Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

ILMU NEGARA

OLEH

NAMA : Khabib Fatkhur Rizqy


NIM : 202210110311435

MATA KULIAH ILMU NEGARA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022

1
A. Teori Pemisahan-Pembagian Kekuasaan dalam Negara

Kewenangan seseorang atau kelompok untuk melaksanakan suatu tugas sesuai


dengan ruang lingkupnya disebut kekuasaan. Teori kekuasaan negara adalah
salah satu cara di mana kekuasaan biasanya dibagi atau dipisahkan di sejumlah
negara. Kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif adalah tiga kategori
kekuasaan negara John Locke. Dilansir dari Prodi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Dra Kelas X SMA/MA Drs. Vipti Nugraheni, M.Ed., dan
Endro Santoso, M.M., menyempurnakan pandangan John Locke tentang trias
politica.Sistem Pembagian Kekuasaan Trias Politika

Pembagian kekuasaan pada ajaran trias politika yakni sebagai berikut:

- Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk


undang-undang.

- Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang

- Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-


undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap
undang-undang.

Ajaran Trias Politika

Montesquieu mengajarkan sistem pembagian kekuasaan trias politica. Teori


trias politika, yang dikembangkan oleh Montesquieu, merupakan versi yang
lebih halus dari pandangan John Locke tentang kekuasaan negara.

Montesquieu memasukkan kekuasaan federatif bersama kekuasaan eksekutif


ke dalam ajaran trias politica. Sementara itu, fungsi mengadili dipisahkan
sebagai kekuasaan tersendiri. Ketiga kekuatan ini berbeda sifatnya dan
dilaksanakan oleh institusi yang berbeda.

Perbedaan Konsep Pemisahan dan Pembagian Kekuasaan dalam Negara

Untuk menghindari risiko sistem pemerintahan yang absolut atau otoriter dan
pemusatan kekuasaan pada satu individu, diperlukan pemisahan kekuasaan dan
pembagian kekuasaan.

Pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan dalam negara dimaksudkan


untuk mewujudkan kontrol dan keseimbangan di antara para pemegang
kekuasaan. Akibatnya, kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif tidak
dipegang oleh satu orang saja.

Perbedaan pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan yaitu sebagai berikut:

- Pemisahan kekuasaan adalah pembagian kekuasaan negara ke dalam berbagai


komponen, termasuk organ dan fungsi. Pembagian kekuasaan, di sisi lain,

2
menghasilkan pelaksanaan kekuasaan yang didistribusikan di antara banyak
wilayah suatu negara, tetapi tidak berbeda.

- Pembagian kekuasaan memungkinkan koordinasi dan kolaborasi di antara para


peserta dalam pelaksanaan kekuasaan mereka masing-masing. Para pemangku
kepentingan dapat berdiri sendiri tanpa berkoordinasi atau bekerja sama berkat
pembagian kekuasaan.

Contoh negara yang menerapkan pemisahan kekuasaan adalah Amerika Serikat.


Negara yang menerapkan pembagian kekuasaan adalah Indonesia.

B. Teori Sistem Pemerintahan Presidensiil

Sistem pemerintahan presidensial adalah pemerintahan dimana presiden menjabat


sebagai kepala negara dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif).
Karena presiden menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, para
menteri bertanggung jawab kepadanya.

Menurut Rod Hague, ada tiga komponen utama pemerintahan presidensial:


presiden dipilih oleh rakyat dan memiliki wewenang untuk menunjuk pejabat
pemerintah; presiden menjabat untuk jangka waktu tertentu; dan tidak ada
tumpang tindih kekuasaan eksekutif dan legislatif.

C. Teori Sistem Pemerinthan Parlementer

Bentuk pemerintahan parlementer adalah bentuk pemerintahan dimana parlemen


memainkan peran penting dalam membuat kebijakan. Dalam situasi ini, parlemen
memiliki kekuasaan untuk memilih perdana menteri dan, melalui mosi tidak
percaya, menggulingkan pemerintah. Berbeda dengan sistem presidensial, yang
dapat memiliki presiden dan perdana menteri dengan kekuasaan atas pelaksanaan
pemerintahan, sistem parlementer tidak. Dalam sistem parlementer, presiden
hanya berperan sebagai wakil kepala negara; dalam sistem presidensial, presiden
diberi wewenang untuk memimpin pemerintahan.

Cabang eksekutif pemerintahan bergantung pada dukungan langsung atau tidak


langsung dari cabang legislatif, atau parlemen, yang sering ditegakkan melalui
veto kepercayaan. Beginilah cara sistem parlementer dibedakan. Karena itu, tidak
ada pembagian kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan legislatif, yang
menuai kritik dari beberapa orang yang percaya bahwa republik presidensial tidak
memiliki checks and balances seperti yang ada di jenis pemerintahan lainnya.

Jika dibandingkan dengan sistem presidensial, sistem parlementer dipuji karena


kemampuan beradaptasi dan keterbukaannya kepada publik. Kerugiannya adalah,
seperti di Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Prancis, sering kali
menghasilkan rezim yang kurang stabil. Perdana menteri berfungsi sebagai kepala
pemerintahan dalam sistem parlementer, dan kepala negara biasanya adalah orang
dengan otoritas seremonial atau terbatas yang dipilih oleh badan legislatif.

3
Namun, keseimbangan disediakan dalam beberapa sistem parlementer, dengan
penambahan presiden terpilih yang menjabat sebagai kepala negara dan memiliki
otoritas penuh. Negara-negara berikut memiliki sistem pemerintahan parlementer:
Malaysia, Singapura, Belanda, Inggris, Jepang, dan seterusnya.

D. Teori Sistem Pemerintahan Khilafah

Khilafah adalah sistem kepemimpinan umum yang meletakkan hukum syariah


Islam sebagai landasannya. Setelah wafatnya nabi Muhammad SAW, Khilafah
merupakan sistem pemerintahan yang banyak digunakan pada masa-masa awal
kejayaan Islam. Secara umum, suatu sistem pemerintahan dapat disebut Khilafah
jika menjalankan pemerintahan di bawah pimpinan Rashidun Khulafaur dan
menerapkan Islam sebagai ideologi dan syariah sebagai hukum.

Sistem pemerintahan Khilafah, yang dijalankan oleh seseorang yang disebut


khalifah. Melalui bai'at, rakyat memilih khalifah. Jika kebijakan seorang khalifah
bertentangan dengan aturan syariat, masyarakat dapat mengoreksinya dan
memprotes.

Selain itu, para pembantu khalifah memberikan bantuan kepada khalifah dalam
berbagai bidang, antara lain pemerintahan, administrasi, kota, keamanan, industri,
peradilan, kesehatan, keuangan, dan majelis rakyat.

Seorang khalifah dapat memerintah sebagai kepala negara dengan salah satu dari
empat cara, menurut cabang Islam Sunni: melalui pemilihan, pencalonan,
pemilihan komite, atau keduanya.

Muslim Syiah, di sisi lain, berpendapat bahwa seorang khalifah haruslah seorang
imam yang dipilih oleh Tuhan dari Ahl al-Bayt—keluarga Muhammad SAW.

E. Teori Quasi Sistem Pemerintahan

Merupakan varian dari sistem pemerintahan presidensial dan parlementer. Ini


karena berbagai keadaan dan kondisi yang menghasilkan segala bentuk. Ada versi
kuasi-parlementer dan kuasi-presiden dari sistem ini.

Presiden adalah kepala pemerintahan dalam sistem semi presidensial, dibantu oleh
kabinet. Namun, agar legislatif menggulingkan Presiden/eksekutif, dia
bertanggung jawab.

Presiden, Raja, dan Ratu adalah kepala negara semi-parlementer yang hanya
merupakan kepala simbol. Sementara legislatif dipilih langsung melalui pemilihan
oleh rakyat, kekuasaan eksekutif diwakili oleh kabinet, yang terdiri dari perdana
menteri dan menteri. Para menteri ini bertanggung jawab kepada parlemen baik
secara mandiri maupun bersama-sama. Sebagai pemerintahan parlementer biasa,
ada juga kepala pemerintahan yang dipimpin oleh seorang perdana menteri yang
didukung oleh parlemen. Presiden dipilih langsung oleh rakyat dan memegang
jabatan kepala negara.

Anda mungkin juga menyukai