Anda di halaman 1dari 4

RORO JONGGRANG

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang raja bernama Prabu Baka. Dia adalah raja yang
terkenal rakus dan suka memeras rakyatnya. Semua takut padanya. Dia memiliki seorang patih
yang setia bernama Patih Gupala.

Prabu Baka : “Hey, para dayang! Cepat siapkan makanan untukku sekarang juga.”

Dayang 1 : “Baik Paduka Raja.”

Prabu Baka : “Dulien, jek bit-abit!” (Setelah beberapa saat kemudian…)

Dayang 1 : “Ini Paduka …” (Sambil menghidangkan makanan Paduka Raja)

Prabu Baka : “Siip…” (Langsung makan dengan lahapnya)

Setelah kegiatan makannya selesai Prabu Baka berniat untuk memanggil Patih yang
berada tidak jauh dari singgasananya.

Prabu Baka : “Gupala..Gupala..!!!! tak ngeding ta ??” (dengan nada keras memanggil Patih
Gupala)

Patih Gupala : “Iya Prabu,.” (Terkejut dari rasa kantuknya)

Prabu Baka : “Segera siapkan Pasukan. Kita akan menyerang Kerajaan Pengging besok!”

Patih Gupala : “Siap Prabu!”

Hari yang ditunggu pun tiba Prabu Baka siap memimpin penyerbuan ke Kerajaan
Pengging. Dia ingin menguasai Kerajaan makmur dan subur itu. Perang pun tak dihindarkan.
Prabu Baka pun mengamuk dan memukul mundur pasukan kerajaan Pengging.

Patih Gupala : “Serbuuuuu…..” (Menyemangati pasukan Prabu Baka.) backsound perang.

Putra mahkota kerajaan Pengging yang bernama Bandung Bondowoso marah besar saat
tahu kerajaannya diserang tiba-tiba oleh Prabu Baka. Maka Bandung Bondowoso menyiapkan
pasukannya dan memimpin serangan balasan.

Bandung : “ Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus menyerang pasukan Prabu Baka.”

Ditengah pertempuran Bandung Bondowoso bertemu dengan Prabu Baka. Mereka


bertarung dengan ganas, saling menyerang dan saling mengeluarkan jurus andalan mereka.
Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil membunuh Prabu Baka. Pasukan Prabu Baka kocar-
kacir saat tahu rajanya terbunuh. Patih Gupala memerintahkan mereka lari pulang ke kerajaan
Baka. Bandung Bondowoso tidak tinggal diam.

Patih Gupala : “ Pasukan mundur!!! Kembali ke Kerajaan. Praduka Raja telah terbunuh.”

Bandung : “Ayo kejar, jangan biarkan mereka lari. Jangan menyerah!!! Hancurkan
mereka!”

Bandung Bondowoso dan pasukannya terus mengejar musuh hingga ke kerajaan Baka.
Pasukan Baka menyerah kalah. Bandung Bondowoso akhirnya bisa masuk Istana dengan leluasa.
Alangkah terkejutnya dia karena bertemu putri cantik jelita didalam istana.

Bandung : “Cek radinnah kanak. Mak tang ateh dag dig dug ser riah” (Lagu…….)
Dayang : “Non... itu siapa ya kok agak agak kayaknya?” (sambil menggerakkan tangan)
Roro : “Husssstt... orang itu lah yang telah membunuh ayahku.”

Bandung Bondowoso mendekat…..

Bandung : “ Wahai putri cantik, siapa namamu?”


Roro : “ Aku adalah putrid Prabu Baka, namaku Roro Jonggrang.”

Bandung Bondowoso tidak menyangka bahwa Prabu Baka yang terkenal rakus dan
garang memiliki putri yang cantik jelita. Dia langsung jatuh cinta kepada Roro Jonggrang.
Bandung Bondowoso tidak bisa tidur memikirkan Roro Jonggrang. Akhirnya dia mengutarakan
maksud hatinya pada putri cantik itu.

Bandung : “ Wahai Roro Jonggrang, maukah kau menjadi permaisuriku?” (Ost. Janji Suci)
Mendengar pinangan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang menjadi bingung dia takut
kepada Bandung Bondowoso karena dia tidak ingin menikah dengan orang yang telah membunuh
ayahnya.

Roro : “Iya aku menerima kamu”


Bandung : “Alhamdulilllaaaaahhh, ya Allah aku seneng banget Ya Allah” (bersujud)
Roro : “Ojok seneng sek, aku akan menerima kamu tapi ada syaratnya”
Bandung : “Adyyaahhh... mak bedeh bedeh bein. Apah syaratah nik?”
Roro : “Syaratnya adalah kamu harus membuat 1000 candi dan 2 sumur dalam 1
malam”
Bandung : “Oke aku akan membuat 1000 candi dan 2 sumur untuk kamu sayangku”
Bandung Bondowoso akhirnya menyanggupi syarat Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso tahu dia tidak akan mungkin membangun 1000 candi dengan
kekuatannya sendiri. Akhirnya dia memanggil pasukan makhluk halus dan mengerahkannya
untuk membangun candi. Banyak makhluk halus yang datang dari segala penjuru arah.

Bandung : “Heeeyyy para jin...Datanglah…datanglah…!!!!”


Jin : (langsung menghampiri Bondo)
Bandung : “Heyy kalian... tolong bantu aku membuat 1000 candi dan 2 sumur dalam 1
malam untuk memenuhi syarat dari yayang bebebku”
Jin 1 : “Kakeh jiah mun butoh beih nyander, jejel mun tak butoh nyapah beih enjek”
Jin 2 : “Iyeh polannah lah dedih Raja pas bong mesombong bek en”
Bandung : “Apa sih? apa??? Udah intinya sekarang kalian mau bantu apa nggk nih ?”
Jin : (Berembug) “Gimana? Kita bantuin apa nggak?”
Jin : “Hmmm gimana yah aku tut wuri aja wess”
Jin : “Iya aku juga terserah”
Bandung :”Iyehhh nyaman, engak tadek oreng bein edinnak mak pacapa dibik. Gimana?
Mau bantu aku nggak?”
Jin : “Iyawes kita bantuin tapi jangan lupa loh yaa. Vulus vulusss. HAHAHA”
Bandung : “Oke siaappp”
Akhirnya, para jin memulai pekerjaan mereka.
Roro Jonggrang pun mulai gelisah sebab baru tengah malam namun, candi-candi tersebut
mulai berdiri bahkan tinggal sebuah saja.
Dayang : “Nona kenapa kok dari tadi mondar mandir seperti orang gelisah saja?”
Dayang : “Mulen gellek alembek meloloh tak lessoh tahh?"
Dayang : “Hussttt... jek ngocak dek iyeh”
Roro Jonggrang tidak menjawabnya, dia tetap saja mondar-mandir.
Dayang : “Sudahlah Nona jangan gelisah, lebih baik sekarang Nona berdo’a saja”
Roro : “Saya tidak bisa tenang kalau begini dayang, pikiran saya di hantui rasa
cemas”
Dayang : “Benar kata dia Nona, sebaiknya sekarang Nona berdo’a saja agar Bondo tidak
bisa memenuhi persyaratan dari Nona”
Roro : “Baiklah.... ayo kita berdo’a bersama! “
Dayang : “Baik Nona
Setelah ritual berdoa meraka selesai, Roro Jonggrang mendapat akal untuk menggagalkan
usaha Bandung Bondowoso.
Roro : “ Dayang, gimana kalau kita siapkan lumbung padi kemudian kita minta
bantuan rakyat untuk menumbuk padi ke dalam lumbung padi tersebut. Atau ada
juga yang memukuli kentongan agar ayam berkokok dan seakan akan hari sudah
pagi. Aku perintahkan kepada seluruh dayang untuk membantuku mengurus
semuanya. “
Dayang : “Ide nona sangat cemerlang. Baiklah nona. Tenang saja nona. Kita akan
membantu nona dengan sekuat tenaga.”
Roro Jonggrang dan para dayang sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan upaya mengubah suasana malam menjadi pagi. Ada dayang yang menyiapkan lumbung,
ada yang meminta bantuan pada rakyat, sedangkan Roro juga turut serta mempersiapkan segala
sesuatunya dengan ekspresi gegana ( gelisah gundah gulana )
Roro : “Dayang lumbungnya tolong letakkan di sebelah sini”
Dayang : “Iya Nona”
( Disaat kentongan dan lumbung di bunyikan, penari muncul lalu menari sesuai irama)
Dan ternyata usaha Roro, para dayang serta rakyat pun berhasil, suasana pagi pun
semakin terasa ketika ayam mulai berkokok. (Ost ayam) Di lain sisi Bondo nampak kaget dan
cemas saat mendengar kokokan ayam.
Bandung : “Loohh lohhh dek remmah riah mak lah amonyih ajema?? Heyyy jin dulien riah
lahh lagguh!!!”
Jin : “Opo sehh wakmu iki wes nggk ngewangi tak bentak, kadung wes isuk bingung
karepe dewe
emak TGN be’en riyaahh”
Bandung : “Apa juah TGN?”
Para Jin : “TAK GENNAH”
Bandung : “Abbbeeehh mak dekyeh kannk. Duli lah jek benyak abentak lakonen jiah malle
lekas
mareeh”
Jin : “ Ehh bondo iki wis isuk aku nggk iso marekno penggawean iki, aku kudu
ngaleh sedurunge
matahari muncul”
Bandung : “Lohh looh nggk iso ayo ndang tutukno. Iku loh durung mari ayo ndang
marekno ojok ndang
ngaleh seekkk
Jin : “Sorry aku wis nggk iso Bondo” (tiba tiba pergi dengan sendirinya)
Bandung : “Ehhhh ojok ngalehh sek jinnnnnn”
Jin pun pergi meninggalkan Bandung, tidak lama kemudian Roro Jonggrang pun
datang menghampiri Bandung. Ia mengatakan bahwa usahanya untuk memenuhi
persyaratan yang di berikan oleh Roro unntuk menikahinya gagal, tetapi Bandung tidak
terima. Bandung kesal dan marah karena Roro telah menggagalkan usahanya.
Roro :”Hey Bandung.... usahamu telah gagal. Kamu tidak bisa menikahiku”
Bandung : “Tidak bisa, kamu harus menikah denganku karena kamu telah menggagalkan
usahaku
untuk memenuhi persyaratanmu”
Roro : “Tidaakk aku tidak mau menikah dengan kamu, sudah banyak yang memesanku
diluar sana
dan tentunya lebih baik darimu”
Bandung : “Jika kamu tidak bisa aku nikahi maka kamu juga tidak bisa dinikahi
oleh siapapun. Aku akn mengutukmu menjadi batu untuk melengkapi 1000
candi yang sudah aku buaattt” (sambil munjukkan tangan ke arah Rara
untuk mengutukya)
Roro : “Tiidddddaaakkkkk”
Akhirnya karena kemarahan Bandung, Roro pun di kutuk menjadi batu oleh Bandung dan
dari kisah itulah tercipta 999 candi dan 2 sumur serta terdapat 1 patung wanita di dalam
area bangunan yaitu Roro Jonggrang dan candi tersebut diberi nama Candi Prambanan.
(Semua crew menari bersama)

Anda mungkin juga menyukai