Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“PERILAKU ORGANISASI DAN MANAJEMEN”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Dr. Diana Sulianti K. Tobing, SE., M.Si

Oleh : Kelompok 1

Ajeng Diah Utami 180810301005


Lisa Rizky Nur Amalia 180810301016
Arina Aula Harfina 180810301019
Diaz Lucky Firmansyah 180810301036
Immas Zahniar 180810301051
Sulvia Trifatmala 180810301128

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa,
sedalam-dalamnya penulis panjatkan karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Perilaku Organisasi dan Manajemen”
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi dengan sebaik-
baiknya.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua sumber referensi dan pihak
yang turut berkortribusi dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kami menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan dan
manfaat akademis praktis bagi berbagai pihak serta menjadi inspirasi bagi para
pembaca.

Jember, 1 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Manusia adalah faktor utama yang sangat penting dalam setiap organisasi
apapun bentuknya. Oleh sebab itu, seorang pimpinan sangat dituntut peranannya untuk
memahami perilaku organisasi. Robbins (2007:17) mengemukakan, memahami perilaku
organisasi bagi seorang manajer merupakan hal yang sangat penting. Persoalan-
persoalan manusia senantiasa berkembang berdasarkan situasi dan kondisi yang
semakin sulit dikendalikan, maka persoalan-persoalan  organisasi dan khususnya
persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang.

Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu mengenai bagaimana perilaku


manusia dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Perilaku-perilaku tersebut dapat
merupakan perilaku individual dan kelompok. Perilaku organisasi merupakan bagian
penting dari organisasi karena organisasi memerlukan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Robbins, 2003).

Menurut Cascio (2006), Tanpa manusia, organisasi tidak dapat hidup karena
organisasi diatur oleh manusia, oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia
merupakan hal yang penting. Sumber daya manusia yang dimiliki harus berkualitas agar
dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga organisasi dapat bertahan dalam
persaingan.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku organisasi?
2. Apa saja yang termasuk unsur utama perilaku organisasi?
3. Bagaimana perkembangan ilmu perilaku organisasi?
4. Bagaimana proses perilaku dalam organisasi?
5. Mengapa perilaku organisasi penting untuk dipelajari?
6. Apa tujuan mempelajari Perilaku Organisasi?
7. Apa yang dimaksud Pendekatan Kontijensi?

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dasar perilaku organisasi.


2. Untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur yang penting dalam perilaku
organisasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami ilmu-ilmu yang berkontribusi dalam
perkembangan ilmu perilaku organisasi.
4. Untuk mengetahui proses perilaku dalam organisasi.
5. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya perilaku organisasi.
6. Untuk memahami tujuan dari mempelajari perilaku organisasi.
7. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pedekatan kontingensi
terhadap perilaku organisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

I1.1 Pengertian Perilaku Organisasi

Secara formal studi mengenai perilaku organisasi dimulai sekitar tahun


1948-1952. Perilaku organisasi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang terus
berkembang guna membantu suatu organisasi untuk meningkatkan
produktivitasnya.

Sumber: (Veithzal Rivai dkk., 2003)

Perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak


perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan
organisasi. (Stephen P. Robbins, Perilaku organisasi jilid 1:7)

Sumber: (Deddy Mulyadi, 2005)

Pengertian perilaku organisasi untuk multidisiplin dapat digambarkan


dalam beberapa hal yaitu: Pertama: Perilaku organisasi adalah cara berpikir,
perilaku adalah aktivitas yang ada pada diri individu, kelompok, dan tingkat
organisasi. Kedua: Perilaku organisasi adalah multidisiplin yang mencakup
teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu. Ketiga: dalam
perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana terdapat
perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajaran. Keempat: Perilaku
organisasi berorientasi pada kinerja. Tujuan organisasi adalah meningkatkan
produktivitas bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai tujuan tersebut.
Kelima: Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku
organisasi. Keenam: Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu
menggunakan metode ilmiah, karena bidang perilaku organisasi ini sangat
tergantung dari disiplin ilmu yang meliputinya.

Sumber: (Veithzal Rivai dkk.,2003)


Tabel II.2 Karakteristik Bidang Utama Perilaku Organisasi

Karakteristik Pusat Perhatian


Tiga tingkatan analisis Individu, kelompok, dan organisasi adalah sama
pentingnya untuk penelaahan dan pemahaman
perilaku perilaku dalam organisasi
Sifat dasar interdisipliner Prinsip, konsep, dan model ilmu perilaku yang
dipakai yaitu psikologi, sosiologi, dan antropologi
budaya
Orientasi humanistik Penekanan atas pentingnya sikap dan persepsi dalam
pemahaman perilaku di dalam organisasi
Orientasi Prestasi Kerja Perhatian yang terlanjur diberikan atas pencarian
cara-cara meningkatkan, memelihara dan mendorong
prestasi kerja yang efektif
Pengakuan adanya Pengidentifikasian dan pengamatan berlanjut atas
kekuatan lingkungan luar kekuatan lingkungan luar penting untuk
meningkatkan perilaku organisasi
Penggunaan metode ilmiah Jika mungkin, metode ilmiah digunakan untuk
melengkapi pengalaman dan intuisi
Orientasi aplikasi Pengetahuan yang dikembangkan dalam bidang
perilaku organisasi akan sangat bermanfaat bagi
manajer praktikus jika mereka dihadapkan kepada
masalah individu, kelompok, dan organisasi.

Sumber data: Organisasi (Gibson: 9)

II.2 Unsur Utama Perilaku Organisasi

Secara sederhana, dalam mempelajari perilaku organisasi tercakup empat unsur


utama, yaitu:

1. Aspek psikologis tindakan manusia itu sendiri, sebagai hasil studi psikologi.
2. Adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari
tindakan manusia dalam organisasi. Misalnya, uang merupakan salah satu
faktor/pertimbangan mengapa seseorang memasuki suatu organisasi. Oleh
sebab itu, ilmu ekonomi juga perlu mendapat perhatian. Psikologi sebagai
contoh lain, penting karena sikap (attitude) akan mempengaruhi prestasi
orang yang bersangkutan.
3. Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin mengakui bahwa individu
dipengaruhi oleh bagaimana organisasi diatur dan siapa yang mengawasi
mereka. Oleh sebab itu, struktur organisasi memegang peranan penting
dalam membahas perilaku organisasi.
4. Walau didasari akan adanya keunikan masing-masing individu, perilaku
organisasi lebih banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya
tujuan organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian, selalu diusahakan
agar usaha masing-masing individu selaras dengan tujuan organisasi.

Sumber buku: (Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa., 2007)

II. 3 Perkembangan Ilmu Perilaku Organisasi:


(Peranan dan Kontribusi Ilmu-Ilmu Lain)

Perilaku organisasi adalah disiplin ilmu yang relatif baru yang


merupakan ilmu keperilakuan terapan, dan dibangun atas kontribusi dari
sejumlah disiplin ilmu keperilakuan lain yang lebih dulu ada. Ilmu-ilmu perilaku
yang amat besar sumbangannya terhadap perkembangan perilaku organisasi
diantaranya adalah:

1. Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk mengukur,
menjelaskan, dan kadang kadang merubah perilaku manusia. Oleh karena itu,
para psikolog melibatkan diri mereka dalam studi dan usaha untuk memahami
perilaku individu. Secara spesifik, sumbangan ilmu psikologi terhadap perilaku
organisasi berkenaan dengan maasalah-masalah antara lain: kelelahan, kondisi
kerja, presepsi, kepribadian, latihan, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
dan pengukuran sikap.
2. Sosiologi
Pusat perhatian sosiologi mempelajari sistem sosial dimana para individu
memainkan peranannya. Artinya sosiologi tersebut mempelajari manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain. Dalam kaitannya dengan perilaku organisasi
maka konsep-konsep yang berasal dari sosiologi dapat memberi masukan
terhadap perilaku organisasi seperti : dinamika kelompok, proses sosialisasi,
budaya organisasi, struktur organisasi formal, birokrasi, komunikasi, status,
kekuasaan dan konflik.
3. Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi dalam arti berusaha
mencari penjelasan tentang bagaimana dan mengapa para individu berperilaku
tertentu dalam kegiatan kelompoknya. Kontribusi untuk perilaku organisasi
yaitu bagaimana menerapkan perubahan dan bagaimana mengurangi hambatan
agar suatu perubahan dapat diterima, mengukur dan mamahami serta mengubah
sikap, pola komunikasi dan cara-cara bagaimana kegiatan kelompok memenuhi
kebutuhan individu.
4. Antropologi
Antropologi mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia
dan aktivitasnya. Hal yang dapat diambil dari antropologi untuk perilaku
organisasi seperti perbedaan-perbedaan fundamental dalam nilai, sikap dan
norma tentang perilaku yang dapat diterima mempengaruhi cara orang bertindak.
5. Ilmu Politik
Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu
lingkungan politik. Berbagai hal yang dapat diambil dari ilmu politik oleh
perilaku organisasi adalah struktur konflik, alokasi kekuasaan dan bagaimana
orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan pribadinya.

Sumber buku: (Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa., 2007)


Sain Perilaku Sumbangan Satuan Keluaran
Analisis

Pembelajaran
Motivasi
Kepribadian
Persepsi
PSIKOLOGI Pelatihan
KeefektivitasanKepemimpinan
Kepuasan Kerja
Pengambilan Keputusan
Penilaian Kinerja
Pengukuran Sikap
Seleksi Karyawan
Desain Kerja INDIVIDU
Stress Kerja

Dinamika Kelompok
Tim Tim Kerja
Komunikasi
Kekuasaan STUDI
SOSIOLOGI Konflik KELOMPOK PERILAKU
Perilaku Antar Kelompok ORGANISASI

Teori Organisasi Formal


Birokrasi
Teknologi Organisasi
Perubahan Organisasi
Budaya Organisasi
Perubahan Perilaku
Perubahan Sikap
PSIKOLOGI
Komunikasi
SOSIAL
Proses Kelompok
Pengambilan Keputusan
SISTEM
ORGANISASI
PSIKOLOGI
Nilai Komparatif
Sikap Komparatif
Analisis Lintas Budaya
ANTROPOLOGI

Budaya Organisasi
Lingkungan Organisasi

Konflik
SAIN
Politik Intraorganisasi
POLITIK
Kekuasaan

(Sumber data: Stephen Robbin; 2001)

Gambar II.3 Bidang Pendukung Perilaku Organisasi


II.4 Proses Perilaku dalam Organisasi

Menurut Adam (2010), dalam suatu organisasi selalu terjadi proses


komunikasi antara orang satu dengan orang lainnya, baik secara perseorangan
maupun kelompok. Dalam proses tersebut, siapa pun dapat mengambil inisiatif,
baik bawahan maupun pimpinan/manajer, dan pengambilan inisiatif tersebut
bertujuan agar komunikasi dapat diterima. Penerimaan inilah yang disebut
persepsi. Jadi persepsi adalah dasar proses kognisi atau proses psikologi.

Hammer dan Organ, menjelaskan bahwa seseorang mengorganisasikan


dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami dan mengolah segala sesuatu dalam
memengaruhi persepsi seseorang, yang nantinya akan memengaruhi pula
perilaku yang akan dipilihnya.

(Sumbet: Mia Lasmi Wardiah, S.P., M.Ag.,)

Dari uraian tersebut, menurut Adam (2010), secara tidak langsung


tersirat tiga unsur utama proses perilaku dalam organisasi, yaitu proses kognisi
(persepsi), proses belajar, dan proses pemecahan masalah. Proses tersebut secara
diagramatik, di gambarkan pada gambar berikut.
Lingkungan Organisasi Manusia

Rangsangan

Persepsi

Proses belajar (proses


menghubungkan pengalaman
masa lampau dengan kenyataan
yang dialami seseorang)

Kemungkinan tindakan
yang akan di ambil
Balikan atau Konsekuensi
tindakan
Pemilihan Tindakan

Perilaku

Sumber: (Mia Lasmi Wardiah, 2016)

II.5 Pentingnya Mempelajari Perilaku Organisasi

Mempelajari perilaku organisasi merupakan suatu hal yang menarik


karena mempelajari tentang orang-orang dan tabiat manusia di dalam organisasi.
Artinya, ilmu perilaku organisasi ini dapat dijadikan sebagai upaya memahami
diri kita sendiri. Kajian perilaku organisasi mempunyai pengaruh yang kuat pada
“sikap” dan “perilaku” dari individu-individu dalam organisasi. Dalam
organisasi suatu “sikap” dianggap penting karena sikap itu memengaruhi
perilaku kerja. Perilaku organisasi menunjukkan bahwa pemahaman sikap dan
perilaku individu perlu sebab pada akhirnya akan dibawa pada saat individu
tersebut bekerja dalam organisasi. Persepsi seseorang tentang diri dan
lingkungannya menjadi arahan bagi diri seseorang untuk melakukan sesuatu.
Ilmu perilaku organisasi tidak hanya penting untuk manajer, tetapi juga
penting untuk pekerja dan konsumen. Ada banyak tantangan dan kesempatan
dewasa ini bagi para manajer, pekerja dan konsumen untuk menggunakan
konsep perilaku organisasi. Terkait dengan tantangan yang dihadapi organisasi
saat ini, Robbins (2001) menggambarkan tantangan yang dihadapi lingkungan
kerja saat ini sebagai berikut.

Organizational Level

 Productivity
 Developing Effective Employees
 Global Competition
 Managing in the global Village

Group Level

 Working With Others Workplace


 Workforce Diversity

Individual Level
 Job Satisfaction
 Empowermen
 Behaving Ethically

Kajian yang dilakukan oleh Robbins mengungkapkan bahwa tantangan


dalam dunia kerja saat ini diklasifikasikan menjadi tiga level, yaitu pada level
organisasi, level kelompok, dan level individu.

Sumber: (Cepi Triatna, 2015)

II.6 Tujuan Mempelajari Perilaku Organisasi

Seperti halnya disiplin ilmu-ilmu yang lain-lain, perilaku organisasi


memiliki sejumlah tujuan. Diantaranya yang terpenting adalah prediksi,
eksplanasi, dan pengendalian perilaku yang terjadi dalam organisasi. Maksud
dari tujuan tersebut akan diuraikan secara singkat berikut ini.

 Prediksi
Memprediksi perilaku orang lain adalah syarat penting bagi kehidupan
keseharian kita, baik di dalam maupun di luar organisasi. Dalam kaitannya
dengan perilaku organisasi, maka masalah memprediksi kondisi-kondisi yang
menyebabkan pekerja lebih produktif, membuat keputusan yang lebih baik,
mangkir dari pekerjaan, atau senang dengan pekerjaan, adalah hal-hal yang
sangat penting. Singkatnya, keteraturan perilaku dalam organisasi memberikan
kemungkinan kepada kita untuk melakukan prediksi atas perilaku-perilaku
anggota organisasi pada masa yang akan datang.
 Eksplanasi
Tujuan dari perilaku organisasi adalah eksplanasi atau penjelasan terhadap
berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi. Harus dipahami bahwa
prediksi dan eksplanasi adalah dua proses yang berbeda. Bila dalam prediksi kita
berhadapan dengan persoalan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan
mendatang, maka dalam eksplanasi kita dihadapkan dengan persoalan mengapa,
misalnya, pekerja kurang produktif, kurang puas, atau suka mangkir dan lambat
dalam bekerja, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa perilaku
organisasi penting untuk memungkinkan identifikasi dan eksplanasi atas
berbagai peristiwa keperilakuan yang terjadi.
 Pengendalian
Pengendalian atau kontrol atas perilaku yang terjadi dalam organisasi adalah
tujuan yang ketiga dari bidang perilaku organisasi. Semakin banyak perilaku
atau kejadian yang dapat diprediksikan, dan semakin banyak yang dapat
dijelaskan, maka pada gilirannya akan dibutuhkan bentuk kontrol atau
pengendalian perilaku. Maksudnya tidak lain agar perilaku individu dalam
organisasi dapat selalu diarahkan kearah yang positif, yaitu perilaku yang
menunjang pencapaian sasaran organisasi secara efektif.

Sumber buku: (Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa., 2007)


II. 7 Pendekatan Kontijensi

Teori kontingensi adalah teori organisasi yang mengklaim bahwa tidak


ada cara terbaik untuk mengatur perusahaan, untuk memimpin perusahaan, atau
untuk membuat sebuah keputusan. Sebaliknya, tindakan optimal adalah
kontingen (tergantung) pada situasi internal dan eksternal. Seorang pemimpin
kontingen secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan mereka sendiri pada
situasi yang tepat.

Dalam hal ini untuk membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor


manajerial, kita menggunakan pendekatan kontijensi (situasional). Ide dasar
pendekatan ini adalah tidak ada cara terbaik untuk memanajemeni: suatu metode
sangat efektif disatu situasi tetapi tidak untuk semua. Pendekatan kontijensi telah
semakin populer karena riset menunjukkan bahwa dalam beberapa praktik
manajemen, dengan memberikan karakteristik pekerjaan dan orang tertentu
dalam melakukan pekerjaan, memberikan hasil yang lebih baik dibanding
lainnya.

Dasar pemikiran dari pendekatan kontijensi ialah bahwa tidak ada satu
cara terbaik dalam memimpin. Suatu metode yang sangat efektif dari situasi,
belum tentu sesuai pada situasi lain. Pendekatan kontijensi telah berkembang
secara populer dalam dasawarsa lebih, karena hasil riset yang telah
menunjukkan bahwa suatu karakteristik tertentu dari suatu pekerjaan dan
karakteristik tertentu orang yang melakukan pekerjaan itu, menghasilkan
beberapa praktek manajemen tertentu yang terbukti lebih baik dari praktek-
praktek manajemen lainnya.

Sumber buku: (Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa., 2007)


BAB III

PENUTUP

III.1 Saran

III.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
STUDI KASUS

Kasus SPN Finance, Dua Kantor Akuntan Publik Diduga Bersalah


(PT Sunprima Nusantara Pembiayaan)
Jakarta, CNN Indonesia – Kementrian Keuangan menyatakan dua akuntan
Publik yang mengaudit laporan keuangan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP)
Finance; Akuntan Publik Marlinna dan Merliyana Syamsul melanggar standar audit
profesional. Mengutip data resmi dari Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK),
dalam melakukan audit laporan keuangan SNP tahun buku 2012 sampai dengan 2016,
mereka belum sepenuhnya menerapkan pengendalian sistem informasi terkait data
nasabah dan akurasi jurnal piutang pembiayaan. Akuntan Publik tersebut belum
menerapkan pemerolehan bukti audit yang cukup dan tepat atas akun piutang
pembiayaan konsumen dan pelaksanaan prosedur yang memadai terkait proses deteksi
resiko kecurangan serta respon atas resiko kecurangan. Di samping itu, PPPK juga
menyatakan sistem pengendalian mutu akuntan publik tersebut mengandung kelemahan.
Pasalnya, sistem belum bisa mencegah ancaman kedekatan antara personel senior
(manajer tim audit) dalam perikatan audit pada klien yang sama untuk suatu periode
yang cukup lama.

Kementrian Keuangan juga menilai bahwa hal tersebut berdampak pada


berkurangnya skeptisisme profesional akuntan. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut,
Kementriaan Keuangan menjatuhkan sanksi administratif kepada mereka berupa
pembatasan pemberian jasa audit terhadap entitas jasa keuangan selama 12 bulan yang
mulai berlaku tanggal 16 September 2018 sampai dengan 15 September 2019. Selain
terhadap dua akuntan publik tersebut, Kementrian Keuangan juga menghukum Deloitte
Indonesia. Mereka memberi sanksi berupa rekomendasi untuk membuat kebijakan dan
prosedur dalam sistem pengendalian mutu akuntan publik terkait ancaman kedekatan
anggota tim perikatan senior. Deloitte Indonesia juga diwajibkan mengimplementasikan
kebijakan dan prosedur serta melaporkan pelaksanaannya paling lambat 2 Februari
2019.

Sekretaris Jendral (Sekjen) Kementriaan Keuangan Hadiyanto mengatakan


sanksi diberikan untuk memperbaiki mereka. “Sanksi administratif diberikan untuk
membuat kebijakan dan prosedur dalam sistem pengendalian mutu akuntan publik yang
lebih baik,” katanya di Gedung DPR, Selasa (26/9). Selain terhadap KAP tersebut,
sanksi juga diderita oleh SNP Finance. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membekukan
kegiatan usaha mereka terhitung sejak 14 Mei lalu. OJK bisa mencabut izin usaha SNP
Finance pada November 2018 nanti. Pencabutan izin dilakukan jika perusahaan
melakukan kegiatan usaha sebelum berakhirnya sanksi pembekuan kegiatan usaha.
“Jika tidak dapat memenuhi ketentuan hingga berakhirnya jangka waktu PKU sesuai
dengan ketentuan pojk 29 (dicabut),“ ujar Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot.

Clients and Market Leader Deoitte Indonesia Steve Aditya ketika dikonfirmasi
CNN Indonesia sementara itu meminta waktu untuk menyiapkan jawaban atas sanksi
tersebut. “Kami sedang menyiapkan tanggapan terhadap pemberitaan Anda, kami akan
segera respons,” kata Steve ketika dikonfirmasi.
PEMBAHASAN STUDI KASUS

Pada dasarnya perjanjian utang piutang antara SNP Finance dengan para
kreditornya (bank) tersebut adalah kerjasama yang sifatnya mutualistik. SNP Finance
membutuhkan dana, bank juga butuh menyalurkan kredit. Namun dalam perjalanan
waktu, ternyata bisnis retail Columbia yang merupakan induk dari SNP Finance
mengalami kemunduran. Penyebabnya adalah perilaku pembelian customer telah
berubah, konsumen saat ini tidak lagi belanja produk furniture dan elektronik dengan
datang ke toko, melainkan mereka lebih suka membeli secara online melalui
perangkat gadgetnya. Mulai dari survey harga,  survey spesifikasi produk, sampai
dengan pembelian, semua dilakukan secara online. Bahkan para online shop tersebut
juga memberikan fasilitas kredit tanpa bunga (bunga 0%) untuk tenor yang bahkan
sampai 12 bulan. Kondisi perubahan perilaku pembelian customer inilah yang memukul
pangsa pasar dari Columbia, dan tentunya juga berdampak pada SNP Finance.
Buntutnya adalah kredit SNP Finance kepada para bank – bank/krediturnya tersebut
menjadi bermasalah, dalam istilah keuangan disebut Non Performing Loan (NPL).

Untuk mengatasi utangnya kepada bank tersebut, SNP Finance membuka keran
pendanaan baru melalui penjualan surat utang jangka menengah, disebut dengan MTN
(Medium Term Notes). MTN ini sifatnya hampir mirip dengan obligasi, hanya saja
jangka waktunya adalah menengah, sedangkan obligasi jangka waktunya panjang. MTN
ini diperingkat oleh Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) dan kembali lagi bahwa
Pefindo juga memberikan peringkat salah satunya adalah berdasarkan laporan keuangan
SNP Finance yang diaudit oleh Deloitte. Awalnya peringkat efek SNP Finance sejak
Desember 2015 – 2017 adalah A-, bahkan kemudian naik menjadi A di Maret 2018.
Namun tidak lama kemudian, di bulan Mei 2018 ketika kasus ini mulai terkuak, perikat
efek SNP Finance turun menjadi CCC bahkan di bulan yang sama tersebut turun lagi
menjadi SD (Selective Default). Default dalam bahasa sederhananya adalah gagal bayar.
Berikutnya SNP Finance mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU), sebesar kurang lebih Rp 4,07 Trilyun yang terdiri dari kredit perbankan 2,22
Trilyun dan MTN 1,85 Trilyun. Mengapa debitur dan pemegang MTN mau percaya dan
menyalurkan kredit kepada SNP Finance? Karena awalnya pembayaran dari SNP
Finance lancar, dan para kreditur tersebut juga menganalisis kesehatan keuangan SNP
Finance melalui laporan keuangannya, yang diaudit oleh kantor akuntan publik ternama,
yaitu Deloitte. Namun ternyata terjadi pemalsuan data dan manipulasi laporan keuangan
yang dilakukan oleh manajemen SNP Finance. Diantaranya adalah membuat piutang
fiktif melalui penjualan fiktif. Piutang itulah yang dijaminkan kepada para krediturnya,
sebagai alasan bahwa nanti ketika piutang tersebut ditagih uangnya akan digunakan
untuk membayar utang kepada kreditor. Untuk mendukung aksinya tersebut, SNP
Finance memberikan dokumen fiktif yang berisi data customer Columbia. Sangat
disayangkan bahwa Deloitte sebagai auditornya gagal mendeteksi adanya skema
kecurangan pada laporan keuangan SNP Finance tersebut. Deloitte malah memberikan
opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan SNP Finance.
KETERKAITAN STUDI KASUS DENGAN PERILAKU ORGANISASI
Apabila dilihat dari sudut pandang perilaku organisasi, kasus SNP Finance ini
dipengaruhi oleh individu, kelompok, dan organisasi yang tidak dapat menerapkan
perilaku organisasi dengan baik. Sebagai ilmu interdisipliner, kasus pemalsuan data dan
manipulasi laporan keuangan oleh manajemen SNP Finance mencerminkan bahwa
manajemen SPN Finance tersebut tidak dapat menyerap kontribusi ilmu yang sudah ada
dengan baik. Pada ilmu psikologi, dimana kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan
pengukuran sikap yang baik tidak diterapkan dalam organisasi tersebut, sehingga dalam
organisasi (manajemen) terdapat kerjasama dalam hal kecurangan dan manipulasi oleh
seluruh anggota organisasi tersebut. Pada ilmu sosiologi, para individu yang tergabung
dalam manajemen tersebut menyalahgunakan perannya masing-masing. Salah satu
contoh dari penyalahgunaan kontribusi sosiologi dalam perilaku organisasi dari kasus
SNP Finance ini adalah tidak diterapkannya birokrasi yang baik, dan dinamika
kelompok yang menjerumus ke hal kecurangan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
kesiapan oleh SPN Finance dalam menghadapi dunia bisnis dan daya saing dengan para
online shop yang mampu memberikan pelayanan, kemudahan, keefektivitasan, dan
cicilan tanpa bunga kepada para konsumen. Jika dikaitkan dengan tujuan perilaku
organisasi, manajemen tidak dapat memberikan eksplanasi mengenai cara yang tepat
untuk mengatasi utangnya kepada bank/kreditor, akibatnya, SNP Finance memilih jalan
pintas yaitu memanipulasi laporan keuangan dan memalsukan data. Dalam hal ini, SPN
Finance juga tidak memprediksi resiko/dampak yang akan ditanggung dari tindakan
memanipulasi data tersebut.
Dari keterkaitan antara studi kasus dengan perilaku organisasi, dapat dilihat
bahwa pentingnya mempelajari pengaruh sumber daya manusia di dalam suatu
organisasi, baik secara individu, maupun kelompok.

Anda mungkin juga menyukai