Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muh Isran Siratu

Kelas : 2-46
No Absen : 28
NPM : 2302190244

Jelaskan minimal dari 2 sumber Text Book:


– Teori,
– Faktor-faktor yang mempengaruhinya,
– Dimensi dan atau Indikator.
Dari masing-masing soal di bawah ini:
1) Tim (team)
2) MSDM (HRM)
3) Perilaku Organisasi (organizational behavior)
4) Kepemimpinan (leadership)
5) Motivasi (motivation)
6) Pengawas (controlling)
PENJELASAN :
1) Tim (Team)
A. Tim jelas berbeda dengan kelompok. Katzenbach dan Smith dalam tulisan[ CITATION Ani15 \l
1033 ] mendefinisikan Tim sebagai sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang saling
melengkapi yang berkomitmen untuk maksud bersama, menghasilkan tujuan-tujuan, dan
pendekatan bersama dimana mereka mengikatkan diri dalam kebersamaaan tanggung jawab .
“Bukti menunjukkan bahwa lazimnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu bila
tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan, penilaian dan pengalaman yang
bervariasi”. Banyak perusahaan yang menggunakan tim untuk meningkatkan kinerja
karyawannya. Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responsif terhadap
masalah karena tim memiliki kemampuan untuk cepat berkumpul, menyebar, fokus, dan
membubarkan diri. Jadi tim merupakan aspek inti dari kehidupan organisasi, dan kemampuan
untuk mengelola tim adalah komponen penting dari kesuksesan pimpinan dan kesuksesan
organisasi.
B. Menurut [CITATION Ste181 \l 1033 ], faktor-faktor yang mempengaruhi tim adalah
a. Kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dikenakan padanya seperti
b. strategi organisasi,
c. hubungan otoritas,
d. aturan dan peraturan formal,
e. ketersediaan sumber daya,
f. kriteria pemilihan karyawan,
g. sistem dan budaya manajemen kinerja, dan
h. tata letak fisik umum ruang kerja kelompok
C. Dimensi merupakan variabel yang bisa membantu kita dalam kegiatan pengukuran berbagai
macam perubahan yang terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung. dimensi yang
mempengaruhi kerjasama tim suatu organisasi menurut [CITATION Rah12 \p 154-157 \l
1033 ] yaitu :
1. Dimensi Tujuan yang jelas
Dimensi tujuan yang jelas dapat diukur dengan dua indikator yaitu:
a. Penetapan
b. Visi dan misi
2. Dimensi Terbuka dan jujur dalam komunikasi
Dimensi terbuka dan jujur dalam berkomunikasi dapat diukur dengan dua indikator yaitu:
a. Kemampuan berinteraksi
b. Kejujuran bekerja
3. Dimensi Pengambilan keputusan kooperatif
Dimensi pengambilan keputusan kooperatif dapat diukur dengan dua indikator yaitu:
a. Kemampuan berpikir
b. Menimbang dan menilai
4. Dimensi Suasana kepercayaan
Dimensi suasana kepercayaan dapat diukur dengan dua indikator yaitu :
a. Kejujuran
b. Perilaku kooperatif
5. Dimensi Rasa memiliki
Dimensi rasa memiliki dapat diukur dengan satu indikator yaitu: Ekspresi jiwa

2) MSDM (HRM)

A. MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) adalah suatu perencanaa, pengorganisasian,


pengoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan karyawan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi[ CITATION NAr13 \l 1033 ]. Terminologi SDM merujuk pada
orang-orang yang ada di dalam organisasi, SDM mendorong berbuat kreatif di setiap
organisasi. Manajemen merupakan proses pendayagunaan bahan baku dan SDM untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Seluruh proses HRM dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Faktor-faktor yang paling
langsung memengaruhinya termasuk ekonomi, serikat pekerja, hukum dan peraturan
pemerintah, dan tren demografis [ CITATION Ste181 \l 1033 ]. Kemerosotan ekonomi global
telah meninggalkan apa yang diyakini banyak ahli sebagai tanda abadi pada praktik HRM di
seluruh dunia. Di Amerika Serikat, ekonomi tenaga kerja mengatakan bahwa meskipun
pekerjaan mungkin kembali lambat, mereka tidak sama dengan yang digunakan karyawan.
Banyak dari pekerjaan ini adalah posisi sementara atau kontrak, bukan pekerjaan penuh
waktu dengan manfaat.
C. Menurut [ CITATION Ibn17 \l 1033 ], ada lima indikator keberhasilan pengelolaan SDM:
1. Tingkat produktivitas. Semakin tinggi tingkat produktivitas semakin baik tingkat
keberhasilan pengelolaan SDM. Tingkat produktivitas yang baik perlu dilihat dengan
menggunakan patokan atau benchmark terhadap perusahaan lain dan dengan melihat
pertumbuhan tingkat produktivitasnya.
2. Tingkat perputaran karyawan. Semakin rendah perputaran karyawan (turnover) berarti
pengelolaan SDM semakin baik. Perputaran karyawan yang tinggi mengindikasikan
adanya komponen dalam kesepakatan transaksi tersebut tidak dapat terpenuhi.
3. Tingkat mangkir. Semakin tinggi tingkat mangkir (absentism) berarti semakin rendah
kualitas pengelolaan SDM. Tingkat mangkir yang tinggi merupakan akibat dari
rusaknya suasana tersebut.
4. Tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan juga menjadi ukuran yang penting dalam
pengelolaan SDM. Setiap karyawan, dalam membuat transaksi pertukaran dengan
perusahaan, memiliki ekspektasi tertentu. Pencapaian tersebut menjadi sumber
kepuasan karyawan.
5. Tingkat kewargaan karyawan. Kewargaan karyawan (employee citizenship)
merupakan ukuran seberapa jauh seorang karyawan menunjukan sikap dan
perilakunya sebagai warga perusahaan yang baik. Semakin baik karyawan memenuhi
transaksi, bahkan memaksimalisasi nilai transaksi, semakin baik pengelolaan SDM
dalam perusahaan.
3) Perilaku Organisasi (organizational behavior)
A. Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua
jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi
informasi, dilindungi dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah
bagaimana orang berperilaku di dalam suatu organisasi [CITATION Can17 \l 1033 ].
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi

Perilaku organisasi, sebagaiamana terlihat dari perilaku anggota-anggotanya, bukanlah


merupakan perilaku yang acak melainkan perilaku yang dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor atau kekuatan, dorongan-dorongan tertentu, atau perilaku yang berorientasi pada suatu
tujuan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dalam organisasi adalah keseluruhan
faktor atau kekuatan yang melekat pada individu, kelompok, danorganisasi sebagaiman
tersirat dari definisi di atas. Faktor-faktor individu berupa persepsi, motif, nilai, kemampuan,
kepribadian, dan lain-lain yang senantiasa melekat pada seseorang. Sedangkan faktor-faktor
kelompok berupa reken sekrja, norma kelompok, struktur kelompok, kepemimpinan
kelompok, pola komunikasi dalam kelompok dll. Organisasi berupa struktur, aturan-aturan
organisasi, dan berbagai sistem yang diciptakan dalam organisasi tersebut [ CITATION Mar06 \l
1033 ].

C. Indikator
Indikator-indikator dari perilaku organisasi menurut [ CITATION Ste16 \l 1033 ] yaitu :
1. Motivasi
Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa
kebutuhan individu. Selain itu motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam maupun
luar diri seseorang untuk menunjukan perilaku tertentu dan bertindak terhadap kebutuhan
yang belum terpenuhi.
2. Perilaku dan kekuasaan pemimpin
Perilaku manusia tidak lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana
individu itu berada. Jadi perilaku merupakan tingkah laku seseorang yang berinteraksi
dalam suatu organisasi. Sedangkan kepemimpinan adalah setiap usaha untuk
memengaruhi, sementara itu kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu potensi pengaruh
dari seorang pemimpin. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin dan secara langsung
mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen,
kepatuhan maupun perlawanan.
3. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka,
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal merupakan model
komunikasi yang paling efektif maka model ini dianggap pula paling efektif dalam
proses penggalian informasi. Karena manusia dalam kehidupannya harus berkomunikasi
dan manusia membutuhkan orang lain atau kelompok untuk berkomunikasi.
4. Struktur dan proses kelompok
Struktur organisasi diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan
kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi harus selalu
dievaluasi untuk memastikan konsistensinya dalam pelaksanaan operasi yang efektif dan
efisien untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
4) Kepemimpinan (leadership)
A. Menurut [ CITATION Gar89 \l 1033 ] dalam tulisan Kepemimpinan dipandang sangat
penting karena dua hal: pertama, adanya kenyataan bahwa penggantian pemimpin
seringkali mengubah kinerja suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan
organisasi adalah kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang
organisasi, kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan [CITATION Wib11 \l
1033 ]. teori kepemimpinan pada dasarnya merupakan kajian tentang individu yang
memiliki karakteristik fisik, mental, dan kedudukan yang dipandang lebih daripada
individu lain dalam suatu kelompok sehingga individu yang bersangkutan dapat
mempengaruhi individu lain dalam kelompok tersebut untuk bertindak ke arah
pencapaian suatu tujuan.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Menurut [ CITATION Ham15 \l 1033 ] ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
dalam organisasi, yaitu :
- Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para
anggotanya.
- Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin
biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan
yang cukup matang.
- Motivasi dalam dan dorongan prestasi (Inner motivation and achievement drives) :
dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk
mencapai suatu tujuan.
- Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para
anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan
dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
C. Indikator kepemimpinan
Menurut [CITATION Kar08 \l 1033 ] dalam tulisan [ CITATION Ria19 \l 1033 ] gaya
kepemimpinan seseorang dapat dilihat dan dinilai dari beberapa indikator sebagai berikut:
1. Kemampuan Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
2. Kemampuan Memotivasi
Kemampuan memotivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang
anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk
keahlian atau keterampilan) tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam
rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Kemampuan Komunikasi
Kemampuan komunikasi adalah kecakapan atau kesanggupan penyampaian pesan,
gagasan, atau pikiran kepada orang lain dengan tujuan orang lain tersebut memahami
apa yang dimaksudkan dengan baik, secara langsung lisan atau tidak langsung.
4. Kemampuan Mengendalikan Bawahan
Seorang Pemimpin harus memiliki keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara
efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk
di dalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang
bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya
adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.
5. Tanggung Jawab
Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab kepada bawahannya. Tanggung
jawab bisa diartikan sebagai kewajiban yang wajib menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
6. Kemampuan Mengendalikan Emosional
Kemampuan Mengendalikan Emosional adalah hal yang sangat penting bagi
keberhasilan hidup kita. Semakin baik kemampuan kita mengendalikan emosi
semakin mudah kita akan meraih kebahagiaan.
5) Motivasi (motivation)
A. Menurut [ CITATION Akh09 \l 1033 ] , motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri
(motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Untuk memahami
tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain :
(1) Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) : intinya berkisar pada pendapat
bahwa
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan
fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2)
kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti
tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat
dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata
(2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi) : dikenal tentang teori kebutuhan
untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan
bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan
prestasi.
(3) Teori Clyton Alderfer (Teori ERG) : dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim
“ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu :
E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk
berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
(4) Teori Herzberg (Teori Dua Faktor) : “Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor
motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang
dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang
sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang
dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang
sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
B. Faktor yang mempengaruhi motivasi
Helleriegel dan Slocum sebagaimana dikutip [ CITATION Abi90 \l 1033 ] mengklasifikasikan
tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi meliputi (1) perbedaan karakteristik
individu, (2) perbedaan karakteristik pekerjaan, dan (3) perbedaan karakteristik
lingkungan kerja atau organisasi. Karakteristik individu yang berbeda jenis kebutuhan,
sikap dan minat menimbulkan motivasi yang bervariasi, misalnya pegawai yang
mempunyai motivasi untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya akan bekerja keras
dengan resiko tinggi dibanding dengan pegawai yang mempunyai motivasi keselamatan,
dan akan berbeda pada pegawai yang bermotivasi untuk memperoleh prestasi. Setiap
pekerjaan yang berbeda membutuhkan persyaratan keterampilan, identitas tugas,
signifikansi tugas, otonomi dan tipe-tipe penilaian yang berbeda pula. Perbedaan
karakteristik yang melekat pada pekerjaan itu membutuhkan pengorganisasian dan
penempatan orang secara tepat sesuai dengan kesiapan masing-masing pegawai. Setiap
organisasi juga mempunyai peraturan, kebijakan, sistem pemberian hadiah, dan misi yang
berbeda-beda yang akan berpengaruh pada setiap pegawainya. Motivasi seseorang
dipengaruhi oleh stimuli kekuatan intrinsik yang ada pada diri seseorang/individu yang
bersangkutan, stimuli eksternal mungkin juga dapat mempengaruhi motivasi, tetapi
motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut.
C. Indikator motivasi
Menurut [ CITATION Lin20 \l 1033 ], terdapat 8 indikator motivasi kerja yang terdiri dari :
1. Daya Pendorong
Daya pendorong adalah semacam naluri, yang berupa suatu dorongan kekuatan untuk
menggerakkan seseorang dalam berperilaku guna mencapai tujuan. Namun, cara-cara
yang digunakan berbeda-beda dari tiap-tiap individu menurut latar belakang
kebudayaannya masing-masing.
2. Kemauan
Kemauan adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena terstimulasi/terpengaruh dari
luar (orang lain atau lingkungan). Kemauan mengindikasikan adanya reaksi tertentu
sebagai akibat adanya tawaran dari orang lain.
3. Kerelaan
Kerelaan adalah suatu bentuk persetujuan atas permintaan orang lain agar dirinya
mengabulkan permintaan tersebut tanpa merasa adanya keterpaksaan (ikhlas).
4. Membentuk Keahlian
Membentuk keahlian adalah proses penciptaan atau pembetukkan, proses mengubah
kemahiran seseorang dalam suatu bidang ilmu tertentu.
5. Membentuk Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan pola-pola tingkah laku
yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
mencapai hasil/prestasi tertentu. Membentuk keterampilan bukan hanya mencakup
gerakan motoriknya saja, melainkan juga pada penguasaan fungsi mental yang bersifat
kognitif. Seseorang yang mampu mendayagunakan/menggunakan orang lain secara tepat
juga dianggap sebagai orang terampil.
6. Tanggung Jawab
Tanggung jawab berarti suatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik berupa
hak dan kewajiban ataupun kekuasaan. Tanggung jawab diartikan secara umum sebagai
kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu.
7. Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atas sesuatu yang dibebankan
kepadanya. Misalnya dalam bidang kerja, Anda akan diberikan tugas-tugas yang harus
diselesaikan.
8. Tujuan
Tujuan merujuk pada pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana perusahaan
bermaksud untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang
akan datang dimana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk menimbulkannya
6) Pengawas (controlling)
A. Menurut [ CITATION Ste181 \l 1033 ] , Pengawasan/Pengendalian : fungsi manajemen yang
melibatkan pemantauan, membandingkan, dan memperbaiki kinerja kerja. Semua
manajer harus mengontrol bahkan jika unit mereka berkinerja seperti yang direncanakan
karena mereka tidak dapat benar-benar mengetahuinya kecuali mereka telah
mengevaluasi kegiatan apa yang telah dilakukan dan membandingkan kinerja aktual
dengan standar yang diinginkan. Kontrol yang efektif memastikan bahwa kegiatan
diselesaikan dengan cara yang mengarah pada pencapaian tujuan. Maka, apakah kontrol
efektif ditentukan oleh seberapa baik mereka membantu karyawan dan manajer mencapai
tujuan mereka.
B. Faktor yang mempengaruhi pengawasan
Dalam tulisan [ CITATION Sah17 \l 1033 ] terdapat beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengawasan adalah:
» Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi
» Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya
desentralisasi kekuasaan.
» Kesalahan/Penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan
pengawasan.
C. Indikator pengawasan
Menurut [ CITATION Ste181 \l 1033 ], terdiri dari empat indikator yaitu :
1. Menetapkan standar (Standards) yakni penetapan patokan (target) atau hasil yang
diinginkan, untuk dapat dilakukan sebagai perbandingan hasil ketika berlangsungnya
kegiatan organisasi. Standar juga merupakan batasan tentang apa yang harus
dilakukan dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan dan target
organisasi.
2. Pengukuran (Measurement) yakni proses yang berulang-ulang dilakukan dan terus
menerus dan benar, baik intensitasnya dalam bentuk pengukuran harian, mingguan,
atau bulanan sehingga tampak yang diukur antara mutu dan jumlah hasil.
3. Membandingkan (Compare) adalah membandingkan hasil yang dicapai dengan target
atau standar yang telah ditetapkan, mungkin kinerja lebih tinggi atau lebih rendah atau
sama dengan standar.
4. Melakukan tindakan (Action) adalah keputusan mengambil tindakan koreksi-koreksi
atau perbaikan. Bilamana telah terjadi penyimpangan (deviasi) antara standar dengan
realisasi perlu melakukan tindakan follow-up berupa mengoreksi penyimpangan yang
terjadi.

Daftar Rujukan
Ahsan, I. (2017, Oktober 6). Ibnu Ahsan. Diambil kembali dari Blogspot:
http://ibnu5497.blogspot.com/2017/10/management-sumber-daya-manusia.html

Arifin, N. (2013). Manajemen Sumberdaya Manusia : Teori dan Kasus. UNISNU Press.

Atih, A. (2015, Maret 31). My Globe. Diambil kembali dari Blogspot:


http://aniatih.blogspot.com/2015/03/makalah-tim.html

Hamid, A. (2015, Juni 5). bdulh50. Diambil kembali dari Wordpress:


https://bdulh50.wordpress.com/2015/06/05/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan/

Hariandja, M. T. (2006). Perilaku Organisasi : Memahami dan Mengelola Perilaku dalam Organisasi.
Bandung: UNPAR Press.

Kartono, K. (2008). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

LinovHR. (2020, Januari 16). Diambil kembali dari LinovHR: https://www.linovhr.com/motivasi-kerja/

Remus, S. P. (2017). ANALISIS SISTEM PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN. Jurnal Ilmiah
Methonomi Vol. 3 No. 2 , 26-35.

Riadi, M. (2019, April 6). Diambil kembali dari KajianPustaka:


https://www.kajianpustaka.com/2019/04/teori-indikator-dan-jenis-gaya-kepemimpinan.html

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2016). Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour). Jakarta: Salemba Empat.

Sharma, R., & Mani, P. (2012). Effeective and Efficient Team Work : Makes Things Happen More Than
Anything Else In Organization. International Journal of Social Science and Inter Disciplinary Research,
154-157.

Stephen P.Robbins, M. C. (2018). Management 14E. New York: Pearson Education, Inc.

Sudrajat, A. (2009, Februari 2). AKHMAD SUDRAJAT: TENTANG PENDIDIKAN. Diambil kembali dari
Wordpress: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/

Sujak, A. (1990). Kepemimpinan Manajer. Jakarta: Rajawali Pers.

Wibowo, U. B. (2011, Juni 14). Diambil kembali dari Staff UNY:


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656351/pengabdian/C+2011-13+Teori+Kepemimpinan.pdf

Wijaya, C. (2017). Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Yukl, G. A. (1989). Leadership in Organizations. 2nd Ed. New Jersey: Prentice-Hall.

Anda mungkin juga menyukai