Para bawahan tidak hanya sekadar
menjalankan perintah saja.
4. Fungsi Delegasi
Dalam fungsi delegasi, pemimpin mampu untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada orang
lain yang memang sesuai dengan tugas tersebut. Bukan hanya mampu memerintah, ia juga harus
mampu untuk mengetahui tugas-tugas yang cocok didelegasikan kepada bawahannya.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berarti pemimpin mampu untuk mengendalikan segala aktivitas bawahannya
agar efektif bertugas untuk mencapai tujuan dan tidak keluar jalur.
MOTIVASI
SUMBER 1
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation)
dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja
sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Kemampuan seorang manajer dalam memotivasi bawahannya akan mempengaruhi efektifitas manajer,
bawahan dan perusahaann. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan mampu
meramalkan perilaku dan kinerja bawahannya.
Di bawah ini merupakan beberapa pengertian dari motivasi yaitu:
a. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143).
”Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan.
b. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93).
“Motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”.
c. Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002:321).
“Motivasi adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan
seseorang”.
d. Menurut T. Hani Handoko (2003:252).
“Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam
mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta organisasi untuk melakukan tindakan
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Bagian Motivasi
Beberapa motivasi dibagi menjadi dua jenis Yaitu :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu, berupa
kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan kata lain
motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan
atau menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu tujuan maupun karena memberikan
harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja yang bekerja secara berdedikasi
semata – mata karena merasa memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan
dirinya secara maksimal.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu berupa
suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau
memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman, dan lain – lain.
Fungsi Motivasi
Beberapa fungsi motivasi,yaitu :
a. Meningkatkan efektifitas manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi pada para bawahannya.
b. Menjadikan para staf/karyawan bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya.
c. Mencapai kepuasan hasil pekerjaan dengan keefisiensian waktu namun meningkatkan jumlah
produksi.
d. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan dalam suatu perusahaan.
Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
h. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
Proses Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian para
karyawan dimotivasi kearah tujuan.
2. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya
melihat dari sudut kepntingan pimpinan atau perusahaan saja.
3. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus
mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya
insentif tersebut diperolehnya.
4. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan.
Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan.
Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan
organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.
5. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan
yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan
kepada salesman.
6. Team Work
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan
perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak
bagian.
Model-Model Motivasi
Model Tradisional
Model tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas
mereka dengan berhasil, para menajer menggunkan sistem upah insentif, semakin banyak mereka
menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan mereka.
Model Hubungan Manusiawi
Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi para karyawan dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat mereka merasa penting dan berguna, sehingga
dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk
mengambil keputusan dalam menjalankan pekerjaannya.
Model Sumber Daya Manusia
Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang sangat beraneka ragam, bukan
hanya motivasi karena uang ataupn keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan
dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam
mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan
kepentingan dan kemampuannya masing-masing.
Bentuk – bentuk Motivasi
a. Kompensasi dalam bentuk uang.
b. Pengarahan dan pengendalian.
c. Penetapan pola pekerjaan yang aktif
d. Kebajikan.
Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah sebagai berikut:
Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara langsung kepada
setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti
pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang
mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan
bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang nyaman, suasana pekerjaan yang
serasi dan sejenisnya.
SUMBER 2
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok .Kepemimpinan adalah
seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh
kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi
orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan
organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
c. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa
yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
d. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan
mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan
dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang teorikepemimpinan. Seorang
pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam
menjalankan sebuah organisasi.Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma
Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat
fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi
pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal,
seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan
untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif
dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kearah 2 hal.
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi
dengan bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yangmemberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Tipe-Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak
sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan
memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-
undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan
menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh
dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,
pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah
diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala
perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang
dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan
hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan
kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan
langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
Fungsi Kepemimpinan
Menurut Adair (2008:11) adalah sebagai perencanaan, pemrakasaan, pengendalian, pendukung,
penginformasian dan pengevaluasian. Masing-masing fungsi kepemimpinan tersebut diuraikan sebagai
berikut :
1. Perencanaan
b. Mencari semua informasi yang tersedia;
c. Mendefinisikan tugas;
d. Menetapkan tujuan kelompok.
2. Pemrakasaan
a. Memberikan pengarahan pada kelompok mengenai sasaran dan rencana;
b. Membagi tugas pada anggota kelompok
c. Menetapkan standar kelompok.
3. Pengendalian
a. Memelihara antara kelompok;
b. Mempengaruhi tempo;
c. Menjaga relevansi diskusi.
4. Pendukung
a. Memberi semangat kepada kelompok atau individu;
b. Menciptakan semangat tim;
c. Meredakan ketegangan dengan humor.c
5. Penginformasi
a. Memperjelas tugas dan rencana;
b. Menerima informasi dari kelompok;
c. Membuat ringkasan atas usul dan gagasan yang masuk akal.
6. Pengevaluasian
a. Mengevaluasi kelayakan gagasan
b. Menguji konsekuensi yang diusulkan;
c. Pengevaluasi prestasi kelompok.
PENGAWASAN
Pengertian
Fungsi pengawasan dalam manajemen adalah proses memastikan bahwa semua yang dijalankan telah
sesuai dengan acuan yang sudah direncanakan. Fungsi manajemen pengawasan juga disebut dengan
fungsi pengendalian atau controlling. Fungsi ini menjadi kesatuan sebagai fungsi manajemen. selain
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian dan fungsi pengarahan.
Pengawasan Menurut Para Ahli
Para ahli manajemen juga mengemukakan beberapa definisi pengawasan. Pengertian pengawasan antara
satu ahli dengan lain mungkin berbeda namun memiliki makna yang kurang lebih sama hanya berbeda
cara pandang. Berikut pengertian pengawasan menurut para ahli:
1. Winardi
Definisi pengawasan adalah seluruh kegiatan yang dijalankan oleh pihak manajer untuk
memastikan bahwa hasil sesungguhnya sesuai dengan hasil dari perencanaan.
2. Basu Swasta
Pengertian pengawasan adalah fungsi penjaminan bahwa segala aktivitas akan memberikan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Sondang P. Siagian
Pengawasan ialah proses mengamati suatu pelaksanaan dari keseluruhan aktivitas organisasi
untuk menjamin supaya seluruh tugas yang sedang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
sebelumnya.
4. Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir
Arti pengawasan yaitu segala bentuk upaya dan perbuatan yang ditujukan untuk mengetahui
sejauh mana keberjalanan pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan aturan dan tujuan
yang akan diraih.
5. Henry Fayol
Fayol menyatakan bahwa pengawasaan terdiri proses pengujian untuk mengetahui apakah segala
sesuatu dilaksanakan sesuai perencanaan dan sesuai perintah dan aturan yang ada. Pengawasan
bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan penyimbangan untuk segera diperbaiki dan
mencegah terjadinya kealahan yang sama di kemudian hari.
6. George R. Terry
Terry menjelaskan bahwa pengawasan merupakan upaya untuk menentukan hasil yang telah
diraih, mengevaluasi hasil tersebut, dan menjamin supaya hasil tersebut sesuai dengan
perencanaan.
7. Sarwoto
Dalam buku yang berjudul Dasar Dasar Organisasi dan Manajemen, pengertian pengawasan yang
dijelaskan Sarwoto adalah aktivitas manajer dalam pengupayakan supaya tugas dan pekerjaan
dapat dijalankan sesuai dengan perencanaan yang ditentukan.
Pada pengertian pengawasan itu dijelaskan bahwa pelaksana fungsi pengawasan dalam
manajemen adalah manajer dan alat ukur kegiatan pengawasan adalah perencanaan yang telah
disusun sebelumnya. Selain itu secara implisit dalam bukunya, Sarwoto mengemukakan terkait
tujuan pengawasan yang mengupayakan supaya tugas dan tanggung jawaab dijalankan dan
disesuaikan dengan acuan pada perencanaan. Sehingga tugas dan pekerjaan yang dimaksud
adalah pekerjaan yang sedang dijalankan.
8. M. Manullang
Manullang mendeskripsikan pengawasan sebagai proses penentuan tugas dan tanggung jawab
yang telah dijalankan, melakukan penilaian, dan melakukan tindakan korektif jika diperlukan
dengan tujuan agar pelaksanaan yang telah dijalankan sesuai dengan perecanaan.
1. Pengawasan menilai apakah setiap elemen/unit dalam organisasi menjalankan kebijakan dan
aturan yang sesuai dengan tugas masing-masing.
2. Untuk menilai surat maupun laporan apakah telah mendeskripsikan aktivitas yang aktual dengan
tepat dan teliti.
3. Sebagai penilai terkait pengontrolan aktivitas manajemen apa sudah memadai dan dilaksanakan
dengan efektif.
4. Menganalisis apakah aktivitas yang telah dikerjakan secara efektif meraih sasaran yang
ditentukan sebelumnya.
5. Meneliti apakah aktivitas dijalankan seefisien mungkin.
Tujuan Pengawasan
Aktivitas pengawasan memiliki berbagai macam tujuan dalam manajemen organisasi, diantaranya :
1. Menjamin keberjalanan pekerjaan sesuai dengan perencanaan, kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan.
2. Melakukan koordinasi antar aktivitas yang dilaksanakan.
3. Menghindari terjadinya penyalahgunaan dan pemborosan anggaran.
4. Melakukan penjaminan akan terwujudnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan
(apabila perusahaan nirlaba)
5. Membangun kepercayaan konsumen/publik pada kepemimpinan
organisasi/perusahaan/pemerintahan.