Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS


RENDAH”

Nama : Nurafni Bakalinga


NIM : A 401 21 224
Kelas : G

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULKO
2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3

2.1 Pengertiaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah................3


2.2 Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah.......................5
2.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah..........7

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................10


3.2 Saran .........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran dalam penentuan tinggi rendahnya mutu dan


kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan suatu negara. Pendidikan selalu mengalami
perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan
disegala bidang kehidupan. Untuk itu pemerintah memberikan perhatian
lebih pada sektor pendidikkan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu
dan kualitas sumber daya manusia. Pada dasarnya pertumbuhan peserta
didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yaitu bakat
yang dimiliki peserta didik sejak lahir dan lingkungan yang
mempengaruhinya hingga bakat tersebut tumbuh dan berkembang.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, secara sistematis
merencanakan berbagai lingkungan yaitu lingkungan pendidikan yang
memberikan berbagai kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan
berbagai kegiatan pembelajaran.
Ilmu Bahasa, Studi Bahasa, kajian tentang bahasa, sekarang sudah bersifat
universal. Demikian pula pendidikan bahasa dan pembelajaran bahasa setiap
jenjang pendidikan pada era globalisasi ini amat sangat diperlukan. Oleh
karena itu, pengajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia, telah
ditanamkan kepada anak sejak di usia dini. Hal ini dapat dilihat dari
pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar khususnya di kelas rendah
oleh para pendidik/guru.
Berhasil atau tidaknya seorang pendidik mengajarkan bahasa Indonesia yang
baik dan benar kepada anak didiknya, dapat dilihat dari metode pengajaran
yang digunakan pendidik tersebut dan bagaimana respons dari anak
didiknya. Jika seorang pendidik memahami konsep pembelajaran serta
metode tertentu dengan baik dan benar ketika mengajar maka anak didiknya

1
pun akan merespons pesan atau informasi yang diberikan pendidik tersebut
dengan baik pula. Begitupun sebaliknya.
Oleh Karena itu, penulis menyusun makalah tentang konsep dasar
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengertian pembelajaran Bahasa Indonesiadi Kelas


Rendah ?
1.2.2 Bagaimana metode pemlelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah?
1.2.3 Apa saja ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
Rendah?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian pembelajaran Bahasa Indonesiadi Kelas
Rendah.
1.3.2 Mengetahui metode pemlelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah.
1.3.3 Mengetahui ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
Rendah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah

(Rahyubi, 2014: 7) Menungkapkan bahwa belajar memiliki arti yang

sama dengan mengajar, meskipun konotasinya berbeda. Dalam kontekS

pendidikan, guru mengajar agar siswa dapat mempelajari, memahami dan

menguasai isi pelajaran hingga mencapai tiga aspek yaitu: kognitif, afektif

dan psikomotor. Mengajar memberi kesan sebagai pekerjaan guru saja,

tetapi belajar adalah interaksi antara guru dan siswa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa menjadi benar, baik lisan maupun tulisan, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra manusia Indonesia.

Keterampilan komunikasi didukung oleh empat keterampilan berbahasa,

yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan uraian di

atas, pembelajaran bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai proses belajar

mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menguasai keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca

dan menulis (Nur Annisa.S, 2021).

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses transaksional anatara

guru dan siswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal Pembelajaran

Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, kajian teoritis kearah implementasi

pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai alat pemahaman kepada guru SD

3
dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia secara benar. Guna

menggapai kemajuan masa kini dan yang akan datang, bangsa Indonesia

perlu memosisikan dirinya menjadi bangsa yang berbudaya baca tulis.

Untuk itu perlu dilakukan upaya pengemabangan, baik melalui jalur

pendidikan formal maupun nonformal. Pengembangan melalui pendidikan

formal, dimulai dari sekolah dasar. Jenjang sekolah ini berfungsi sebagai

pusat budaya dan pembudayaan baca tulis. Sekolah dasar sebagai

penggelaan pertama pendidikan dasar, seyogyannya dapat membentuk

landasan yang kuat untuk tingkat pendidikan selanjutnya, hal ini berarti

bahwa sekolah harus membekali lulusnnya dengan kemampuan dan

keterampilan dasar yang memadai, diantaranya kemampuan proses strategis

(Uyu, 2016).

Dengan kemampuan berbahasa yang dimiliki, siswa mampu menimba

berbagai pengetahuan, mengapresiasi seni, saerta mengembangkan diri

secara berkelanjutan. Selain itu, dengan kemampuan berbahasa seseorang

dapat menjadi mahluk sosial budaya, membentuk pribadi menjadi warga

Negara, serta untuk memahami dan berpartisipi dalam proses pembangunan

masyarakat, untuk masa kini, dan masa datang, yang ditandai dengan

kemajuan teknologi dan informasi yang semakin canggih, kemampuan

membaca, menulis perlu dikembangkan secara sungguh-sungguh. Abad

modern menuntut kemampuan membaca dan menulis yang memadai. Dari

penjelasan singkat di atas, maka jelas pembelajaran Bahasa Indonesia yang

dalam hal ini dimulai dari sekolah dasar perlu dilaksanakn dengan benar.

4
Dalam kenyataan di lapangan, khusus nya guru sekolah dasar belum

mampu, melaksanakan pembelajaran keterampilan berbahasa dengan benar.

2.2 Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Rendah

Pada hakikatnya, metode terdiri atas empat langkah yaitu seleksi, gradasi,

presentasi, dan repetisi. Unsur seleksi dan gradasi materi pelajaran

merupakan unsure yang tak terpisahan dengan unsure presentasi dan repetisi

dalam membentuk suatu metode mengajar (Mackey dalam Subana, 20, 20).

Metode pembelajaran bahasa Membaca Permulaan di kelas rendah adalah

sebagai berikut.

1. Metode Eja/Abjad

Metode ini merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelajaran pertama

dimulai dengan pengenalan abjad “a”, “be”, “ce”, “de”, dan seterusnya.

Guru sering mengajarkannya melalui lagu ABC. Lagu ini ada dalam

berbagai bahasa setelah siswa menguasai huruf-huruf itu.Guru

merangkai huruf-huruf konsonan dengan huruf vokal menjadi sukukata.

Suku-suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata-kata dirangkaikan

menjadi kalimat.

2. Metode Bunyi

Metode ini juga merupakan metode yang sudah sangat tua.

Pelaksanaannya hampir sama dengan metode abjad. Namun, huruf-huruf

tidak disebut dengan nama abjadnya, melainkan nama bunyinya. Jadi,

huruf “m” tidak diucapkan sebagai [ɛm] atau [ɚm] melainkan [m].

Bunyi-bunyi konsonan dirangkai dengan bunyi vokal sehingga

5
membentuk suku kata. Suku kata dirangkai menjadi kata, dan akhirnya

kata-kata dirangkai menjadi kalimat. Baik metode abjad maupun metode

bunyi sering menggunakan kata-kata lepas untuk latihan membaca.

3. Metode Suku Kata

Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata,seperti ba, bi, bu, be,

bo, ca, ci, cu, ce, co, dan seterusnya. Suku kata tersebut kemudian

dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar

suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata

menjadi kata-kata bermakna

4. Metode Global

Global memiliki arti secara utuh atau bulat. Yang disajikan pertama kali

dalam metode global kepada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat

tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya.

Gambar itu ditujukkan untuk mengingatkan siswa kepada kalimat yang

ada di bawahnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca

kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Sebagai contoh, di

bawah ini bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global. a.

Memperkenalkan gambar dan kalimat. b. Menguraikan salah satu

kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-

huruf.

5. Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS)

Metode SAS diawali dengan perkenalan struktur kalimat pada anak.

Kemudian anak diajak untuk melakukan proses analitik untuk mengenal

konsep kata.kalimat utuh yang diperkenalkan pada anak untuk pertama

6
kali akan diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil di

sebut kata hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak

bisa diuraikan lagi yakni huruf.

2.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006, Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa menjadi benar, baik lisan maupun tulisan, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra manusia Indonesia.

Keterampilan komunikasi didukung oleh empat keterampilan berbahasa,

yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Seperti yang

dikemukakan oleh Tarigan (2015: 1), empat komponen keterampilan

berbahasa adalah; Keterampilan menyimak (listening skills), Keterampilan

berbicara (speaking skills), Keterampilan membaca (reading skills), dan

keterampilan menulis (wreating skills).

1. Menyimak

Mendengarkan dan membaca sangat erat kaitannya karena

keduanya merupakan sarana penerimaan informasi dalam kegiatan

komunikasi; Perbedaannya terletak pada jenis komunikasinya:

mendengarkan berkaitan dengan komunikasi lisan, sedangkan

membaca berkaitan dengan komunikasi tertulis. Dari segi tujuan sama-

sama mengandung persamaan yaitu memperoleh informasi, menangkap

isi atau pesan, dan memahami makna komunikasi (Tarigan, 1986: 9-

10).

7
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah

kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian, pengertian, apresiasi,

dan interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau

pesan, dan memahami makna yang disampaikan oleh penuturnya.

2. Berbicara

Menurut Tarigan (2015: 3) berbicara sebagai keterampilan

merupakan keterampilan berbahasa yang berkembang dalam kehidupan

anak yang didahului dengan keterampilan menyimak, dan pada saat itu

kemampuan berbicara dipelajari. Tarigan juga berpendapat bahwa

berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi yang diartikulasikan

atau kata-kata untuk mengungkapkan, mengungkapkan atau

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 2015: 16)

3. Membaca

Menurut Finochiaro dan Bonomo (1973: 119) (dalam Tarigan,

2015: 9) secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing

meaning to and getting meaning from printed or written material,

memetik dan memahami arti atau makna yang terkandung dalam

tulisan. Sedangkan menurut Lado (1976: 132) (dalam Tarigan, 2015: 9)

“membaca adalah memahami pola bahasa dari uraian tertulis”.

Tujuan utama membaca adalah mencari dan memperoleh informasi,

memasukkan isi, dan memahami makna bacaan.

4. Menulis

Tarigan (2013: 3) mengemukakan bahwa menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara

8
tidak langsung, bukan tatap muka dengan orang lain. Tarigan juga

berpendapat bahwa tulisan adalah penggambaran simbol grafis yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

orang lain dapat membaca simbol grafik tersebut, jika mereka

memahami bahasa dan gambar grafik tersebut.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tertuju pada pengembangan aspek fungsional bahasa,

yaitu peningkatan kompetensi Berbahasa Indonesia. Ketika kompetensi

berbahasa yang menjadi sasaran, para guru lebih berfokus pada empat aspek

keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis.

3.2 Saran

Adapun saran dari penyusun adalah sebaiknya guru bisa menentukan metode

sebelum pembelajaran Bahasa Indonesia, karena dengan begitu guru ibisa

mengevaluasi dari pembelajaran tersebut. Karena metode merupakan

serangkaian proses dari awal sampai akhir pembelajaran. Karen itulah

metode dalam sebuah pembelajaran sangat penting di kuasai dan dipahami

seorang guru sebagai pendidik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, S. N. 2021. Efektivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Sistem

Daring Pada Siswa Kelas 3 Sd Negeri 25 Panaikang Kabupaten Bantaeng.

SKRIPSI: Universitas Muhammadiyyah Makassar.

Rahyubi, H. 2014. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.

Bandung: Penerbit Nusa Media.

Mu’awwanah, Uyu. 2016. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Banten: Pusat

Penelitian Dan Penerbitan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada

Masyarakat LP2M. Hal.1-2.

Tarigan, H. G. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

CV Angkasa.

Tarigan, 2015 a. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: CV

Angkasa.

Tarigan, 2015 b. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: CV

Angkasa.

Tarigan, 2015 c. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: CV

Angkasa.

11

Anda mungkin juga menyukai