Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI PENETAPAN HARGA JASA ENDORSEMENT OLEH SELEBGRAM

DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI BIAYA


(Studi pada Pemilik Akun Instagram @shellyauliyaa)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
Lisa Rizky Nur Amalia
NIM 180810301016

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal berjudul “Evaluasi Penetapan Harga Jasa Endorsement oleh Selebgram dalam
Perspektif Akuntansi Biaya (Studi pada Pemilik Akun Instagram @shellyauliyaa)” telah
disetujui pada:

Hari, tanggal :
Tempat :

Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Anggota

( ) ( )
NIP NIP
1. Latar Belakang
Perkembangan teknoIogi dan informasi yang semakin pesat menyebabkan
penggunaan internet semakin tinggi. Berbagai kegiatan yang banyak dilakukan di
internet menurut laporan yang disampaikan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII), sekitar 143 juta orang atau sudah lebih dari 50 persen orang telah
terhubung dengan jaringan internet. Tidak bisa dipungkiri, hampir semua aspek
kehidupan dipengaruhi oleh internet, pemanfaatan internet pada zaman sekarang
bukan hanya untuk sekedar berkomunikasi namun sudah lebih jauh seperti berbisnis,
melakukan pembelian barang, mendapatkan hiburan, media pemesanan transportasi
dan komunikasi pemasaran.(Hardilawati et al., 2019)
Munculnya tren pemasaran digital atau online, membawa jenis pemasaran
baru dan membuat banyak perusahaan maupun para UMKM beralih dari pemasaran
konvensional menjadi pemasaran digital/online yang dinilai lebih murah, efektif dan
efisien. Memasuki revolusi industry 4.0 membuat pemasaran diharuskan
menyesuaikan diri dengan era digital dan menjadi lebih kreatif serta inovatif
mengingat ketatnya persaingan bisnis saat ini. Media sosial merupakan platform yang
dibuat untuk menghubungkan orang di seluruh dunia dengan memanfaatkan internet
(Hartini, 2016). Media baru atau media yang terhubung melalui jaringan internet
memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap media lampau karena lebih
mudah diakses dan digunakan sebagai alat untuk mempromosikan barang–barang
yang akan dijualkan secara online. (Pradewi, Yuliyanti, & Norhabiba, 2019).
Sebanyak 49,52 persen pengguna internet berasal dari usia 19 hingga 34 tahun
(Setiawan, 2018) dan kelompok ini menghabiskan waktu dan menciptakan profesi
baru seperti selebgram (selebriti instagram) dan youtuber (orang yang membuat
konten di youtube) serta membuka online shop melalui facebook, instagram, twitter
dan lainnya. Media sosial dimanfaatkan untuk banyak hal seperti menciptakan usaha
kreatif, memperluas jaringan usaha yang tidak terjangkau dengan media konvensional
serta mempromosikan produk secara cepat dan mudah untuk mendapatkan perhatian
masyarakat mengingat tingginya intensitas digunakannya jejaring sosial hampir di
seluruh dunia. Kondisi saat ini menunjukkan media sosial populer dikalangan anak
muda dan dimanfaatkan dalam perkembangan ekonomi kreatif era digital.
Hadi Purnama mengatakan, sosial media mempunyai beberapa karakteristik
khusus diantaranya: a. Jangkauan (reach) : daya jangkauan social media dari skala
kecil hingga khalayak global. b. Aksesibilitas (accessibility) : social media
lebih mudah diakses oleh publik dengan biaya yang terjangkau. c. Penggunaan
(usability): social media relatif mudah digunakan karena tidak memerlukan
keterampilan dan pelatihan khusus. d. Aktualitas (immediacy): social media dapat
memancing respon khalayak lebih cepat. e. Tetap (permanent): social media dapat
menggantikan komentar secara instan atau mudah melakukan proses pengeditan.
Purnama (2011) mengatakan bahwa terkait dengan karakteristik social media
tersebut, membuat banyak orang tertarik untuk menggunakan media sosial. Dari tahun
ke tahun, beberapa media sosial baru terus bermunculan dan berlomba-lomba untuk
mengumpulkan jumlah pengguna sebanyak-banyaknya. Instagram menempati urutan
pertama sebagai media sosial terbesar di dunia dengan jumlah pengguna aktif
sebanyak 26,9 miliar pada tahun 2020. (99firms.com, 2020). Instagram merupakan
aplikasi untuk membagikan foto dan video serta suatu bentuk layanan jejaring sosial
yang memungkinkan penggunanya melakukan banyak hal seperti berbisnis dengan
bantuan hastag yang ada dan dapat dilihat secara umum. Jumlah Pengikut (followers)
di instagram biasanya memiliki indikasi kepopuleran sebuah account Instagram
tersebut.
Banyaknya jumlah pengguna Instagram, pada akhirnya menciptakan sebuah
fenomena-fenomena baru itu sendiri yang terjadi di dalamnya. Di Indonesia sendiri,
fenomena-fenomena tersebut meliputi munculnya selebgram atau selebritis yang
dikenal karena Instagram, online shop atau toko online yang menjual barang mereka
melalui akun di Instagram, hingga kerja sama endorsement. Menurut Sonwalkar,et al
(2011), endorsement adalah sebuah bentuk komunikasi dimana seorang selebgram
bertindak sebagai juru bicara dari sebuah produk atau merek tertentu. Dalam hal ini,
seorang selebgram dituntut agar dapat memberikan pelayanan jasa untuk
mengiklankan produk dan jasa online shop atau brand yang telah melakukan kerja
sama dengan selebgram tersebut dengan baik. Tujuannya adalah agar dapat menarik
minat beli orang-orang yang melihat iklan tersebut di akun instagramnya.
Dalam menjalin kerja sama endorsement, tentunya seorang selebgram akan
mengenakan tarif endorsement kepada online shop atau brand melalui kerja sama
yang akan disepakati. Penentuan tarif endorsment oleh selebgram sangat bervariatif
dan ditentukan oleh berbagai indikator. Indikator tersebut diantaranya adalah jumlah
pengikut yang aktif, jumlah engangement, jumlah likes dan comments yang mereka
dapatkan, ketenaran dan terkenal atau tidaknya selegram tersebut, hingga kualitas
interaksi di akun instagram selebgram tersebut atau yang biasa disebut dengan insight
instagram. Namun, tidak ada rumus atau patokan khusus untuk pengenaan tarif
endorsement tersebut. Penentuan tarif endorsement ditentukan oleh keinginan masing-
masing selebgram. Selama terdapat kesepakatan harga antara selebgram dengan
konsumen, maka proses kerjasama endorsement dapat dilaksanakan.
Penentuan harga atau tarif ensdorsement menjadi salah satu pertimbangan
yang cukup penting, mengingat bahwa tidak adanya patokan atau rumus khusus yang
dapat digunakan oleh setiap selebgram dan hanya mengacu pada beberapa indikator.
Selain itu, kegiatan endorsment sangat tidak mampu mempengaruhi pasar karena
adanya sensitivitas harga pada pembeli. Dalam bidang endorsement juga memiliki
faktor ketidakpastian yang sangat tinggi. Faktor ketidakpastian itu disebabkan oleh
sangat bervariasinya kualitas dan familiarity oleh setiap selebgram di media sosial
instagram. Tingginya faktor ketidakpastian ini, membuat seorang selebgram harus
memiliki pengalaman dan pengetahuan sehingga mampu mengetahui kondisi pasar
dibidang endorsement agar dapat bersaing dengan selebgram lain baik dibidang yang
sama maupun dibidang yang berbeda.
Hal tersebut yang menyebabkan adanya banyak variasi tarif yang berbeda oleh
setiap selebgram yang akan menjadi bahan perbandingan oleh para online shop untuk
melakukan kerja sama endorsement. Untuk itu, para selebgram dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan jasa iklan yang baik dengan tarif yang bersaing dan feedback
yang sesuai dengan harapan atau ekspektasi pelanggan, khususnya bagi para
selebgram yang memang fokus mencari penghasilan melalui kerja sama endorsement.
Seperti yang diterapkan oleh salah satu selebgram cantik asal Jember, Shelly
Nur Auliya (23 tahun) dengan akun instagram @shellyauliyaa yang memiliki jumlah
followers sebanyak 15.800 followers. Shelly Nur Auliya adalah seorang selebgram
dengan personal branding dibidang fashion dan kecantikan. Ia seringkali memberikan
tips and trick untuk perawatan wajah dan badan, khususnya bagi perempuan. Selain
itu ia juga memberikan tips untuk mix and macth outfit atau pakaian wanita. Sampai
saat ini, Shelly Nur Auliya menerima endorsement berbagai macam produk, mulai
dari skincare, bodycare, pakaian, hijab, dan juga berbagai kebutuhan wanita lainnya.
Untuk tarif endorsement, Shelly Nur Auliya mematok harga Rp. 75.000 pada setiap
instastory per 15 detiknya.
Dalam akuntansi biaya, penentuan harga jual atau tarif ini menjadi hal yang
sangat penting untuk dipertimbangkan. Hansen dan Mowen (2001:633) memandang
harga jual sebagai jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada
pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Lebih lanjut
Hansen dan Mowen (2005:356) menyebutkan bahwa pendapatan harus menutup biaya
perusahaan untuk menghasilkan laba. Pendapatan atau harga jual ini biasanya
ditentukan dengan menghitung biaya dan menambahkan laba yang diinginkan.
Mulyadi (2001:78) juga mengungkapkan bahwa pada prinsipnya harga jual harus
menutupi biaya penuh dengan laba yang wajar.
Ada beberapa tujuan penetapan harga menurut Payne (2000:173) antara lain
pertama, tujuan untuk kelangsungan hidup. Kedua,memaksimalkan keuntungan,
penetapan harga untuk memastikan maksimalisasi profitabilitas dalam periode
tertentu. Ketiga, maksimalisasi penjualan, tujuan penetapan harga untuk membangun
pangsa pasar. Hal ini mungkin melibatkan penjualan dengan merugi pada awalnya
dalam upaya merebut pangsa pasar yang tinggi. Selanjutnya tujuan penetapan harga
yang terakhir adalah untuk menjaga kebanggaan produk (prestige). Artinya sebuah
perusahaan jasa mungkin berharap untuk menggunakan penerapan harga guna
menempatkan dirisecara eksklusif.
Fenomena ini yang akhirnya menjadi suatu dasar pemikiran peneliti untuk
mengevaluasi bagaimana mekanisme penetapan harga jual jasa endorsement yang
selama ini ditetapkan oleh selebgram (studi pada pemilik akun instagram
@shellyauliyaa).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka adapun
rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bagaimana mekanisme
penetapan harga jual jasa endorsement yang selama ini ditetapkan oleh selebgram
Shelly Nur Auliya dengan akun instagram @shellyauliyaa? Bagaimana rekomendasi
penetapan harga jual jasa endosement yang baik dalam perspektif akuntansi biaya?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi mekanisme penetapan
harga jual jasa endorsement yang ditetapkan oleh selebgram dan perspektifnya dalam
akuntansi biaya.
4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian yang berjudul “Evaluasi Penetapan Harga Jasa
Endorsement oleh Selebgram dalam Perspektif Akuntansi Biaya (Studi pada Pemilik
Akun Instagram @shellyauliyaa)” ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang memerlukan informasi dari hasil penelitian,
1. Bagi Penulis, hasil penelitian akan dijadikan tambahan informasi dan referensi
bagi penulis mengenai Penetapan Harga Jual Jasa Endorsement oleh
selebgram dalam Perspektif Akuntansi Biaya dan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana.
2. Bagi Selebgram, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tambahan referensi
dan acuan dalam menetapkan harga jual jasa endorsement.
3. Bagi Akademik, hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dan referensi
untuk peneliti yang tertarik mengangkat yang sama pada studi tentang
Penetapan Harga Jual Jasa Endorsement oleh selebgram dalam Perspektif
Akuntansi Biaya
5. Tinjauan Pustaka
Pada landasan teori berikut ini akan menjelaskan tentang pengertian mendalam
mengenai media sosial, instagram, selebgram, endorsement, konsep perusahaan jasa,
harga, biaya dan beberapa konsep penetapan harga.
a. Instagram
Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi
ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada
masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat
menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya.
Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja
telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan
cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan
menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat
diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari instantelegram.
(Atmoko, 2012)
Pada awal kemunculannya di tahun 2010, kemampuan Instagram hanya
terbatas pada mengunggah foto atau video berdurasi 15 detik, memberikan
komentar dan menyukai unggahan seseorang saja. Namun, seiring dengan
meningkatnya pengguna Instagram dari tahun ke tahun dan sebagai gagasan
untuk mengukuhkan posisinya sebagai media sosial yang tidak bisa dipandang
sebelah mata, akhirnya membuat Instagram terus melakukan inovasi-inovasi baru
terhadap fitur-fiturnya. Salah satu fitur terbaru yang ditawarkan oleh Instagram
adalah Instagram Story atau biasa disingkat Instastory. Fitur yang pertama kali
dikenalkan pada bulan Agustus, 2016, itu memungkinkan penggunanya untuk
mengunggah foto maupun video berdurasi 15 detik yang nantinya hanya akan
bertahan selama 24 jam saja. Fitur ini sering digunakan oleh para pengguna
Instagram untuk memamerkan sebanyak-banyaknya kehidupan sehari-hari
mereka melalui video atau foto tanpa harus mengunggahnya di timeline
Instagram dan merusak feeds mereka.
Dalam Instastory sendiri, terdapat berbagai macam fitur lain yang
bertujuan untuk menunjang unggahan foto dan video para pengguna agar terlihat
lebih menarik. Contohnya adalah berbagai macam efek kamera, kemampuan
untuk menandai pengguna Instagram lain, menandai lokasi tempat unggahan
tersebut diambil, menyematkan tagar, melakukan polling, countdown, gif, hingga
swipe up. Fitur swipe up sendiri adalah sebuah fitur eksklusif yang bekerja dengan
cara menyematkan link menuju halaman web tertentu yang nantinya dapat diakses
oleh pengguna Instagram lain atau audience. Yang menjadikan fitur ini sebagai
fitur eksklusif ialah kehadirannya yang tidak dapat digunakan oleh sembarang
pengguna akun. Hanya pengguna-pengguna Instagram terverifikasi dan memiliki
jumlah pengikut minimal 10.000 pengikut sajalah yang diberikan fitur ini.
Sementara itu, fitur non-eksklusif yang cukup sering digunakan oleh pengguna
Instagram dalam Instastory adalah fitur mention. Melalui fitur ini, pengunggah
foto atau video dapat menandai akun pengguna lain dengan cara menyematkan
akun yang diawali oleh (@). Instagram story tersebut nantinya dapat langsung
diunggah ulang oleh pengguna Instagram yang ditandai.
b. Selebgram Endorsement
Endorsement saat ini dapat kita rasakan keberadaannya. Tak dapat
dipungkiri, dengan meluasnya kegiatan ini, endorsement dapat menjadi salah satu
strategi iklan yang diandalkan oleh pebisnis, terutama kegiatan dagang yang
menggunakan cara pembelian dan pembayaran secara online, dan beberapa
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan selebgram endorsement
mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektifitas dunia pemasaran
dalam upaya menarik perhatian dan minat beli konsumen terhadap suatu produk.
Endorsment dapat diartikan sebagai dukungan atau saran. Bisa juga
diartikan sebagai tindakan mendukung atau setuju terhadap sesuatu. Dewasa ini,
endorsment dilakukan oleh artis/selebgram dalam media sosial instagram untuk
memberikan dukungan kepada suatu produk agar produk tersebut lebih banyak
dikenal oleh masyarakat. Kata endorse sangat erat hubungannya dengan dunia
pemasaran khususnya pada pemasaran online.
Menurut Martin Roll, endorsement adalah saluran dari komunikasi merek,
dimana selebriti berperan sebagai juru bicara dan mendukung merek tersebut
dengan segala atribut kepopuleran, kepribadian, dan status sosial selebriti
tersebut. Dengan kata lain, endorsement adalah strategi komunikasi pemasaran
dengan menggunakan tokoh terkenal seperti artis, fashion blogger, fashion stylish
dan lain-lain sebagai alat pendukung dan penunjang ketertarikan masyarakat
terhadap produk yang ditawarkan di media sosial yang digunakan (Saporso et all,
2009).
Sedangkan endorser atau selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau
atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidangbidang yang
berbeda dari golongan produk yang didukung. Para selebriti banyak diminta
sebagai juru bicara produk. Kemungkinan, sebanyak seperempat dari semua iklan
menggunakan dukungan selebriti.
Menurut Mc Craacken menyatakan bahwa “a selebgram is a public figure
who has great popularity representing a brand in an advertisement.” Menurut
Victor Eko Prasetyo Lombo dan Maria V. J. Tielung “As selebgram, they must
certainly have some unique factors which allow people to remember them, for
instance they are good looking”. Dari pengertian tersebut dapat diterjemahkan
bahwa sebagai selebriti pendukung, mereka tentu harus memiliki beberapa faktor
unik yang memungkinkan orang untuk mengingat mereka, misalnya mereka
tampan. Selebgram adalah semua individu yang dikenal public dan
menggunakannya untuk kepentingan produk konsumen dengan tampil bersama
produk tersebut dalam suatu iklan. 24 Menurut Shimp endorser adalah Sebagai
pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung
produk yang diiklankan. Sedangkan menur/ut Bruno Hasson endorser diartikan
sebagai Orang yang terlibat dalam penyampaian pesan, dapat secara langsung
ataupun tidak langsung.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa Endorsement
adalah salah satu strategi pemasaran yang menggunakan seseorang yang terekenal
untuk menarik perhatian masyarakat terhadap produk yang ditawarkan.
Sedangkan endorser/ selebgram adalah orang-orang yang mempromosikan
produk atau menyampaikan pesan pada suatu iklan dengan tujuan untuk menarik
minat konsumen. Daya tarik selebriti digunakan dengan sangat efektif oleh para
pemasang iklan untuk berkomunikasi dengan pasar-pasar mereka. Para selebriti
dapat menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam menimbulkan minat atau
tindakan yang berhubungan dengan pembelian atau penggunaan barang-barang
dan jasa-jasa yang dipilih.
c. Tujuan Dan Manfaat Penggunaan Selebgram
Selebgram merupakan metode promosi yang terdapat didalam bauran
pemasaran (merketing mix) yaitu promosi (promotion) salah satunya yaitu masuk
ke dalam periklanan (advertising). selebgram adalah salah satu metode promosi
yang paling populer di dunia, dengan menggunakan selebriti yang menarik,
menyenangkan dan dapat dipercaya oleh publik yang dituju sehingga produk
yang dipromosikan menjadi diketahui dan dikenal.
Tujuan iklan yang menggunakan selebriti pendukung di dalam periklanan
yang sesuai dengan produk yang mereka dukung bukan hanya menciptakan
kesadaran akan merek atau menyampaikan pesan-pesan tersebut dalam naskah
iklannya, atau untuk mempengaruhi pengharapan konsumen, atau untuk
meningkatkan sikapsikap konsumen, namun lebih dari itu tujuannya adalah untuk
meningkatkan penjualan. Manfaat penggunaan endorsement:
(1) Promosi Lebih Efektif
Apabila produk anda dipromosikan melalui salah satu akun selebgram, otomatis
masyarakat akan banyak melihat produk anda, mengingat jumlah followersnya
yang cukup besar. Masyarakat yang tertarik juga akan mencari tahu online shop
yang menjual produk tersebut, dengan klik akun online shop yang di tag di foto.
(2) Meminimalisir Biaya Marketing
Modal untuk endorsement tidak semahal biaya mengiklan di televisi. Anda cukup
mengirim produk anda kepada selebgram yang menjadi endorser beserta fee nya.
Hanya dengan cara ini, produk anda sudah dilihat oleh jutaan orang. Secara tidak
langsung juga biaya pemasaran anda bisa ditekan.
(3) Meningkatkan Penjualan
Selebgram merupakan salah satu public figure. Para followers akan cenderung
meniru dan mengikuti gaya selebgram idolanya. Dengan begitu akan banyak
orang yang tertarik dan memesan produk yang dipromosikan oleh selebgram. Hal
ini tentu mendorong penjualan menjadi semaikin meningkat.
(4) Produk Mudah Dikenal
Dengan melakukan metode endorsement bersama selebgram, tentu meningkatkan
kepopuleran brand anda. Apalagi jika selebgram yang diajak bekerjasama
memiliki segmen pasar berbeda, tentu ini akan memperluas pemasaran anda
sekaligus mendapatkan pasar baru.
(5) Meningkatkan Kredibilitas
Kerjasama endorsement tidak hanya memberikan keuntungan secara financial,
tetapi juga brand awareness. Tidak jarang usahausaha yang sudah memiliki
nama, tetap meningkatkan brand awareness melalui kerjasama endorsement.
Dengan begitu produk anda lebih dikenal dan dipercaya. Dari pemaparan diatas
dapat kita pahami bahwa endorsement cukup potensial dan lebih praktis yang
dapat digunakan untuk memperkenalkan produk melalui media sosial instagram.
Bisa dikatakan endorsement merupakan strategi pemasaran modern saat ini dan
patut di coba oleh pengusaha online shop.
d. Perusahaan Jasa
Secara umum perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang
beroperasi (menjalankan bisnisnya) untuk tujuan menciptakan keuntungan
(profit) dengan cara menjual produk (barang dan atau jasa) kepada pelanggannya
(Hery, 2007:1). Ditinjau dari jenis usahanya (produk yang dihasilkan atau dijual)
perusahaan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu perusahaan jasa, perusahaan
dagang dan perusahaan manufaktur. Organisasi jasa adalah organisasi yang
memproduksi dan memasarkan jasa-jasa tak berwujud Supriyono (2000: 263).
Selanjutnya Soemarso (2004:22) secara singkat menyebutkan bahwa perusahaan
jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Jasa tersebut berupa
berbagai pelayanan yang memberikan kemudahan, kenyamanan bagi masyarakat
yang memerlukannya. Sektor usaha jasa menghasilkan produk yang tidak
berwujud, seperti pelayanan kesehatan, jasa keuangan, rekreasi, dan jasa reparasi
(Mahmud, 2011:11).
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa perusahaan jasa adalah
perusahaan yang kegiatan ekonominya memproduksi dan menjual dalam bentuk
jasa. Jasa yang dihasilkan bermacam-macam bentuk pelayanan dan tentunya
sesuai dengan permintaan konsumen. Dikatakan sebagai kegiatan ekonomi, hal
ini berarti jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak dapat diperoleh konsumen
tanpa adanya proses penukaran jasa tersebut dengan sejumlah nilai yang telah
disepakati. Perusahaan jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan
perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Antony dan Govindrajan
(2005:391-393) menjelaskan beberapa karakteristik perusahaan jasa/organisasi
jasa dalam beberapa point berikut : (1) Ketiadaan persediaan penyangga. (2)
Kesulitan dalam mengendalikan kualitas. (3) Padat karya. (4) Organisasi multi-
unit.
Sejalan dengan Antony dan Govindrajan, Supriyono (2000:266-267) juga
menjelaskan beberapa karateristik perusahaan jasa antara lain: (1) Sebagian besar
biayanya adalah biaya tetap. (2) Variabel kunci organisasi jasa. (3) Kesulitan
dalam pengendalian mutu. (4) Padat sumber daya manusia (SDM). (5) Organisasi
unit ganda.
e. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat, karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut Kotler (2001:439).
Kemudian Lamb dan Mc. Daniel (2001:268) mendefinisikan harga sebagai
sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau
jasa. Sedangkan menurut Angipora (1999:24) harga merupakan jumlah uang yang
harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk, dimana harga
tersebut merupakan variabel dari program bauran pemasaran yang mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Selain itu harga juga menggambarkan sebuah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan apa yang menjadi
keperluannya dan salah satu program dari bauran pemasaran yang ikut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Oleh karena
itu, penetapan harga merupakan salah satu keputusan penting bagi pelaku usaha
(Zalshabila, 2012).
Ada beberapa tujuan penetapan harga menurut Payne (2000:173) antara
lain pertama, tujuan untuk (1) Kelangsungan hidup. (2) Memaksimalkan
keuntungan, penetapan harga untuk memastikan maksimalisasi profitabilitas
dalam periode tertentu. (3) Maksimalisasi penjualan, tujuan penetapan harga
untuk membangun pangsa pasar. Hal ini mungkin melibatkan penjualan dengan
merugi pada awalnya dalam upaya merebut pangsa pasar yang tinggi. Selanjutnya
tujuan penetapan harga yang terakhir adalah untuk menjaga kebanggaan produk
(prestige). Artinya sebuah perusahaan jasa mungkin berharap untuk
menggunakan penerapan harga guna menempatkan dirisecara eksklusif.
Boone dan Kurtz (2002:70) mengatakan terdapat empat kategori dasar
atau sasaran penetapan harga, antara lain : (1) profitabilitas; (2) volume; (3)
tingkat kompetisi; (4) prestige. Lebih lanjut lagi Mahmud (2011:89-90) membagi
tujuan penetapan harga menjadi dua. Tujuan penetapan harga yang dimaksud
antara lain:
1. Tujuan berorientasi laba
Perusahaan dapat memilih satu diantara dua tujuan berorientasi laba dalam
kebijakan penetapan harga, mencapai target laba atau meningkatkan laba.
2.Tujuan berorientasi penjualan
Bila perusahaan memilih tujuan yang berorientasi penjualan, perusahaan
dapat menempuh langkah-langkah: meningkatkan volume penjualan dan
mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
Mulyadi (2001: 348) juga menguraikan metode penetapan harga jual
dalam bentuk-bentuk berikut ini:
1. Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)
Metode harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost-plus pricing,
karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang
dengan suatu presentase markup (tambahan dimenambah biaya masa yang akan
datang dengan suatu presentase markup (tambahan diatas jumlah biaya) yang
dihitung dengan formula tertentu.
2. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and Material Pricing)
Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya merupakan cost-plus
pricing.
3.Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract (Cost-type Contract Pricing)
Cost-typeContract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak
pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada
total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba
yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya.
4. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing). Pesanan
khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan di luar pesanan regular
perusahaan.
Horngren, Datar dan Foster (2011:498) menambahkan pendekatan
berbasis-pasar untuk menentukan harga jual produk. Pendekatan berbasis pasar
untuk penetapan harga dimulai dengan pertanyaan apayang diinginkan pelanggan
dan bagaimana para pesaing akan bereaksi terhadap apa yang kita lakukan serta
berapa harga yang akan kita bebankan. Penetapan harga berbasis pasar diawali
dengan harga target (target pricing). Harga target (target pricing) adalah estimasi
harga produk atau jasa yang bersedia dibayar oleh calon pelanggan. Estimasi ini
didasarkan pada pemahaman tentang nilai yang akan dinikmati oleh pelanggan
atas produk dan jasa serta berapa banyak pesaing yang mengenakan harga
tersebut. Dengan kata lain, target pricing tidak didasarkan pada unsur biaya.
Harga-lah yang menentukan biaya produk. Metode ini ditetapkan agar harga jual
produk tidak lebih tinggi daripada harga produk pesaing. Dengan metode ini,
harga jual produk dapat ditetapkan berdasarkan tiga alternative. Yakni: (1) Sama
dengan harga produk pesaing; atau (2) Lebih rendah daripada harga produk
pesaing; atau (3) Lebih tinggi daripada harga produk pesaing
(www.pengusahamuslim.com).
6. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang
hendak membuat gambaran atau mencoba memaparkan suatu peristiwa atau gejala
secara sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat (Supardi, 2005: 28).
Penelitian kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data-data deskriptif,
yang meliputi kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang memahami obyek
penelitian yang sedang dilakukan yang dapat didukung dengan studi literatur
berdasarkan pendalaman kajian pustaka, baik berupa data penelitian maupun angka
yang dapat dipahami dengan baik (Moleong, 2006:6).
Penelitian ini mengunakan pendekatan studi kasus. Penelitian studi kasus
merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar
belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan
lingkungan. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam
mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai
subyek tertentu (Indriantoro, 2012:26).
Penelitian ini dilaksanakan pada selebgram asal Jember, Shelly Nur Auliya
dengan akun instagram @shellyauliyaa yang memiliki jumlah pengikut sebanyak
15.800.
Metode pengumpulan data merupakan bagian dari perencanaan kegiatan
penelitian yang berkaitan dengan proses penentuan cara-cara untuk mendapatkan
data-data penelitian (Supardi, 2005:117). Untuk memperoleh data, metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku subyek baik berupa orang,
benda ataupun kejadian yang sistematik (Indriantoro, 2012: 157). Metode
observasi merupakan proses pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
terhadap objek penelitian secara cermat, teliti dan sistematis (Supardi, 2005:136).
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan yang
dilakukan terhadap proses penentuan harga jual jasa endorsement oleh selebgram
Shelly Nur Auliya dengan akun instagram @shellyauliyaa
2. Wawancara (Interview)
Indriantoro dan Supomo (2012:152) menyatakan bahwa wawancara atau
interview merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian, yakni melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan penentuan harga jual jasa endorsement oleh selebgram.
Wawancara ini ditujukan kepada Selebgram Shelly Nur Auliya sebagai pemilik
akun instagram @shellyauliyaa dengan jumlah followers 15.800.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses pengumpulan data melalui prasasti-prasati,
naskah-naskah kearsipan baik dalam bentuk barang cetakan maupun rekaman,
data gambar, foto, blue printdan lain sebagainya (Supardi, 2005:138). Dalam
penelitian ini data dokumentasi berupa data-data pekerjaan endorsement yang
telah dilakukan oleh selebgram @shellyauliyaa selama periode tahun 2018-2020.
Engegement instagram, rate harga endorse per produk, dan dokumen-dokumen
yang mendukung lainnya.
4. Studi Literatur
Studi literatur adalah salah satu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data
atau informasi dengan mempelajari beberapa sumber tertulis berupa buku-buku,
hasil penelitian, makalah, artikel maupun hasil-hasil laporan yang relevan atau
berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Dalam pelaksanaan penelitian ini studi
literatur dilakukan melalui pengumpulan data/informasi dan mempelajari serta
menelaah materi-materi kajian mengenai penetapan harga jual, terutama dibidang
pelayanan jasa.
Data penelitian berkaitan dengan sumber dan pemilihan metode yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
sumber asli. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan penelitian ( Indriantoro, 2012:147). Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini berupa hasil observasi dan wawancara mendalam
kepada Selebgram Shelly Nur Auliya sebagai pemilik akun instagram
@shellyauliyaa, serta data pekerjaan endorsement selama periode tahun 2018-
2020 berupa engegement dan insight instagram, rate harga endorse per produk,
dan dokumen-dokumen yang mendukung lainnya.
Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data
setelah tahap pemilihan dan tahap pengumpulan data penelitian. Teknik analisa
data merupakan proses pengorganisasian dan pengaturan secara sistematik
sejumlah data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditentukan tema dan hipotesis kerja seperti yang disarankan data dan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut untuk dipresentasikan
kepada orang lain (Moleong, 2006:103).
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
kualitatif, yaitu dengan cara:
1. Menggambarkan secara umum tentang Oro Islamic Wedding and Event
Organizer dan caranya menentukan harga jual.
2. Membandingkan antara praktek yang ditemui di lapangan dengan teori,
kemudian dianalisa kesesuaian, kelebihan dan kekurangannya.
3. Memberikan saran atau rekomendasi atas kelemahan yang ditemui
berdasarkan pemahaman dan penalaran terhadap penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Wardana, S. K. (2016). FENOMENA ENDORSEMENT DALAM IKLAN DI MEDIA SOSIAL


INSTAGRAM (Doctoral dissertation, PERPUSTAKAAN).

Ramadhan, A., Naswandi, C. N., & Herman, C. M. (2020). FENOMENA ENDORSEMENT


DI INSTAGRAM STORY PADA KALANGAN SELEBGRAM. KAREBA: Jurnal
Ilmu Komunikasi, 316-329.

Hardilawati, W. L., Binangkit, I. D., & Perdana, R. (2019). Endorsement: Media Pemasaran
Masa Kini. JIM UPB.

Slat, A. H. (2013). Analisis harga pokok produk dengan metode full costing dan penentuan
harga jual. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 1(3).

Moray, J. C., Saerang, D. P. E., & Runtu, T. (2014). Penetapan Harga Jual Dengan Cost Plus
Pricing Menggunakan Pendekatan Full Costing Pada Ud Gladys Bakery. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2(2).

Salim, S. S. (2017). AKUNTANSI UNTUK INDUSTRI MUSIK PERHITUNGAN BIAYA


DAN PENENTUAN HARGA OLEH CV. CHGB RECORD. CALYPTRA, 6(1),
164-180.

DJOHAN, V. E. (2019). PENETAPAN HARGA JUAL JASA PADA WIDODO DEKORASI


WEDDING ORGANIZER (Doctoral dissertation, STIESIA SURABAYA).

VICTORIA, L. F. (2019). PENETAPAN HARGA JUAL JASA PADA SEKAR WANGI


WEDDING ORGANIZER (Doctoral dissertation, STIESIA SURABAYA).

Anda mungkin juga menyukai