Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1 HUKUM TATA NEGARA

Nama: EDY KARTIKO


NIM : 044071009

SOAL :
Soal No 1

1. Berikan analisis Anda bahwa materi muatan konsitusi di Indonesia sudah


terkandung 3 muatan pokok konstitusi menurut J.G. Steenbeek?
2. Berikan analisis Anda bahwa dalam konstitusi atau undang-undang dasar di
Indonesia sudah menggambarkan bentuk negara, bentuk kedaulatan, sistem
pemerintahannya, dan suprastruktur politik indonesia?

Soal No 2

1. Berikan analisis anda teori kedaulatan mana yang digunakan dalam negara
yang susunannya berbentuk negara kesatuan, federal, dan konfederal beserta
penjelasannya secara singkat?
2. Berikan analisis Anda hubungan pemerintah pusat dan daerah pada negara
dengan susunan kesatuan, federal, dan konfederal?

Soal No 3
1. Apakah sistem pemerintahan parlementer hanya digunakan pada negara yang
berbentuk monarkhi?
2. Berikan analisis anda mengapa sistem pemerintahan presidensial memiliki
stabilitas tinggi? Berikan alasannya?
3. Berikan analisis anda sistem pemerintahan semi apa yang pernah diterapkan di
Indonesia?

JAWABAN :
Soal No 1

1. Konstitusi adalah seperangkat prinsip yang melindungi dan mengatur suatu


negara. Sarana yang membentuk suatu negara dan umumnya terkandung dalam
dokumen ini dapat menentukan hubungan antara pemerintah dan warganya.

Secara garis besar, konstitusi memuat tiga hal: pengakuan hak asasi manusia,
struktur dasar konstitusi, dan pemisahan atau pembatasan kekuasaan. Selain itu,
konstitusi harus memuat klausul amandemen konstitusi.
Henc van Maarsevenen, dalam bukunya Konstitusi Tertulis, menyatakan
bahwa konstitusi harus mampu memecahkan masalah pokok, antara lain:

1. Konstitusi merupakan hukum dasar suatu Negara.


2. Konstitusi merupakan sekumpulan aturan dasar yang menetapkan lembaga-
lembaga penting dalam Negara.
3. Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya.
4. Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban warga Negara dan
pemerintah.
5. Konstitusi harus dapat membatasi dan mengatur kekuasaan Negara dan
lembaga-lembaganya.
6. Konstitusi merupakan ideology elit penguas.
7. Konstitusi menentukan hubungan materiil antara Negara dengan
masyarakat.

Menurut Mr. J.G Steenbeek, pada umumnya suatu konstitusi berisi tiga hal
pokok, yaitu:

1. Adanya jaminan terhadap Hak Asasi Manusia dan warga negaranya.


2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat
fundamental.
3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga
bersifat fundamental.

Sedang Menurut Mirriam Budiardjo, setiap UUD memuat ketentuan-


ketentuan tentang:

1. Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislaif,


eksekutuif dan yudikatif; pembagian kekuasaan antara pemerintah federal
dan pemerintah Negara bagian; prosedur menyelesaikan masalah
pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu badan pemerintah dan sebagainya.
2. Hak Asasi Manusia.
3. Prosedur mengubah UUD.
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.

Apabila kita bandingkan pendapat Mr. J.G Steenbeek dengan pendapat Mirriam
Budiardjo, maka pendapat Mirriam Budiardjo memiliki cakupan yang lebih
luas karena menyangkut juga tentang prosedur perubahan Undang Undang
Dasar.

Materi muatan konstitusi, pada pokoknya ada 3 hal :

1. Ada jaminan terhadap HAM dan warga negara,


2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat
fundamental,
3. Ada pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang bersifat
fundamental,Yang lainnya;
1. Bentuk negara,
2. Bentuk pemerintahan
3. Prinsip-prinsip/asas-asas buatan rakyat dan negara hukum,
4. Hal keuangan
5. Identitas negara; bendera, bahasa lambang negara

Menurut Prof.Sri Soemantri, paling tidak ada tiga hal yang harus dimuat
sebagai materi muatan dalam suatu konstitusi yaitu:

 Pembentukan lembaga/organ negara;


 Pembagian kekuasaan/kewenangan antar lembaga/organ tersebut;
 Pengaturan hubungan kewenangan antar lembaga/organ negara tersebut.

Menurut Prof. Miriam Budiardjo , ada terdapat 5 muatan konstitusi , yaitu :

 Susunan orang ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental


 Pembagian tugas , pembagian kekuasaan dan hubungan antar lembaga
negara
 Jaminan terhadap HAM dan warga negaranya
 Prosedur mengubah Undang-undang
 Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-
undang

A.A.H. Struycken yg dikutip Sri Soemantri (1996) :

 Hasil perjuangan politik bangsa waktu lalu;


 Tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa;
 Pandangan tokoh bangsa yg hendak diwujudkan, untuk masa sekarang dan
y.a.d;
 Keinginan ttg perkembangan kehidupan ketatanegaraan yg akan dipimpin.

J.G. Steenbeek yg dikutip Sri Sumantri (1996):

 Jaminan thd HAM dan warganya;


 Susunan ketatanegaraan yg fundamental;
 Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat
fundamental.

2. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Indonesia


menggambarkan bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan yang
berbentuk republik. Bentuk kedaulatan Indonesia adalah kedaulatan rakyat.
Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial. Suprastruktur
politik Indonesia terdiri dari lembaga-lembaga negara seperti Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Mahkamah
Konstitusi (MK). Konstitusi atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD
dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara—biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Secara umum Undang-Undang/Perundang-Undangan (UU) merupakan sebuah
peraturan yang ada dalam hukum dan dibuat oleh lembaga eksekutif bersama
lembaga legeslatif, dimana UU memiliki kekuatan untuk mengikat dan
mengatur setiap elemen dalam lingkungan masyarakat yang berbangsa dan
bernegara.
Pembukaan UUD 1945
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia
ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia."

Soal No 2

1. Teori kedaulatan adalah sebuah konsep penting dalam politik yang


menggambarkan sumber kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara. Terdapat
tiga teori kedaulatan utama, yaitu kedaulatan absolut, kedaulatan terbatas, dan
kedaulatan populer.

Negara kesatuan, federal, dan konfederal masing-masing menggunakan


teori kedaulatan yang berbeda.

Negara kesatuan adalah negara yang seluruh kekuasaannya dipegang oleh


pemerintah pusat, dan sistem pemerintahannya diatur oleh satu undang-undang
dasar. Dalam negara kesatuan, teori kedaulatan yang digunakan adalah
kedaulatan absolut, dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan pemerintah
pusat dan negara memiliki hak mutlak dalam mengatur dan mengontrol wilayah
dan rakyatnya.
Negara federal adalah negara yang terdiri dari beberapa negara bagian atau
wilayah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dan memiliki hak-hak
yang diakui oleh pemerintah pusat. Dalam negara federal, teori kedaulatan yang
digunakan adalah kedaulatan terbatas, dimana kekuasaan dibagi antara
pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian, dan kekuasaan tertentu
dipegang oleh masing-masing entitas.

Negara konfederal adalah negara yang terdiri dari beberapa negara atau
wilayah yang memiliki kemerdekaan dan kedaulatan penuh, dan memutuskan
untuk bergabung untuk tujuan tertentu, seperti pertahanan atau perdagangan.
Dalam negara konfederal, teori kedaulatan yang digunakan adalah kedaulatan
populer, dimana kekuasaan berada di tangan masing-masing negara anggota,
dan keputusan dibuat secara bersama-sama melalui mekanisme konsensus atau
mayoritas suara.

Dalam kesimpulannya, teori kedaulatan yang digunakan dalam sebuah


negara tergantung pada struktur pemerintahannya, dimana negara kesatuan
menggunakan kedaulatan absolut, negara federal menggunakan kedaulatan
terbatas, dan negara konfederal menggunakan kedaulatan populer.

Kedaulatan ialah merupakan sebuah kekuasaan yang paling tinggi didalam


sebuah negara serta kekuasaan yang dimana letakknya tidak dibawah
kekuasaan yang lainnya. Kekuasaan tersebut dapat dibagi menjadi beberapa
macam teori kedaulatan, diantaranya ialah sebagai berikut ini :

1. Kedaulatan Tuhan : Teori ini ialah merupakan teori yang berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam teori ini juga memberikan pelajaran
mengenai pemerintahan dan negara ini memperoleh kekuasaan paling
tinggi dari Tuhan
2. Kedaulatan Raja : Teori ini ialah merupakan kedaulatan yang dimana
dipegang oleh raja beserta keturunannya. Kekuasaan tertinggi ini bersifat
mutlak dan turun temurun
3. Kedaulatan Negara : Teori ini ialah merupakan kedaulatan yang
kekuasaan tertingginya dipegang oleh negara itu sendiri
4. Kedaulatan Hukum : Teori ini ialah merupakan kedaulatan hukum yang
dimana artinya ialah kekuasaan tertinggi dipegang oleh hukum sepenuhnya,
baik tertulis maupun tidak tertulis. Kedaulatan ini memiliki sifat yang telah
diatur dalam hukum dan tidak mutlak
5. Kedaulatan Rakyat : Teori ini ialah merupakan kedaulatan rakyat yang
dimana artinya kekuasaan tertinggi sepenuhnya dipegang oleh rakyat

2. Pada negara kesatuan, pemerintah pusat memiliki kekuasaan penuh atas daerah
dan daerah hanya menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Pada negara federal, kekuasaan dibagi antara pemerintah
pusat dan daerah, dan daerah memiliki hak legislatif dan yudikatif yang
diberikan oleh konstitusi federal. Sedangkan pada negara konfederal,
kekuasaan terletak pada daerah atau negara bagian, sedangkan pemerintah
pusat hanya memegang wewenang yang sangat terbatas. Dalam konteks
Indonesia sebagai negara kesatuan, pembagian kekuasaan antara pemerintah
pusat dan daerah masih menjadi perdebatan, terutama dalam hal otonomi
daerah dan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.

 Negara Kesatuan

Negara Kesatuan adalah negara yang kekuasaan tertinggi berada pada


pemerintah pusat, yang bertanggung jawab atas seluruh urusan negara dan
daerah hanya menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat.

 Negara Federal

Negara Federal adalah negara yang kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat
dan daerah.

 Negara Konfederal

Negara Konfederal adalah negara yang kekuasaan terletak pada daerah atau
negara bagian, sedangkan pemerintah pusat hanya memegang wewenang yang
sangat terbatas.

Dari analisis tersebut, dapat dilihat bahwa dalam negara kesatuan,


pemerintah pusat memiliki kekuasaan penuh atas daerah dan tidak
memberikan kekuasaan legislatif atau yudikatif kepada daerah. Sedangkan
dalam negara federal, pemerintah pusat dan daerah memiliki kewenangan
yang sama dalam mengatur wilayah dan kepentingan negara. Di sisi lain,
dalam negara konfederal, kekuasaan terletak pada daerah atau negara bagian,
sedangkan pemerintah pusat hanya memegang wewenang yang sangat
terbatas.

Soal No 3

1. Tidak. Sistem pemerintahan parlementer tidak hanya digunakan pada negara


yang berbentuk monarki, tetapi juga dapat digunakan pada negara yang
berbentuk republik. Dalam sistem pemerintahan parlementer, kekuasaan
eksekutif berasal dari parlemen atau majelis rendah yang dipilih secara
langsung oleh rakyat. Pemerintahan parlementer memungkinkan parlemen
untuk mengendalikan kekuasaan eksekutif dan memonitor kinerja pemerintah.
Sistem pemerintahan parlementer telah diterapkan di berbagai negara, termasuk
Inggris (yang merupakan monarki konstitusional), Jerman (republik), India
(republik), dan Australia (monarki konstitusional). Oleh karena itu, sistem
pemerintahan parlementer tidak tergantung pada bentuk negara, tetapi lebih
pada mekanisme penegakan kekuasaan dan pengambilan keputusan dalam
suatu sistem politik.

2. Jika ada yang menganggap sistem pemerintahan Presidensial memiliki


stabilitas tinggi, lebih karena dominasi kekuasaan Presiden dalam menjalankan
pemerintahan. Apabila Presiden menjalankan pemerintahan dengan baik dan
adil, maka stabilitas akan selalu terjaga, karena kekuasaan penuh berada
ditangannya. Angkatan bersenjata pun tunduk pada perintah Presiden untuk
tetap menjaga pertahanan dan keamanan negara dari segala bentuk ancaman.

Namun demikan, anggapan bahwa Pemerintahan Presidensial memiliki


stabilitas tinggi juga tidak sepenuhnya benar.

Sebuah kajian global menunjukkan bahwa sistem pemerintahan parlementer


lebih stabil dibandingkan sistem presidensial yang memiliki priode tetap.

Sumber instabilitas sistem pemerintahan Presidensial adalah kekuasaan


yang seimbang antara Presiden dan parlemen sehingga sulit mencari
penyelesaian apabila terjadi konflik. Selain kontrol yang terus menerus,
parlemen dapat menghambat kerja Presiden melalui kewenangan legislasi dan
penganggaran.

Pembahasan

Sistem pemerintahan Presidensial merupakan sistem pemerintahan dimana


kekuasaan eksekutif dipilih dalam pemilu dan terpisah dengan kekuasaan
legislatif.

Ciri-ciri sistem pemerintahan Presidensial sebagai berikut :

1. Pemerintahan dan negara dipimpin langsung oleh Presiden.


2. Presiden memiliki wewenang mengangkat para menteri yang merupakan
bawahannya.
3. Presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.
5. Presiden bertanggung jawab untuk menjalankan konstitusi.

3. Sistem semipresidensial

Sistem semipresidensial merupakan sistem pemerintahan yg menggabungkan


kedua sistem pemerintahan.presidensial dan parlementer. Terkadang, sistem ini
juga disebut dengan Dual Eksekutif. Dalam sistem ini, presiden dipilih oleh
rakyat sehingga memiliki kekuasaan yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai