Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3 ILMU NEGARA 32

NAMA:DENI HAMDANI
NIM:043974602
PRODI:ILMU HUKUM [S1]

1. Salah satu obyek penyelidikan ilmu negara adalah susunan negara.


Dilihat dari susunan negara terdapat dua susunan yaitu negara bersusun
tunggal dan negara bersusun atau negara unitaris dan negara bersusun
jamak.

Berikan pandangan Anda praktik mengenai tata negara di negara yang


bersusun jamak /federal. Apakah desentralisasi di dalam negara bersusun
tunggal / unitaris , memiliki kesamaan dengan gagasan federalisme yang
menjadi landasan berdirinya negara bersusun jamak /federal?

2. Sejak jaman Yunani kuno, mulai dari Aristoteles sampai dengan abad
negara modern atau masa sekarang ini, pembicaraan mengenai
kekuasaan negara tetap menarik dan bahkan belum berkesudahan, dalam
karangan Aristoteles mengenai Politik terdapat teori tentang pembagian
kekuasaan. Pada abad ke-18 mucul Montequieu, dalam bukunya
L'Esprit des Lois, dengan karyanya yang terkenal Trias Politica, selain
itu John Locke juga membagi kekuasaan negara itu dalam tiga
kekuasaan.

Kekuasaan negara dibagi ke dalam tiga , yaitu kekuasaan legislatif ;


eksekutif ; dan yudikatif . Di Indonesia, pembagian kekuasaan itu tidak
dilaksanakan mutlak . Dalam perkembangan ketatanegaraan Indonesia,
muncul lembaga-lembaga yang memperoleh kemandirian . Bagaimana
pendapat Saudara mengenai munculnya lembaga-lembaga yang
mendapatkan independensi tersebut ?
3. Perimbangan kekuasaan atau check and balances merupakan
sistem dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, dimana dengan
pembagian kekuasaan negara hubungan antar lembaga negara dapat
saling mengawasi dan saling bertentangan sehingga tidak mungkin
lembaga negara atau cabang-cabang kekuasaan negara itu melampaui
kekuasaan yang telah ditentukan.

Selain pembagian kekuasaan , dalam ajaran trias politica , terdapat


prinsip checks and balances , dimana dalam hubungan antar lembaga
negara terdapat prinsip saling mengawasi dan mengimbangi . Di
Indonesia, prinsip checks and balances dipahami dalam hubungan antara
tiga cabang kekuasaan . Bagaimana menurut pendpat Saudara mengenai
pengisian hakim Mahkamah Konstitusi , dikaitkan dengan kekuasaan
yudikatif ?

Jawaban
1) Negara serikat adalah negara bersusun jamak, terdiri atas beberapa
negara bagian yangmasing-masing tidak berdaulat. Negara-negara
bagian tersebut menyerahkan sebagian urusannya kepada pemerintah
federal atau pusat yang menyangkut urusan keuangan, pertahanan, dan
hubungan luar negeri. Meski negara- negara bagian boleh memiliki
konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri dan kabinet
sendiri yang berdaulat dalam negara serikat ialah gabungan negara-
negara bagian yang disebut negara federal. Setiap negara bagian bebas
melakukan tindakan ke dalam, asalkan bertentangan dengan konstitusi
federal. Tindakan ke luar "hubungan dengan negara lain" hanya dapat
dilakukan oleh pemerintah federal.Dalam negara serikat, keputusan
yang diambil oleh pemerintah negara serikat dapat langsung mengikat
warga negara bagian

Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh menjual diri dari
negara serikatitu.Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat
ke dalam.Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara
federal, atau pemerintahgabungannya itu dapat secara langsung berlaku
dan mengikat terhadap warga negara darinegara-negara bagian
tersebut.

1. Salah satu obyek penyelidikan ilmu negara adalah susunan negara. Dilihat dari susunan
negara terdapat dua susunan yaitu negara bersusun tunggal dan negara bersusun atau negara
unitaris dan negara bersusun jamak.

Berikan pandangan Anda mengenai praktik tata negara di negara yang bersusun jamak/federal. A
pakah desentralisasi di dalam negara bersusun tunggal/unitaris, memiliki kesamaan dengan gaga
san federalisme yang menjadi landasan berdirinya negara bersusun jamak/federal?

2. Sejak jaman Yunani kuno, mulai dari Aristoteles sampai dengan abad negara modern atau
masa sekarang ini, pembicaraan mengenai kekuasaan negara tetap menarik dan bahkan tidak
berkesudahan, dalam karangan Aristoteles mengenai Politics terdapat teori tentang pembagian
kekuasaan. Pada abad 18 mucul Montequieu, dalam bukunya L’Esprit des Lois, dengan karyanya
yang terkenal Trias Politica, selain itu John Locke juga membagi kekuasaan negara itu dalam tiga
kekuasaan.

Kekuasaan negara dibagi ke dalam tiga, yaitu kekuasaan legislatif; eksekutif; dan yudikatif. Di
Indonesia, pembagian kekuasaan itu tidak dilaksanakan abssolut. Dalam perkembangan ketatane
garaan Indonesia, muncul lembaga-lembaga yang mendapatkan independensi. Bagaimana pend
apat Saudara mengenai munculnya lembaga-lembaga yang mendapatkan independensi tersebut
?

3. Perimbangan kekuasaan atau check and balances merupakan sistem dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara, dimana dengan pembagian kekuasaan negara hubungan antar lembaga-
lembaga negara dapat saling mengawasi dan saling menguji sehingga tidak mungkin lembaga-
lembaga negara atau cabang-cabang kekuasaan negara itu melampaui kekuasaan yang telah
ditentukan.

Selain pembagian kekuasaan, dalam ajaran trias politica, terdapat prinsip checks and
balances, dimana dalam hubungan antar lembaga negara terdapat prinsip saling mengawasi dan
mengimbangi. Di Indonesia, prinsip checks and
balances dipahami dalam hubungan antara tiga cabang kekuasaan. Bagaimana menurut pendpat
Saudara mengenai pengisian hakim Mahkamah Konstitusi, dikaitkan dengan kekuasaan yudikatif
?

Perserikatan NegaraPerserikatan negara pada hakikatnya bukanlah


negara, melainkan suatu perserikatan yangberanggotakannegara-
negarayangmasing-masingberdaulat.Dalamberjalankerjasama di antara
para anggotanya, dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang
didalamnya duduk para wakil dari negara anggota.Dalam serikat negara
keputusan yang diambil oleh serikat itu tidak dapat langsung
mengikatwarga negara dari negara anggota.Dalam serikat negara,
anggota negara-negara dapat dibentuk sendiri dari gabungan itu.Dalam
serikat negara, anggota negara-negara tetap berdaulat ke dalam maupun
ke luar.Peraturan-peraturan hukum yang dibuat dan dikeluarkan oleh
pemerintah federal ataupemerintah gabungannya itu tidak dapat
langsung berlaku atau mengikat terhadap warga negaraneagra dari
negara-negara bagian tersebut.Contoh negara perserikatan: Perserikatan
Amerika Utara, Belanda, Jerman
2. Karena masing-masing negara bagian memiliki wewenang khusus
dalam mengatur pemerintahannegara bagian mereka masing-masing.
Biasanya,terdapat badan peradilan yang berfungsi sebagaipenengah.
Peradilan ini menjamin baik pemerintah pusat maupun pemerintah
negara bagiantidak melangkah di luar kekuasaannya yang ditentukan
oleh konstitusi. Undang-undang dasarmenetapkan adanya suatu gugatan
federal yang berhak mengadili semua pribadi konstitusional.Mahkamah
agung federal merupakan gugatan tertinggi untuk menyelesaikan
persoalankonstitusional. Dalam praktik Mahkamah Agung merupakan
Penafsir Utama dari undang-undangdasar dan dengan demikian
posisinya lebih kuat daripada badan legislatif atau badan
3The Economist Intelligence Unit (EIU) memaparkan bahwa setidaknya
ada 60 indikator yang dijadikan sebagai standar untuk menempatkan
sebuah negara ke dalam salah satu dari empat jenis rezim. Keempat jenis
rezim tersebut diantaranya full democracies, flawed democracies, hybrid
regimes, dan authoritarian regimes. Sebuah negara apabila ingin
menjadi negara full democracies (demokrasi penuh) setidaknya harus
memenuhi 60 indikator yang sudah ditetapkan, salah satunya yaitu
indikator checks and balances (Indikator No. 15). Prinsip checks and
balances ini
This study source was downloaded by 100000825633989 from CourseHero.com on 11-20-2022 09:20:40 GMT -06:00
berkaitan dengan fungsi pemerintahan (pelaksanaan kewenangan
pemerintahan).

Prinsip checks and balances dilatarbelakangi oleh ajaran "trias politica"


yang dipopulerkan oleh pemikir politik bernama Montesquieu dan John
Locke. Ajaran ini beranggapan bahwa kekuasaan negara terbagi
menjadi tiga cabang, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif/federatif.
Kekuasaan legislatif difokuskan pada fungsi pembentukan undang-
undang, kekuasaan eksekutif sebagai pelaksana undang-undang yang
lazimnya dipegang oleh Presiden dalam sistem Presidensial, sementara
kekuasaan yudikatif menurut Montesquieu merupakan lembaga yang
memiliki fungsi penegakkan undang-undang, dan federatif menurut John
Locke terkait hubungan luar negeri.

Prinsip checks and balances dapat diartikan sebagai prinsip kesetaraan


dan keterkaitan fungsi, yang saling imbang dan kontrol. Tujuan
penerapan prinsip checks and balances adalah memaksimalkan fungsi
lembaga negara dan membatasi kesewenang-wenangan lembaga
negara yang satu terhadap lembaga negara lainnya. Esensi pokok dari
prinsip checks and balances adalah menjamin adanya kebebasan dari
masing- masing cabang kekuasaan negara sekaligus menghindari
terjadinya dominasi kekuasaan.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Checks and


Balances - Latar Belakang dan Penerapannya dalam Sistem
Pemerintahan Indonesia", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/fatimatuzzahronur/62b49987a0cdf82da50
5de94/checks-and-balances-latar-belakang-dan-penerapannya-dalam-
sistem-pemerintahan-indonesia

This study source was downloaded by 100000825633989 from CourseHero.com on 11-20-2022 09:20:40 GMT -06:00
Kreator: Fatimatuzzahro Nurazizah

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab


kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

This study source was downloaded by 100000825633989 from CourseHero.com on 11-20-2022 09:20:40 GMT -06:00

Anda mungkin juga menyukai