Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Dr. Diana Sulianti K. Tobing, SE., M.Si
Oleh : Kelompok 1
Alhamdulillah dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa,
sedalam-dalamnya penulis panjatkan karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Perilaku Organisasi dan Manajemen”
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi dengan sebaik-
baiknya.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua sumber referensi dan pihak
yang turut berkortribusi dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kami menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan dan
manfaat akademis praktis bagi berbagai pihak serta menjadi inspirasi bagi para
pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB I : PEMBAHASAN
BAB II : PENUTUP
2
BAB I
PEMBAHASAN
3
Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak
perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan
organisasi. (Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi Jilid 1:7)
4
interaksinya di dalam kelompok dan di dalam organisasi secara keseluruhan
untuk mencapai tujuan organisasi.
5
perilaku organisasi akan sangat bermanfaat bagi
manajer praktikus jika mereka dihadapkan kepada
masalah individu, kelompok, dan organisasi.
1. Aspek psikologis tindakan manusia itu sendiri, sebagai hasil studi psikologi.
2. Adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari
tindakan manusia dalam organisasi. Misalnya, uang merupakan salah satu
faktor/pertimbangan mengapa seseorang memasuki suatu organisasi. Oleh
sebab itu, ilmu ekonomi juga perlu mendapat perhatian. Psikologi sebagai
contoh lain, penting karena sikap (attitude) akan mempengaruhi prestasi
orang yang bersangkutan.
3. Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin mengakui bahwa individu
dipengaruhi oleh bagaimana organisasi diatur dan siapa yang mengawasi
mereka. Oleh sebab itu, struktur organisasi memegang peranan penting
dalam membahas perilaku organisasi.
4. Walau didasari akan adanya keunikan masing-masing individu, perilaku
organisasi lebih banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya
tujuan organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian, selalu diusahakan
agar usaha masing-masing individu selaras dengan tujuan organisasi.
6
sejumlah disiplin ilmu keperilakuan lain yang lebih dulu ada. Ilmu-ilmu perilaku
yang amat besar sumbangannya terhadap perkembangan perilaku organisasi
diantaranya adalah:
1. Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk mengukur,
menjelaskan, dan kadang kadang merubah perilaku manusia. Oleh karena itu,
para psikolog melibatkan diri mereka dalam studi dan usaha untuk memahami
perilaku individu. Secara spesifik, sumbangan ilmu psikologi terhadap perilaku
organisasi berkenaan dengan maasalah-masalah antara lain: kelelahan, kondisi
kerja, presepsi, kepribadian, latihan, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
dan pengukuran sikap.
2. Sosiologi
Pusat perhatian sosiologi mempelajari sistem sosial dimana para individu
memainkan peranannya. Artinya sosiologi tersebut mempelajari manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain. Dalam kaitannya dengan perilaku organisasi
maka konsep-konsep yang berasal dari sosiologi dapat memberi masukan
terhadap perilaku organisasi seperti : dinamika kelompok, proses sosialisasi,
budaya organisasi, struktur organisasi formal, birokrasi, komunikasi, status,
kekuasaan dan konflik.
3. Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi dalam arti berusaha
mencari penjelasan tentang bagaimana dan mengapa para individu berperilaku
tertentu dalam kegiatan kelompoknya. Kontribusi untuk perilaku organisasi
yaitu bagaimana menerapkan perubahan dan bagaimana mengurangi hambatan
agar suatu perubahan dapat diterima, mengukur dan mamahami serta mengubah
sikap, pola komunikasi dan cara-cara bagaimana kegiatan kelompok memenuhi
kebutuhan individu.
4. Antropologi
Antropologi mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia
dan aktivitasnya. Hal yang dapat diambil dari antropologi untuk perilaku
organisasi seperti perbedaan-perbedaan fundamental dalam nilai, sikap dan
norma tentang perilaku yang dapat diterima mempengaruhi cara orang bertindak.
7
5. Ilmu Politik
Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu
lingkungan politik. Berbagai hal yang dapat diambil dari ilmu politik oleh
perilaku organisasi adalah struktur konflik, alokasi kekuasaan dan bagaimana
orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan pribadinya.
8
Sain Perilaku Sumbangan Satuan Keluaran
Analisis
Pembelajaran
Motivasi
Kepribadian
Persepsi
PSIKOLOGI Pelatihan
KeefektivitasanKepemimpinan
Kepuasan Kerja
Pengambilan Keputusan
Penilaian Kinerja
Pengukuran Sikap
Seleksi Karyawan
Desain Kerja INDIVIDU
Stress Kerja
Dinamika Kelompok
Tim Tim Kerja
Komunikasi
Kekuasaan STUDI
SOSIOLOGI Konflik KELOMPOK PERILAKU
Perilaku Antar Kelompok ORGANISASI
Budaya Organisasi
Lingkungan Organisasi
Konflik
SAIN
Politik Intraorganisasi
POLITIK
Kekuasaan
9
I.4 Proses Perilaku dalam Organisasi
10
Lingkungan Organisasi Manusia
Rangsangan
Persepsi
Kemungkinan tindakan
yang akan di ambil
Balikan atau Konsekuensi
tindakan
Pemilihan Tindakan
Perilaku
11
Setelah melalui proses kognitif, proses selanjutnya adalah proses pembelajaran.
Proses pembalajaran dibutuhkan dalam memahami lingkungan organisasi
manusia. Belajar adalah proses perubahan yang relatif permanen pada
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan tingkah laku, yang terjadi sebagai
hasil dari usaha yang disengaja dan pengalaman yang terkontrol dan tidak
terkontrol. Definisi tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan proses
pemerolehan keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan tingkah laku yang
mempengaruhi deskripsi dan diagnosa terhadap suatu peristiwa. Diagnosa inilah
yang akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan yang mungkin
akan ia dilakukan. Dengan melalui proses diagnosa dan pemilihan tindakan,
maka tindakan yang dianggap paling tepat akan dilakukan, yang kemudian
tindakan inilah yang disebut sebagai perilaku. Setiap perilaku yang dilakukan
oleh seseorang pasti akan memunculkan sebuah konsekuensi atau permasalahan.
Dalam hal ini dibutuhkan tindak lanjut yang akan membuat seseorang kembali
belajar, mencari beberapa solusi yang dianggap tepat dan terbaik sehingga
penyelesaian masalah dapat dicapai dengan baik. Siklus ini akan terus berulang
sebab penyelesaian dapat menjadi sebuah rangsangan baru yang mungkin dapat
mengubah persepsi seseorang mengenai suatu hal.
12
Wibowo (2013:10) merumuskan perilaku individu sebagai model MARS dan
digambarkan seperti dibawah ini.
13
Role perception atau persepsi terhadap peran diperlukan untuk
mewujudkan pekerjaan dengan baik. Persepsi peran merupakan tingkatan
dimana orang memahami tugas pekerjaan atau peran yang ditugas kan kepada
mereka atau diharapkan dari mereka. Persepsi ini sangat penting karena mereka
membimbing arah usaha pekerja dan memperbaiki koordinasi dengan teman
sekerja, pemasok, dan stakeholder atau pemangku kepentingaan. Situational
Factors atau faktor situasi merupakan kondisi diluar kontrol langsung pekerja
yang membatasi atau memfasilitasi perilaku dan kinerja.
14
a. Practical Application
b. Personal Growth
c. Increased knowledge
15
Artinya, ilmu perilaku organisasi ini dapat dijadikan sebagai upaya memahami
diri kita sendiri. Kajian perilaku organisasi mempunyai pengaruh yang kuat pada
“sikap” dan “perilaku” dari individu-individu dalam organisasi. Dalam
organisasi suatu “sikap” dianggap penting karena sikap itu memengaruhi
perilaku kerja. Perilaku organisasi menunjukkan bahwa pemahaman sikap dan
perilaku individu perlu sebab pada akhirnya akan dibawa pada saat individu
tersebut bekerja dalam organisasi.
Prediksi
Memprediksi perilaku orang lain adalah syarat penting bagi kehidupan
keseharian kita, baik di dalam maupun di luar organisasi. Dalam kaitannya
dengan perilaku organisasi, maka masalah memprediksi kondisi-kondisi yang
menyebabkan pekerja lebih produktif, membuat keputusan yang lebih baik,
mangkir dari pekerjaan, atau senang dengan pekerjaan, adalah hal-hal yang
sangat penting. Singkatnya, keteraturan perilaku dalam organisasi memberikan
kemungkinan kepada kita untuk melakukan prediksi atas perilaku-perilaku
anggota organisasi pada masa yang akan datang.
Eksplanasi
Tujuan dari perilaku organisasi adalah eksplanasi atau penjelasan terhadap
berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi. Harus dipahami bahwa
prediksi dan eksplanasi adalah dua proses yang berbeda. Bila dalam prediksi kita
berhadapan dengan persoalan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan
mendatang, maka dalam eksplanasi kita dihadapkan dengan persoalan mengapa,
misalnya, pekerja kurang produktif, kurang puas, atau suka mangkir dan lambat
dalam bekerja, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa perilaku
16
organisasi penting untuk memungkinkan identifikasi dan eksplanasi atas
berbagai peristiwa keperilakuan yang terjadi.
Pengendalian
Pengendalian atau kontrol atas perilaku yang terjadi dalam organisasi adalah
tujuan yang ketiga dari bidang perilaku organisasi. Semakin banyak perilaku
atau kejadian yang dapat diprediksikan, dan semakin banyak yang dapat
dijelaskan, maka pada gilirannya akan dibutuhkan bentuk kontrol atau
pengendalian perilaku. Maksudnya tidak lain agar perilaku individu dalam
organisasi dapat selalu diarahkan kearah yang positif, yaitu perilaku yang
menunjang pencapaian sasaran organisasi secara efektif.
I. 8 Pendekatan Kontijensi
Dasar pemikiran dari pendekatan kontijensi ialah bahwa tidak ada satu
cara terbaik dalam memimpin. Suatu metode yang sangat efektif dari situasi,
belum tentu sesuai pada situasi lain. Pendekatan kontijensi telah berkembang
secara populer dalam dasawarsa lebih, karena hasil riset yang telah
17
menunjukkan bahwa suatu karakteristik tertentu dari suatu pekerjaan dan
karakteristik tertentu orang yang melakukan pekerjaan itu, menghasilkan
beberapa praktek manajemen tertentu yang terbukti lebih baik dari praktek-
praktek manajemen lainnya. Contoh; Dalam suatu perusahaan, Karyawan
membutuhkan dorongan untuk meningkatkan produktivitas. Pendekatan klasik
akan mengemukakan tentang penyederhanaan kerja. Sedangkan pendekatan
hubungan manusiawi akan berusaha menciptakan iklim yang dapat memotivasi
karyawan dan mengusulkan perluasan kerja. Dari kedua pendekatan tersebut,
dapat dipilih pendekatan yang paling tepat atau sesuai dengan situasi yang
sedang dihadapi. Apabila karyawan tidak terdidik dan kesempatan latihan serta
sumber daya terbatas, maka penyederhanaan kerja akan merupakan penyelesaian
yang paling baik. Tetapi bila karyawan terlatih dan kepuasan kerja adalah
kebutuhan mereka, maka program perluasan kerja mungkin lebih efektif. Aka
tetapi kadang-kadang dalam situasi tertentu lebih pas apabila digunakan
kombinasi kedua pendekatan tersebut.
18
19
STUDI KASUS
20
lebih baik,” katanya di Gedung DPR, Selasa (26/9). Selain terhadap KAP tersebut,
sanksi juga diderita oleh SNP Finance. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membekukan
kegiatan usaha mereka terhitung sejak 14 Mei lalu. OJK bisa mencabut izin usaha SNP
Finance pada November 2018 nanti. Pencabutan izin dilakukan jika perusahaan
melakukan kegiatan usaha sebelum berakhirnya sanksi pembekuan kegiatan usaha.
“Jika tidak dapat memenuhi ketentuan hingga berakhirnya jangka waktu PKU sesuai
dengan ketentuan pojk 29 (dicabut),“ ujar Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot.
Clients and Market Leader Deoitte Indonesia Steve Aditya ketika dikonfirmasi
CNN Indonesia sementara itu meminta waktu untuk menyiapkan jawaban atas sanksi
tersebut. “Kami sedang menyiapkan tanggapan terhadap pemberitaan Anda, kami akan
segera respons,” kata Steve ketika dikonfirmasi.
21
PEMBAHASAN STUDI KASUS
Pada dasarnya perjanjian utang piutang antara SNP Finance dengan para
kreditornya (bank) tersebut adalah kerjasama yang sifatnya mutualistik. SNP Finance
membutuhkan dana, bank juga butuh menyalurkan kredit. Namun dalam perjalanan
waktu, ternyata bisnis retail Columbia yang merupakan induk dari SNP Finance
mengalami kemunduran. Penyebabnya adalah perilaku pembelian customer telah
berubah, konsumen saat ini tidak lagi belanja produk furniture dan elektronik dengan
datang ke toko, melainkan mereka lebih suka membeli secara online melalui
perangkat gadgetnya. Mulai dari survey harga, survey spesifikasi produk, sampai
dengan pembelian, semua dilakukan secara online. Bahkan para online shop tersebut
juga memberikan fasilitas kredit tanpa bunga (bunga 0%) untuk tenor yang bahkan
sampai 12 bulan. Kondisi perubahan perilaku pembelian customer inilah yang memukul
pangsa pasar dari Columbia, dan tentunya juga berdampak pada SNP Finance.
Buntutnya adalah kredit SNP Finance kepada para bank – bank/krediturnya tersebut
menjadi bermasalah, dalam istilah keuangan disebut Non Performing Loan (NPL).
Untuk mengatasi utangnya kepada bank tersebut, SNP Finance membuka keran
pendanaan baru melalui penjualan surat utang jangka menengah, disebut dengan MTN
(Medium Term Notes). MTN ini sifatnya hampir mirip dengan obligasi, hanya saja
jangka waktunya adalah menengah, sedangkan obligasi jangka waktunya panjang. MTN
ini diperingkat oleh Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) dan kembali lagi bahwa
Pefindo juga memberikan peringkat salah satunya adalah berdasarkan laporan keuangan
SNP Finance yang diaudit oleh Deloitte. Awalnya peringkat efek SNP Finance sejak
Desember 2015 – 2017 adalah A-, bahkan kemudian naik menjadi A di Maret 2018.
Namun tidak lama kemudian, di bulan Mei 2018 ketika kasus ini mulai terkuak, perikat
efek SNP Finance turun menjadi CCC bahkan di bulan yang sama tersebut turun lagi
menjadi SD (Selective Default). Default dalam bahasa sederhananya adalah gagal bayar.
Berikutnya SNP Finance mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU), sebesar kurang lebih Rp 4,07 Trilyun yang terdiri dari kredit perbankan 2,22
Trilyun dan MTN 1,85 Trilyun. Mengapa debitur dan pemegang MTN mau percaya dan
menyalurkan kredit kepada SNP Finance? Karena awalnya pembayaran dari SNP
Finance lancar, dan para kreditur tersebut juga menganalisis kesehatan keuangan SNP
22
Finance melalui laporan keuangannya, yang diaudit oleh kantor akuntan publik ternama,
yaitu Deloitte. Namun ternyata terjadi pemalsuan data dan manipulasi laporan keuangan
yang dilakukan oleh manajemen SNP Finance. Diantaranya adalah membuat piutang
fiktif melalui penjualan fiktif. Piutang itulah yang dijaminkan kepada para krediturnya,
sebagai alasan bahwa nanti ketika piutang tersebut ditagih uangnya akan digunakan
untuk membayar utang kepada kreditor. Untuk mendukung aksinya tersebut, SNP
Finance memberikan dokumen fiktif yang berisi data customer Columbia. Sangat
disayangkan bahwa Deloitte sebagai auditornya gagal mendeteksi adanya skema
kecurangan pada laporan keuangan SNP Finance tersebut. Deloitte malah memberikan
opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan SNP Finance.
23
KETERKAITAN STUDI KASUS DENGAN PERILAKU ORGANISASI
Apabila dilihat dari sudut pandang perilaku organisasi, kasus SNP Finance ini
dipengaruhi oleh individu, kelompok, dan organisasi yang tidak dapat menerapkan
perilaku organisasi dengan baik. Sebagai ilmu interdisipliner, kasus pemalsuan data dan
manipulasi laporan keuangan oleh manajemen SNP Finance mencerminkan bahwa
manajemen SPN Finance tersebut tidak dapat menyerap kontribusi ilmu yang sudah ada
dengan baik. Pada ilmu psikologi, dimana kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan
pengukuran sikap yang baik tidak diterapkan dalam organisasi tersebut, sehingga dalam
organisasi (manajemen) terdapat kerjasama dalam hal kecurangan dan manipulasi oleh
seluruh anggota organisasi tersebut. Pada ilmu sosiologi, para individu yang tergabung
dalam manajemen tersebut menyalahgunakan perannya masing-masing. Salah satu
contoh dari penyalahgunaan kontribusi sosiologi dalam perilaku organisasi dari kasus
SNP Finance ini adalah tidak diterapkannya birokrasi yang baik, dan dinamika
kelompok yang menjerumus ke hal kecurangan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
kesiapan oleh SPN Finance dalam menghadapi dunia bisnis dan daya saing dengan para
online shop yang mampu memberikan pelayanan, kemudahan, keefektivitasan, dan
cicilan tanpa bunga kepada para konsumen. Jika dikaitkan dengan tujuan perilaku
organisasi, manajemen tidak dapat memberikan eksplanasi mengenai cara yang tepat
untuk mengatasi utangnya kepada bank/kreditor, akibatnya, SNP Finance memilih jalan
pintas yaitu memanipulasi laporan keuangan dan memalsukan data. Dalam hal ini, SPN
Finance juga tidak memprediksi resiko/dampak yang akan ditanggung dari tindakan
memanipulasi data tersebut.
Dari keterkaitan antara studi kasus dengan perilaku organisasi, dapat dilihat
bahwa pentingnya mempelajari pengaruh sumber daya manusia di dalam suatu
organisasi, baik secara individu, maupun kelompok.
24
DAFTAR PUSTAKA
Wardiah, Mia Lasmi. 2016. Teori perilaku dan budaya organisasi. Bandung: pustaka
setia
Zainal, Veithzal Rivai, Muliaman Darmansyah Hadad dan Mansyur Ramli. 2014.
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa. 2007. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Graha
Ilmu
25