Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

SOAL QUIZ SEMESTER GASAL


TAHUN 2018/2019

MATA KULIAH : Pengantar Pendidikan


DOSEN : Aprilia Nurul Chasanah, M. Pd.
SKS/ SEMESTER : 3 SKS/ I
KELAS : 01
HARI/ TANGGAL : Senin, 3 Desember 2018
PUKUL : 11.00 – 12.40 WIB
PROGRAM STUDI : Pendidikan Matematika

PETUNJUK
a. Berdoalah sebelum dan setelah mengerjakan!
b. Ujian bersifat tertutup (closed book).
c. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan NPM pada lembar jawaban yang tersedia!
d. Bacalah soal dengan cermat!
e. Pilihlah dan kerjakanlah terlebih dahulu soal yang dianggap mudah!
f. Periksalah kembali pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas!

SOAL
1. Identifikasilah masalah-masalah pendidikan di tingkat SMP. Bagaimana solusinya?
(Skor: 20)
2. Indonesia menghadapi beberapa tantangan untuk memperbaiki permasalahan pendidikan
yang ada, seperti belum meratanya pendidikan ataupun kualitas pendidikan itu sendiri.
Cobalah Anda rancang dengan benar dan gunakan konsep berfikir yang sistematis,
paradigma yang harus dimiliki bangsa untuk memperbaiki sistem pendidikan di
Indonesia. (Skor: 20)
3. Inovasi pendidikan telah didefinisikan oleh banyak pakar yang dapat dipahami sebagai
usaha pembaharuan. Jelaskan sesuai pemahaman Anda makna inovasi pendidikan
tersebut! (Skor: 20)
4. Metode pembelajaran di Indonesia, lebih mengedepankan sisi teoritis (text book)
dibandingkan sisi aplikatif. Oleh karena itu, siswa lebih sering menghafal materi, tanpa
berusaha diajarkan dengan kondisi riil yang ada di lapangan. Menurut Anda,
bagaimanakah metode pembelajaran yang yang seharusnya sehingga mampu memberikan
pemahaman yang komprehensif kepada siswanya? (Skor: 20)
5. Bagaimana pengembangan karakter dalam sistem pendidikan di sekolah? (Skor: 20)
6. Apakah aliran pendidikan yang mendasari Pendidikan kejuruan?

~SELAMAT MENGERJAKAN☺~
Terus mencoba untuk bisa. Itulah perjuangan yang sesungguhnya.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

SOAL

1. Di setiap negara, khususnya negara-negara berkembang seperti Indonesia,


pengangguran masih menjadi masalah yang serius. Bahkan tercatat menurut Bappenas
tingkat pengangguran didominasi oleh kaum muda selepas mereka menyelesaikan
studinya. Dengan melihat kasus di atas, coba saudara analisis, apakah penyebab dari
pengangguran, kajilah melalui perspektif ekonomi, dan bagaimanakah seharusnya peran
pendidikan dalam mengurangi fenomena “pengangguran terdidik”?

2. Metode pembelajaran di Indonesia, lebih mengedepankan sisi teoritis (text


book)dibandingkan sisi aplikatif. Alhasil, para siswa lebih sering menghafal materi, tanpa
berusaha diajarkan dengan kondisi riil yang ada di lapangan. Menurut saudara,
bagaimanakah metode pembelajaran yang yang seharusnya sehingga mampu
memberikan pemahaman yang komprehensif kepada siswanya?

3. Indonesia menghadapi beberapa tantangan untuk memperbaiki permasalahan


pendidikan yang ada, seperti belum meratanya pendidikan ataupun kualitas pendidikan
itu sendiri. Cobalah saudara rancang dengan benar, dan gunakan konsep berfikir yang
sistematis, paradigma yang harus dimiliki bangsa untuk memperbaiki sistem pendidikan
di Indonesia.

4. Indonesia telah mengalami pergantian kurikulum yang relatif cepat, mulai dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Tahun 2006, lalu Kurikulum 2013, dan sekarang dikembalikan lagi kepada KTSP.
Anehnya, pergantian kurikulum ini sering berbarengan dengan pergantian Mentri,
sehingga menimbulkan anggapan “ganti mentri, ganti kurikulum”. Melihat fenomena
tersebut, apakah dampak dari pergantian kurikulum tersebut terhadap sistem
pembelajaran di sekolah?

5. Salah satu komponen proses yang paling mendasar dalam sistem


pendidikan ialah kurikulum, sebagai serangkaian materi yang harus
dikuasai siswa pada masa pendidikannya. Terkait kurikulum pada masa
reformasi, apakah terdapat perbedaan mendasar dengan kurikulum
pada masa orde lama?

BERIKUT JAWABAN YANG COBA SAYA TULISKAN


Permasalahan no.1 :
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

Menurut kajian saya, hal ini terjadi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan
yang tersedia dibandingkan dengan jumlah lulusan setiap tahunnya tidaklah
sebanding, menurut data dari badan pusat statistik sampai bulan Februari
2015, jumlah sarjana di Indonesia yang menganggur menyentuh angka ±400
ribu sarjana. Hal ini sudah pasti menurunkan kepercayaan masyarakat akan
tingkat kualitas sarjana yang terus dikeluarkan setiap tahunnya, serta
menimbulkan pola pikir bahwasanya untuk apa bersekolah/ menuntut ilmu
sampai 4-5 tahun lamanya jikalau ketika lulus belum dapat bekerja atau
mencari nafkah. Ketika dikaji menurut aspek psikologis sang sarjana sendiri
sudah pasti akan menimbulkan tekanan batin yang mendalam ketika sang
sarjana dipertanyakan kredibilitasnya sebagai sarjana. Ketika dikaji menurut
bidang ekonomi secara luas, jumlah sarjana yang terus dikeluarkan dan
menganggur lama kelamaan akan menyebabkan penumpukan jumlah
pengangguran di Indonesia, yang secara otomatis hal ini akan menganggu
kestabilan ekonomi Indonesia itu sendiri dan menimbulkan tindakan-tindakan
kriminal yang tidak diinginkan sehingga menyebabkan ancaman keamanan
nasional
Menurut Ibrahim Vatih dalam Okezone.com tanggal 4 November 2015, beliau
menerangkan bahwa hal diatas timbul disebabkan oleh 3 faktor. Diantaranya:
#1 Pertumbuhan Ekonomi Rendah : Semua sepakat bahwa ini termasuk
faktor kunci yang menentukan seberapa besar jumlah pengangguran pada
suatu negara. Melihat pada rumus yang berlaku secara internasional, tingkat
pengangguran di Indonesia sebenarnya hanya 5.81%. Bisa bandingkan
dengan negara yang lebih maju seperti Perancis 9% dan Spanyol lebih
menakutkan yaitu 23%. Yang menjadi masalah adalah jumlah penduduk dan
luar wilayahnya. Angka 5% menjadi sangat besar dikarenakan hal ini. Tapi,
angka ideal untuk bisa dikatakan sebagai negara yang sejahtera,
pengangguran harus di bawah 3%.Dikarenakan pertumbuhan yang
cenderung lambat, sektor industri juga ‘malas’ untuk membuat rencana
pengembangan infrastruktur dan SDM.
#2 Mempunyai Skill dan Cara Berpikir yang Terlalu Maju : Ternyata,
jumlah sarjanan pengangguran lebih banyak ketimbang lulusan SMK/SMA
yang menganggur. Data ini sangat membingungkan dan mencengangkan.
Artinya, lulusan SMK/SMA lebih banyak diserap oleh industri ketimbang
lulusan sarjana. Ternyata, mayoritas sektor industri di Indonesia tidak butuh
tenaga yang terlalu pintar. Tenaga yang terlalu pintar dianggap banyak
menuntut, terutama soal gaji, ini yang membuat industri berpikir berulang kali
untuk merekrut sarjana.
#3 Terlalu Banyak Lulusan Sosial : Hampir semua perguruan tinggi di tanah
air mempunyai fakultas ekonomi dan hukum. Padahal bisa jadi kebutuhan
lulusan dari kedua fakultas ini tidak terlalu besar. Kalau bahasa ekonominya
terlalu banyak suplai alias over supply, akhirnya yang lebih itu jadi
menganggur. Tidak hanya dua fakultas tadi, sarjana seperti manajemen,
sospol, sastra, dan lainnya juga bernasib sama. Masih banyak industri yang
membutuhkan tenaga dari lulusan sarjana teknik.
Teknik apapun.Masih banyak daratan Indonesia yang membutuhkan SDM
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

dari lulusan teknik. Masih ada ratusan ribu kilometer jalan raya dan ribuan
megawat listrik yang butuh untuk dibangun. Tidak mungkin kan lulusan
sarjana sastra membangun jalan tol dan menciptakan infrastruktur
listrik/energi? Studi dan penelitian yang dilakukan World Bank memberitahu
pada kita bahwa jumlah sarjana teknik pada sebuah negara sangat
berbanding lurus dengan kemajuan negara tersebut..( DISADUR
DARI http://rubik.okezone.com/read/19652/jumlah-sarjana-pengangguran-
terus-bertambah-setiap-tahun)
Menurut hal-hal diatas, saya menyimpulkan bahwa apa yang harus dilakukan
oleh bidang pendidikan adalah menumbuhkan kesadaran pentingnya
membangun pertumbuhan ekonomi dengan membuka lapangan pekerjaan
baru. Tidak perlu langsung dalam skala besar, dalam skala UKM pun sudah
mencukupi untuk pembukaan lapangan pekerjaan baru. Hal kedua yang harus
bidang pendidikan lakukan adalah menggalakan SMK, agar terciptanya
lulusan pendidikan menengah yang berkompeten sehingga memudahkan
mendapat pekerjaan, dilanjutkan dengan mengeratkan sinergi dengan
perusahaan agar pekerja lulusan SMK yang terbukti berkompeten untuk
melanjutkan studi ke jenjang sarjana untuk menambah kemampuan
bekerjanya. Hal terakhir yang harus dilakukan bidang pendidikan adalah
pengkajian ulang mengenai program studi atau jurusan jurusan di universitas.
Apakah program studi yang sudah terdapat di universitas sudah sesuai
dengan kebutuhan Indonesia? Seperti jurusan Antropologi yang sampai
sekarang prospek kerjanya masih abstrak dan belum jelas, ditambah dengan
overloaded lulusan di juusan-jurusan Ekonomi ( Akuntansi, Manajemen, dll)
yang menyebabkan masalah tersendiri, seharusnya stakeholders pendidikan
melakukan kajian ulang mengenai kuota penerimaan setiap tahunnya.
Permasalahan no 2:
Permasalahan teori belajar text book sebenarnya sudah menjadi kebiasaan
umum masyarakat Indonesia. Peserta didik dibiasakan untuk terus menghafal
sudah menjadi strategi pengajaran yang dilakukan oleh tenaga pengajar.
Alasan keabsahan dan ketepatan jawaban selalu menjadi senjata utama staf
pengajar apabila dipertanyakan permasalahan ini oleh peserta didik itu
sendiri. Sistem peninggalan pendidikan pondok pesantren berpuluh-puluh
tahun ini dirasa sudah cukup kuno dan tidak sesuai dengan kebutuhan
pendidikan Indonesia (http://aktivasiotakkanan.net/dahsyatnya-sistem-
pendidikan-di-pesantren/) .Ketika sistem ini terus diterapkan,akan
menyebabkan pendeknya rentang waktu pemahaman peserta didik akan
suatu materi, peserta didik hanya menghafal tanpa adanya catatan cenderung
hanya mengingat 30 detik- 1 jam saja. Sudah pasti akan menimbulkan opini
bahwa anak tersebut terlihat bodoh dan tidak mengerti apa apa.
Ridho Falah Adhi menyarankan 10 metode belajar efektif
dalam Okezone.com tanggal 13 Februari 2015, yang saya perkecil menjadi 7
poin.diantaranya adalah :
1.Menandai bagian penting : Teknik menandai bagian paling penting dari
apa yang sudah kita baca ini adalah salah satu tips belajar paling sederhana
dan banyak dipakai. Baca teks dengan komprehensif terlebih dahulu,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

kemudian tandai kata-kata kunci atau kalimat utama. Dengan begitu, kita bisa
mengolah informasi tersebut dengan kata-kata sendiri saat dibutuhkan.

2. Buatlah catatan :Pada dasarnya tujuan mencatat adalah untuk


meringkas bahan kuliah atau artikel dalam kata-kata sendiri, sehingga
dapat dengan mudah mengingat hasil pemikiran yang ditulis. Kuncinya
adalah meringkas konten secepat mungkin sementara tidak
meninggalkan informasi yang penting. Kita bisa membuat catatan di
secarik kertas, di bagian belakang buku teks atau menggunakan
smartphone.
3. Pemetaan pikiran : Keuntungan dari pemetaan pikiran atau mind map
adalah kita dapat menghemat banyak waktu belajar dan lebih
memperkuat pengetahuan untuk ujian. Peta pikiran adalah alat yang
sangat serbaguna. Ia dapat digunakan untuk berdebat, menguraikan
esai atau topik penelitian dan untuk persiapan ujian umum. Bila sudah
terbiasa, kemampuan kita dalam membuat peta pikiran akan semakin
cepat dan mudah, sehingga metode ini akan menjadi alat yang ideal
untuk menghadapi ujian.
4. Studi Kasus :Studi kasus dapat membantu kita memvisualisasikan
teori dan menempatkannya dalam konteks yang lebih familiar dan
realistis. Studi kasus biasa digunakan untuk memahami implikasi dari
beberapa teori. Hal ini sangat berguna dalam mata pelajaran bisnis
atau hukum. Dengan cara ini kita dapat lebih memahami penerapan
teori dan apakah teori itu benar-benar menyatakan tesis.
5. Brainstorming : Ini adalah teknik belajar lain yang ideal untuk
dilakukan bersama teman-teman atau teman
sekelas.Brainstorming adalah cara yang bagus untuk memperluas
setiap ide yang mungkin keluar dari topik apa pun. Tidak ada jawaban
yang salah saat melakukan brainstorming, yang dilakukan hanya
berargumen dan menangkap ide-ide, sehingga kita dapat meninjau
jawaban-jawaban itu sesudahnya.
6. Mengatur waktu belajar :Proses belajar akan lebih tertata dengan
jadwal belajar. Jadwal studi memberikan kita gambaran waktu dan
tujuan yang harus dicapai. Banyak aplikasionlinegratis yang berguna
untuk mengatur jadwal belajar menjadi jauh lebih mudah.
7. Menggambar :Banyak orang merasa lebih mudah untuk mengingat
gambar daripada teks. Itulah sebabnya mereka lebih mampu menghafal
konsep jika diilustrasikan dengan foto atau gambar.

( Dikutip dari : http://news.okezone.com/read/2015/02/13/65/1105427/10-cara-


belajar-efektif)
Permasalahan no.3:
Menurut analisis serta data yang saya himpun dari berbagai sumber, rata-rata
permasalahan pendidikan Indonesia terletak pada poin-poin dibawah ini. Poin
pertama adalah mengenai kesenjangan sarana dan prasarana yang
disediakan masing-masing pemerintah daerah. Seperti dalam kasus
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

pengkomputerisasian sistem pembelajaran yang ada di Jakarta, sedangkan


tidak terlalu jauh dari Jakarta,tepatnya di kabupaten Lebak provinsi
Banten,masih terdapat banyak sekolah yang dari segi bangunan dan
perlengkapan belajar yang mengkhawatirkan. Masalah kedua yang selalu
menghantui pendidikan Indonesia terletak pada strategi pembelajaran yang
terkesan terlalu kuno dan tidak sesuai zaman. Sehingga menyebabkan efek
jenuh dan proses yang statis terhadap perkembangan pendidikan Indonesia
Mengambil dari buku “PARADIGMA PENDIDIKAN NASIONAL ABAD
XXI” yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
yang disusun oleh beberapa ahli pendidikan ( Link tertaut dibawah), saya
menyimpulkan ada 6 poin yang seharusnya menjadi paradigma pendidikan di
Indonesia. poin tersebut adalah :
1.Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa
Jika dahulu biasanya yang terjadi adalah guru berbicara dan siswa
mendengar, menyimak, dan menulis – maka saat ini guru harus lebih banyak
mendengarkan siswanya saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan
berkolaborasi. Fungsi guru dari pengajar berubah dengan sendirinya menjadi
fasilitator bagi siswa-siswanya.

2.Dari pasif menuju aktif-menyelidiki


Jika dahulu siswa diminta untuk pasif saja mendengarkan dan menyimak
baik-baik apa yang disampaikan gurunya agar mengerti, maka sekarang
disarankan agar siswa harus lebih aktif dengan cara memberikan berbagai
pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya.

3.Dari pribadi menuju pembelajaran berbasis tim


Jika dahulu proses pembelajaran lebih bersifat personal atau berbasiskan
masing-masing individu, maka yang harus dikembangkan saat ini adalah
model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama antar individu.

4.Dari alat tunggal menuju alat multimedia


Jika dahulu ilmu guru hanya mengandalkan papan tulis untuk mengajar, maka
saat ini diharapkan guru dapat menggunakan beranekaragam peralatan dan
teknologi pendidikan yang tersedia – baik yang bersifat konvensional maupun
modern.

5.Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin


jamak
Jika dahulu siswa hanya mempelajari sebuah materi atau fenomena dari satu
sisi pandang ilmu, maka saat ini konteks pemahaman akan jauh lebih baik
dimengerti melalui pendekatan pengetahuan multi disiplin.

6.Dari pemikiran faktual menuju kritis


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

Jika dahulu hal-hal yang dibahas di dalam kelas lebih bersifat faktual, maka
sekarang ini harus dikembangkan pembahasan terhadap berbagai hal yang
membutuhkan pemikiran kreatif dan kritis untuk menyelesaikannya.
( Diambil dari : http://download.isi-dps.ac.id/index.php/category/5-peraturan-
lainnya?download=369:paradigma-pt-abad-21)

Permasalahan no 4 :
Kurikulum menurut UU Sisdiknas no 20 Tahun 2003 dapat diartikan
sebagai ”Kurikulum merupakan seperangkat rencana & sebuah pengaturan
berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
sebuah tujuan pendidikan nasional”. Dalam perjalanannya di Indonesia,
kurikulum selalu menjadi permaslahan epik di Indonesia, mulai dari anggapan
bahwa kurikulum yang sering tertinggal dari perkembangan zaman, terlalu
cepat berganti, sampai pada kurikulum tidak sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan Indonesia. Diangkat dalam kasus ini, perubahan yang terjadi
dalam 3 kurikulum terakhir. Yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004),
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006), serta yang sangat fenomenal
yaitu Kurikulum Berbasis Karakter ( 2013). Berikut hasil analisis saya
mengenai masing-masing kurikulum secara singkat.

Pada saat Kurikulum Berbasis Kompetensi diterapkan terdapat kelebihan,


diantaranya seperti KBK dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi
peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan
penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri serta KBK bersifat alamiah
(konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing. Namun ternyata KBK memiliki sejumlah
kekurangan seperti dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun,
padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling
mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan. Serta pada
prosesnya konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan
standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk
merancang pembelajaran secara berkelanjutan

Pada saat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diterapkan di Indonesia,


menjadi suatu angin segar dalam Pendidikan di Indonesia. Dikarenakan KTSP
memiliki kelebihan seperti mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam
menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat diungkiri bahwa salah satu
bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu ialah adanya
penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi
real di lapangan, dan kurang menghargai atau meninjau potensi keunggulan
local yang ada bisa dimunculkan sekolah didaerah atau provinsi. Ditambah
dengan Kurikulum sangat dekat dengan kebutuhan masing-masing sekolah,
yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten
kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan peserta didik dan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

kondisi daerahnya masing-masing. Dalam perjalanannya selama 6-7 tahun,


ternyata KTSP memiliki beberapa kekurangan yang dijadikan acuan untuk
perubahan kurikulum. Diantaranya seperti tidak tersedianya sarana dan
prasarana yang lengkap dan representatif juga merupakan kendala yang
banyak dijumpai di lapangan, banyak satuan pendidikan yang minim alat
peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama
pemberlakuan KTSP, penerapan KTSP yang merekomendasikan
pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru.
Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi
guru untuk mendapatkan tunjangan profesi. Kendala lain yang dialami guru
adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi
dengan portofolio.karena ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola
assessment lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang berbasis kognitif
semata ( BEBERAPA SUMBER : http://noor-
ekha.blogspot.co.id/2012/07/kelemahan-dan-kelebihan-kbk-dan-ktsp.html)
Akhirnya pada tanggal 15 Juli 2013, pemerintah Indonesia selaku stake
holders pendidikan Indonesia mulai memberlakukan Kurikulum Berbasis
Karakter atau yang akrab disapa KURTILAS ( Kurikulum 2013). Seolah
penerapan kurikulum ini menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan
Indonesia, mengedapankan pendidikan berbasis pembangunan karakter
peserta didik menjadikan kurikulum ini dianggap sebagai jawaban dari
permasalahan pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini dinilai memiliki kelebihan
seperti siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. Serta beberapa
penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat
dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek,
sikap dan lain-lain menjadikan kurikulum ini dirasa pantas untuk dijadikan
acuan pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini tak lepas dari penilaian negatif
beberapa pengamat yang menegaskan bahwa kurikulum ini memiliki
beberapa kelemahan seperti banyak sekali guru-guru yang belum siap secara
mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih
kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga
membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cara berfikir guru, dan
salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah
paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi
siswa agar kreatif, hal ini menyebabkan banyak sekali buku acuan siswa yang
bersifat plagiarisme dan bukan merupakan susunan dari tim pengajar. (
BEBERAPA SUMBER
: https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihal-keunggulan-dan-
kelemahan-kurikulum-2013/)
Melihat dari seringnya pergantian kurikulum dalam jangka waktu yang sangat
pendek serta munculnya kebijakan pemerintah dengan memberhentikan
pelaksanaan kurikulum 2013 dan kembali kepada pelaksanaan KTSP (2006),
saya mengemukakan bahwa hal ini menyebabkan dampak-dampak terhadap
jalannya pendidikan di Indonesia. Hal pertama yang timbul adalah akan
terjadinya kebingungan baik di pihak pengajar maupun di pihak peserta didik
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

dikarenakan acuan pembelajaran yang terus berubah. Hal kedua Di kalangan


guru, akan muncul perasaan bahwa guru di sekolah dengan penerapan
Kurikulum 2013 akan dianggap sebagai guru yang lebih baik daripada guru di
sekolah yang kembali menerapkan Kurikulum 2006. Bahkan, perasaan
berlebihan itu berpotensi menimbulkan ejekan atau sindiran ketika guru-guru
bertemu. Hal ketiga adalah perebutan jam mengajar. Karena Kurikulum 2006
kembali diterapkan, beberapa mata pelajaran akan dikembalikan. Kondisi ini
akan memicu persoalan baru, yaitu jumlah jam mengajar. Dahulu, guru sudah
tercukupi jam mengajarnya ketika Kurikulum 2013 diterapkan. Begitu
keputusan implementasi kurikulum baru ini dicabut, guru harus ngemis jam
mengajar ke sekolah lain. Pada situasi ini, guru akan teramat malu dan
kembali terombang-ambing karena harus mencari jam mengajar ke sekolah
lain demi memenuhi kewajiban 24 jam mengajar per pekan. Guru itu akan
merasa dibuang dari sekolah induknya karena dikalahkan oleh guru senior.
Hal Keempat yang timbul adalah, timpangnya kebijakan. Karena Kurikulum
2013 memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang lebih banyak dan
lengkap, persoalan ini dapat dijadikan alasan sekolah untuk mencari
tambahan biaya kepada orang tua siswa. Di sinilah akan terjadi ketimpangan
perhatian pemerintah. Sekolah dengan Kurikulum 2013 boleh menarik iuran
kepada orang tua siswa, tetapi sekolah dengan Kurikulum 2006 dilarang.
Jelas kemudahan ini akan memantik persoalan baru, baik bagi guru, kepala
sekolah, dan masyarakat.
(SUMBER : http://www.kompasiana.com/johanmenulisbuku/dampak-
pergantian-kurikulum_54f9129aa33311f1068b45cf)
Permasalahan no 5 :
Permasalahan no 5 secara garis besar memiliki kesamaan dengan masalah
no 4, yaitu mengenai kurikulum. Seperti yang sudah saya kemukakan
mengenai arti kurikulum menurut UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
bahwasanya kurikulum berarti seperangkat rencana & sebuah pengaturan
berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
sebuah tujuan pendidikan nasional. Menjadikan kurikulum sebagai komponen
penting dalam proses pendidikan di Indonesia.
Pada masa reformasi, tercatat Indonesia memiliki 3 kurikulum yang
dikemukakan, yaitu KBK 2004, KTSP 2006, KURTILAS/ KBK 2013. Pada
awal masa reformasi, pemerintah masih menerapkan kurikulum 1994 yang
merupakan peninggalan dari kurikulum orde baru. Dirasa kurikulum 1994
memiliki bobot belajar yang berat dan tidak sesuai dengan perkembangan
zaman. Sebenarnya KBK 2004 tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh
dengan kurikulum 1994,hanya terdapat perbedaan di cara belajar siswa
dalam kelas. Inovasi terbesar terdapat pada penerapan KTSP 2006, dimulai
dengan pergantian masa evaluasi siswa dari caturwulan ( per 4 bulan)
menjadi semester ( per 6 bulan). Selain hal tersebut KTSP juga memberi
kewenanangan penuh terhadap pihak sekolah untuk mengembangkan
kualitas sekolah itu sendiri ( Bersifat otonomi dan tidak tersentralisasi)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

Sedangkan pada masa Orde lama ( Pasca kemerdekaan-1964), pemerintah


yang pada saat itu dikepalai oleh Bpk.IR. Soekarno mengeluarkan 3
kurikulum, yaitu kurikulum 1947 (Rencana pelajaran atau dalam bahasa
belanda leer plan), Kurikulum 1952 (Rencana Pelajaran Terurai 1952), serta
kurikulum 1964( Rencana Pendidikan 1964). Leer plan adalah kurikulum
pertama negara Indonesia, kurikulum ini bersifat perubahan orientasi
pendidikan lebih bersifat politis dari orientasi pendidikan Belanda kepada
kepentingan nasional.Kurikulum 1947 dilandasi dengan semangat zaman dan
suasana kehidupan berbangsa, pendidikan pada masa ini lebih menekankan
kepada pembentukan karakter manusia indonesia yang merdeka dan
berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Materi pelajaran dihubungkan
dengan kejadian dan kehidupan sehari-hari serta memberikan perhatian
terhadap pendidikan kesenian dan pendidikan jasmani. Kurikulum 1947 baru
secara resmi dilaksanakan di sekolah-sekolah mulai tahun 1950. Bentuk
kurikulum ini memuat dua hal pokok yaitu daftar mata pelajaran dan jam
pelajarannya, disertai dengan garis-garis besar pengajaran. Dilanjutkan
dengan kurikulum 1952 yang merupakan penyempurnaan kurikulum 1947,
kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang
paling menonjol dan sekaligus ciri kurikulum 1952 ini bahwa setap rencana
pelajaran sehari-hari. Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang guru
mengajar satu mata pelajaran. Di penghujung era pemerintahan presiden
Soekarno menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana Pendidikan
1964 atau kurikulum 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi
ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerinah mempunyai keinginaan agar
rakyat mendapat penegetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang
SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana.
Fokus kurikulum 1964 ini pada pengemabangan Pancawardhana, yaitu : Daya
cipta, Rasa, Karsa, Karya, dan Moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam
lima kelompok bidang studi yaitu ; moral, kecerdasan, emosional,
keterampilan, dan jasmaniah. Pendidikan Dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
Terdapat perbedaan yang cukup mencolok diantara fokus kedua kurikulum.
Hal pertama terdapat pada fokus kurikulum orde lama adalah membenahi
sistem pendidikan Indonesia menjadi mandiri dan terlepas dari sistem
pendidikan peninggalan negara jajahan, sedangkan fokus kurikulum era
reformasi adalah pengembangan sistem pembelajaran sesuai kebutuhan
peserta didik mengikuti perkembangan zaman. Fokus kedua terdapat pada
pengembangan staf pengajar, pada era orde lama guru sebagai staf pengajar
diarahkan sebagai pemberi materi dan sumber pertukaran ilmu didalam kelas
serta role model yang harus siswa lakukan, sedangkan pada masa reformasi
kurikulum berfokus kepada staf pengajar hanya menjadi fasilitator dan
pemantau perkembangan peserta didik, sehingga peserta didik diarahkan
untuk mencari sumber pembelajaran secara mandiri. Fokus terakhir terdapat
pada tujuan pendidikan Indonesia sendiri, pada era orde lama tujuan
pendidikan Indonesia mengarah kepada penumbuhan semangat peserta didik
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

untuk membangun negaranya, sedangkan fokus pada era reformasi


mengarah kepada penumbuhan kreatifitas peserta didik untuk berinovasi
dalam membangun negaranya.
Sekian yang dapat saya kemukakan mengenai pemecahan 5 kasus bidang
pendidikan yang terjadi di Indonesia, penulis berharap semoga apa yang
sudah penulis kemukakan dalam hasil Studi Analisis Kasus ini dapat berguna
sebagai acuan pemecahan masalah pendidikan di Indonesia. Apabila terdapat
kekurangan serta kesalahan penulisan, saya memohon maaf sebanyak-
banyaknya.

Jelaskan pengertian aliran Rekonstruksionisme, dan kaitannya dengan proses pembelajaran, sebutkan satu metode
pembelajaran yang berbasis Rekonstruksionisme!
5. Uraikan apa yang dimaksud dengan pendidikan yang berlandaskan psikologis! Sebutkan satu contoh aliran psikologi yang
banyak dipakai sekarang.
6. Apakah aliran pendidikan yang mendasari Pendidikan kejuruan ?

Jelaskan Makna moral menurut behavioristik dan kognitivistik !


Jawaban :Makna moral menurut behavioristik adalah teori perkembangan perilaku, yang
dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan
terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap
perilaku kondisi yang diinginkan. Sedangkan Makna moral menurut kognitivistik lebih
menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional
yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik,
yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara
kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Jadi dapat
disimpulkan dari keduanya yaitu suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang
terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya
untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

Mengapa empirisisme menganggap penting pendidikan? Jelaskan alasannya !


Jawabannya : karena perkembangan anak menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh
lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya
manusia itu bisa dididik apa saja menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya. Paham
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id

ini mengandaikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia ditentukan oleh
faktor-faktor pengalaman yang berada diluar diri manusia, baik yang sengaja didesain melalui
pendidikan formal maupun pengalaman-pengalaman yang tidak disengaja yang diterima
melalui peididikan informal, nonformal dan alam sekitarnya.Apabila manusia mendapatkan
pendidikan yang baik, maka ia akan tumbuh menjadi manusia yang bermutu. Sebaliknya,
apabila dalam pertumbuhannya ia menerima pendidikan yang buruk, maka ia akan tumbuh
menjadi manusia yang buruk. Aliran ini beranggapan bahwa pendidikan layaknya pabrik.
Seburuk apapun seseorang, apabila diberikan pendidikan yang baik maka dia akan menjadi
baik.

Anda mungkin juga menyukai