Dosen Pengampu
Dr. Sri Dewi Lisnawaty, S.Ag.,M.Si
1
George, Jennifer M dan Gareth R. Jones. (2002), Organizational Behavior. 3th edition.
NJ: Prentice Hall.
2
1) Bagaimana menggunakan teknologi informasi untuk mendorong
kreativitas dan “organizational learning”.
2) Bagaimana mengunakan sumber daya manusia guna mancapai
keunggulan bersaing.
3) Bagaimana membangun suatu organisasi yang etis/beretika .
4) Bagaimana mengelola beragam tenaga kerja.
5) Bagaimana mengelola lingkungan global yaitu mengelola Perilaku
organisasi sebagai perluasan organisasi secara internasional.
B. Ruang Lingkup Organisasi
Dalam mempelajari perilaku organisasi perhatian dipusatkan pada tiga
karakteristik yaitu; perilaku, struktur dan proses.
1. Perilaku Karakteristik
Pertama dalam mempelajari perilaku organisasi adalah perilaku.
Fokus dari perilaku keorganisasian adalah perilaku individu dalam
organisasi. Untuk dapat memahami perilaku keorganisasian maka harus
mampu memahami perilaku berbagai individu dalam organisasi.
Tujuan pertama dari mempelajari perilaku keorganisasian adalah
untuk dapat memahami dan menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi
dalam organisasi. Dengan demikian kita dapat mengembangkan cara
berpikir tentang kejadian-kejadian didalam lingkungan organisasi.
Tujuan kedua mempelajari perilaku organisasi adalah, kita harus
mampu untuk meramalkan dan menjelaskan kejadiankejadian yang terjadi
dalam organisasi. Jika kita menjumpai pola kejadian yang berulang-ulang
dalam organisasi, kita tentu ingin mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan
faktor-faktor kelemahan yang menyebabkan faktor tertentu terjadi.
Selanjutnya tujuan ketiga yang paling penting dalam mempelajari
perilaku organisasi adalah mengendalikan perilaku-perilaku dalam
organisasi. Jika manajer/pimpinan organisasi dapat memahami dan
menjelaskan secara seksama perilaku-perilaku yang terjadi dalam
organisasi, maka dia akan dapat menciptakan situasi yang menghasilkan
perilaku-perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilakuperilaku yang
tidak diinginkan.
3
2. Struktur
Karakteristik yang kedua dalam mempelajari perilaku
keorganisasian adalah struktur dari organisasi dan kelompok. Struktur
berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi,
bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi dirancang, bagaimana
pekerjaan-pekerjaan itu diatur dalam organisasi. Struktur organisasi
berpengaruh besar terhadap perilaku organisasi atau orang-orang dalam
organisasi serta efektivitas dari organisasi tersebut.
3. Proses
Karakteristik yang ketiga dari perilaku keorganisasian adalah
proses organisasi. Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang
terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi antara lain meliputi
komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan
kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur
organisasi yang efektif adalah agar berbagai proses tersebut dapat
dilakukan dengan efisien dan efektif.
C. Efektivitas Organisasi
1. Komponen-Komponen Keefektivan Organisasi
Kriteria keefektifan organisasi berbeda-beda bergantung pada sudut
pandang siapa yang digunakan (Cameron, 1986). Sebagai contoh, jika
menggunakan anggota organisasi sebagai sumber data, penggunaan
catatan organisasi versus laporan perseptual merupakan pilihan yang
dihadapi oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti lebih mengarah pada
pengambilan data dari laporan perseptual, dengan alasan utama kriteria
keefektifan ini dihubungkan dengan iklim organisasi, budaya organisasi
dan perilaku kepemimpinan yang juga dipersepsi oleh anggota organisasi.2
Gibson (Tika, 2010) mengemukakan kriteria efektivitas terdiri dari
empat unsur, yaitu produksi, kepuasan, keadaptasian, dan kelangsungan
hidup:
a. Produksi Produksi sebagai kriteria efektivitas mengacu pada ukuran
luaran utama organisasi. Ukuran produksi mencakup keuntungan,
2
Arie Ambarwati. 2018. Perilaku dan Teori Organisasi. Malang: Media Nusa Creative
4
penjualan, pangsa pasar, dokumen yang diproses, rekanan yang
dilayani, dan sebagainya. Ukuran ini berhubungan secara langsung
dengan yang dikonsumsi oleh pelanggan dan rekanan organisasi yang
bersangkutan.
b. Kepuasan Kepuasan sebagai kriteria efektivitas mengacu pada
keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau
anggotanya. Ukuran kepuasan meliputi sikap karyawan, penggantian
karyawan, absensi, kelambanan, keluhan kesejahteraan, dan
sebagainya.
c. Keadaptasian Keadaptasian sebagai kriteria efektivitas mengacu pada
tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal.
Perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan pelanggan, kualitas
produk, dan sebagainya. Sedangkan perubahan internal seperti
ketidakefisienan, ketidakpuasan, dan sebagainya merupakan adaptasi
terhadap lingkungan.
d. Kelangsungan hidup Kelangsungan hidup sebagai kriteria efektivitas
mengacu pada tanggung jawab organisasi/perusahaan dalam
memperbesar dan mengembangkan kapasitas dan potensi yang
dimilikinya. Menurut Campbell (1974), indikator-indikator terdiri dari
ukuran produktivitas, efisiensi kecelakaan kerja, pergantian pegawai,
absensi, kualitas, tingkat keuntungan, moral, dan kepuasan karyawan.3
2. Pengukuran Efektivitas Organisasi
Efektivitas organisasi dapat dilihat pada beberapa indikator –
indikator yang menjadi tolak ukur pendekatan system atau proses internal
antara lain: 1) budaya organisasi yang kuat dan iklim kerja yang positif; 2)
semangat kelompok, loyalitas kelompok dan kerjasama kelompok; 3)
keyakinan, kepercayaan, dan komunikasi antara karyawan dan
manajemen; 4) pengambilan keputusan di dekat sumber informasi, terlepas
dari mana sumber – sumber berada dalam bagan organisasi; 5) tidak
terdistorsi komunikasi horizontal dan vertical serta berbagi fakta dan
perasaan yang relevan; 6) Imbalan ke manajer untuk kinerja, pertumbuhan
3
Tika, P. (2010). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja. Jakarta: Bumi Aksara.
5
dan perkembangan bawahan dan untuk menciptakan kelompok kerja yang
efektif; serta 7) interaksi antara organisasi dan bagian – bagiannya dengan
konflik yang terjadi untuk kepentingan organisasi.4
D. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah suatu sistem yang merupakan bagian dari
kepercayaan (belief) dan nilai – nilai (value) yang dapat membentuk dan
menunjukkan perilaku para anggotanya. Budaya organisasi adalah sebuah pola
asumsi dasar yang dapat dipelajari oleh sebuah organisasi dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapinya dari penyesuaian diri eksternal dan integrasi
internal dimana telah berhasil dengan baik dan dianggap berharga, sehingga
diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari,
berpikir, dan merasakan dalam hubungan untuk masalah tersebut.5
Sebagai sistem nilai dan kepercayaan maka budaya organisasi
mempunyai sifat antara lain:
1) Budaya organisasi diberikan kepada anggota baru melalui proses
sosialisasi,
2) Mempengaruhi perilaku anggota di tempat kerja, dan
3) Berlaku pada dua tingkat yang berbeda, masing – masing tingkat beragam
dalam kaitannya dengan cara pandang ke luar dan kemampuan bertahan
terhadap perubahan.
Budaya organisasi dapat dilihat secara jelas (concrete) dan yang lebih
abstrak. Budaya organisasi secara konkrit wujudnya dapat dilihat secara jelas
dalam organisasi meliputi akronim, gaya berbusana, penghargaan, mitos dan
cerita tentang organisasi, daftar nilai yang dipublikasikan (etika dosen dan
mahasiswa, sanksi terhadap pelanggaran – pelanggaran, dll), upacara dan
ritual. Yang diamati misalnya lapangan parker khusus, dekorasi, logo, lay out
dan sebagainya. Sifat konkrit juga mencakup perilaku yang ditunjukkan oleh
4
Daft, R. L. (2007). Organization theory and design (9th ed). Mason, OH: Thomson South-
Western.
5
Henri, J.-F. (2006). Organizational culture and performance measurement systems.
Accounting, Organizations and Society, 31(1), 77–103.
https://doi.org/10.1016/j.aos.2004.10.003
6
individu – individu dan kelompok dalam organisasi, seperti pelayanan, dan
berbicara yang dapat memuaskan stakeholder.6
7
untuk mencapai tujuan tersebut. Ada empat fungsi budaya organisasi,
antara lain:9 1) identitas organisasi (organization identity), 2) komitmen
kolektif (collective commitment), 3) stabilitas sistem social (social system
stability), dan pembinaan yang dipahami.
9
Brahmasari, I. A., & Suprayetno, A. (2009). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja
Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship), 10(2), pp.
124– 135. https://doi.org/10.9744/jmk.10.2.pp. 124-135
10
Robbins Stephen P. and Timothy A. Judge, 2015, Perilaku Organisasi (Organizational
Behavior). Edisi 16, Terjemahan Ratna Saraswati dan Febriella Sirait. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
8
meliputi kemampuan dalam berbagai bahasa, sensitivitas lintas budaya,
maupun kemampuan adaptasi terhadap sesuatu yang baru.
Information tecnology skills, maksudnya dalah bahwa para manajer harus
mempunyai technical skills yang kuat sehingga dengan cepat memahami
software baru maupun memfasilitasi hardware nya, mampu mendiagnosis
kebutuhan teknologi informasi, serta mengevaluasi berbagai solusi yang
potensial.
Critical thinking skills, yaitu para manajer harus memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang memungkinkan penerapan teknik-teknik yang
tepat untuk situasi tertentu.
Creatifity, merupakan kemampuan manajer berkreasi dalam menemukan
“new options” atau menata ulang “already used approaches”. Kreativitas
manajerial sering kali melibatkan para karyawan bersama-sama
menemukan cara-cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan dan memenuhi
tujuan organisasi.
Interpersonal Effectiveness, maksudnya adalah kompetensi manajer dalam
hal memantapkan teamwork serta kolaborasi dalam organisasi.
9
lingkungan eksternal organisasi relatif masih stabil. Di masa mendatang,
peranan para manajer dalam mengelola organisasi banyak mengalami
perubahan. Para manajer dengan demikian dituntut lebih inovatif, kreatif, dan
harus lebih adaptif agar organisasi yang dipimpinnya bisa survive dan
mencapai tujuan-tujuannya. Akibat dari perubahan-perubahan di atas,
persyaratan untuk menjadi seorang manajer dan keterampilan (skill) yang
harus dimilikinya juga mengalami perubahan.11
11
Achmad Sobiri. Perilaku Organisasi. EKMAS101/MODUL 1.
10
DAFTAR PUSTAKA
Daft, R. L. (2007). Organization theory and design (9th ed). Mason, OH:
Thomson South-Western.
Tika, P. 2010. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja. Jakarta: Bumi Aksara.
11
ESSAY
Soal :
Jawaban :