UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id
PETUNJUK
a. Berdoalah sebelum dan setelah mengerjakan!
b. Ujian bersifat tertutup (closed book).
c. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan NPM pada lembar jawaban yang tersedia!
d. Bacalah soal dengan cermat!
e. Pilihlah dan kerjakanlah terlebih dahulu soal yang dianggap mudah!
f. Periksalah kembali pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas!
SOAL
1. Identifikasilah masalah-masalah pendidikan di tingkat SMP. Bagaimana solusinya?
(Skor: 20)
2. Indonesia menghadapi beberapa tantangan untuk memperbaiki permasalahan pendidikan
yang ada, seperti belum meratanya pendidikan ataupun kualitas pendidikan itu sendiri.
Cobalah Anda rancang dengan benar dan gunakan konsep berfikir yang sistematis,
paradigma yang harus dimiliki bangsa untuk memperbaiki sistem pendidikan di
Indonesia. (Skor: 20)
3. Inovasi pendidikan telah didefinisikan oleh banyak pakar yang dapat dipahami sebagai
usaha pembaharuan. Jelaskan sesuai pemahaman Anda makna inovasi pendidikan
tersebut! (Skor: 20)
4. Metode pembelajaran di Indonesia, lebih mengedepankan sisi teoritis (text book)
dibandingkan sisi aplikatif. Oleh karena itu, siswa lebih sering menghafal materi, tanpa
berusaha diajarkan dengan kondisi riil yang ada di lapangan. Menurut Anda,
bagaimanakah metode pembelajaran yang yang seharusnya sehingga mampu memberikan
pemahaman yang komprehensif kepada siswanya? (Skor: 20)
5. Bagaimana pengembangan karakter dalam sistem pendidikan di sekolah? (Skor: 20)
6. Apakah aliran pendidikan yang mendasari Pendidikan kejuruan?
~SELAMAT MENGERJAKAN☺~
Terus mencoba untuk bisa. Itulah perjuangan yang sesungguhnya.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id
SOAL
4. Indonesia telah mengalami pergantian kurikulum yang relatif cepat, mulai dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Tahun 2006, lalu Kurikulum 2013, dan sekarang dikembalikan lagi kepada KTSP.
Anehnya, pergantian kurikulum ini sering berbarengan dengan pergantian Mentri,
sehingga menimbulkan anggapan “ganti mentri, ganti kurikulum”. Melihat fenomena
tersebut, apakah dampak dari pergantian kurikulum tersebut terhadap sistem
pembelajaran di sekolah?
Menurut kajian saya, hal ini terjadi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan
yang tersedia dibandingkan dengan jumlah lulusan setiap tahunnya tidaklah
sebanding, menurut data dari badan pusat statistik sampai bulan Februari
2015, jumlah sarjana di Indonesia yang menganggur menyentuh angka ±400
ribu sarjana. Hal ini sudah pasti menurunkan kepercayaan masyarakat akan
tingkat kualitas sarjana yang terus dikeluarkan setiap tahunnya, serta
menimbulkan pola pikir bahwasanya untuk apa bersekolah/ menuntut ilmu
sampai 4-5 tahun lamanya jikalau ketika lulus belum dapat bekerja atau
mencari nafkah. Ketika dikaji menurut aspek psikologis sang sarjana sendiri
sudah pasti akan menimbulkan tekanan batin yang mendalam ketika sang
sarjana dipertanyakan kredibilitasnya sebagai sarjana. Ketika dikaji menurut
bidang ekonomi secara luas, jumlah sarjana yang terus dikeluarkan dan
menganggur lama kelamaan akan menyebabkan penumpukan jumlah
pengangguran di Indonesia, yang secara otomatis hal ini akan menganggu
kestabilan ekonomi Indonesia itu sendiri dan menimbulkan tindakan-tindakan
kriminal yang tidak diinginkan sehingga menyebabkan ancaman keamanan
nasional
Menurut Ibrahim Vatih dalam Okezone.com tanggal 4 November 2015, beliau
menerangkan bahwa hal diatas timbul disebabkan oleh 3 faktor. Diantaranya:
#1 Pertumbuhan Ekonomi Rendah : Semua sepakat bahwa ini termasuk
faktor kunci yang menentukan seberapa besar jumlah pengangguran pada
suatu negara. Melihat pada rumus yang berlaku secara internasional, tingkat
pengangguran di Indonesia sebenarnya hanya 5.81%. Bisa bandingkan
dengan negara yang lebih maju seperti Perancis 9% dan Spanyol lebih
menakutkan yaitu 23%. Yang menjadi masalah adalah jumlah penduduk dan
luar wilayahnya. Angka 5% menjadi sangat besar dikarenakan hal ini. Tapi,
angka ideal untuk bisa dikatakan sebagai negara yang sejahtera,
pengangguran harus di bawah 3%.Dikarenakan pertumbuhan yang
cenderung lambat, sektor industri juga ‘malas’ untuk membuat rencana
pengembangan infrastruktur dan SDM.
#2 Mempunyai Skill dan Cara Berpikir yang Terlalu Maju : Ternyata,
jumlah sarjanan pengangguran lebih banyak ketimbang lulusan SMK/SMA
yang menganggur. Data ini sangat membingungkan dan mencengangkan.
Artinya, lulusan SMK/SMA lebih banyak diserap oleh industri ketimbang
lulusan sarjana. Ternyata, mayoritas sektor industri di Indonesia tidak butuh
tenaga yang terlalu pintar. Tenaga yang terlalu pintar dianggap banyak
menuntut, terutama soal gaji, ini yang membuat industri berpikir berulang kali
untuk merekrut sarjana.
#3 Terlalu Banyak Lulusan Sosial : Hampir semua perguruan tinggi di tanah
air mempunyai fakultas ekonomi dan hukum. Padahal bisa jadi kebutuhan
lulusan dari kedua fakultas ini tidak terlalu besar. Kalau bahasa ekonominya
terlalu banyak suplai alias over supply, akhirnya yang lebih itu jadi
menganggur. Tidak hanya dua fakultas tadi, sarjana seperti manajemen,
sospol, sastra, dan lainnya juga bernasib sama. Masih banyak industri yang
membutuhkan tenaga dari lulusan sarjana teknik.
Teknik apapun.Masih banyak daratan Indonesia yang membutuhkan SDM
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id
dari lulusan teknik. Masih ada ratusan ribu kilometer jalan raya dan ribuan
megawat listrik yang butuh untuk dibangun. Tidak mungkin kan lulusan
sarjana sastra membangun jalan tol dan menciptakan infrastruktur
listrik/energi? Studi dan penelitian yang dilakukan World Bank memberitahu
pada kita bahwa jumlah sarjana teknik pada sebuah negara sangat
berbanding lurus dengan kemajuan negara tersebut..( DISADUR
DARI http://rubik.okezone.com/read/19652/jumlah-sarjana-pengangguran-
terus-bertambah-setiap-tahun)
Menurut hal-hal diatas, saya menyimpulkan bahwa apa yang harus dilakukan
oleh bidang pendidikan adalah menumbuhkan kesadaran pentingnya
membangun pertumbuhan ekonomi dengan membuka lapangan pekerjaan
baru. Tidak perlu langsung dalam skala besar, dalam skala UKM pun sudah
mencukupi untuk pembukaan lapangan pekerjaan baru. Hal kedua yang harus
bidang pendidikan lakukan adalah menggalakan SMK, agar terciptanya
lulusan pendidikan menengah yang berkompeten sehingga memudahkan
mendapat pekerjaan, dilanjutkan dengan mengeratkan sinergi dengan
perusahaan agar pekerja lulusan SMK yang terbukti berkompeten untuk
melanjutkan studi ke jenjang sarjana untuk menambah kemampuan
bekerjanya. Hal terakhir yang harus dilakukan bidang pendidikan adalah
pengkajian ulang mengenai program studi atau jurusan jurusan di universitas.
Apakah program studi yang sudah terdapat di universitas sudah sesuai
dengan kebutuhan Indonesia? Seperti jurusan Antropologi yang sampai
sekarang prospek kerjanya masih abstrak dan belum jelas, ditambah dengan
overloaded lulusan di juusan-jurusan Ekonomi ( Akuntansi, Manajemen, dll)
yang menyebabkan masalah tersendiri, seharusnya stakeholders pendidikan
melakukan kajian ulang mengenai kuota penerimaan setiap tahunnya.
Permasalahan no 2:
Permasalahan teori belajar text book sebenarnya sudah menjadi kebiasaan
umum masyarakat Indonesia. Peserta didik dibiasakan untuk terus menghafal
sudah menjadi strategi pengajaran yang dilakukan oleh tenaga pengajar.
Alasan keabsahan dan ketepatan jawaban selalu menjadi senjata utama staf
pengajar apabila dipertanyakan permasalahan ini oleh peserta didik itu
sendiri. Sistem peninggalan pendidikan pondok pesantren berpuluh-puluh
tahun ini dirasa sudah cukup kuno dan tidak sesuai dengan kebutuhan
pendidikan Indonesia (http://aktivasiotakkanan.net/dahsyatnya-sistem-
pendidikan-di-pesantren/) .Ketika sistem ini terus diterapkan,akan
menyebabkan pendeknya rentang waktu pemahaman peserta didik akan
suatu materi, peserta didik hanya menghafal tanpa adanya catatan cenderung
hanya mengingat 30 detik- 1 jam saja. Sudah pasti akan menimbulkan opini
bahwa anak tersebut terlihat bodoh dan tidak mengerti apa apa.
Ridho Falah Adhi menyarankan 10 metode belajar efektif
dalam Okezone.com tanggal 13 Februari 2015, yang saya perkecil menjadi 7
poin.diantaranya adalah :
1.Menandai bagian penting : Teknik menandai bagian paling penting dari
apa yang sudah kita baca ini adalah salah satu tips belajar paling sederhana
dan banyak dipakai. Baca teks dengan komprehensif terlebih dahulu,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438
Laman : www.untidar.ac.id Surel : fkip@untidar.ac.id
kemudian tandai kata-kata kunci atau kalimat utama. Dengan begitu, kita bisa
mengolah informasi tersebut dengan kata-kata sendiri saat dibutuhkan.
Jika dahulu hal-hal yang dibahas di dalam kelas lebih bersifat faktual, maka
sekarang ini harus dikembangkan pembahasan terhadap berbagai hal yang
membutuhkan pemikiran kreatif dan kritis untuk menyelesaikannya.
( Diambil dari : http://download.isi-dps.ac.id/index.php/category/5-peraturan-
lainnya?download=369:paradigma-pt-abad-21)
Permasalahan no 4 :
Kurikulum menurut UU Sisdiknas no 20 Tahun 2003 dapat diartikan
sebagai ”Kurikulum merupakan seperangkat rencana & sebuah pengaturan
berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
sebuah tujuan pendidikan nasional”. Dalam perjalanannya di Indonesia,
kurikulum selalu menjadi permaslahan epik di Indonesia, mulai dari anggapan
bahwa kurikulum yang sering tertinggal dari perkembangan zaman, terlalu
cepat berganti, sampai pada kurikulum tidak sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan Indonesia. Diangkat dalam kasus ini, perubahan yang terjadi
dalam 3 kurikulum terakhir. Yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004),
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006), serta yang sangat fenomenal
yaitu Kurikulum Berbasis Karakter ( 2013). Berikut hasil analisis saya
mengenai masing-masing kurikulum secara singkat.
Jelaskan pengertian aliran Rekonstruksionisme, dan kaitannya dengan proses pembelajaran, sebutkan satu metode
pembelajaran yang berbasis Rekonstruksionisme!
5. Uraikan apa yang dimaksud dengan pendidikan yang berlandaskan psikologis! Sebutkan satu contoh aliran psikologi yang
banyak dipakai sekarang.
6. Apakah aliran pendidikan yang mendasari Pendidikan kejuruan ?
ini mengandaikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia ditentukan oleh
faktor-faktor pengalaman yang berada diluar diri manusia, baik yang sengaja didesain melalui
pendidikan formal maupun pengalaman-pengalaman yang tidak disengaja yang diterima
melalui peididikan informal, nonformal dan alam sekitarnya.Apabila manusia mendapatkan
pendidikan yang baik, maka ia akan tumbuh menjadi manusia yang bermutu. Sebaliknya,
apabila dalam pertumbuhannya ia menerima pendidikan yang buruk, maka ia akan tumbuh
menjadi manusia yang buruk. Aliran ini beranggapan bahwa pendidikan layaknya pabrik.
Seburuk apapun seseorang, apabila diberikan pendidikan yang baik maka dia akan menjadi
baik.