Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

HAKEKAT, FUNGSI DAN WEWENANG PEMERINTAH

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Hukum Administrasi
Negara

Dosen Pengampu: Drs. Dedeng. S Maolani, S.H., M.Si


Fauzi Akbar, S.AP., M.KP

Disusun Oleh:
Raissa Elsyi Rahmadiana (1208010164)
Reyhan Aulia Dewi (1208010168)
Rianamasri Yulianti (1208010169)
Safira Hamada (1208010184)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa
shawalat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Agung Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita menuju jalan yang lurus. Penyusunan makalah yang berjudul “Hakekat,
Fungsi dan Wewenang Pemerintah” dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Administrasi Negara.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu, Bapak Drs. Dedeng. S
Maolani, S.H., M.Si dan Bapak Fauzi Akbar, S.AP., M.KP. yang telah membimbing dalam
penyelesaian makalah ini. Penyusun juga berterima kasih kepada para pihak yang mendukung
penulisan makalah. Penyusun berharap agar makalah ini mampu memberikan sudut pandang
baru bagi pembaca. Dengan kerendahan hati, penyusun memohon maaf apabila ada
kesalahan dalam proses pembuatan makalah. Penyusun berharap terbuka pada kritik dan
saran sebagai bagian dari revisi makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Bandung, 27 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


BAB I ....................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN .................................................................................................................. iii
BAB II ....................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1
A. Hakekat Pemerintah ........................................................................................................ 1
B. Jenis – Jenis Pemerintah ................................................................................................. 3
C. Perbedaan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah......................................... 5
D. Fungsi Pemerintah .......................................................................................................... 7
E. Tugas Dan Fungsi Pemerintah Di Indonesia .................................................................. 9
F. Wewenang Pemerintah Dan Konsep Dasar Wewenang ............................................... 14
G. Sifat Wewenang Dalam Hukum Administrasi .............................................................. 15
H. Pembagian Kewenangan Pemerintah ............................................................................ 17
I. Studi Kasus ................................................................................................................... 18
BAB III.................................................................................................................................... 21
PENUTUP ............................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... v

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah adalah suatu organisasi yang diberi kekuasaan untuk mengatur
kepentingan Bangsa dan Negara. Lembaga pemerintah dibentuk umumnya untuk
menjalankan aktivitas layanan terhadap masyarakat luas. Dan sebagai organisasi nirlaba
mempunyai tujuan bukan mencari keuntungan semata-mata untuk menyediakan layanan
dan kemampuan meningkatkan layanan tersebut dimasa yang akan datang. Tujuan yang
ingin dicapai biasanya ditentukan dalam bentuk kualitatif, misalnya peningkatan
keamanan dan kenyamanan, mutu pendidikan, mutu kesehatan dan keimanan.
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan
manajer dalam pelayanan publik yang lebih baik. Yaitu bukan sekedar kemampuan
menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan, akan tetapi meliputi
kemampuan menunjukkan bahwa uang publik terebut telah dibelanjakan secara efisien
dan efektif (Mardiasmo, 2002:121). Dalam undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang
dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu pemerintah daerah dan DPRD.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang
kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Pemerintahan daerah dan DPRD sama-sama
mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah
sesuai dengan fungsi masing-masing.
Salah satu fungsi dari lembaga legislatif adalah fungsi pengawasan (fungsi untuk
mengawasi kinerja eksekutif). Dalam penelitian ini fungsi dewan yang akan dibahas
adalah fungsi pengawasan anggaran. Permasalahanya adalah apakah fungsi pengawasan
lebih disebabkan pengetahauan dewan tentang anggaran ataukah lebih disebabkan karena
permasalahan lain. Disamping itu, apakah partisipasi masyarakat dan transparansi
kebijakan publik juga akan berpengaruh terhadap pengawasan anggaran yang dilakukan
oleh dewan (Sopanah dan Mardiasmo, 2003).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka focus makalah yang akan penyusun
bahasa dalam makalah ini, ialah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hakekat pemerintahan?
iii
2. Apa saja yang termasuk kedalam jenis – jenis pemerintahan?
3. Bagaimana perbedaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah?
4. Apa saja fungsi pemerintah dalam penyelenggaraan kepemerintahan pusat dan
daerah?
5. Bagaimana tugas dan fungsi pemerintah di Indonesia, baik pusat maupun daerah?
6. Apa yang dimaksud dengan wewenang pemerintah dan konsep dasar wewenang?
7. Bagaimana sifat wewenang dalam hukum administrasi?
8. Apa saja yang termasuk kedalam pembagian kewenangan pemerintah?
9. Bagaimana studi kasus mengenai penyalahgunaan wewenang jabatan oleh pejabat
negara/pemerintah?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu:
1. Memahami tentang hakekat pemerintah.
2. Mengetahui dan memahami tentang jenis - jenis pemerintah.
3. Mengetahui dan memahami tentang perbedaan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah.
4. Mengetahui dan memahami tentang fungsi pemerintah dalam penyelenggaraan
kepemerintahan pusat dan daerah.
5. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi pemerintah di Indonesia.
6. Mengetahui dan memahami tentang wewenang pemerintah dan konsep dasar
wewenang.
7. Mengetahui dan memahami tentang sifat wewenang dalam hukum administrasi.
8. Mengetahui dan memahami tentang pembagian kewenangan dalam pemerintah.
9. Mengetahui dan memahami tentang studi kasus mengenai penyalahgunaan
wewenang jabatan oleh pejabat negara/pemerintah.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Pemerintah
Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Pemerintah ada untuk
melayani rakyat, dengan kata lain pemerintah adalah "pelayan rakyat". Pelayanan publik
(public services) oleh birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur
negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara.1
Dalam ilmu pemerintahan dikenal adanya dua definisi/arti pemerintah yakni dalam
arti sempit dan arti luas, dalam arti luas pemerintah didefinisikan sebagai suatu bentuk
organisasi yang bekerja dengan tugas menjalankan suatu sistem pemerintahan,
sedangkan dalam arti sempit didefinisikan sebagai suatu badan persekumpulan yang
memiliki kebijakan tersendiri untuk mengelola, menjalankan manajemen, serta mengatur
jalannya suatu sistem pemerintahan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemerintah memiliki arti
sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemerintah merupakan sebuah organisasi yang memiliki tugas dan fungsi untuk
mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan untuk mecapai tujuan negara.
Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang demokratis, dan berlandaskan
pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Indonesia menjalankan pemerintahan republik
presidensial dan dengan sistem politik didasarkan pada Tria Politika yakni kekuasaan
legeslatif, eksekutif, dan yudikatif. Untuk kekuasaan eksekutif dilaksanakan
oleh pemerintah dan dikepalai oleh seorang presiden yang dipilih melalui pemilihan
umum secara langsung oleh masyarakat. Dalam penyelenggaraan pemerintah, presiden
dibantu beberapa menteri yang tergabung dalam suatu kabinet.2
Dalam kaitannya dengan pemerintahan daerah, pemerintah Indonesia merupakan
pemerintah pusat. Kewenangan pemerintah pusat mencakup kewenangan dalam bidang
politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan lainnya seperti: kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian
pembangunan nasional secara makro, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi
tinggi strategis, konservasi dan standardisasi nasional.

1
Agus Dwiyanto, dkk.2004.Reorientasi Ilmu Administrasi Publik: Dari Government ke Governance.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Hal. 79
2
Nugroho, Wahyu. Gema Keadilan Edisi Jurnal
1
Berikut merupakan pengertian pemerintah menurut beberapa ahli, diantaranya ialah:
1. Suradinata : pemerintah adalah organisasi yang mempunyai kekuatan besar dalam
suatu negara, mencakup urusan masyarakat, territorial dan urusan kekuasaan dalam
rangka mencapai tujuan negara.
2. Ndraha : pemerintah adalah segenap alat perlengkapan negara dan lembaga-lembaga
kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pemerintahan memiliki dua arti, yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Pemerintahan dalam arti yang luas yaitu sebagai pelaksanaan tugas seluruh badan badan,
lembaga-lembaga, dan petugas-petugas yang diserahi kewenangan untuk mencapai
negara. Dengan kata lain pemerintahan di sini meliputi kekuasaan legislatif, eksekutif
dan yudikatif atau seluruh alat-alat kelengkapan negara. Sedangkan pemerintahan dalam
arti sempit (bestuurvoering) adalah mencakup organisasi fungsi-fungsi yang
menjalankan tugas pemerintahan, yaitu hanya berkaitan dengan kekuasaan yang
menjalankan fungsi eksekutif saja.
Van Poelje mengartikan pemerintahan dalam arti sempit sebagai organ/ badan/ alat
perlengkapan negara yang diserahi pemerintahan (government/bertuur). Sedangkan
dalam arti luas, pemerintahan merupakan fungsi yang meliputi keseluruhan tindakan,
perbuatan dan keputusan oleh alatalat pemerintahan untuk mencapai tujuan
pemerintahan.3 Menurut Hadjon, pemerintahan dapat dipahami melalui dua pengertian,
yaitu disatu pihak sebagai “fungsi pemerintahan” (kegiatan pemerintahan), dan dipihak
lain sebagai organisasi pemerintah (kumpulan dari kesatuan-kesatuan pemerintahan).4
Fungsi pemerintahan secara keseluruhan terdiri dari berbagai macam tindakan-
tindakan pemerintahan, keputusankeputusan, ketetapan-ketetapan yang bersifat umum,
tindakan-tindakan hukum perdata dan tindakan-tindakan nyata. Hanya
perundangundangan dari penguasa politik dan peradilan tidak termasuk di dalamnya.
Jadi, titik berat dari pendapat Hadjon tersebut adalah pemerintahan dalam arti luas, baik
sebagai fungsi maupun sebagai organisasi, terlepas dari kekuasaan perundang-undangan
dari penguasa politik (legislatif) dan kekuasaan peradilan (yudikatif).
Membuat suatu kebijakan merupakan salah satu fungsi pemerintahan dalam bidang
kebijakan umum (regelgeving), bukan bidang legislatif. Soewargono dan Djohan5

3
Van Poelje, dalam Kuntjoro Purbopranoto, Perkembangan Hukum Administrasi Indonesia, (Bandung,
Binacipta, 1981), h. 42.
4
Philipus M. Hadjon, Fungsi Normatif Hukum Administrasi Dalam Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih, (
pidato penerimaan Guru Besar) Universitas Airlangga, 10 Oktober 1994, h. 4.
5
Soewargono dan Djohan dalam Muhadam Labodo, Memahami Ilmu Pemerintahan, (Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 27.
2
berpendapat bahwa salah satu fungsi utama dari pemerintah, yaitu membuat kebijakan
publik. Pendapat tersebut berkaitan dengan kenyataan bahwa semua warga negara
senantiasa bersentuhan dengan kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah,
karena hal-hal yang diatur oleh kebijakan publik tersebut, ada hal-hal yang menyangkut
kepentingan umum.
Fungsi pemerintahan yaitu berkaitan dengan fungsi pengaturan, fungsi pelayanan
dan fungsi pemberdayaan. Berikut adalah penjelasannya6:
1. Fungsi Pengaturan. Lazim dikenal sebagai regulasi dengan segala bentuknya,
dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang tepat sehingga menjadi kondusif
bagi berlangsungnya berbagai aktifitas, selain untuk terciptanya tatanan sosial yang
baik diberbagai kehidupan masyarakat.
2. Fungsi Pelayanan. Membuahkan keadilan dalam masyarakat.
3. Fungsi Pemberdayaan. Mendorong kemandirian masyarakat dan pembangunan
terciptanya kemakmuran dalam masyarakat.
Ketiga fungsi tersebut di atas merupakan tugas pemerintahan yang ditujukan untuk
kepentingan umum (public service) yang dijalankan oleh alat pemerintahan. Dengan
demikian, berdasarkan fungsi tersebut dapat dijelaskan bahwa fungsi pemerintah daerah
dalam bidang pertanahan tidak hanya memberikan pelayanan secara teknis sebagaimana
diatur dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tetapi sampai
pada pemberdayaan dan membuat kebijakan publik. Bagimana urusan bidang pertanahan
dapat berhasil dengan baik sesuai aspirasi masyarakat, jika pemerintah daerah sendiri
hanya mempunyai kewenangan kecil dari seluruh unsur bidang pertanahan.

B. Jenis – Jenis Pemerintah


Ada banyak jenis pemerintahan yang berlaku atau pernah berlaku di dunia. Saat ini
banyak negara memberlakukan pemerintahan demokrasi seperti contohnya Indonesia.
Selain demokrasi ada banyak lagi jenis pemerintahan yang lainnya, seperti berikut ini7:
1. Monarki
Monarki merupakan pemerintahan yang dipimpin oleh raja atau ratu sebagai
pemegang kekuasaan negara. Sistemnya, pemimpin negara merupakan pewaris tahta
kerajaan. Jika seorang raja meninggal dunia, maka akan digantikan oleh anaknya

6
Riyas Rasjid dalam Muhadam Labodo, Memahami Ilmu Pemerintahan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), h. 26.
7
Novita, Cicik. (2021). Macam-macam Bentuk Pemerintahan di Dunia: Monarki hingga Demokrasi. Diakses
pada 25 Maret 2022, melalui https://tirto.id/macam-macam-bentuk-pemerintahan-di-dunia-monarki-hingga-
demokrasi-f9u7
3
atau keturunannya, tidak akan digantikan orang lain. Monarki ini adalah jenis
pemerintahan tertua di dunia. Dan masih banyak negara yang menggunakannya.
2. Tirani
Pemerintahan berbentuk tirani juga kekuasaannya dipegang satu orang dan
dijalankan secara otoriter dan dipimpin seorang diktator. Contohnya negara Korea
Utara yang dipimpin Kim Jong Un.
3. Aristokrasi
Aristokrasi adalah pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang. Orang-orang
tersebut memiliki peranan penting seperti halnya kaum cendikiawan. Pada tahun
1700-an, Prancis pernah menganut aristokrasi dimana kekuasaan yang mereka miliki
ditunjukkan untuk kepentingan umum.
4. Oligarki
Oligarki juga merupakan pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang. Tetapi,
yang memiliki peranan dalam oligarki dibedakan berdasarkan kekayaan, keluarga,
ataupun militer. Negara yang pernah menganut bentuk oligarki salah satunya adalah
Afrika Selatan yang berakhir pada tahun 1994 ketika Nelson Mandela menjabat
sebagai presiden.
5. Demokrasi
Demokrasi merupakan pemerintahan yang kekuasaan ada di tangan rakyat. Jadi,
pemimpin negara itu dipilih oleh rakyatnya.
6. Teknorasi
Teknokrasi adalah bentuk dari pemerintahan dimana pakar teknis mempunyai
kekuasaan. Dalam teknokrasi, para pengambil keputusan akan dipilih berdasarkan
seberapa jauh mereka menguasi bidang tertentu seperti insinyur, ilmuwan, dan
profesional kesehatan.
7. Timokrasi
Timokrasi adalah bentuk dari pemerintahan dengan ideal tertinggi negara diatur oleh
para pemimpin yang memiliki kehormatan dan kelayakan. Timokrasi ini merupakan
lawan dari kepemimpinan yang berdasarkan kelas, keturunan, kekuasaan, dan hak
istimewa.
8. Kleptokrasi
Kleptokrasi adalah sebutan untuk pemerintahan yang korup atau mencuri kekayaan
negara dan memperkaya kelompok tertentu atau dirinya sendiri.

4
9. Oklokrasi
Oklokrasi terjadi saat negara dalam anarki massa dengan pemerintahan yang tidak
legal, Squad. Mereka memiliki kekuasaan senjata dalam jumlah besar, sehingga
rakyat lain menjadi takut. Pada tahun 1930-an, Amerika Serikat hampir masuk ke
dalam kategori ini dimana keluarga mafia mengendalikan negara secara ilegal dan
inkonstitusional.
10. Plutokrasi
Pemerintahan yang menguasi sumber ekonomi dan politik, tetapi juga sumber
militer seperti senjata, dan lain-lain sehingga ketimpangan antara yamg miskin dan
kaya terpampang nyata. Negara yang memiliki sumber daya alam seperti minyak
dan logam mulia berpotensi mengalami jenis pemerintahan ini. Karena pada
umumnya, badan yang mengontrol sumber daya tersebut ingin mempertahankan
kondisi yang menguntungkan mereka.

C. Perbedaan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah


Dalam bahasa Indonesia, pemerintah disebut juga sebagai penyelenggara negara.
Secara umum, pemerintah diartikan sebagai kelompok orang yang memiliki wewenang
untuk memerintah negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemerintah yaitu
badan tertinggi yang memerintah suatu negara. Diartikan juga sebagai sistem untuk
menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik.
Dilansir dari buku Ilmu Negara (2019) oleh Max Boli Sabon, terdapat tiga
pengertian pemerintah, yakni: Pemerintah dalam arti luas meliputi badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif, termasuk semua badan yang menyelenggarakan kesejahteraan
umum.8 Pemerintah dalam arti Kepala Eksekutif (Presiden atau Perdana Menteri)
bersama-sama dengan menteri-menterinya sebagai organ eksekutif, yang disebut Dewan
Menteri atau Kabinet. Pemerintah dalam arti gabungan badan kenegaraan tertinggi atau
satu badan kenegaraan tertinggi yang memerintah di wilayah suatu negara. Contoh:
Presiden, Raja, atau Sultan.
Keberadaan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
pemerintahan di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu9:

8
Ilmu Negara (2019) oleh Max Boli Sabon, Max Boli. (2019). Ilmu Negara. Jakarta: Unika Atma Jaya. Hal 27
9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
5
1. Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Dikutip dari buku Pergeseran
Garis Politik dan Perundang-undangan Mengenai Pemerintah Daerah (1983) oleh
M. Solly Lubis, dijelaskan dalam negara kesatuan, yang memegang tampuk
kekuasaan tertinggi ialah pemerintahan pusat. Segenap urusan negara dipegang
pemerintah pusat tanpa adanya delegasi atau pelimpahan kekuasaan kepada
pemerintah daerah.
2. Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
Perbedaan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Seperti yang tertuang dalam UU No. 32 Tahun 2004, perbedaan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah menurut urusan kepemerintahannya, adalah sebagai berikut10:
1. Urusan Pemerintah Absolut
Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat,
meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal
nasional, serta agama.
2. Urusan Pemerintahan Konkuren
Urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Urusan ini meliputi urusan
pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan,
dan sosial. Ada juga urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan
dasar seperti tenaga kerja, pangan, pertanahan, dan lainnya. Serta urusan pilihan
yakni transmigrasi, kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, dan pariwisata.

10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
6
3. Urusan Pemerintahan Umum
Urusan pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Presiden sebagai Kepala Pemerintahan. Urusan ini meliputi pembinaan wawasan
kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka memantapkan pengamalan
Pancasila dan pelaksanaan UUD 1945. Kemudian juga pelestarian Bhinneka
Tunggal Ika serta pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan NKRI.

D. Fungsi Pemerintah
Pemerintah merupakan layanan dalam kehidupan bermasyarakat yang biasanya
mengatur hubungan antara manusia dengan setiap kelompok termasuk dalam keluarga.
Pemerintah modern, dengan kata lain pada hakikatnya adalah pelayanan kepada
masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk
melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama.
Meski begitu, fungsi penyelenggaraan bisa dijalankan apabila pemerintah yang satu
terhubung kepada pemerintah yang lain secara harmonis dalam hal ini pemerintah pusat
dan daerah. Berikut adalah fungsi penyelenggaraan pemerintah, diantaranya:
1. Fungsi Primer
Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem
ketertiban dimana masyarakat bisa menjalani kehidupannya secara wajar. Dalam
fungsi primer, penyelenggaraan pemerintahan dibedakan sebagai berikut ini:
a. Fungsi Pelayanan
Fungsi utama pemerintah adalah memberikan pelayanan terbaik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat di semua sektor. Masyarakat tak akan dapat
berdiri sendiri memenuhi kebutuhan tanpa adanya pemerintah yang memberikan
pelayanan. Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang
sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, pemerintah memiliki fungsi
memberikan pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari
pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan,
dan lainnya.
b. Fungsi Pengaturan
Pemerintah memiliki fungsi regulating, maksudnya ialah pemerintah mengatur
seluruh sektor dalam masyarakat dengan kebijakan-kebijakan dalam bentuk
perundang-undangan entah berupa peraturan pemerintah,ataukah peraturan-
7
peraturan yang lain. Sebagian maksud dari fungsi ini adalah agar stabilitas
negara terjaga, dan pertumbuhan negara sesuai yang diinginkan.
2. Fungsi Sekunder
Fungsi sekunder merupakan tugas dan fungsi pemerintah di bidang pemberdayaan
maupun di bidang pembangunan masyarakat secara keseluruhan. Dalam fungsi
sekunder ini, penyelenggaraan pemerintahan dibedakan sebagai berikut ini:
a. Fungsi Pembangunan
Fungsi pembangunan dijalankan apabila situasi dan kondisi masyarakat mulai
melemah dan pembangunan akan dikontrol ketika kondisi masyarakat membaik
(menuju taraf yang lebih sejahtera). Fungsi ini akan banyak ditemui di negara-
negara berkembang sedangkan, untuk Negara maju fungsi ini hanya akan
dilakukan seperlunya.
b. Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini akan dijalankan oleh pemerintah apabila masyarakat sudah tidak
mempunyai skill maupun kemampuan untuk bisa keluar zona aman, ini tugas
pemerintah dalam fungsi pemberdayaan. Salah satu contoh yaitu ketika kondisi
masyarakat dalam keadaan tidak memiliki pengetahuan, dalam taraf
kemiskinan, dalam keadaan tertindas, dan lain sebagainya.
3. Dalam Bidang Pemerintahan
Mengembangkan dan menegakkan Persatuan Nasional dan Territorial dengan
menggunakan wibawa dan kekuasaan Negara melalui peraturan perundang –
undangan, pembinaan masyarakat, kepolisian dan peradilan.
4. Dalam Bidang Administrasi Negara
Tugas ini berupa penyelengaraan atau pelaksanaan kehendak-kehendak (strategi,
policy) serta keputusan pemerintah, menyelenggarakan dan menjalankan undang-
undang juga pengendalian situasi dan kondisi Negara, serta dapat mengetahui apa
yang terjadi didalam masyarakat.
5. Dalam Pengurusan Rumah Tangga Negara
Masalah-masalah ini meliputi antara lain kepegawaian, keuangan, materiil, logistic,
jaminan sosial, produksi, distribusi, lalu lintas angkutan dan komunikasi serta
bidang kesehatan dan lain-lain.

8
6. Dalam Pembangunan
Tata pembangunan terdiri dari beberapa perencanaan Negara maupun daerah,
penetapan pelaksanaan beserta anggarannya. Pembangunan dilakukan secara
berencana baik jangka pendek maupun jangka panjang.
7. Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
Mengatur tata guna lingkungan, perlindungan lingkungan dan penyehatan
lingkungan dan lain sebagainya.
8. Dalam Pengembangan Kebudayaan Nasional
Semua yang ada dalam masyarakat, seperti kebudayaan – kebudayaan daerah perlu
dikembangkan.
9. Dalam Bisnis/Niaga
Bisnis bukan dagang, tetapi suatu kegiatan untuk melayani kebutuhan masyarakat
atau umum misalnya dinas kebersihan kota, rumah sakit, sekolahan, juga bidang-
bidang usaha negara seperti BUMN dan BUMD.

E. Tugas Dan Fungsi Pemerintah Di Indonesia


Tugas dan fungsi ini terbagi kedalam pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Pemerintah Pusat.
Secara garis besar, fungsi pemerintahan pusat ada 3 macam, yaitu: fungsi legislatif,
fungsi eksekutif, fungsi yudikatif. Merujuk pada buku Aku Warga Negara Indonesia
(Depdiknas, 2009:47), pembagian fungsi tersebut adalah sebagai berikut11:
1. Fungsi legislatif, di negara Indonesia dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD).
2. Fungsi eksekutif, dijalankan oleh Presiden/Wakil Presiden dan para menteri di
cabinet.
3. Fungsi yudikatif, dijalankan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.
Adapun tugas dari masing – masing lembaga di pemerintah pusat tersebut, dapat
dicermati sebagai berikut:
1. Tugas dan Wewenang MPR (Berdasarkan Pasal 3 UUD 1945);
a. Mengubah dan menetapkan UndangUndang Dasar;
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden;
c. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden (dapat dilakukan dalam
masa jabatan presiden/wakil presiden jika terdapat pelanggaran
11
Depdiknas, 2009:47
9
memungkinkan untuk dilakukan pemberhentian, seperti pengkhiatan terhadap
negara dan pelanggaran berat lainnya).
2. Tugas dan Wewenang Presiden Sebagai Kepala Pemerintah (Berdasarkan
UUD 1945);
a. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar (pasal 4
ayat 1),
b. Menetapkan Peraturan Pemerintah dalam menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya (pasal 5 ayat 2 UUD 1945),
c. Membentuk Dewan Pertimbangan yang bertugas memberi nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden (pasal 16),
d. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (Pasal 17 ayat 2),
e. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR (Pasal 5 ayat 1),
f. Bersama-sama DPR menyetujui setiap rancangan undang-undang (Pasal 20
ayat 2),
g. Mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama DPR
(Pasal 20 ayat 4),
h. Menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang (Pasal
22 ayat 1),
i. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan Mahkamah Agung (Pasal
11 ayat 1),
j. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
3. Tugas Dan Wewenang Presiden Sebagai Kepala Negara (Berdasarkan UUD
1945);
a. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (Pasal 11
ayat 1),
b. Mengangkat duta dan konsul (Pasal 13 ayat 1),
c. Menerima duta dari negara lain (Pasal 13 ayat 3),
d. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15),
e. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara (Pasal 10),
f. Menyatakan perang dan membuat perdamaian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 ayat 1); Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12).

10
4. Tugas Dan Wewenang Fungsi DPR (Berdasarkan UUD 1945);
a. Membahas dan menyetujui bersama dari rancangan undang – undang yang
diajukan Presiden,
b. Memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan (Pasal 20A
ayat 1).
5. Tugas Dan Fungsi DPD;
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. DPD
dapat mengajukan RUU berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi, serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah kepada DPR. DPD juga membahas dan mengawasi pelaksanaan UU tersebut.
6. Tugas Dan Fungsi Mahkamah Agung;
Dalam pasal 24 UUD 1945 disebutkan, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman menurut undang-undang.
Mahkamah Agung dan badan peradilan lainnya adalah pemegang kekuasaan
kehakiman yang terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berdasarkan pasal 28
– 29 UU Nomor 14 Tahun 1985, tugas dan wewenang MA adalah:
a. Memeriksa dan memutuskan: (1) permohonan kasasi; (2) sengketa tentang
kewenangan mengadili; (3) permohonan peninjauan kembali putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
b. Memutuskan permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan tingkat banding
atau tingkat terakhir dari semua lingkungan peradilan.
7. Tugas Dan Wewenang Mahkamah Konstitusi;
Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang ditegaskan kembali dalam Pasal 10
ayat (1) huruf a sampai dengan d UU 24/2003, Mahkamah Konstitusi mempunyai 4
wewenang, yakni:
a. Menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar,
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang wewenangnya diberikan
UUD 1945,
c. Memberikan putusan terkait pembubaran partai politik,
d. Memberikan putusan terkait perselisihan mengenai hasil pemilihan umum.
Sementara tugas Mahkamah Konstitusi ialah memberikan putusan terkait dengan
pendapat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) soal dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan atau Wakil Presiden. Sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) sampai (5) dan Pasal 24C

11
ayat (2) UUD 1945 yang ditegaskan kembali oleh Pasal 10 ayat (2) UU 24 tahun
2003, kewajiban atau tugas Mahkamah Konstitusi yaitu memberi keputusan atas
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum, atau perbuatan tercela, atau tidak memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
8. Tugas Dan Wewenang Komisi Yudisial.
Komisi Yudisial (KY) diberi wewenang khusus yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2011 pasal 13. Berikut adalah wewenang yang dimiliki KY,
diantaranta yaitu:
a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc Mahkamah
Agung pada DPR agar diperoleh persetujuan,
b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim,
c. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama
Mahkamah Agung,
d. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku
Hakim (KEPPH).
Tugas Komisi Yudisial.
Tugas Komisi Yudisial diatur dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2011. Komisi Yudisial atau KY ini memiliki serangkaian tugas seperti berikut:
a. Terkait dengan menjaga dan menegakan kehormatan, keluhuran martabat serta
perilaku hakim. Tugas Komisi Yudisial, adalah:
- Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku hakim,
- Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim,
- Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi pada laporan dugaan
pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup,
- Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim,
- Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang
perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan
kehormatan dan keluhuran martabat hakim.
b. Komisi Yudisial mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan
hakim.

12
c. Komisi Yudisial dapat meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk
melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan
pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.
d. Aparat penegak hukum harus menindaklanjuti permintaan KY sebagaimana
yang dimaksud pada poin C.
e. Tugas KY diatur pula dalam UU NOmor 18 Tahun 2011 Pasal 14. Tugas
terkait mengatur usulan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di
Mahkamah Agung pada DPR untuk memperoleh persetujuan. Tugas tersebut
adalah:
- Melakukan pendaftaran calon hakim agung,
- Melakukan seleksi pada calon hakim agung,
- Menetapkan calon hakim agung,
- Mengajukan calon hakim agung ke DPR.
Pemerintah Daerah.
Penyelenggara pemerintahan daerah di Indonesia ialah pemerintah daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Kepala daerah menjadi pemimpin
pemerintahan daerah yang dibantu Wakil Kepala Daerah. Merujuk pada buku Aku
Warga Negara Indonesia (Depdiknas, 2009), DPRD mempunyai fungsi legislatif,
sementara kepala daerah menjalankan fungsi eksekutif. Berikut ini tugas dan wewenang
Kepala Daerah dan DPRD.12
1. Tugas dan Wewenang Kepala Daerah
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai kebijakan yang
ditetapkan bersama DPRD,
b. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah (Perda),
c. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD,
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD
untuk dibahas dan ditetapkan bersama,
e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah,
f. Mewakili daerah di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakili sesuai peraturan perundang-undangan,
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai peraturan perundang-
undangan.

12
Depdiknas 2009
13
2. Tugas dan Wewenang DPRD
a. Membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat
persetujuan bersama,
b. Membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama kepala
daerah,
c. Melakukan pengawasan pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-
undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah
daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama
internasional di daerah,
d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala
daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi,
dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD
kabupaten/kota,
e. Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil
kepala daerah,
f. Memberi pendapat dan pertimbangan pada pemerintah daerah terhadap
rencana perjanjian internasional di daerah,
g. Memberi persetujuan rencana kerja sama internasional yang dilakukan
pemerintah daerah,
h. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah,
i. Membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah,
j. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan
pemilihan kepala daerah,
k. Memberikan persetujuan rencana kerja sama antardaerah dan dengan pihak
ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

F. Wewenang Pemerintah Dan Konsep Dasar Wewenang


Secara umum kewenangan merupakan kekuasaan untuk melakukan semua
tindakan atau perbuatan hukum publik. Dengan kata lain, Prajudi Atmosudirdjo
(1988:76) mengemukakan bahwa pada dasarnya wewenang pemerintahan itu dapat
dijabarkan kedalam dua pengertian, yakni sebagai hak untuk menjalankan suatu urusan
pemerintahan (dalam arti sempit) dan sebagai hak untuk dapat secara nyata
mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh instansi pemerintah lainnya (dalam arti

14
luas).13 Wewenang pemerintah adalah kekuasaan yang ada pada pemerintah untuk
menjalankan fungsi dan tugasnya berdasarkan peraturan perundang - undangan. Dengan
kata lain, wewenang merupakan kekuasaan yang mempunyai landasan untuk mengambil
tindakan atau perbuatan hukum agar tidak timbul akibat hukum, yakni terwujudnya
kesewenang - wenangan (onwetmating). Keseluruhan pelaksanaan dari wewenang
pemerintahan dilakukan atau dilaksanakan oleh pemerintah, tanpa adanya wewenang
pemerintahan maka tentunya pemerintah tidak akan dapat melakukan suatu tindakan atau
perbuatan pemerintahan.
Konsep Dasar Wewenang.
Wewenang merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum administrasi
karena pemerintahan baru dapat menjalankan fungsinya itu atas dasar wewenang yang
diperolehnya, artinya keabsahan tindakan pemerintah atas dasar wewenang yang diatur
dalam peraturan perundang – undangan (legalitiet beginselen). Wewenang hanya berlaku
dalam konsep hukum publik saja. S. F Marbun berpendapat bahwa wewenang ini
merupakan sebuah konsep inti dari Tata Hukum Negara dan Hukum Administrasi
Negara, karena di dalam wewenang tersebut terdapat hak dan kewajiban. Bahkan di
dalam Hukum Tata Negara, wewenang di deskripsikan sebagai kekuasaan hukum
(rechtkracht), artinya hanya tindakan yang sah (berdasarkan wewenang) yang akan
mendapatkan kekuasaan hukum (rechtkracht).
Menurut Henc Van Maarseveen, wewenang ini di dalam Hukum Publik terdiri atas
3 komponen, yakni14:
1. Komponen Pengaruh, bahwa penggunaan wewenang dimaksudkan untuk
mengendalikan perilaku subyek hukum,
2. Komponen Dasar Hukum, bahwa wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk dasar
hukumnya,
3. Komponen Konformitas Hukum, mengandung makna adanya standard wewenang,
baik standard umum (semua jenis wewenang) maupun standard khusus (wewenang
khusus).

G. Sifat Wewenang Dalam Hukum Administrasi


Di dalam Hukum Administrasi, sifat wewenang ini terbagi kedalam 3 jenis sifat,
diantaranya:

13
Prajudi Atmosudirdjo (1988:76)
14
Ibid., hlm. 89.
15
1. Wewenang Bersifat Terikat
Wewenang yang harus sesuai dengan aturan dasar yang menentukan waktu dan
keadaan kewenangan tersebut dapat dilaksanakan, termasuk rumusan dasar dan
keputusan yang harus diambil disini yaitu sesuai dengan aturan dasar yang mengatur
secara rinci mengenai syarat – syarat digunakannya wewenang. Contohnya,
wewenang penyidik untuk menghentikan penyidikan.
2. Wewenang Bersifat Fakultatif
Wewenang yang dimiliki oleh badan atau pejabat administrasi, namun demikian
tidak ada kewajiban atau keharusan untuk menggunakan wewenang tersebut dan
sedikit banyak masih ada pilihan lain, walaupun pilihan tersebut hanya dapat
dilakukan dalam hal dan keadaan tertentu berdasarkan aturan dasarnya. Contohnya,
polisi tidak menjatuhkan tilang bagi pelanggar marka jalan.
3. Wewenang Bersifat Bebas
Wewenang badan atau pejabat pemerintahan (administrasi) dapat menggunakan
wewenangnya secara bebas untuk menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan
yang dikeluarkan, karena peraturan dasarnya memberi kebebasan kepada penerima
wewenang tersebut. Contohnya, polisi menentukan ditembak atau tidaknya seorang
tersangka ketika ditangkap.
Namun kewenangan bebas ini juga terbagi kedalam dua jenis kategori (N. M. Spelt
dan J. B. J. M. Ten Berge), seperti berikut ini:
a. Kebebasan Kebijaksanaan (Wewenang diskresi dalam arti sempit)
Apabila peraturan perundang – undangan memberikan wewenang tertentu
kepada organ pemerintah, sedangkan organ tersebut bebas untuk (tidak)
menggunakan meskipun syarat – syarat bagi penggunaannya secara sah
dipenuhi.
b. Kebebasan Penilaian (Wewenang diskresi dalam arti yang tidak sesungguhnya
ada)
Wewenang menurut hukum diserahkan kepada organ pemerintahan untuk
menilai secara mandiri dan eklusif apakah syarat – syarat bagi pelaksanaan
suatu wewenang secara sah telah dipenuhi. Walaupun melekat adanya
wewenang bebas, namun demikian pemerintah tidak bisa menggunakan
wewenang tersebut dengan sebebas – bebasnya, karena didalamnya negara
hukum tidak ada wewenang dalam arti sebebas – bebasnya tanpa batasan.

16
H. Pembagian Kewenangan Pemerintah
Dirangkum dari buku Pokok – Pokok Pikiran; Konsepsi Dasar Otonomi Daerah
Indonesia, dalam upaya mewujudkan pemerintahan daerah yang demokratis dan efisien,
kewenangan pemerintahan dibagi kedalam 3 bagian (Made Suwandi, 2002), yaitu
sebagai berikut:
1. Pemerintah Pusat berwenang membuat norma – norma, standar, prosedur, monev,
supervisi, fasilitasi dan urusan – urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional.
2. Pemerintah Provinsi berwenang mengatur dan mengurus urusan – urusan
pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintal Kabupaten/Kota).
3. Pemerintahan Kabupaten/Kota berwenang mengatur dan mengurus urusan – urusan
pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kabupaten/Kota).
Perbedaan Kewenangan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan PP No. 25 Tahun 2000, berikut adalah perbedaan kewenangan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah15:
1. Kewenangan Pemerintah Pusat
Kewenangan Pemerintah Pusat mencakup kewenangan dalam bidang politik luar
negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta
kewenangan bidang lain. Kewenangan bidang lain yang dimaksud meliputi
kebijakan tentang perencanaan nasional, dan pembangunan nasional secara makro,
dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian
negara. Kemudian pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,
pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi
dan standardisasi nasional.
2. Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi
Kewenangan pemerintah daerah provinsi sebagai daerah otonom mencakup
kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten/Kota serta
kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya. Ini termasuk dalam Pasal
9, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Kewenangan bidang tertentu yang dimaksud adalah perencanaan dan pengendalian
pembangunan secara makro, pelatihan bidang tertentu, alokasi sumber daya manusia
potensial, dan penelitian yang mencakup wilayah Provinsi juga pengelolaan
pelabuhan regional, pengendalian lingkungan hidup, promosi dagang dan

15
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah
Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
17
budaya/pariwisata, penanganan penyakit menular dan hama tanaman dan
perencanaan tata ruang Provinsi.
Selain kewenangan dan pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh
Kabupaten/Kota, Provinsi dapat melaksanakan kewenangan yang tidak atau belum
dapat dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. Kewenangan Kabupaten/Kota di bidang
tertentu dan bagian tertentu dari kewenangan wajib dapat dilaksanakan oleh Provinsi
dengan kesepakatan antar Kabupaten/Kota dan Provinsi.

I. Studi Kasus
Pada umumnya penyalahgunaan wewenang jabatan adalah pemanfaatan
kesempatan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tengah menjabat dengan
mengambil kesempatan karena jabatannya itu. Penyalahgunaan wewenang jabatan
melanggar Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 UU Nomor 20 Tahun 2001, intinya...” jika
seseorang atau kelompok mengambil keuntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara negara
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat satu
tahun dan paling lama dua puluh tahun dan denda…”. Hasil studi menunjukkan, bahwa
pejabat administrasi negara dalam melakukan tugasnya di samping harus memiliki
kemampuan teknis professional, juga harus memiliki moral (etika) yang tinggi. Jika
kemampuan itu tidak dimiliki, maka dia dapat terkena hukuman pemecatan sebagai
pejabat administratif dalam perspektif HAN (hukum administrasi negara) dan dapat
dikenai sanksi pidana dalam perspektif hukum pidana.
Faktanya pada 17 November 2019 lalu, beredar berita Direktur Garuda Indonesia
menyelundupkan onderdil motor mewah. Direktur Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah
Askhara atau Ari Askhara menyelundupkan onderdil motor gede (moge) Harley
Davidson dan Brompton yang berakhir dengan pemecatannya sebagai Direktur Utama
Garuda Indonesia itu. Penemuan barang mewah oleh petugas Bea dan Cukai di lambung
pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 9721 bertipe Airbus A330-900 Neo
terjadi pada Minggu (17 November 2019) itu menambah panjangnya catatan tentang
penyalahgunaan wewenang (a buse of power) oleh seorang pejabat negara, sekaligus
membuktikan bahwa sebuah jabatan itu sangat rentan disimpangi.
Dampak terhadap penyelundupan tersebut, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati, negara dirugikan antara Rp 532 juta hingga Rp 1,5 milyar. Sebagai
“komitmen” pemerintah mewujudkan good clean governance dan good government,
18
Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia Persero Tbk hari itu (9 Desember 2019) resmi
memberhentikan empat direktur yang ditengarai terlibat kasus penyelundupan barang
gelap tersebut. Keempatnya adalah Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha
Mohammad Iqbal, Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa, Direktur Human
Capital Heri Akhyar, serta Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto.
Pernyataan pada jumpa pers, 9 Desember 2019, Ketua Dewan Komisaris Garuda
Sahala Lumban Gaol, menyatakan, “Dewan Komisaris Garuda Indonesia sesuai
kewenangan dalam Anggaran Dasar Perseroan telah menerbitkan Surat Keputusan
Dewan Komisaris Garuda Indonesia tentang pemberhentian anggota-anggota Direksi
Garuda Indonesia.” Di samping memberhentikan empat direksi tersebut, Dewan
Komisaris Garuda telah mengangkat Fuad Rizal sebagai pelaksana tugas Direktur
Operasi serta Pelaksana tugas Direktur Teknik dan Layanan menggantikan Iwan
Joeniarto dan Bambang.
Setelah diusut pihak Polri dan tim Garuda, benda-benda ini telah dipalsukan
dokumennya sebagai pemilik penumpang, padahal benda-benda itu ternyata milik
Direktur Utama Garuda, Ari Askhara. Pada 5 Desember 2019 Menteri BUMN Erick
Thohir telah memberhentikan Ari Askhara dari jabatannya secara tidak hormat.
Kasus lain penyalahgunaan wewenang yang menghebohkan adalah dicopot dan
ditahannya Brigjen Polisi Prasetijo sebagai Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Karo Korwas dan PPNS) Badan Reserse Kriminal
(Bareskrim) Polri, karena mengeluarkan dari penyelidikan internal Polri ditemukan
Brigjen Prasetijo diketahui mengeluarkan surat jalan bagi Djoko Tjandra, terdakwa
(buron) koruptor kelas kakap.
Berdasarkan kasus di atas, terbukti sebuah jabatan yang memiliki kewenangan
besar apalagi strategis, sangat rentan untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang (a
buse of power).16 Oleh karena itu, pernyataan sejarawan Inggris, John Emerich Edward
Dalberg Acton atau lebih dikenal dengan Lord Acton (1833-1902) masih sangat relevan
hingga saat ini. Pernyataannya kala itu berbunyi, “Power tends to corrupt. Absolute
power corrupts absolutely” (“Kekuasaan itu cenderung korup. Kekuasaan absolut korup
seratus persen.”). Kegiatan administrasi negara yang dilakukan oleh pejabat
pemerintahan pun dalam pelaksanaannya dipayungi oleh Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Negara, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999

16
Shobirin. (2020). Penyalahgunaan Wewenang Jabatan Oleh Pejabat Negara/Pemerintah: Perspektif Hukum
Administrasi dan Hukum Pidana. Journal Unilak Respublica, 102-121.
19
tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme dan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Hal ini agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan/wewenang yang dimiliki terhadap kepentingan umum.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemerintah adalah sekelompok orang atau organisasi yang diberikan kekuasaan
untuk memerintah serta memiliki kewenangan dalam membuat dan menerapkan hukum
di suatu wilayah. Jika dilihat dalam arti sempitnya, pemerintah adalah badan atau
lembaga eksekutif dalam negara misalnya presiden, gubernur, bupati dan walikota.
Sedangkan dalam arti luasnya yang disebut pemerintah adalah semua aparatur negara
baik itu eksekutif, legislatif (parlemen) atau yudikatif (lembaga hukum).
Secara umum, pemerintah merupakan lembaga atau badan publik yang bertugas
mewujudkan tujuan negara. Lembaga itu juga diberikan kewenangan untuk
melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan
masyarakat dari berbagai lembaga dimana mereke ditempatkan.
Salah satu bentuk peran pemerintah adalah dengan fungsi pemerintah itu sendiri,
yaitu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat untuk memajukan dan
mensejahterakan rakyat, seperti yang telah diamanatkan dalam Pembukaan Undang –
Undang Dasar 1945. Selain itu fungsi pemerintah yang lain adalah dalam bentuk Fungsi
Pelayanan, Fungsi Pengaturan, Fungsi Pembangunan dan Pemberdayaan. Berikut adalah
penjelasannya:
1. Fungsi Pelayanan, meliputi pelayanan publik dan pelayanan sipil yang
mengedepankan kesetaraan. Pelayanan yang dilakukan pemerintah pusat
mencangkup masalah hubungan luar negeri, peradilan, keuangan, agama, pertahanan
dan keamanan.
2. Fungsi Pengaturan, membuat peraturan perundang – undangan yang mengatur
hubungan manusia di dalam masyarakat agar kehidupan berjalan lebih harmonis dan
dinamis.
3. Fungsi Pembangunan, pemerintah sebagai pemacu pembangunan, baik itu
infrastruktur maupun pembangunan SDM di wilayahnya.
4. Fungsi Pemberdayaan, pemerintah berperan mendukung otonomi daerah sehingga
maisng – masing daerah dapat mengelola sumber daya secara maksimal.

21
B. Saran
Negara bukanlah milik pribadi, keluarga, golongan atau pun perkumpulan lainnya.
Tetapi Negara adalah milik bersama yang dibangun dan diperjuangkan secara bersama -
sama, maka fungsi Negara pun harus dibangun dan diperjuangkan bersama untuk
membangun keamanan, ketertiban, kesejahteraan dan keadilan dalam ruang likup
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari studi kasus diatas mengenai penyalahgunaan wewenang oleh pejabat negara,
maka penting bagi pemerintah untuk menerapkan asas – asas umum pemerintahan yang
baik serta menerapkan fit and profer test agar pengangkatan pejabat negara dapat lebih
selektif lagi. Adapun persoalan yang tidak kalah pentingnya, yaitu mengetahui sosok
calon pejabat negara dengan melihat track record perjalanan karirnya, sehingga disaat ia
terpilih menduduki jabatan tertentu maka tidak aka nada perumpaan membeli kucing
dalam karung seperti yang selama ini terjadi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, F. (2016). Pengaturan Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Bagir, M. (1994). Hubungan Antara Pusat Dan Daerah Menurut UUD 1945. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Gadjonng, A. A. (2007). Pemerintahan Daerah (Kajian Politik dan Hukum). Bogor: Ghalia
Indonesia.
Jum, A. (2012). Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Junaedi & Dimyati, A. (2020). Hakikat dan Fungsi Negara:Telaah atas Persoalan Kebangsaan
di Indonesia. Journal of Multidisciplinary Studies, 11 No. 01, 1-9.
Labolo, M. (2006). Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ni'matul, H. (2013). Otonomi Daerah (Filosofi, Sejarah Perkembangan dan Problematika).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nomensen, S. (2010). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Jala Perrmata Aksara.
Pratisthita, N. M. (2019). Penyalahgunaan Wewenang pada Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Dalam Perspektif Hukum Administrasi. Kertha Negara: Journal Ilmu
Hukum, 7 No. 8, 1-16.
Shobirin. (2020). Penyalahgunaan Wewenang Jabatan Oleh Pejabat Negara/Pemerintah:
Perspektif Hukum Administrasi Negara Dan Hukum Pidana. Journal Unilak
Respublica, 102-121.
Siswanto, S. (2012). Hukum Pemerintahan Daerah Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Anda mungkin juga menyukai