Biodata Narasumber
e-Training | Dr. Prianto. Budi S. | Knowledge & Development Center
3
Basis Pemajakan:
Penghasilan vs. Konsumsi
Agenda 1
Basis
Pemajakan
Pemajakan berbasis
Penghasilan
Agenda 2
Konsep Penghasilan
Schedular system,
Tarif pajak dikenakan secara terpisah-pisah
tergantung dari kebijakan pajak suatu negara.
Tarif pajak pada umumnya dikenakan
berdasarkan sistem withholding tax dengan
Mekanisme persentase yang berbeda-beda sesuai dengan
Pemajakan pengelompokan penghasilannya.
Penerapan tarif pajak progresif sesuai dengan
prinsip “ability-to-pay” menjadi sulit untuk
dilakukan pada sistem skedul (Ault & Arnold,
2010, hal. 197).
e-Training | Dr. Prianto. Budi S. | Knowledge & Development Center
23
Sistem Pembukuan
Agenda 3
Sumber: diadaptasi dari Watrin dkk (Watrin, Ebert, & Thomsen, 2012, hal. 36; 2014, hal. 60)
Sistem Pembukuan
e-Training | Dr. Prianto. Budi S. | Knowledge & Development Center
29
Sistem Pembukuan
e-Training | Dr. Prianto. Budi S. | Knowledge & Development Center
30
Akuntansi Pajak
Agenda 4
Pemajakan dan Periode pemajakan disebut juga sebagai “tax period” (Burns &
Krever, 1998, p. 20) atau “taxable period” (Avi-Yonah, Sartori, &
Periode Akuntansi Marian, 2011, p. 77), yang didefinisikan sebagai “...the periodic
basis on which income tax is imposed” (Avi-Yonah, Sartori, &
Marian, 2011, p. 77).
Periode akuntansi (accounting period) didefinisikan sebagai “...the
periodic basis on which the profits and expenses of a business are
allocated for accounting and book purposes” (p. 77).
Sumber:
diadaptasi dari Shortridge
& Smith (2009, pp. 12-15)
Akuntansi
B
E
(1) (2) (3) (4)
Konvergensi IFRS
Amandemen I UU PPh
1925
1991
2012
1973
1984
1994
2000
2008
2020
Periodisasi Perkembangan Akuntansi Pajak
e-Training | Dr. Prianto. Budi S. | Knowledge & Development Center
59
“Pasal 13
(1) Wajib Pajak dalam negeri yang menerima atau
memperoleh penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan
bebas, wajib menyelenggarakan pembukuan di Indonesia,
sehingga dari pembukuan tersebut dapat dihitung
besarnya penghasilan kena pajak berdasarkan undang-
undang ini” (UU No. 7/1983).
Dasar Penjelasan Pasal 13 ayat (1):
Pengaturan “Dari laba netto atau dari penghasilan netto tersebut
selanjutnya akan dihitung penghasilan kena pajak Wajib Pajak
Akuntansi Pajak tersebut. Karena pembukuan yang dipakai oleh Wajib Pajak
menjadi titik tolak untuk menghitung penghasilan kena pajak,
maka pembukuan harus berdasarkan suatu cara atau sistem
yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Prinsip-
prinsip Akuntansi Indonesia yang disusun oleh Ikatan Akuntan
Indonesia” (UU No. 7/1983).
“Pasal 28
(4) Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan
mengenai harta, kewajiban atau utang, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak
Dasar yang terutang” (UU No. 9/1994).
Karena PAI 1973 dan PAI 1984 masih mengacu pada sistem
akuntansi di AS (Murwanto, Khanna, & Zijl, 2011, p. 158) dan
perancang naskah UU KUP dan UU PPh 1983 juga berasal
dari AS (Heij, 2007, p. 71), banyak rumusan akuntansi pajak di
UU KUP dan UU PPh mengacu pada struktur teori akuntansi
yang berkembang di AS saat itu.
Dasar PAI 1984 merupakan penyempurnaan dari PAI 1973 karena
Pengaturan ada tekanan pemerintah saat itu kepada IAI agar standar
akuntansi mendukung implementasi undang-undang pajak baru
Akuntansi Pajak (Murwanto, Khanna, & Zijl, 2011, p. 158).
Meskipun pada tahun 1994, kiblat akuntansi di Indonesia sudah
bergeser dari US GAAP ke IAS, UU KUP 1994 (UU No.
10/1994) masih tetap mendasarkan praktik akuntansi pajaknya
pada PAI 1984.
No Elemen Penjelasan
1. setiap tambahan kemampuan ekonomis Elemen ini mengacu pada “accretion concept of income”
2. diterima atau diperoleh Elemen ini mengacu timing of recognition (cash accounting
concept & accrual accounting concept)
3. berasal dari Indonesia maupun dari luar Elemen ini mengacu pada global taxation system
Indonesia
4. untuk konsumsi atau untuk menambah Elemen ini sesuai dengan S-H-S model
kekayaan Wajib Pajak
5. dengan nama dan dalam bentuk apapun Elemen ini mengacu pada konsep “substance over form”
Definisi Penghasilan
e-Training | Dr. Prianto. Budi S. | Knowledge & Development Center
69
Pembagian Penghasilan
e-Training | Dr. Prianto. Budi S. | Knowledge & Development Center
73
Pengakuan dan Penerapan withholding tax system secara luas, menurut Bird
(2015, p. 33), menjadi instrumen yang cukup membantu
Pengukuran PPh peningkatan penerimaan pajak.
Esensi dari sistem pemotongan pajak adalah bahwa pemerintah
memungut pajak tidak secara langsung dari penerima penghasilan
(Soos, 2002, p. 49).
Pemungutan pajak dilakukan dari sumber atau pembayar yang
melakukan pemotongan pajak dari penghasilan yang dibayarkan
kepada penerima penghasilan (p. 49).