Anda di halaman 1dari 13

KULIAH III

PERILAKU KEORGANISASIAN

I. ORGANISASI DAN PERILAKU


KEORGANISASIAN
II. PERILAKU KEORGANISASIAN
INDIVIDU KB. I
III. PERILAKU KEORGANISASI
KELOMPOK

IV. PERILAKU KEORGANISASIAN


ASPEK ORGANISASI (KB II - 2,3,4)
 PERILAKU KEORGANISASIAN
ASPEK STRUKTUR ORGANISASI
 PERILAKU KEORGANISASIAN
ASPEK DINAMIKA ORGANISASI
 PERILAU KEORGANISASIAN
ASPEK MENGELOLA ORGANISASI

MATERI SAJIAN (K3)


 PERILAKU KEORGANISASIAN ASPEK
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur dan Desain Organisasi (Konsepsi dasar,
Dimensi dan Disain Organisasi, Berbagai
Bentuk /Desain Organisasi, Berbagai Faktor
yang Mempengarhui Struktur Organisasi)
 PERILAKU KEORGANISASIAN ASPEK
DINAMIKA ORGANISASI
Komunikasi, Kepemimpinan, Kekuasaan dan
Politik, Pembuatan Putusan, Perubahan dan
pengembangan organisasi
 PERILAU KEORGANISASIAN ASPEK
MENGELOLA ORGANISASI
Imbalan, disiplin, dan hukuman; Manajemen
Perilaku Kinerja; Budaya Organisasi; dan
Keefektifan Organisasi.

URAIAN MATERI
 PERILAKU KEORGANISASIAN ASPEK
DINAMIKA ORGANISASI
A.KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
B. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
C.KEKUASAAN DAN POLITIK
D.PEMBUATAN PUTUSAN
E. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN
ORGANISASI
MATERI A,B.D, DAN E Ada pada Buku
Rujukan/Pegangan – Wajib, Masing-masing
dikaji perbab.
(PERILAKU KEORGANISASIAN – Maharuddin
Pangewa dan Muh. Nur Yamin – Rajawali 2020)

MATERI C
BAB ...
KEKUASAAN DAN POLITIK

A. Pengertian Kekuasaan

1. Beberapa Istilah
Apa bila dikaji literatur, ada beberapa istilah yang
berhampiran arti dan dipakai silih berganti yakni:
kekuasaan, wewenang/otoritas, dan pengaruh.
Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang/
otoritas dan pengaruh. Tetapi konsep ini harus
dibedakan
Suprihantono (2003: 114) membedakan antara
kekuasaan dan wewenang, yaitu: kekuasaan
melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang
merupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya
lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi
kekuatan. Wewenang adalah formasi yang dimiliki
oleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam
oganisasi. Jadi, seorang bawahan harus mematuhi
perintah manajernya karena posisi manajer tersebut
telah memberinya wewenang untuk memerintah secara
sah. (Kewenangan/otoritas - Formal Organization)
Wewenang dianggap mempunyai unsur-unsur
sebagai berikut:
a. Wewenang ditanamkan pada posisi seseorang.
Seseorang mempunai wewenang karena posisi
yang didudukinya bukan karena karakteristik
pribadinya.
b. Wewenang tersebut diterima oleh bawahan.
Individu pada posisi yang sah melaksanakan
wewenang dan dipatuhi bawahan karena dia
memiliki hak yang sah.
c. Wewenang digunakan secra vertikal. Wewenng
mengalir dari atas ke bawah mengikuti hirarki
organissi.
Konsep lain yang sangat lekat dengan kekuasaan
adalah pengaruh. Luthans (2006:482) membedakan
antara kekuasaan, otoritas dan pengaruh, yaitu: Kalau
otoritas mempunyai legitimasi yang merupakan hak
sebagai sumber kekuasaan untuk memanipulasi atau
mengubah orang lain. Kekuasaan tidak mempunyai
legitimasi hanya pengejaran tujuan individu yang
berhubungan dengan pencapaian kelompok.
Pengaruh biasanya dipahami lebih luas dari
kekuasaan. Pengaruh mencakup kemampuan untuk
mengubah orang lain, seperti mengubah kepuasan dan
kinerja. Pengaruh lebih berhubungan dengan
kepemimpinan dari kekuasaan tetapi keduanya jelas-
jelas terlihat dalam proses kepemimpinan. Dengan
demikian otoritas berbeda dari kekuasaan karena
legitimasi dan penerimaannya, dan pengaruh lebih luas
dari kekuasaan, tetapi secara konseptual begitu dekat
sehingga kedua istilah itu dapat digunakan secara
bergantian
Jadi, ada tiga istilah yang berdekata penngertian
dan dipakai silih berganti, yaitu: kekuasaan,
kewenangan/otoritas, dan pengaruh. Tetapi konsep ini
dapat dibedakan, yaitu:
Kekuasan (power) kemampuan untuk melibatkan
kekuatan dan paksaan dalam mengubah orang lain
mengikuti keinginan pemegang kekuasaan.
Kewenangan bersinonim dengan otoritas
(Authority) tidak menimbulkan implikasi kekuatan dan
paksaan, melainkan dengan posisi yang dimiliki secara
otomatis memberi kekuasaan yang sah untuk
memanipulasi atau mengubah orang lain.
Pengaruh (influence) lebih luas dari kekusaan, lebih
berhubungan dengan kepemimpinan yaiu ada
kemampuan yang dimiliki untuk diikuti orang lain

2. Definisi Kekuasaan dari Beberapa Ahli

Max Weber dalam Luthans (2006:481)


mendefinisikan kekuasaan sebagai kemungkinan
adanya satu aktor dalam hubungan sosial yang berada
pada posisi tertentu untuk melakukan kehendaknya
tanpa perlawanan
Walter Nord “dalam” Thoha, (1983:324)
merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan
untuk mempengaruhi aliran energi dan dana yang
tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda
secara jelas dari tujuan lainnya. Kekuasaan
dipergunakan hanya jika tujuan-tujuan tersebut paling
sedikit mengakibatkan erselisihan satu sama lain.
Suprihanto, (2003: 114) mendefinisikan kekuasaan
(power) sebagai kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, sehingga orang
tersebut mau melakukan sesuatu seperti yang
diinginkan oleh pemegang kekuasaan (power holder).
Kekuasaan merupakan fungsi dari tingkat
ketergantungan . Semakin tinggi tingkat
ketergantungan seseorang individu, semakin mudah ia
menuruti kemauan orang lain.
Sebagai kesimpulan dari rumusan tersebut,
kekuasaan adalah suatu kemampuan yang dimiliki
sesorang untuk mampu mempengaruhi orang lain
sehingga orang tersebut mau melakukan sesuai
keinginan pemegang kekuasaan.
Kekuasaan = ada kekuatan memaksa(otoriter)
Pengaruh – potensi milik pribadi yang diakui
Wewenang/otoritas – pemilikan kedudukan/jabatan

B. Sumber dan Bentuk Kekuasaan

Robbins, (2007: 505) membedakan sumber


kekuasaan menjadi dua pengelompokan umum, yaitu:
formal dan personal. Selanjutnya, dibedakan masing-
masing ke dalam kategori yang lebih spesifik, yaitu:
kekusaan formal dengan spesifikasi: kekuasaan
paksaan, kekuasaan hadiah, kekuasaan hukum,
kekuasaan informasi. Sedangkan kekuasaan personal
dengan spesifik kekuasaan pakar, kekuasaan rujukan,
dan kekuasaan kharisma.
Hal senada dikemukakan oleh yukl, (2007: 175)
dengan menyebutnya sebagai tipe-tipe kekuasaanm
yaitu: Kekuasaan posisi dan kekuasaan personal.
Kekuasaan posisi meliputi: kekuasaan yang memiliki
legitimasi, kekuasaan memberi penghargaan,
kekuasaan memaksa, kekuasaan akan informasi, dan
kekuasaan secara ekologis, sedangkan kekuasaan
personal adalah kekuasaan berdasar keahlian.
Berbeda dengan French dan Raven “dalam” Thoha
(1983: 327) membagi atas lima sumber kekuasaan, dan
“dalam” Yukl, (2007: 175) menyebutnya sebagai
taksonomi kekuasaan, yakni; kekuasaan memberi
penghargaan, kekuasaan yang memaksa, kekuasaan
legitimasi, kekuasaan keahlian, dan kekuasaan
referensi,
Tampubolon, (2004: 115) mengemukakan bahwa
sesuai struktur organisasi ada beberapa bentuk
kekuasaan, antara lain: kekuasaan paksaan, kekuasaan
imbalan, kekuasaan referensi, kekuasaan keahlian,
kekuasaan perwakilan, kekuasaan ke kiri dan ke kanan
Jadi, berdasar dari pendapat ahli tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa ada dua sumber atau asal
kekuasaan, yaitu kekuasaan formal (formal power) dan
kekuasaan personal (personnal power).
Kekuasaan formal disebut juga kekuasaan posisi,
memperoleh kekuasaan atas dasar posisi individu
didalam organisasi. Kekuasaan formal dengan
spesifikasi: kekuasaan untuk memaksa, kekuasaan
menghadiahi, kekuasaan hukum, kekuasaan informasi,
dan kekuasaan secara eklogis.
Kekuasaan personal, memperoleh kekuasaan tidak
mesti posisi formal dalam organisasi, melainkan dapat
diperoleh mungkin karena karakteristik unik individu,
karena kepakaran, atau kharismatik.
Tentang bentuk kekuasaan disebut juga dengan tipe
kekuasaan, sebanyak 15 (lima belas) dengan
spesifikasi: kekuasaan paksaan, kekuasaan hadiah,
kekuasaan hukum, kekuasaan informasi, kekuasaan
secara ekologsis kekuasaan pakar, kekuasaan rujukan,
kekuasaan kharisma, kekuasaan keahlian, kekuasaan
legitimasi, kekuasaan referensi, kekuasaan
penghargaan, kekuasaan imbalan, kekuasaan
perwakilan, kekuasaan ke kiri dan ke kanan
Untuk jelasnya masing-masing diberi uraian
sebagai berikut.
Kekuasaan Paksaan
Kekuasaan Hadiah
Kekuasaan Hukum
kekuasaan Informasi
Kekuasaan ekologis
Kekuasaan Pakar
Kekuasaan Rujukan
Kekuasaan Kharisma
Kekuasaan Keahlian
Kekuasaan Legitimasi
Kekuasaan Referensi
Kekuasaan Penghargaan
Kekuasaan Imbalan
Kekuasaan Perwakilan
Kekuasaan Ke Kiri dan Ke Kanan

C. Konsep Politik dalam Organisasi

Politik berhubungan dekat dengan kekuasaan


(Power) dan pengaruh (influence) Ketiganya adalah
konsep berbeda dan berdiri sendiri. Kekuasaan
mengekspresikan kapasitas individu untuk secara
sengaja menimbulkan dampak pada orang lain.
Pengaruh (influence) adalah kemampuan membuat
orang menuruti kehendak pemberi pengaruh. Politik
mendasarkan diri pada kekuasaan, dan kekuasaan ini
tidak terdistribusi secara merata di dalam organisasi
Suprihanto, (2003: 122) mengemukakan politik
adalah penerapan dari kekuasaan. Apabila individu
menggunakan kekuasaan yang dimiliki, maka
dikatakan ia melakukan kegiatan politik. Perilaku
politik individu akan dipengaruhi karakteristik pribadi
individu dan budaya organisasi atau faktor-faktor
internal organisasi.

D. Klasifikasi perilaku politik

Robbins, (2007: 517) membedakan perilaku politik


menjadi dua, yaitu : perilku politik sah dan perilaku
politik tidak sah. Selain itu, secara umum perilaku
politik masyarakat juga dapat dibedakan menjadi:
Radikal, Moderat, Status quo, Konservatif, dan Liberal
Untuk jelasnya dengan uraian sebagai berikut:
Perilaku politik sah, mengacu pada politik sehari-
hari yang normal sesuai dengan peraturan, seperti
membentuk koalisi.
Perilaku politik tidak sah, merupakan perilaku
politik ekstrim yang melanggar peraturan yang berlaku,
misalnya melakukan sabotase.
Radikal
Moderat,
Status quo,
Konservatif
Liberal
Jadi, politik adalah kemampuan menggunakan
sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses
pembuatan dan pelaksanaan putusan politik sehingga
keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya
ataupun masyarakat pada umumnya
Perilaku politik dapat dibedakan dalam dua
klasifikasi, yaitu: perilku politik sah berlaku sehari-hari
sesuai peraturan dan perilaku politik tidak sah. Berlaku
ekstrim melanggar peraturan yang berlaku seperti
sabotase.
E. Strategi dan Taktik Politik dalam Perilaku
Keorganisasi

1. Strategi Politik dalam Perilaku Keorganisasi

Luthans (2006: 498) mengemukakan beberapa


macam strategi untuk mendapatkan kekuasaan dalam
organisasi seperti pada Tabel 1
Tabel 1 Strategi Politik untuk Mendapatkan
Kekuasaan dalam Organisasi

No Jenis Strategi
.
1. Menerima nasihat
2. Mempertahankan kemampuan manuver
3. Mengembangkan keterbatasan komunikasi
4. Menunjukkan kepercayaan diri
5. Mengontrol akses terhadap informasi dan manusia
6. Membuat aktivitas sentral yang tidak bisa digantikan
7. Membentuk hubungan sponsor-protege
8. Menstimulasi kompetisi antarkaryawan ambisius
9. Menetralkan pihak oposisi yang berpotensi
10. Membuat strategi pemindahan
11.. Mengubah yang tidak berkomitmen menjadi
berkomitmen
12. Membentuk koalisi yang menguntungkan
13. Mengembangkan keahlian
14. Meembentuk orang yang ahli dibidangnya
15. Mengusahakan imbal balik
16. Riset data untuk mendukung cara pandang seseorang
17 Melarang komunikasi dengan tujuan yang baik
18. Menghindari perselisihan yang btidak berguna

Sumber: Luthans mendapat kreatif dari penulis

Selain itu, dikemukakan juga beberapa strategi untuk


mempertahankan aliansi dengan orang berkuasa, yaitu:
kawan atau lawan, memisahkan dan mengatur, manipulasi
informasi, melakukan pertunjukan kilat, mengumpulkan dan
menggunakan IOU menghindari keterlibatan dengan tegas,
menyerang dan menyalahkan orang lain, maju satu langkah
dalam satu waktu, menunggu terjadinya krisis, menerima
nasehat dengan hati-hati dan waspada terhadap
ketergantungan sumber daya .

2. Taktik Politik dalam Perilaku Keorganisasin

Luthans (2006: 499) mengemukakan beberapa jenis


taktik dalam perilaku keorganisasian seperti Tabel 2

Tabel 2 Taktik Politik dalam Perilaku Keorganisasian

No. Taktik Keterangan


1. Taktik Menggunakan tuntutan, ancaman atau
Tekanan intimidasi untuk memastikan Anda
tunduk pada permintaan atau
mendukung proposal
2. Daya tarik Mempengaruhi Anda dengan
tingkat atas mengatakan bahwa proposal telah
disetujui manajemen atas agar Anda
dapat memenuhi tuntutan
3. Tatik Membuat janji implisit atau eksplisit
pertukaran yang menyatakan bahwa Anda akan
menerima penghargaan atau atau
keuntungan nyata jika Anda mampu
memenuhi tuntutan dan mendukung
proposal , atau mengingatkan Anda
kepada perjanjian awal untuk saling
memberi bantuan
4. Taktik Mencari bantuan orang lain untuk
koalisi meyakinkan Anda agar Anda mau
melakukannya, atau menggunakan
pengaruh orang lain sebagai argumen
supaya Anda menyetujuinya
5. Taktik Memakai argumen logis dan bukti
rasional faktual untuk meyakinkan Anda bahwa
proposal dan permintaan tersebut
berjalan dengan baik dan berhasil
mencapai tujuan tgas.
6. Daya tarik Membuat permintaan yang rasional
inspirasional atau proposal yang menimbulkan
antusiasme yang dapat menampilkan
nilai-nilai dan idealisme Anda atau
mningkatkan kepercayaan diri Anda
bahwa Anda dapat melakukannya.
7. Taktik Menggunakan partisipasi Anda dalam
konsultasi membuat suatu keputuan perencanaan
bagaimana mengimplementasikan
kebijaksanaan strategi atau perubahan.

Sumber: Luthans mendapat kreatif dari penulis

Anda mungkin juga menyukai