Anda di halaman 1dari 13

Kepemimpinan

“Kekuasaan dan Pengaruh”

Dosen Pengampu : Yudha Prakasa, S.AB., M.AB.

Disusun Oleh:
Alvyna Damayanti 195030407222042
Al Meida Alifil Khafsoh 195030401111042
Devinia Putri Rahmdhanti 195030400111053
Rihadatul Aisy Putri Dianfah 195030401111032
Intan Rahmawati 135030407111012
Rifqi Hasperi 195030400111049
Dharu Setyo Ajie 195030400111038
Fachrian Maulidy 195030407111027

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kekuasaan dan
Pengaruh” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Yudha
Prakasa, S.AB., M.AB., pada mata kuliah kepemimpinan, selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang kekuasaan dan pengaruhnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Yudha Prakasa, S.AB., M.AB., selaku
dosen pada mata kuliah Kepemimpinan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam proses pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 10 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2
2.1 Konsepsi Kekuasaan dan Otoritas .................................................................2
2.2 Sumber dan Tipe Kekuasaan ..........................................................................3
2.3 Alasan Kekuasaan Dapat Diperoleh atau Hilang .........................................4
2.4 Jenis Sumber Kekuasaan ................................................................................6
2.5 Taktik Mempengaruhi Orang Lain.............................................................. 6
2.6 Proses-Proses Politik Penanaman Pengaruh .................................................7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................ 9

iii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kekuasaan secara umum dianggap seperti kekuasaan raja, kekuasaan golongan,
kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan bahwa kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada
pemegang kekuasaan tersebut, kekuasaan cendrung korup seperti ungkapan yang
sering kita dengar dalam bahasa inggris “Power tends to corrupt”, sehingga banyak
orang beranggapan bahwa kekuasaan harus dibatasi.
Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yang memerintah dan ada yang
diperintah. Manusia berlaku sebagai subjek sekaligus objek dari kekuasaan, banyak
orang mendambakan kekuasaan karena kekuasaan selalu diidentikkan dengan
kesempatan memberi pengaruh terhadap orang lain untuk mencapai tujuan tertentu,
jadilah kekuasaan sebagai rebutan mulai dari tingkat tertinggi sampai tingkat
terendahnya, di negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, oleh
sebab itu, hendaklah kekuasaan yang dipegang pejabat negara tersebut digunakan
untuk memberi pengaruh untuk masyarakat, sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di
negara demokrasi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep kekuasaan dan otoritas ?
b. Apa saja tipe sumber dan jenis kekuasaan ?
c. Apa alasan kekuasaan dapat diperoleh dan hilang ?
d. Apa saja taktik mempengaruhi orang lain ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk menjelaskan konsep kekuasaan dan otoritas
b. Untuk menjelaskan apa saja tipe sumber dan jenis kekuasaan
c. Untuk menjelaskan penyebab kekuasaan dapat diperoleh dan hilang
d. Untuk menjelaskan berbagai taktik mempengaruhi orang lain

1
BAB II
Pembahasan
2.1 Konsepsi kekuasaan dan otoritas
A. Kekuasaan
Kekuasaan umumnya mengacu pada kapasitas seseorang atau sekelompok
institusi untuk memanipulasi dan membentuk pandangan dan tindakan masyarakat[1].
Kekuasaan merupakan salah satu dari jenis-jenis interaksi sosial, namun sangat jelas
adanya perbedaan-perbedaan penting diantara tipe-tipe kekuasaan yang dijalankan
manusia. Kekuasaan menurut Weber (1954) sebagai “kemungkinan bagi seorang untuk
memaksakan orang-orang lain untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya.”
Kekuasaan akan sangat berfungsi ketika kita membayar pajak dan ketika anda
menandatangani suatu kesepakatan. Kekuasaan memiliki perbedaan yaitu kekuasaan
egitim, absah, dan kekuasaan yang tidak legitim. Kekuasaan yang tidak legitim adalah
kontrol yang dijalankan atas orang lain yang tidak mengetahui hak dari mereka yang
menjalankan kekuasaan untuk melakukan demikian.
Kekuasaan melibatkan kapasitas dari satu pihak (agen) untuk mempengaruhi
pihak lain (target). Kekuasaan menjelaskan kapasitas absolut seorang agen untuk
mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang atau lebih yang ditunjuk sebagai target
pada satu waktu tertentu.
B. Otoritas
Otoritas seperti kekuasaan kecuali otoritas yang mengacu pada sebuah lembaga
dan pengaturan kelembagaan. Kekuasaan dan otoritas kemudian mengacu pada
pelaksanaan satu ide orang atau satu ide kelompok untuk membentuk pandangan dan
tindakan lain. Menurut weber (1957) ada tiga sumber hak yang mungkin untuk
memerintah, yang menghasilkan apa yang weber sebut otoritas tradisional, otoritas
karismatik, dan otoritas legal.
Otoritas tradisional biasanya masyarakat mematuhi perintah mereka yang
memegang kekuasaan karena dasarnya cara itu yang seharusnya mereka lakukan di
dalam tradisi mereka. Jadi orang yang memerintah seperti raja, ratu feodal, dan kepala
suku tidak perlu menulis peraturan hukum untuk memerintah. Otoritas ini lebih ke
tradisi berdasarkan adat istiadat yang sudah lama dipertahankan dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Otoritas tradisional biasanya dibenarkan oleh tradisi religius,
sebagai contoh raja-raja eropa pada abad pertengahan dikatakan memerintah
berdasarkan hak ilahi dan para kaisar jepang dipandang sebagai perwujudan dewa
langit.
Otoritas karismatik yaitu orang bisa tunduk pada kekuasaan bukan karena
tradisi, melainkan karena ketertarikannya pada seorang individu atau individu tersebut
mempunyai karismatik yang luar biasa. Jika suatu sistem politik didasarkan pada
otoritas karismatik, maka akan hancur ketika pemimpinnya meningga.
Otoritas melibatkan hak, prerogatif, kewajiban, dan tugas yang berkaitan
dengan posisi khusus dalam organisasi atau sistem sosial. Otoritas pemimpin biasanya

2
meliputi hak untuk membuat keputusan khusus untuk organisasi. Pemimpin yang
memiliki wewenang langsung terhadap seorang target mempunyai hak untuk membuat
permintaan yang konsisten dengan otoritasnya, seseorang yang menjadi target itu
memiliki kewajiban untuk mematuhinya. Otoritas juga melibatkan hak agen untuk
menerapkan pengendalian untuk berbagai hal, seperti keuangan, sumber daya,
peralatan, dan material dan pengendalian ini merupakan sumber-sumber kekuasaan
yang lainnya.

2.2 Sumber dan Tipe Kekuasaan


Sumber-Sumber Kekuasaan.

1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).

A. Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi
individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah
kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu.

B. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga


dikenal dengan istilah inter-group atau inter-departmental power yang merupa-kan
sumber kekuasaan kelompok.

Ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven, yaitu :

1. Kekuasaan menghargai (reward power)


Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh
untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan
perintah. (bonus sampai senioritas atau persahabatan)
2. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang
yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai
hukuman).
3. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang
timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak
menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu.
4. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi
pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki
oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
5. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan
pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang
dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain).

3
Sumber kekuasaan juga dapat berupa kedudukan, kekayaan atau kepercayaan.
Misalnya seorang komandan terhadap anak buahnya atau seorang majikannya terhadap
pegawainya. Dalam kasus ini bawahan dapat ditindak jika melanggar disiplin kerja atau
melakukan korupsi.
Sumber kekuasaan dapat juga berupa kekayaan. Misalnya seorang pengusaha
kaya mempunyai kekuasaan atas seorang politikus atau seorang bawahan yang
mempunyai utang yang belum dibayar kembali. Kekuasaan dapat pula bersumber pada
kepercayaan atau agama. Dibanyak tempat alim ulama mempunyai kekuasaan terhadap
umatnya, sehingga mereka dianggap sebagai pemimpin informal yang perlu
diperhitungkan dalam proses pembuatan keputusan di tempat itu.

2 . Tipe – Tipe Kekuasaan


Menurut MacIver ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan / piramida
kekuasaan, yaitu sebagai berikut :

1. Tipe pertama (tipe kasta)


adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku.
Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir –
hampir tak terjadi gerak sosial vertikal.

2. Tipe yang kedua (tipe oligarkis)


masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi, dasar pembedaan
kelas – kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada
kesempatan yang diberikan kepada para warga untuk memperoleh kekuasaan –
kekuasaan tertentu. Bedanya dengan tipe pertama adalah walaupun kedudukan para
warga pada tipe kedua masih didasarkan pada kelahiran ascribed status, individu
masih diberi kesempatan untuk naik lapisan.

3. Tipe yang ketiga (tipe demokratis)


menunjukkan kenyataan akan adanya garis pemisah antara lapisan yang
sifatnya mobil sekali. Kelahiran seseorang tidak menentukan seseorang, yang
terpenting adalah kemampuan dan kadang – kadang juga faktor keberuntungan.

2.3. Alasan Kekuasaan Dapat Diperoleh atau Hilang


Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau
kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang
diberikan. Seorang pemimpin dapat memperoleh kekuasaan atas kerja keras yang
telah dilakukannya terhadap kelompok pengikut atau organisasi yang dia miliki.
Namun, seorang pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang dapat mengelola
kekuasaannya sehingga dapat menggunakan kekuasaannya dengan benar dan dapat
meningkatkan kinerja para bawahannya.

4
Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa kekuasaan dapat diperoleh
seseorang baik itu individu (pemimpin) maupun kelompok :
1. Komitmen
Komitmen berkaitan erat dengan dedikasi. Apabila seorang
pemimpin/individu memiliki komitmen yang tinggi terhadap orang yang
dipercayai, maka timbullah suatu penghargaan dari dedikasi yang telah ia
lakukan.
2. Kepatuhan
Kepatuhan ini sangat berkaitan dengan wibawa seseorang. Apabila seorang
pemimpin memiliki wibawa, maka akan dengan sangat mudah mempengaruhi
bawahannya untuk mematuhi apa yang pemimpin itu katakan. Hal ini
merupakan alasan mengapa kekuasaan mudah diperoleh oleh individu.
3. Perlawanan
Yang dimaksud dengan perlawanan adalah, ketika seorang individu atau
pemimpin memiliki sebuah ide/gagasan mereka akan berusaha untuk
membuat perubahan terhadap keadaan yang menurutnya tidak sesuai dengan
ide/gagasan miliknya. Bentuk ‘perlawanan’ ini merupakan suatu tindakan
yang dapat mempengaruhi bawahannya sehingga dapat dengan mudah
memperoleh kekuasaan.
Namun kekuasaan adalah hal yang tidak bersifat selamanya, artinya, kekuasaan dapat
hilang/bergeser bahkan untuk yang kuat sekalipun. Ada beberapa hal yang
menyebabkan mengapa kekuasaan dapat hilang dari seorang individu/pemimpin atau
kelompok :
1. Ketidakmampuan dalam Menghadapi Perubahan
Seorang pemimpin harus memiliki keterampilan dalam menghadapi
perubahan dan dinamika yang penting. Karena di dalam memimpin, pasti
akan ada yang namanya perubahan yang disebabkan oleh banyak hal seperti
kemajuan jaman, teknologi, dan lain-lain.
2. Sikap Pribadi yang Salah
Ketika seorang pemimpin memiliki ide/gagasan untuk membuat sebuah
perubahan di dalam organisasi/bawahannya tetapi tidak memiliki sikap
pribadi yang dapat mengambil hati setiap para pengikutnya, maka akan sulit
untuk membawa ide/gagasan yang ia miliki menuju perubahan yang lebih
baik. Yang akan terjadi adalah pandangan buruk dari bawahan terhadap
seorang pemimpin karena tidak mampu memberikan energi positif terhadap
lingkungannya.
3. Menyalahgunakan Kekuasaan
Seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan harus mampu memberi inspirasi
kepada setiap orang yang berada di lingkungannya. Ketika pemimpin
menyalahgunakan kekuasaan yang dia miliki, pengaruh yang ditimbulkan
akan bermacam-macam, keuangan yang tidak stabil, pekerja yang tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, dan apabila hal itu berlangsung lama
maka kekuasaan yang dimiliki dapat hilang, hilang karena sudah tidak ada

5
lagi kepercayaan yang ia miliki dari orang-orang di sekitarnya terutama para
bawahannya.

2.4 Jenis Sumber Kekuasaan


A. Sumber-sumber kekuasaan
1. Sarana paksaan fisik
2. Keahlian
3. Hukum Normatif
4. Status sosial
5. Harta kekayaan
6. Popularitas
7. Jabatan
8. Massa yang terorganisir
B. Jenis-jenis kekuasaan
Menurut French & Raven ada 5 jenis kekuasaan, diantaranya:
1. Kekuasaan memberi penghargaan
2. Kekuasaan yang memaksa
3. Kekuasaan yang sah
4. Kekuasaan memberi referensi
5. Kekuasaan ahli sumber kekuatan jika dikaitkan dengan kegunakan, contohnya
Militer & Polisi untuk mengendalikan kekerasan dan kriminal; Ekonomi untuk
mengendalikan tanah, buruh, kekayaan & produksi; Politik untuk pengambilan
keputusan, Hukum untuk mempertahankan, mengubah, & melancarkan
interaksi dan Tradisi untuk mempertahankan sistem kepercayaan/ nilai-nilai.

2.5 Taktik Mempengaruhi Orang Lain


Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Selain
menggunakan kekuasaan, ada berbagai cara yang dapat digunakan oleh orang yang
berada dalam organisasi untuk mempengaruhi orang lain. Taktik-taktik mempengaruhi
( Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk
mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau
bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat
mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
\Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa
digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982).
Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu
yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior
Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk,
menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (
Hughes et all, 2009), yaitu:

6
1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar
orang lain tertarik.
2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal
untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan
memberikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan,
kebutuhan, harapan, dan aspirasinya.
3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk
berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan
dilaksanakan.
4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan,
memberikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman
atau karena dianggap loyal.
6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target,
sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari
orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target
setuju.
8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam
meminta sesuatu.
9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan
bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.

2.6 Proses-Proses Politik Penanaman Pengaruh


Politik tidak sama dengan kekuasaan dan pengaruh (influence). Ketiganya
adalah konsep berbeda dan berdiri sendiri. Power atau kekuasaan mengekspresikan
kapasitas individu untuk secara sengaja menimbulkan dampak bagi orang lain.
Pengaruh (influence) adalah kemampuan membuat orang menuruti kehendak
seseorang yang memberi pengaruh. Politik berdasarkan pada kekuasaan, dan
kekuasaan tidak mendistribusikan secara merata dalam suatu organisasi. Politik
penanaman pengaruh akan sangat aktif apabila dilakukan melalui komunikasi yang
baik. Berikut ini beberapa cara penanaman pengaruh yangbaik kepada orang lain:

7
a. Rational persuation adalah alasan meyakinkan orang lain
denganmenggunakan argumen yang logis dan rasional
b. Inspiration appeals tactics: siasat dengan meminta ide atau proposaluntuk
membangkitkan rasa antusias dan semangat dari target personal
c. Consultation tactics: terjadi ketika kita meminta target person
untukberpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan.
d. Pressure tactics: terjadi dimana kita mempengaruhi target persondengan
peringatan atau ancaman yang menekan
e. Legitimizing tactics: adalah satu siasat dimana kita menggunakanotoritas
dan kedudukan kita untuk mempengaruhi target personal.
f. Personal appleals tactics: terjadi ketika kita berusaha mempengaruhitarget
person dengan landasan hubungan persahabatan, pertemanan,atau hal yang
bersifat personal lainnya.

8
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Kekuasaan dan pengaruh merupakan hal-hal penting yang harus kita ketahui
dan pelajari dikarenakan hal tersebut sangat banyak berdampak baik pada kehidupan
kita sebagai pribadi maupun kelompok, kekuasaan memiliki berbagai tipe kekuasaan,
mulai dari kekuasaan dengan memberi penghargaan, dan lain-lain. dan berbagai
sumber kekuasaan tersebut didapatkan, ada hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang
mendapatkan kekuasaan, dan ada juga hal-hal yang dapat menyebabkan kekuasaan
yang sudah diperoleh tersebut menjadi hilang, kekuasaan digunakan untuk
mempengaruhi orang lain, dalam mempengaruhi orang lain terdapat banyak taktik yang
dapat harus diperhatikan, diantaranya terdapat taktik yang persuasi rasional, tekanan,
dan lain-lain.

3.2 Saran
Sehubungan dengan tertulisnya makalah ini, ada baiknya apabila beberapa hal
berikut untuk dipertimbangkan :
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menggunakan makalah ini sebagai rujukan maupun ringkasan
singkat mengenai kekuasaan dan pengaruh

b. Bagi Masyarakat
Pembaca dapat memahami apa itu kekuasaan dan pengaruh, serta dapat
mengetahui hal-hal yang berkaitan memperoleh dan kehilangan kekuasaan, serta dapat
mengaplikasikan penggunaan kekuasaan yang benar dalam kehidupan sehari-hari dan
menghindari penyalahgunaan kekuasaan

9
DAFTAR PUSTAKA

Kompasiana.com. (2018, 5 Agustus). Hubungan Kekuasaan dan


Kepemimpinan . Diakses pada 13 Februari 2020.
https://www.kompasiana.com/taniaprtw/5b66aa24677ffb0aac7f2f85/hubungan-
kekuasaan-dan-kepemimpinan
Binus.ac.id. (2018, 25 Mei). Kekuasaan dalam Kepemimpinan. Diakses pada
13 Februari 2020. http://bbs.binus.ac.id/management/2018/05/kekuasaan-dalam-
kepemimpinan/
Dasawarsa. (2009, 8 Desember). Bagaimana Kekuasaan Bisa Hilang. Diakses
pada 13 Februari 2020. http://wwwdasawarsa.blogspot.com/2009/12/bagaimana-
kekuasaan-bisa-hilang.html

10

Anda mungkin juga menyukai